IPH BAB 3 - Hamil

Selepas malam pertama kelam itu, Ibrahim tidak lagi menyentuh Aira. Ibrahim bahkan menjaga jarak dengan istri keduanya. Memilih bersikap seolah Aira tidak ada.  

Tiap malam ia selalu menghabiskan waktu bersama istri pertamanya, Sonya. 

Kakek Pram tidak menyadarinya, setahu kakek Pram, Ibrahim berlaku adil pada kedua istrinya. 1 minggu bermalam di kamar Sonya dan 1 minggu kemudian tidur di kamar Aira. 

Tapi nyatanya, tiap jam 10 malam. Ibrahim akan keluar dari dalam kamar Aira dan tidur di kamar istri pertamanya. 

Terus seperti itu hingga pernikahannya dengan Aira menginjak usia 2 bulan.  

Seperti malam ini. 

Aira, menghembuskan nafasnya lega saat Ibrahim keluar dari dalam kamarnya. 

Ia bahkan sedikit berlari dan segera mengunci pintu kamarnya. 

Jujur saja, Aira justru senang jika Ibrahim tidak bermalam di kamarnya. Selain takut Ibrahim kembali menyentuhnya dengan kasar, Aira juga merasa tidak bisa bernapas dengan lepas ketika ada suaminya yang dingin itu. 

Bahkan seolah pergerakannya sangat terbatas. 

Dan ketika Ibrahim keluar dari dalam kamar ini, Aira merasa lega, merasa merdeka. Ia bebas menikmati kamarnya yang luas, ranjangnya yang nyaman dan sesuka hati mau melakukan apa. 

“Alhamdulilah,” gumam Aira, riang. 

Ia lalu merebahkan tubuhnya dengan kasar di atas ranjang king size itu, tubuhnya bergoyang mengikuti empuknya kasur.  

Aira menatap langit-langit kamarnya, lalu menghembuskan nafasnya berat. Baru ingat ternyata besok adalah hari minggu. Hari dimana Ibrahim akan tinggal di rumah. 

Aira tidak menyukai itu, Aira lebih suka jika Ibrahim pergi bekerja saja. 

“Apa yang harus aku lakukan besok, semoga saja kakek Pram pergi agar aku tidak memainkan peran menjadi istri yang baik untuk Tuan Ibrahim,” gumam Aira. 

Ia lalu membenahi tidurnya dan mulai menarik selimut. 

Membaca doa tidur lalu memejamkan matanya. 

Pagi menjelang. 

Hari minggu yang sangat tak disukai Aira akhirnya datang. 

Sehabis shalat subuh ia sudah turun ke lantai 1 dan membantu para pelayan di dapur. Sementara Ibrahim pun sudah kembali ke kamar Aira dan tidak menemukan gadis desa itu di sana. 

Sama seperti Aira, Ibrahim pun bisa bernapas lega jika tidak melihat gadis kampung itu. 

Wajah lugu Aira selalu membuatnya kesal. Ibrahim bahkan berpikir jika Aira memanfaatkan wajah lugunya itu untuk mengelabui sang kakek. 

“Mana ada gadis baik-baik yang mau jadi istri kedua jika bukan karena uang,” umpat Ibrahim yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi. 

Tubuhnya basah dan merasa lebih segar. 

Sedari awal ia sudah memperingati Aira agar tidak menyentuh semua baju dan barang-barang miliknya. Bahkan dengan tegas Ibrahim mengatakan jika Aira tidak perlu mempersiapkan semua kebutuhannya. 

Semua sudah diurus oleh Sonya sebagai istri pertamaku. Ucap Ibrahim saat itu membuat Aira hanya bisa diam dan menganggukkan kepalanya patuh. 

Fakta bahwa ia hanyalah istri kedua dan Sonya istri pertama tak bisa diperdebatkan, maka ia hanya bisa diam dan menerima semuanya. 

Aira pun sadar diri, jika pernikahannya ini memang bukan berlandaskan cinta. Kakek Pram mengatakan jika ia menginginkan cucu dan Aira meminta kakek Pram untuk membiayai kedua orang tuanya pergi ke tanah suci.

Jika diingat-ingat pernikahan ini seperti sebuah kesepakatan. Karena itulah Aira tak bisa melawan, ia tidak memiliki kuasa. 

Apalagi sebulan lalu kedua orang tuanya benar-benar pergi ke tanah suci. Ayah dan ibunya pulang dengan raut wajah yang berseri, penuh syukur. 

Melihat itu Aira sangat bahagia dan ia tidak menginginkan hal yang lainnya lagi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di dapur. 

Aira langsung menutup mulutnya saat mencium aroma sambal yang menyengat. Ia bahkan langsung berlari ke kamar mandi dapur dan memuntahkan semua isi perutnya. 

Sontak saja semua pelayan langsung heboh, tak ada lagi yang fokus dengan makanan yang mereka masak. 

Bahkan Bik Sumi sang kepala pelayan di sana pun langsung menyusul Aira ke kamar mandi yang terbuka itu. 

Ikut masuk ke sana dan memijat tengkuk Aira. 

“Ya ampun Nyonya,” ucap Bik Sumi yang merasa iba. Aira terus muntah hingga wajahnya berubah jadi merah. 

“Bik ...” Belum sempat Aira berucap, ia kembali mual dengan sangat dahsyat, apalagi disini ia pun masih mencium aroma cabai yang menyengat itu. 

Dirasa isi perutnya habis, Aira langsung menutup hidungnya rapat-rapat dan keluar dari sana. 

“Bik, aku tidak bisa mencium bau cabai apalagi sambal, aku mual Bik,” jujur Aira dengan mata yang masih berkaca-kaca. 

Seketika itu juga Bik Sumi memerintahkan semua pelayan untuk membuang sambal dan cabai di dapur. Bahkan membuka jendela agar baunya segera pergi. 

Merasa aman, Aira akhirnya membuka hidungnya dan menghirup udara banyak-banyak. 

“Nyonya, sepertinya anda hamil,” ucap Bik Sum. 

Membuat kakek Pram langsung terkejut, baru saja ia sampai di dapur dan mendengar ucapan Bik Sumi. 

“Apa Sumi? Aira hamil?” tanya Pram yang langsung saja menghampiri keduanya dan bertanya dengan antusias. 

Aira terdiam, juga menggigit bibir bawahnya kuat. Pasalnya ia pun tak tahu, kini ia hamil atau tidak. 

Tak ingin banyak berasumsi, akhirnya Aira langsung memeriksakan dirinya sendiri. Menggunakan test pack yang dibelikan oleh salah satu pelayan akhirnya Aira kembali masuk ke dalam kamar mandi. 

Sementara kakek Pram, Ibrahim dan Sonya sudah menunggu dengan cemas. 

Sonya terus berharap jika semua dugaan orang-orang salah, Aira tidak hamil dan hanya masuk angin. 

Ibrahim pun nampak tak antusias, meski dalam hati kecilnya ia pun berharap Aira benar-benar hamil. Hati kecil Ibrahim tidak bisa bohong, bahwa ia pun menginginkan seorang keturunan, anaknya, darah dagingnya. 

Dengan was was mereka menunggu di ruang tengah rumah itu, hingga 5 menit kemudian Aira kembali mendatangi mereka semua. 

Duduk di salah satu sisi dan mulai menunjukkan testpack itu. 

“Aku hamil Kek,” ucap Aira lirih. Tidak mengatakan kepada suaminya, Aira malah mengatakannya kepada kakek Pram. 

Bukan apa-apa, Aira paling tahu diantara mereka semua, kakek Pram adalah orang yang paling berharap atas kehamilan ini. 

Dan mendengar ucapan Aira itu kakek Pram langsung mengucapkan kata syukur. Ia bahkan ia langsung bangkit dan mengelus pucuk kepala Aira dengan sayang. 

“Alhamdulilah sayang,  masya Allah kakek bahagia sekali. Terima kasih ya,” ucap Pram tulus, bahkan sangat tulus. 

Saking bahagianya ia bahkan sampai meneteskan air mata. Sangat bersyukur cucunya akan lahir dari rahim Aira, gadis yang sholehah. 

Sonya langsung pergi dari sana, sementara Ibrahim hanya terpaku di tempatnya duduk. Anak yang dikandung Aira adalah anak dirinya, namun Aira membuat seolah anak itu adalah anak kakek. 

Ibrahim merasa tidak dianggap. 

Namun tetap saja hatinya merasa berbunga mendengar kehamilan Aira itu. 

Seminggu semenjak Aira dinyatakan hamil, Sonya terus saja membuat hidup Aira tidak nyaman, bahkan berulang kali Sonya mengucapkan kata-kata kasar dan jahat. 

“Setelah anak itu lahir, mas Ibra akan menceraikan mu dan akulah yang akan menjadi ibu sambungnya,” ucap Sonya. 

Sebuah ucapan yang membuat hati Aira bagai diiris sembilu, tiap malam ia terus menangis dengan memegangi perutnya yang masih rata. 

Hingga saat di usia kehamilan ketiga bulan Aira mengalami pendarahan. 

Kakek Pram sungguh terpukul. Hingga akhirnya kakek Pram meminta kepada Ibrahim untuk lebih memperhatikan Aira, lalu meminta Sonya untuk meninggalkan rumah mereka untuk sementara waktu. 

Sonya meradang namun ia tak bisa berbuat apa-apa, apalagi saat Ibrahim menyetujui keputusan kakek Pram. 

“Awas kamu Aira,” umpat Sonya, sebelum akhirnya ia benar-benar meninggalkan rumah. Lalu tinggal di rumah lain yang cukup jauh dari kediaman utama kakek Pram.

Terpopuler

Comments

komalia komalia

komalia komalia

Itu lah kalay hidup mengandalkan warisa jadi hidup nya cuma bisa di atur,coba kalau bisa berdiri di atas kaki sendiri semua dia yang nentuin bahkan jodoh sekali pun

2025-01-27

1

ALNAZTRA ILMU

ALNAZTRA ILMU

kena kau.. tak layak dipanggil suami

2025-01-16

0

andi hastutty

andi hastutty

Bagus kakek Pram

2024-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 IPH BAB 1 - Wanita Pilihan Kakek
2 IPH BAB 2 - Tidak Apa-Apa
3 IPH BAB 3 - Hamil
4 IPH BAB 4 - Sebuah Rencana
5 IPH BAB 5 - Sentuhan Lembut
6 IPH BAB 6 - Mulai Percaya Jika Cinta Itu Ada
7 IPH BAB 7 - Mencari Pembenaran
8 IPH BAB 8 - Kata-Kata Manis
9 IPH BAB 9 - Tulus Dan Penuh Cinta
10 IPH BAB 10 - Kelahiran Yusuf
11 IPH BAB 11 - Menikmati Peran
12 IPH BAB 12 - Warisan
13 IPH BAB 13 - Melukai Secara Perlahan
14 IPH BAB 14 - Talak
15 IPH BAB 15 - Jadilah Wanita Tangguh
16 IPH BAB 16 - Kemarahan Ibrahim
17 IPH BAB 17 - Perubahan Aira
18 IPH BAB 18 - Istri Kedua
19 IPH BAB 19- Dua Kepribadian
20 IPH BAB 20- Membenarkan Semua Tuduhan
21 IPH BAB 21 - Kewajiban
22 IPH BAB 22 - Menyakiti Diri Sendiri
23 IPH BAB 23 - Pelukan
24 IPH BAB 24 - Bawahan
25 IPH BAB 25 - Rumah Tangga
26 IPH BAB 26 - Keputusan Bersama
27 IPH BAB 27 - Jadi Kenangan Yang Indah
28 IPH BAB 28 - Darah
29 IPH BAB 29 - Kata Cinta Dan Nyawa
30 IPH BAB 30 - Harus Bahagia Atau Bersedih?
31 IPH BAB 31 - Penyesalan
32 IPH BAB 32 - Keinginan Sonya
33 IPH BAB 33 - Untuk Terakhir Kali
34 IPH BAB 34 - Undangan Pernikahan
35 IPH BAB 35 - Menahan Hasrat
36 IPH BAB 36 - Hadiah Terindah
37 IPH BAB 37 - Jika Boleh Meminta
38 IPH BAB 38 - Jati Diri
39 IPH BAB 39 - Mengakui Kesalahan
40 IPH BAB 40 - Menatap Masa Depan
41 IPH BAB 41 - Pembunuh
42 IPH BAB 42 - Penyesalan Yang Mendalam
43 IPH BAB 43 - Hukuman
44 IPH BAB 44 - Aira dan Sonya
45 IPH BAB 45 - Tiga Bulan Berlalu
46 IPH BAB 46 - Sayang
47 IPH BAB 47 - Bahagia Versi Sederhana
48 IPH BAB 48 - Sangat Beruntung
49 IPH BAB 49 - Ibu Sambung
50 IPH BAB 50 - Pikiran Buruk
51 IPH BAB 51 - Menaruh Rasa
52 IPH BAB 52 - Pergi ke Tegal
53 IPH BAB 53 - Kembali Berdesir
54 IPH BAB 54 - Rindu
55 IPH BAB 55 - Berpikir Lain
56 IPH BAB 56 - Ingkar
57 IPH BAB 57 - Keputusan Sulit
58 IPH BAB 58 - Tentang Nusa
59 IPH BAB 59 - Dua Keluarga
60 IPH BAB 60 - Senja
61 IPH BAB 61 - Ini Adalah Awal
62 IPH BAB 62 - Perkelahian
63 IPH BAB 63 - Pernyataan Dirga
64 IPH BAB 64 - Rasa Bersalah
65 IPH BAB 65 - Keputusan Dirga
66 IPH BAB 66 - Yuna El Ibrahim Suryo
67 IPH BAB 67 - Memiliki Banyak Anak
68 IPH BAB 68 - Membuat Janji Temu
69 IPH BAB 69 - Izin Ibrahim
70 IPH BAB 70 - Pergulatan Batin
71 IPH BAB 71 - Menemui Sonya
72 IPH BAB 72 - Hubungan Persaudaraan
73 IPH BAB 73 - Menebus Yang Setimpal
74 IPH BAB 74 - Pelukan Yang di Rindukan
75 IPH BAB 75 - Memperbaiki Hubungan
76 IPH BAB 76 - Istri Pilihan Kakek
77 Menggoda Wanita dewasa
78 Wajib Baca
79 After Divorce
80 Bride Of Choice Karya Lunoxs
81 Eleanor Hasrat Sang Penguasa karya baru Lunoxs
82 Crazy Love karya baru Lunoxs
83 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 83 Episodes

1
IPH BAB 1 - Wanita Pilihan Kakek
2
IPH BAB 2 - Tidak Apa-Apa
3
IPH BAB 3 - Hamil
4
IPH BAB 4 - Sebuah Rencana
5
IPH BAB 5 - Sentuhan Lembut
6
IPH BAB 6 - Mulai Percaya Jika Cinta Itu Ada
7
IPH BAB 7 - Mencari Pembenaran
8
IPH BAB 8 - Kata-Kata Manis
9
IPH BAB 9 - Tulus Dan Penuh Cinta
10
IPH BAB 10 - Kelahiran Yusuf
11
IPH BAB 11 - Menikmati Peran
12
IPH BAB 12 - Warisan
13
IPH BAB 13 - Melukai Secara Perlahan
14
IPH BAB 14 - Talak
15
IPH BAB 15 - Jadilah Wanita Tangguh
16
IPH BAB 16 - Kemarahan Ibrahim
17
IPH BAB 17 - Perubahan Aira
18
IPH BAB 18 - Istri Kedua
19
IPH BAB 19- Dua Kepribadian
20
IPH BAB 20- Membenarkan Semua Tuduhan
21
IPH BAB 21 - Kewajiban
22
IPH BAB 22 - Menyakiti Diri Sendiri
23
IPH BAB 23 - Pelukan
24
IPH BAB 24 - Bawahan
25
IPH BAB 25 - Rumah Tangga
26
IPH BAB 26 - Keputusan Bersama
27
IPH BAB 27 - Jadi Kenangan Yang Indah
28
IPH BAB 28 - Darah
29
IPH BAB 29 - Kata Cinta Dan Nyawa
30
IPH BAB 30 - Harus Bahagia Atau Bersedih?
31
IPH BAB 31 - Penyesalan
32
IPH BAB 32 - Keinginan Sonya
33
IPH BAB 33 - Untuk Terakhir Kali
34
IPH BAB 34 - Undangan Pernikahan
35
IPH BAB 35 - Menahan Hasrat
36
IPH BAB 36 - Hadiah Terindah
37
IPH BAB 37 - Jika Boleh Meminta
38
IPH BAB 38 - Jati Diri
39
IPH BAB 39 - Mengakui Kesalahan
40
IPH BAB 40 - Menatap Masa Depan
41
IPH BAB 41 - Pembunuh
42
IPH BAB 42 - Penyesalan Yang Mendalam
43
IPH BAB 43 - Hukuman
44
IPH BAB 44 - Aira dan Sonya
45
IPH BAB 45 - Tiga Bulan Berlalu
46
IPH BAB 46 - Sayang
47
IPH BAB 47 - Bahagia Versi Sederhana
48
IPH BAB 48 - Sangat Beruntung
49
IPH BAB 49 - Ibu Sambung
50
IPH BAB 50 - Pikiran Buruk
51
IPH BAB 51 - Menaruh Rasa
52
IPH BAB 52 - Pergi ke Tegal
53
IPH BAB 53 - Kembali Berdesir
54
IPH BAB 54 - Rindu
55
IPH BAB 55 - Berpikir Lain
56
IPH BAB 56 - Ingkar
57
IPH BAB 57 - Keputusan Sulit
58
IPH BAB 58 - Tentang Nusa
59
IPH BAB 59 - Dua Keluarga
60
IPH BAB 60 - Senja
61
IPH BAB 61 - Ini Adalah Awal
62
IPH BAB 62 - Perkelahian
63
IPH BAB 63 - Pernyataan Dirga
64
IPH BAB 64 - Rasa Bersalah
65
IPH BAB 65 - Keputusan Dirga
66
IPH BAB 66 - Yuna El Ibrahim Suryo
67
IPH BAB 67 - Memiliki Banyak Anak
68
IPH BAB 68 - Membuat Janji Temu
69
IPH BAB 69 - Izin Ibrahim
70
IPH BAB 70 - Pergulatan Batin
71
IPH BAB 71 - Menemui Sonya
72
IPH BAB 72 - Hubungan Persaudaraan
73
IPH BAB 73 - Menebus Yang Setimpal
74
IPH BAB 74 - Pelukan Yang di Rindukan
75
IPH BAB 75 - Memperbaiki Hubungan
76
IPH BAB 76 - Istri Pilihan Kakek
77
Menggoda Wanita dewasa
78
Wajib Baca
79
After Divorce
80
Bride Of Choice Karya Lunoxs
81
Eleanor Hasrat Sang Penguasa karya baru Lunoxs
82
Crazy Love karya baru Lunoxs
83
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!