IPH BAB 2 - Tidak Apa-Apa

Dengan ragu-ragu, Aira mulai mengetuk kamar tidur istri pertama suaminya, Nyonya Sonya. 

Ia sungguh tak kuasa untuk memanggil Sonya hanya dengan sebutan Mbak. Merasa tidak pantas, merasa derajatnya jauh dibawah istri pertama suaminya itu. 

Bahkan dia pun ingin memanggil Ibrahim dengan sebutan Tuan, karena lidahnya terasa kelu untuk memanggil Mas. 

Pelan-pelan, Aira mulai mengetuk pintu itu. 

Tuk tuk tuk.

Tidak ada sahutan, membuat ia jadi gugup sendiri. Bahkan kedua tangannya sudah basah oleh keringat dingin. 

“Bagaimana ini ya Allah,” gumam Aira takut-takut. Ia ingin kembali ke kamarnya sendiri tapi takut untuk bertemu dengan Ibrahim. Sementara suaminya itu meminta dia untuk belajar menjadi istri yang baik dengan nyonya Sonya. 

Bimbang, namun akhirnya Aira memutuskan untuk kembali mengetuk pintu itu lagi, dengan sedikit keras. 

Tok tok tok. 

Aira tidak tahu, jika di dalam sana Sonya tengah menertawakan dirinya. Sonya dan Ibrahim terhubung dalam panggilan telepon. 

“Aku tidak sanggup untuk menyentuh gadis kampung itu, ubahlah penampilannya agar aku sedikit berminat,” ucap Ibrahim pada istri pertamanya. 

Sonya tertawa dengan begitu keras. 

“Nikmati saja Mas, siapa tau dia masih perawan.”

“Apa gunanya perawan kalau tubuhnya kotor.”

Tawa Sonya makin pecah dibuatnya. 

“Istri keduamu sudah sampai, aku akan membuka pintu.”

“Hem.”

Dan panggilan itu terputus. 

Masih dengan bibir yang tersenyum lebar, Sonya membukakan pintu untuk madunya, Aira.  

Pintu itu terbuka, namun Sonya tidak memberi akses Aira untuk masuk. Ia berdiri diambang pintu dengan melipat kedua tangan didepan dada. 

“Ada apa?” tanya Sonya sinis, lengkap dengan tatapan tak suka. 

Seketika, Aira kembali menurunkan pandangannya. Ia tak berani menatap istri pertama suaminya ini. 

Ia sungguh takut dan gugup sekaligus. 

“Ada apa?!” tanya Sonya lagi dengan suara yang lebih tinggi. 

Melihat Aira yang hanya diam saja membuat ia geram. Meskipun sebenarnya ia sudah tahu apa tujuan Aira datang kesini, namun ia ingin mempermalukan gadis kampung ini. 

“Ma-maaf Bu_”

“Apa?! Bu!” potong Sonya cepat, ia makin bersuara dengan nada tak suka. 

“Wajahmu saja terlihat lebih tua daripada aku, berani-beraninya memanggil aku ibu! Tidak tahu diri!” 

Aira semakin merunduk, ia bahkan meremati kedua tangannya sendiri yang terasa dingin. 

Tak ingin aksinya dipergoki kakek Pram, Sonya langsung menarik Aira masuk ke dalam kamarnya. Menariknya kuat lalu mendorong asal. Dan setelahnya mengambil tissue untuk membersihkan tangannya yang terasa kotor. 

“Aku tanya sekali lagi, apa apa datang kesini?” tanya Sonya, lalu melempar asal tisu yang ia pakai ke atas meja. 

“Mas Ibra memintaku untuk datang kesini Mbak_”

“Haih! Mbak mbak mbak! Panggil aku Nyonya, panggil aku dengan sebutan kampung itu jika di depan kakek dan orang tuamu saja.”

“Baik Nyonya!” jawab Aisyah patuh dan cepat, tidak ingin membuat Sonya semakin marah padanya. 

“Mas Ibra_”

“Panggil mas Ibra dengan sebutan Tuan. Kamu belum jadi istri yang sesungguhnya, ingat itu!” 

“Baik Nyonya.” Jawab Aira lagi, patuh. Rasanya memang ia belum pantas untuk menyandang status istri. Ucapan nyonya Sonya itu terasa benar dibenaknya. 

“Tuan Ibra meminta saya untuk datang kesini, kata beliau anda akan membuat saya lebih layak untuk disentuh,” ucap Aira, ia masih menunduk dan menggigit bibir bawahnya kuat. 

Ketika mengucapkan kata-kata itu, entah kenapa ada denyutan sakit yang ia rasa dihati. Seolah Aira baru saja merendahkan dirinya sendiri dihadapan orang lain.

Sonya berdecak dan Aira bisa mendengarnya dengan jelas. 

“Apa tubuhmu memang kotor? Kalau bersih tidak perlu kemari, katakan saja pada suamimu jika tubuhmu itu bersih,” balas Sonya, dengan terkekeh. Tawa menghina yang ia berikan. 

“Tu-tubuh saya memang kotor nyonya,” jawab Aira. 

Nyaris saja air matanya jatuh andai ia tak buru-buru memejamkan matanya. 

Ya, tubuhku memang kotor, aku belum membersihkan tubuhku semenjak acara pernikahan tadi, bahkan aku masih menggunakan baju pengantin. Batin Aira, menyemangati dirinya sendiri. Membuat semua ini jadi lebih masuk akal. 

Bukan sebuah penghinaan atas dirinya. 

Puas menghina Aira, Sonya lalu meminta madunya itu untuk mandi di kamar mandi miliknya. Menggunakan wewangian yang disukai oleh suaminya. 

Mau tidak mau, ia memang harus membuat Aira layak untuk disentuh suaminya. Sonya, tidak ingin mengulur waktu memelihara Aira di rumah ini. 

Ia ingin segera tahu bahwa Aira pun tidak bisa memiliki anak seperti dirinya. Dan untuk itu, Ibrahim harus menyentuhnya. 

“Gunakan pakaian ini,” ucap Sonya, seraya melempar sebuah lingerie diatas ranjang. 

Lingerie berwarna hitam pekat yang akan nampak kontras di kulit putih Aira. 

“I-itu apa Nyonya?” tanya Aira bingung. Dimatanya itu bukanlah baju, meski ia tidak tahu apa namanya. 

Kain yang sangat tipis, bahkan ********** pun begitu kecil dan hanya berbentuk segitiga. 

Tidak, aku tidak mau memaki itu. Batin Aira, ia bahkan sedikit menggelengkan kepalanya. 

“Pakailah, itu lingerie namanya. Di malam pertama setiap wanita memang memakai baju itu. Kamu tau apa gunanya? Untuk membangkitkan gairah suamimu.” Balas Sonya, sengit. Ia memilih duduk di sisi ranjang dan melipat kedua tangannya di depan dada. 

Lingerie itu adalah lingerie miliknya yang belum sempat ia pakai, karena kekecilan. Tubuhnya lebih tinggi dan berisi ketimbang Aira. 

“Tapi Nyonya, sa-saya tidak pernah memakai baju seperti itu.”

“Hauh!” keluh Sonya, jengah. Paling malas ia mendengar keluh kesah apalagi cerita dari gadis kampung ini. 

“Cepatlah pakai! Jangan membuatku marah. Pakai dan kembalilah ke kamarmu!” titah Sonya yang kembali meninggikan suaranya. 

Aira, tidak punya keberanian untuk membantah. Meski hatinya merasa sesak, namun ia tetap mencoba menenangkan dirinya sendiri. 

Membenarkan ucapan nyonya Sonya, bahwa baju ini memang harus ia pakai, untuk membangkitkan gairah suaminya. 

Ada air mata yang jatuh saat ia menggunakan baju itu, baju yang dimatanya sangat hina. 

Menggunakan jubahnya, Aira lantas kembali ke kamarnya sendiri. Kamar dimana Ibrahim berada saat ini. 

Mengetuk dan masuk ketika sudah mendapatkan izin. 

Lalu berdiri tepat di hadapan Ibrahim yang duduk di sisi ranjang. 

Ibrahim, kembali menatap dan menilai penampilan Aira. 

Rambut panjang dan lurus, khas rambut rambut gadis desa. Kulitnya nampak putih bersih, tapi semua tubuhnya tidak ada yang bersisi. Membuat Ibrahim sampai geleng-geleng kepala. Bingung bagaimana agar ia bisa menyentuh Aira, karena hingga kini pun ia tidak berselera. 

“Buka jubahmu.” Titah Ibrahim.

Membuat Aira mengepalkan tangannya kuat. Ia tidak ingin diperlakukan seperti ini. 

“Buka!”

“Baik Tuan,” jawab Aira takut-takut, matanya sudah nampak berkaca-kaca. 

Pelan-pelan, Aira membuka jubah itu dan memperlihatkan semua tubuhnya yang hanya dibalut baju transparan. 

Dan setelahnya, Ibrahim menariknya kuat hingga terbaring diatas ranjang. 

Malam itu, jadi malam pertama yang paling kelam bagi Aira. Suaminya sendiri, memperlakukannya begitu kasar. Seolah ia bukanlah istri yang berharga.

Bahkan Ibrahim tidak peduli saat ia menangis merasakan sakit yang begitu dalam di inti tubuhnya.  

Puas menumpahkan semua hasrat, Ibrahim langsung pergi begitu saja. Meninggalkan Aira yang tubuhnya sudah terkoyak-koyak. 

Air mata mengalir di sudut mata Aira, namun dengan segera ia menghapusnya. 

Lalu meringkuk dan menarik selimut.

“Tidak apa-apa Aira, dia adalah suamimu, dia berhak atas tubuhmu. Tidak apa-apa Aira, tidak apa-apa.”

Tidak apa-apa.

Tidak apa-apa.

Terus Aira bergumam, menguatkan dirinya sendiri bahwa semuanya baik-baik saja.  

Tidak apa-apa. 

Terpopuler

Comments

Akbar Razaq

Akbar Razaq

Mirisnya jadi miskin jadi sarana perlakuan tak manusiawi dr si kaya yg arogan.Ujung ujungnya kata maaf sudah bs menghapus duka lara si miskin bahkan memberi kesempatan ke 2.

2024-12-16

0

ALNAZTRA ILMU

ALNAZTRA ILMU

sakitnya bila diperlakukanntak selayaknya.. sedih

2025-01-16

0

komalia komalia

komalia komalia

kasihan banget

2025-01-27

0

lihat semua
Episodes
1 IPH BAB 1 - Wanita Pilihan Kakek
2 IPH BAB 2 - Tidak Apa-Apa
3 IPH BAB 3 - Hamil
4 IPH BAB 4 - Sebuah Rencana
5 IPH BAB 5 - Sentuhan Lembut
6 IPH BAB 6 - Mulai Percaya Jika Cinta Itu Ada
7 IPH BAB 7 - Mencari Pembenaran
8 IPH BAB 8 - Kata-Kata Manis
9 IPH BAB 9 - Tulus Dan Penuh Cinta
10 IPH BAB 10 - Kelahiran Yusuf
11 IPH BAB 11 - Menikmati Peran
12 IPH BAB 12 - Warisan
13 IPH BAB 13 - Melukai Secara Perlahan
14 IPH BAB 14 - Talak
15 IPH BAB 15 - Jadilah Wanita Tangguh
16 IPH BAB 16 - Kemarahan Ibrahim
17 IPH BAB 17 - Perubahan Aira
18 IPH BAB 18 - Istri Kedua
19 IPH BAB 19- Dua Kepribadian
20 IPH BAB 20- Membenarkan Semua Tuduhan
21 IPH BAB 21 - Kewajiban
22 IPH BAB 22 - Menyakiti Diri Sendiri
23 IPH BAB 23 - Pelukan
24 IPH BAB 24 - Bawahan
25 IPH BAB 25 - Rumah Tangga
26 IPH BAB 26 - Keputusan Bersama
27 IPH BAB 27 - Jadi Kenangan Yang Indah
28 IPH BAB 28 - Darah
29 IPH BAB 29 - Kata Cinta Dan Nyawa
30 IPH BAB 30 - Harus Bahagia Atau Bersedih?
31 IPH BAB 31 - Penyesalan
32 IPH BAB 32 - Keinginan Sonya
33 IPH BAB 33 - Untuk Terakhir Kali
34 IPH BAB 34 - Undangan Pernikahan
35 IPH BAB 35 - Menahan Hasrat
36 IPH BAB 36 - Hadiah Terindah
37 IPH BAB 37 - Jika Boleh Meminta
38 IPH BAB 38 - Jati Diri
39 IPH BAB 39 - Mengakui Kesalahan
40 IPH BAB 40 - Menatap Masa Depan
41 IPH BAB 41 - Pembunuh
42 IPH BAB 42 - Penyesalan Yang Mendalam
43 IPH BAB 43 - Hukuman
44 IPH BAB 44 - Aira dan Sonya
45 IPH BAB 45 - Tiga Bulan Berlalu
46 IPH BAB 46 - Sayang
47 IPH BAB 47 - Bahagia Versi Sederhana
48 IPH BAB 48 - Sangat Beruntung
49 IPH BAB 49 - Ibu Sambung
50 IPH BAB 50 - Pikiran Buruk
51 IPH BAB 51 - Menaruh Rasa
52 IPH BAB 52 - Pergi ke Tegal
53 IPH BAB 53 - Kembali Berdesir
54 IPH BAB 54 - Rindu
55 IPH BAB 55 - Berpikir Lain
56 IPH BAB 56 - Ingkar
57 IPH BAB 57 - Keputusan Sulit
58 IPH BAB 58 - Tentang Nusa
59 IPH BAB 59 - Dua Keluarga
60 IPH BAB 60 - Senja
61 IPH BAB 61 - Ini Adalah Awal
62 IPH BAB 62 - Perkelahian
63 IPH BAB 63 - Pernyataan Dirga
64 IPH BAB 64 - Rasa Bersalah
65 IPH BAB 65 - Keputusan Dirga
66 IPH BAB 66 - Yuna El Ibrahim Suryo
67 IPH BAB 67 - Memiliki Banyak Anak
68 IPH BAB 68 - Membuat Janji Temu
69 IPH BAB 69 - Izin Ibrahim
70 IPH BAB 70 - Pergulatan Batin
71 IPH BAB 71 - Menemui Sonya
72 IPH BAB 72 - Hubungan Persaudaraan
73 IPH BAB 73 - Menebus Yang Setimpal
74 IPH BAB 74 - Pelukan Yang di Rindukan
75 IPH BAB 75 - Memperbaiki Hubungan
76 IPH BAB 76 - Istri Pilihan Kakek
77 Menggoda Wanita dewasa
78 Wajib Baca
79 After Divorce
80 Bride Of Choice Karya Lunoxs
81 Eleanor Hasrat Sang Penguasa karya baru Lunoxs
82 Crazy Love karya baru Lunoxs
83 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 83 Episodes

1
IPH BAB 1 - Wanita Pilihan Kakek
2
IPH BAB 2 - Tidak Apa-Apa
3
IPH BAB 3 - Hamil
4
IPH BAB 4 - Sebuah Rencana
5
IPH BAB 5 - Sentuhan Lembut
6
IPH BAB 6 - Mulai Percaya Jika Cinta Itu Ada
7
IPH BAB 7 - Mencari Pembenaran
8
IPH BAB 8 - Kata-Kata Manis
9
IPH BAB 9 - Tulus Dan Penuh Cinta
10
IPH BAB 10 - Kelahiran Yusuf
11
IPH BAB 11 - Menikmati Peran
12
IPH BAB 12 - Warisan
13
IPH BAB 13 - Melukai Secara Perlahan
14
IPH BAB 14 - Talak
15
IPH BAB 15 - Jadilah Wanita Tangguh
16
IPH BAB 16 - Kemarahan Ibrahim
17
IPH BAB 17 - Perubahan Aira
18
IPH BAB 18 - Istri Kedua
19
IPH BAB 19- Dua Kepribadian
20
IPH BAB 20- Membenarkan Semua Tuduhan
21
IPH BAB 21 - Kewajiban
22
IPH BAB 22 - Menyakiti Diri Sendiri
23
IPH BAB 23 - Pelukan
24
IPH BAB 24 - Bawahan
25
IPH BAB 25 - Rumah Tangga
26
IPH BAB 26 - Keputusan Bersama
27
IPH BAB 27 - Jadi Kenangan Yang Indah
28
IPH BAB 28 - Darah
29
IPH BAB 29 - Kata Cinta Dan Nyawa
30
IPH BAB 30 - Harus Bahagia Atau Bersedih?
31
IPH BAB 31 - Penyesalan
32
IPH BAB 32 - Keinginan Sonya
33
IPH BAB 33 - Untuk Terakhir Kali
34
IPH BAB 34 - Undangan Pernikahan
35
IPH BAB 35 - Menahan Hasrat
36
IPH BAB 36 - Hadiah Terindah
37
IPH BAB 37 - Jika Boleh Meminta
38
IPH BAB 38 - Jati Diri
39
IPH BAB 39 - Mengakui Kesalahan
40
IPH BAB 40 - Menatap Masa Depan
41
IPH BAB 41 - Pembunuh
42
IPH BAB 42 - Penyesalan Yang Mendalam
43
IPH BAB 43 - Hukuman
44
IPH BAB 44 - Aira dan Sonya
45
IPH BAB 45 - Tiga Bulan Berlalu
46
IPH BAB 46 - Sayang
47
IPH BAB 47 - Bahagia Versi Sederhana
48
IPH BAB 48 - Sangat Beruntung
49
IPH BAB 49 - Ibu Sambung
50
IPH BAB 50 - Pikiran Buruk
51
IPH BAB 51 - Menaruh Rasa
52
IPH BAB 52 - Pergi ke Tegal
53
IPH BAB 53 - Kembali Berdesir
54
IPH BAB 54 - Rindu
55
IPH BAB 55 - Berpikir Lain
56
IPH BAB 56 - Ingkar
57
IPH BAB 57 - Keputusan Sulit
58
IPH BAB 58 - Tentang Nusa
59
IPH BAB 59 - Dua Keluarga
60
IPH BAB 60 - Senja
61
IPH BAB 61 - Ini Adalah Awal
62
IPH BAB 62 - Perkelahian
63
IPH BAB 63 - Pernyataan Dirga
64
IPH BAB 64 - Rasa Bersalah
65
IPH BAB 65 - Keputusan Dirga
66
IPH BAB 66 - Yuna El Ibrahim Suryo
67
IPH BAB 67 - Memiliki Banyak Anak
68
IPH BAB 68 - Membuat Janji Temu
69
IPH BAB 69 - Izin Ibrahim
70
IPH BAB 70 - Pergulatan Batin
71
IPH BAB 71 - Menemui Sonya
72
IPH BAB 72 - Hubungan Persaudaraan
73
IPH BAB 73 - Menebus Yang Setimpal
74
IPH BAB 74 - Pelukan Yang di Rindukan
75
IPH BAB 75 - Memperbaiki Hubungan
76
IPH BAB 76 - Istri Pilihan Kakek
77
Menggoda Wanita dewasa
78
Wajib Baca
79
After Divorce
80
Bride Of Choice Karya Lunoxs
81
Eleanor Hasrat Sang Penguasa karya baru Lunoxs
82
Crazy Love karya baru Lunoxs
83
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!