IPH BAB 5 - Sentuhan Lembut

Pagi tadi makan terlalu banyak membuat Aira merasa kini perutnya tak nyaman. Terasa penuh dan itu sangat menyiksa. Rasanya ingin sekali ada yang mengelus-elus perutnya itu agar jadi lebih lega.

Namun tahu jika semuanya harus ia hadapi sendiri, akhirnya Aira hanya bisa menahan rasa tak nyaman ini sendirian.

Sehabis shalat zuhur ia memutuskan untuk berbaring di atas ranjang. Berharap setelah merebahkan tubuhnya rasa sakit yang ia rasa

bisa sedikit mereda.

Namun nyatanya dugaan ia salah, berulang kali

merubah posisi tidur tetap saja membuat perutnya tak nyaman.

Aira bahkan sampai tidak turun untuk makan siang.

Kakek Pram yang merasa cemas pun memerintahkan bik Sumi untuk memeriksa keadaan cucu menantunya itu.

Dan dengan patuh bik Sumi pun menuruti. Ia

mendatangi kamar nyonya Aira dengan membawa nampan berisi makan siang

sekaligus. Lengkap dengan satu gelas susu ibu hamil dan irisan buah sebagai

cemilan.

Berulang kali mengetuk pintu dan bik Sumi tidak mendapatkan sahutan, saat bik Sumi mencoba memutar kenop pintu itu ternyata

pintunya tidak terkunci.

Dengan perasaan yang semakin cemas akhirnya bik Sumi

memutuskan untuk masuk meski pun belum mendapatkan izin dari sang pemilik

kamar.

“Nyonya Aira!” panggil Sumi dengan suaranya yang meninggi. Ia melihat Aira yang menggigil di atas tempat tidur.

Lalu buru-buru meletakkan nampan yang ia bawa di atas meja dan segera menghampiri sang nyonya.

Memeriksa Aira langsung dan mendapati Aira yang banyak mengeluarkan keringat dingin.

“Ya Allah Nyonya, kenapa tidak bilang jika anda

sakit,” ucap bik Sumi dengan nada marah. Sudah berulang kali ia mengatakan jika

ada sesuatu yang terjadi Aira harus segera memberi tahu semua orang.

Bahkan bik Sumi pun berulang kali mengatakan jika disini Aira tidak sendiri, kakek Pram, dia dan semua pelayan adalah keluarganya.

Bik Sumi tahu, jika nyonya Sonya dan Tuan Ibra belum menerima Aira dengan sepenuh hati.

“Aku baik-baik saja Bik, hanya saja perutku rasanya tidak nyaman,” jawab Aira lirih, ia menggerakkan tubuhnya berulang mencari

posisi yang nyaman namun tak kunjung ia temukan.

“Saya akan memanggil dokter Irna,” ucap bik Sumi.

Dokter Irna adalah dokter kandungan Aira. Dokter yang bekerja di rumah sakit milik keluarga Suryo dan di perintahkan kakek Pram

untuk menjadi dokter kandungan pribadi Aira. Jadi jika Aira membutuhkan tenaganya makan Irna akan langsung segera datang ke rumah ini.

“Tidak perlu Bik, saya baik-baik saja kok,” jawab

Aira lagi yang terus bersikukuh bahwa ia baik-baik saja.

Melihat itu, bik Sumi makin merasa iba. Ia juga

yakin jika Aira memang baik-baik saja. Aira hanya ingin mendapatkan perhatian

lebih dari sang suami. Namun sayangnya Ibrahim sedikitpun tidak peduli.

“Nyonya tunggu disini sebentar, saya akan segera kembali,” ucap bik Sumi dan Aira pun mengangguk.

Dengan langkahnya yang tergesa, bik Sumi segera keluar dari dalam kamar Aira. Ia bahkan buru-buru turun ke lantai 1 dan menemui

kakek Pram yang sudah menunggu.

“Bagaimana?” tanya kakek Pram saat bik Sumi sudah berdiri persis di hadapannya. Kakek Pram bertanya dengan suaranya yang

terdengar jelas begitu cemas.

Dan saat itu juga bik Sumi menyampaikan semua keluh kesahnya, seolah ia adalah Aira.

“Nyonya Aira butuh perhatian tuan Ibra Tuan besar, dia merasa tidak nyaman dengan perutnya. Saya yakin jika tuan Ibra mau merawat nyonya Aira, beliau akan segera sembuh,” jelas bik Sumi, itulah hasil

pengamatannya selama di atas tadi.

Dan mendengar keluh kesah bik Sumi, kakek Pram pun menyetujuinya. Bukan hanya Aira, tapi cicitnya pun pasti menginginkan perhatian

sang ayah.

“Aku akan meminta Ibra untuk pulang,” ucap kakek Pram mengambil keputusan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sm Corp.

Ibrahim dan Sonya tengah menikmati makan siang bersama di ruang kerja Ibra. Sesekali keduanya saling bertukar tawa dan canda.

Sampai akhirnya getar ponsel Ibra mengalihkan

perhatian mereka berdua.

“Kakek,” ucap Ibra setelah melihat panggilan yang masuk.

Sonya hanya mengangguk saja dan membiarkan suaminya

itu untuk menjawab panggilan sang kakek.

“Ibra, pulanglah ... Aira sakit,” jelas kakek Pram

setelah keduanya saling bertukar salam.

Mendengar itu Ibrahim langsung memutar kedua bola matanya malas. Aira selalu saja seperti itu, sakit dan berpura-pura lemah agar

semua orang merasa iba.

Tapi tidak untuk dirinya, selamanya ia tak akan

pernah termakan oleh permainan busuk Aira.

“Tapi siang ini aku meeting Kek,” elak Ibrahim yang sungguh enggan untuk pulang.

“Karyawan mu ada banyak, orang kepercayaan mu juga banyak kan, perintah salah satunya untuk menggantikan mu,” balas kakek Pram

tidak mau kalah.

Kakek Pram tahu betul bagaimana manajemen perusahaan milik keluarga mereka. Sebagai pemimpin Ibrahim bisa melakukan apapun, apalagi hanya sekedar meninggalkan meeting.

Dan mendengar ucapan kakek Pram itu, Ibrahim tidak punya kata-kata lagi untuk membalas.

“Baiklah, aku akan pulang,” putus Ibrahim.

Setelah itupun panggilannya dengan kakek Pram terputus.

Tanpa bertanya apa yang terjadi Sonya sudah bisa menebak. Pastilah madunya itu kembali melakukan drama istri kedua yang

teraniaya. Lalu memanfaatkan kakek Pram untuk memperdaya suaminya, Ibrahim.

“Kamu diminta oleh kakek? Kenapa? Karena wanita kampung itu?” tanya Sonya bertubi dan Ibrahim hanya menjawabnya dengan anggukan

malas.

“Nanti malam kamu akan datang?”

“Entahlah, kakek Pram bilang Aira sakit.”

“Cih!” Sonya berdecih. Benar-benar merasa jijik

dengan alasan itu.

Tapi baik Sonya ataupun Ibrahim sama-sama tahu, mereka tidak bisa melawan kakek Pram. Karena kehidupan mereka pun masih berada

di bawah kuasa kakek Pram.

Selesai makan siang bersama, mereka akhirnya

berpisah. Sonya kembali ke rumahnya sendiri dan Ibrahim pulang ke rumah utama.

Jam 2 siang Ibrahim sampai di rumah, kakek Pram langsung menyambutnya sebelum sang cucu naik ke lantai 2.

Menahan langkah Ibrahim untuk menyampaikan beberapa nasehat.

“Ibra, kakek tahu kamu belum bisa menerima Aira dengan sepenuh hati. tapi saat ini Aira sedang mengandung anakmu, jadi kakek

mohon perlakukan lah Aira dengan baik,” pinta kakek Pram sungguh-sungguh, bahkan

terkesan memohon kepada sang cucu.

“Lakukan demi anakmu jika kamu bisa melakukannya demi Aira,” timpal kakek Pram lagi karena Ibrahim hanya terdiam.

Anaknya dibawa-bawa membuat Ibrahim sedikit membenarkan ucapan sang kakek. 3 bulan ini ia memang tidak hanya mengacuhkan

Aira, namun juga anaknya.

Hah, kenapa? Kenapa anakku harus dikandung wanita itu. Umpat Ibrahim di dalam hatinya. Ia sungguh mengeluh akan hal itu.

“Baik kek, aku akan memperlakukan Aira dengan baik,”jawab Ibra.

Meski tidak tahu ucapan itu tulus atau tidak namun mendengarnya saja sudah mampu membuat kakek Pram merasa lega.

Selesai bicara dengan sang kakek, Ibrahim segera naik ke lantai 2 dan menuju kamarnya.

Masuk ke dalam sana dan melihat Aira yang terbaring di atas ranjang dengan tidak tenang, bahkan ada keringat dingin di dahi wanita

hamil ini.

“Kata kakek kamu sakit,” ucap Ibra, ia duduk disisi ranjang dan mulai melepas semua atribut yang ia pakai untuk bekerja.

Jas, dasi, menggulung kemeja dan terakhir sepatu.

“Tidak Tuan, saya baik-baik saja,” jawab aira lirih, mencoba bohong.

“Kamu sudah makan?” tanya Ibra lagi yang tidak peduli pada jawaban Aira sebelumnya.

“Sudah,” jawab Aira singkat.

“Tunggu sebentar, aku akan mengganti baju.”

Setelah mengatakan itu Ibra pergi, benar-benar

mengganti bajunya lalu kembali menghampiri Aira di atas ranjang. Bahkan ikut berbaring di atas sana. Tidur menghadap ke arah Aira, hingga membuat detak jantung wanita ini seperti sebuah genderang yang di tabuh.

“Tidurlah,” ucap Ibra, ia menarik Aira untuk tidur

di lengan nya, lalu satu tangan yang lainnya mengelus lembut perut wanita ini.

Di perlakukan seperti itu Aira membatu, ia seperti patung yang tidak bisa untuk berkutik. Lebih tepatnya takut untuk melawan.

Hingga akhirnya lambat laun perasaan nyaman itu akhirnya Aira dapatkan.

Sentuhan lembut yang semakin lama membuat Aira terlelap.

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

Aira kasian sekali tidak mendapat perhatian hanya sebagai penerima benih

2024-09-06

0

Lisa Icha

Lisa Icha

kasihan ma nasib mu Aira

2024-02-01

0

💋Titika tika27💋

💋Titika tika27💋

😒😒🙁

2023-12-02

0

lihat semua
Episodes
1 IPH BAB 1 - Wanita Pilihan Kakek
2 IPH BAB 2 - Tidak Apa-Apa
3 IPH BAB 3 - Hamil
4 IPH BAB 4 - Sebuah Rencana
5 IPH BAB 5 - Sentuhan Lembut
6 IPH BAB 6 - Mulai Percaya Jika Cinta Itu Ada
7 IPH BAB 7 - Mencari Pembenaran
8 IPH BAB 8 - Kata-Kata Manis
9 IPH BAB 9 - Tulus Dan Penuh Cinta
10 IPH BAB 10 - Kelahiran Yusuf
11 IPH BAB 11 - Menikmati Peran
12 IPH BAB 12 - Warisan
13 IPH BAB 13 - Melukai Secara Perlahan
14 IPH BAB 14 - Talak
15 IPH BAB 15 - Jadilah Wanita Tangguh
16 IPH BAB 16 - Kemarahan Ibrahim
17 IPH BAB 17 - Perubahan Aira
18 IPH BAB 18 - Istri Kedua
19 IPH BAB 19- Dua Kepribadian
20 IPH BAB 20- Membenarkan Semua Tuduhan
21 IPH BAB 21 - Kewajiban
22 IPH BAB 22 - Menyakiti Diri Sendiri
23 IPH BAB 23 - Pelukan
24 IPH BAB 24 - Bawahan
25 IPH BAB 25 - Rumah Tangga
26 IPH BAB 26 - Keputusan Bersama
27 IPH BAB 27 - Jadi Kenangan Yang Indah
28 IPH BAB 28 - Darah
29 IPH BAB 29 - Kata Cinta Dan Nyawa
30 IPH BAB 30 - Harus Bahagia Atau Bersedih?
31 IPH BAB 31 - Penyesalan
32 IPH BAB 32 - Keinginan Sonya
33 IPH BAB 33 - Untuk Terakhir Kali
34 IPH BAB 34 - Undangan Pernikahan
35 IPH BAB 35 - Menahan Hasrat
36 IPH BAB 36 - Hadiah Terindah
37 IPH BAB 37 - Jika Boleh Meminta
38 IPH BAB 38 - Jati Diri
39 IPH BAB 39 - Mengakui Kesalahan
40 IPH BAB 40 - Menatap Masa Depan
41 IPH BAB 41 - Pembunuh
42 IPH BAB 42 - Penyesalan Yang Mendalam
43 IPH BAB 43 - Hukuman
44 IPH BAB 44 - Aira dan Sonya
45 IPH BAB 45 - Tiga Bulan Berlalu
46 IPH BAB 46 - Sayang
47 IPH BAB 47 - Bahagia Versi Sederhana
48 IPH BAB 48 - Sangat Beruntung
49 IPH BAB 49 - Ibu Sambung
50 IPH BAB 50 - Pikiran Buruk
51 IPH BAB 51 - Menaruh Rasa
52 IPH BAB 52 - Pergi ke Tegal
53 IPH BAB 53 - Kembali Berdesir
54 IPH BAB 54 - Rindu
55 IPH BAB 55 - Berpikir Lain
56 IPH BAB 56 - Ingkar
57 IPH BAB 57 - Keputusan Sulit
58 IPH BAB 58 - Tentang Nusa
59 IPH BAB 59 - Dua Keluarga
60 IPH BAB 60 - Senja
61 IPH BAB 61 - Ini Adalah Awal
62 IPH BAB 62 - Perkelahian
63 IPH BAB 63 - Pernyataan Dirga
64 IPH BAB 64 - Rasa Bersalah
65 IPH BAB 65 - Keputusan Dirga
66 IPH BAB 66 - Yuna El Ibrahim Suryo
67 IPH BAB 67 - Memiliki Banyak Anak
68 IPH BAB 68 - Membuat Janji Temu
69 IPH BAB 69 - Izin Ibrahim
70 IPH BAB 70 - Pergulatan Batin
71 IPH BAB 71 - Menemui Sonya
72 IPH BAB 72 - Hubungan Persaudaraan
73 IPH BAB 73 - Menebus Yang Setimpal
74 IPH BAB 74 - Pelukan Yang di Rindukan
75 IPH BAB 75 - Memperbaiki Hubungan
76 IPH BAB 76 - Istri Pilihan Kakek
77 Menggoda Wanita dewasa
78 Wajib Baca
79 After Divorce
80 Bride Of Choice Karya Lunoxs
81 Eleanor Hasrat Sang Penguasa karya baru Lunoxs
82 Crazy Love karya baru Lunoxs
83 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 83 Episodes

1
IPH BAB 1 - Wanita Pilihan Kakek
2
IPH BAB 2 - Tidak Apa-Apa
3
IPH BAB 3 - Hamil
4
IPH BAB 4 - Sebuah Rencana
5
IPH BAB 5 - Sentuhan Lembut
6
IPH BAB 6 - Mulai Percaya Jika Cinta Itu Ada
7
IPH BAB 7 - Mencari Pembenaran
8
IPH BAB 8 - Kata-Kata Manis
9
IPH BAB 9 - Tulus Dan Penuh Cinta
10
IPH BAB 10 - Kelahiran Yusuf
11
IPH BAB 11 - Menikmati Peran
12
IPH BAB 12 - Warisan
13
IPH BAB 13 - Melukai Secara Perlahan
14
IPH BAB 14 - Talak
15
IPH BAB 15 - Jadilah Wanita Tangguh
16
IPH BAB 16 - Kemarahan Ibrahim
17
IPH BAB 17 - Perubahan Aira
18
IPH BAB 18 - Istri Kedua
19
IPH BAB 19- Dua Kepribadian
20
IPH BAB 20- Membenarkan Semua Tuduhan
21
IPH BAB 21 - Kewajiban
22
IPH BAB 22 - Menyakiti Diri Sendiri
23
IPH BAB 23 - Pelukan
24
IPH BAB 24 - Bawahan
25
IPH BAB 25 - Rumah Tangga
26
IPH BAB 26 - Keputusan Bersama
27
IPH BAB 27 - Jadi Kenangan Yang Indah
28
IPH BAB 28 - Darah
29
IPH BAB 29 - Kata Cinta Dan Nyawa
30
IPH BAB 30 - Harus Bahagia Atau Bersedih?
31
IPH BAB 31 - Penyesalan
32
IPH BAB 32 - Keinginan Sonya
33
IPH BAB 33 - Untuk Terakhir Kali
34
IPH BAB 34 - Undangan Pernikahan
35
IPH BAB 35 - Menahan Hasrat
36
IPH BAB 36 - Hadiah Terindah
37
IPH BAB 37 - Jika Boleh Meminta
38
IPH BAB 38 - Jati Diri
39
IPH BAB 39 - Mengakui Kesalahan
40
IPH BAB 40 - Menatap Masa Depan
41
IPH BAB 41 - Pembunuh
42
IPH BAB 42 - Penyesalan Yang Mendalam
43
IPH BAB 43 - Hukuman
44
IPH BAB 44 - Aira dan Sonya
45
IPH BAB 45 - Tiga Bulan Berlalu
46
IPH BAB 46 - Sayang
47
IPH BAB 47 - Bahagia Versi Sederhana
48
IPH BAB 48 - Sangat Beruntung
49
IPH BAB 49 - Ibu Sambung
50
IPH BAB 50 - Pikiran Buruk
51
IPH BAB 51 - Menaruh Rasa
52
IPH BAB 52 - Pergi ke Tegal
53
IPH BAB 53 - Kembali Berdesir
54
IPH BAB 54 - Rindu
55
IPH BAB 55 - Berpikir Lain
56
IPH BAB 56 - Ingkar
57
IPH BAB 57 - Keputusan Sulit
58
IPH BAB 58 - Tentang Nusa
59
IPH BAB 59 - Dua Keluarga
60
IPH BAB 60 - Senja
61
IPH BAB 61 - Ini Adalah Awal
62
IPH BAB 62 - Perkelahian
63
IPH BAB 63 - Pernyataan Dirga
64
IPH BAB 64 - Rasa Bersalah
65
IPH BAB 65 - Keputusan Dirga
66
IPH BAB 66 - Yuna El Ibrahim Suryo
67
IPH BAB 67 - Memiliki Banyak Anak
68
IPH BAB 68 - Membuat Janji Temu
69
IPH BAB 69 - Izin Ibrahim
70
IPH BAB 70 - Pergulatan Batin
71
IPH BAB 71 - Menemui Sonya
72
IPH BAB 72 - Hubungan Persaudaraan
73
IPH BAB 73 - Menebus Yang Setimpal
74
IPH BAB 74 - Pelukan Yang di Rindukan
75
IPH BAB 75 - Memperbaiki Hubungan
76
IPH BAB 76 - Istri Pilihan Kakek
77
Menggoda Wanita dewasa
78
Wajib Baca
79
After Divorce
80
Bride Of Choice Karya Lunoxs
81
Eleanor Hasrat Sang Penguasa karya baru Lunoxs
82
Crazy Love karya baru Lunoxs
83
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!