Bella menaiki taksi menuju rumah kediaman suaminya setelah selesai merapikan barangnya yang masih tertinggal di kontrakan lamanya. Bella pamit pada Sarah tanpa menaruh curiga sedikitpun kepada sahabatnya Sarah yang jelas-jelas sudah menikamnya dari belakang.
Mata Bella menerawang jauh, dia melihat jam ditangannya yang menunjukkan pukul 17.10 wib, langit sore itu sudah mulai berubah warna menjadi jingga. Bella tak bisa membayangkan sekacau apa keadaan dirumah keluarga Wijaya saat ini karna masalah kehamilan Citra. Entah apa yang sedang terjadi disana.
Bella turun tepat didepan rumah nan megah milik suaminya Pak Ansel. Seorang satpam dengan sigap membukakan pintu pagar saat tahu Bella sudah pulang.
"Non, kok gak bareng tuan?" Tanya Pak Ali satpam disana dengan senyum diwajahnya.
"Iya pak tadi saya ada urusan dulu, Pak Ansel udah balik?" Bella balik bertanya pada Pak Ali.
Pak Ali nampak ragu untuk menjawab. Dia melirik sesaat ke arah bangunan rumah lalu sedikit mendekat ke arah Bella.
"Non, pak Ansel udah balik dari tadi Non, kayaknya ada yang lagi terjadi di dalem deh Non, tadi Non Citra nyoba buat bunuh diri lagi dengan minum racun, untung sama bi Iyam ketahuan Non, langsung dokternya dipanggil kesini dan ternyata.." Pak Ali menggantung kalimatnya.
"Non Citra lagi hamil Non!" Bisik Pak Ali melemahkan nada bicaranya agar tak ada yang mendengar karna dia takut dipecat jika sampai ketahuan oleh salah satu keluarga Wijaya.
Bella kaget bukan karna tahu kabar kehamilan Citra tapi karna Citra yang mencoba bunuh diri. Bella langsung berlari ke dalam rumah. Dia langsung bergegas menuju kamar Citra yang terletak di lantai dua.
Bella berdiri didepan pintu, dia ragu untuk masuk ke dalam, tapi dia khawatir pada adik iparnya Citra dan ingin melihat kondisinya.
Akhirnya dengan memberanikan diri Bella masuk kedalam kamar Citra.
Klek
Bella masuk kedalam dan langsung disambut tatapan sinis Pak Ansel yang sedang duduk ditepi ranjang Citra. Citra terlihat tergolek tak sadarkan diri disana.
Bella melihat ada Pak Hamis dan Nyonya Tania juga disana. Sepertinya dari raut wajahnya Bella bisa menebak jika semua orang sudah tau apa yang sebenernya sedang terjadi pada Citra.
"Bagaimana kita bisa kecolongan Ansel?" Ucap Pak Hamjs dengan nada gusar.
"Mamah malu Pah, mau ditaruh dimana muka mamah! anak ini benar-benar gak bisa diharapkan!" Ucap Nyonya Tania dengan penuh emosi.
"Kamu harusnya bisa ngerti kondisinya Citra mah! kemana saja kamu sampai kamu gak tau kalau anakmu ini tengah hamil!" Pak Hamis menggertak istrinya yang sedari tadi hanya bisa marah-marah tak jelas.
"Kok papah nyalain mamah sih? Pokoknya gak boleh ada yang tahu kalau Citra hamil! Kita harus segera menikahkan dia dengan pria yang sudah menghamilinya sebelum kehamilannya semakin besar!" Usul Nyonya Tania.
Sementara itu Ansel hanya diam dan menatap tajam ke arah Bella.
"Permisi." Bella mendekat ke arah ranjang Citra.
Nyonya Tania menatapnya dengan tatapan tak suka, namun kembali acuh karna saat ini dia sedang fokus pada masalah anaknya Citra.
"Bella, kamu sudah pulang nak? kemarilah kamu juga harus tahu masalah dirumah ini karna sekarang kamu adalah bagian dari keluarga kami." Ucap Pak Hamis dengan menatap sedih ke arah Citra.
"Adikmu Citra tengah mengandung bayi dari seorang laki-laki, kami benar-benar syok dan tak mengira jika Citra menyembunyikan hal sebesar ini dari kami. Entah apa yang ada di pikirannya sampai-sampai dia berpikiran pendek ingin mencoba melenyapkan dirinya dan juga kandungannya itu!" Pak Hamis menarik nafas berat.
Bella menatap kasihan pada Citra. Betapa malang gadis itu, Kevin memang benar-benar cowok bajingan!
"Ansel apa kamu tahu siapa laki-laki yang sudah menghamili adikmu?" Tanya Pak Hamis dengan wajah serius.
Ansel mengangguk pelan.
"Aku tahu pah, dan aku udah nyuruh orang-orangku buat bawa cecunguk itu kemari!" Ansel membelai rambut adiknya dengan tatapan sedih. Dia tak mengira jika Citra menanggung derita sebesar ini sendirian. Ini semua gara-gara laki-laki itu.
Ansel menatap Bella dengan tatapan kebencian yang semakin dalam. Pasti Bella saat ini senang melihat adiknya sengsara, gumam Ansel dalam hatinya.
Waktu berlalu menunjukan pukul 19.30 wib. Citra masih tak sadarkan diri. Bella menemani Citra dikamarnya, dia mengusap-ngusap tangan Citra dengan lembut.
"Cit, kamu harus cepat bangun, kamu gadis yang kuat, kamu harus bisa melewati ini demi anakmu Cit." Ucap Bella lirih. Bella merasa sangat kasihan pada Citra apalagi adik iparnya itu tengah mengandung. Walaupun Kevin sudah mengkhianatinya dengan Citra namun Bella tahu jika Citra juga hanyalah korban seperti dirinya.
"Jangan pura-pura sok sedih, akting kamu gak guna disini!" Ucap Ansel dengan nada tajam.
Bella menoleh dan langsung berdiri menyingkir saat Ansel mulai mendekatinya. Bella masih trauma dengan kejadian malam itu.
"Kamu dan pacar kamu harus membayar semua ini Bella!" Ucap Pak Ansel dengan nada penuh kebencian.
"Pak, bapak sudah salah paham, saya harus menjelaskan berapa kali kalau saya gak tau apa-apa soal Citra dan Kevin!"
"Halah jangan berbohong. Pasti sekarang kamu senang kan melihat keadaan adik saya yang sudah hancur saat ini?" Ansel semakin mendekat ke arah Bella.
Namun tiba-tiba terdengar suara dering handphone dari dalam saku kemeja Ansel.
"Hallo!" Ansel menjawab panggilan masuk dari salah satu orang-orang suruhannya.
"Hallo bos, kita udah berhasil bawa Kevin bos, kita ada diluar rumah bos." Ucap seseorang dari sebrang sana.
"Bagus, bawa dia kedalem!" Ansel langsung menutup telponnya dan bergegas keluar kamar. Bella yang mendengar percakapan Ansel tadi langsung menyusul suaminya keluar kamar.
Terlihat Pak Hamis dan Nyonya Tania yang sedang berjalan menuruni tangga. Sepertinya Ansel sudah memberitahukan orang tuanya untuk bertemu dengan Kevin. Bella mengikuti mereka dari belakang.
Ansel sudah berada dibawah ruangan saat tiba-tiba sekelompok pria berbaju hitam masuk dengan mengapit seorang pria yang terlihat berontak karna tak mau dipegangi. Bella menatap pria itu dengan tatapan marah sekaligus kecewa. Pria itu tak lain adalah Kevin mantan kekasihnya.
"Pah, Mah, ini laki-laki brengsek yang udah ngehamilin Citra!" Ansel langsung meninju Kevin tepat di ulu hatinya yang membuat Kevin sontak terpekik kesakitan. Belum puas melihat Kevin tersungkur dilantai Ansel hendak melayangkan pukulannya lagi namun tuan Hamis langsung mencegahnya.
"Sudah Ansel cukup! dia kesini bukan buat dihajar, dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya!" Ucap Tuan Hamis sambil mengatur nafasnya yang mulai sesak karna melihat kekacauan dirumahnya ini sudah semakin tak terkendali.
"Pah, ayo duduk dulu, saya ambilkan minum ya?"Bella hendak membantu memapah Tuan Hamis yang mulai limbung namun Nyonya Tania menahan tangannya.
"Jangan sentuh suami saya. Ambilkan minum saja sana cepat!" Perintah Nyonya Tania dengan wajah galaknya.
Bella mengangguk dan segera bergegas mengambilkan minum untuk ayah mertuanya.
Sementara itu Ansel mengatur nafasnya agar emosinya tidak semakin meledak.
"Bantu dia untuk duduk, kit harus segera membicarakan masa depan Citra!" Suruh Tuan Hamis yang dibalas anggukan oleh para suruhannya.
Kevin pun dibantu untuk duduk di kursi ruang tamu, semua orang sudah berkumpul disana. Ansel langsung menyuruh orang-orang suruhannya untuk menunggu diluar karna ini akan membahas masalah pribadi keluarganya.
"Apa benar kamu yang sudah menghamili anak saya Citra?" Tanya Tuan Hamis pada Kevin yang masih mencoba untuk duduk dengan tegap sambil memegangi ulu hatinya yang terasa nyeri.
Kevin hanya diam saja. Dia malah menoleh ke arah Bella yang baru saja datang dari arah dapur untuk membawakan minum bagi Tuan Hamis.
Ansel yang melihat itu semakin emosi dibuatnya.
"Hei, jawab brengsek!" Perintah Ansel sambil menatap nyalang pada Kevin.
"I-iya saya yang sudah menghamili Citra Pak, saya mohon maafkan saya Pak, saya benar-benar khilaf saat itu." Kevin menunduk sambil menyatukan kedua tangannya dan berlutut dihadapan Tuan Hamis Wijaya.
Bella yang melihat itu sangat jijik pada Kevin. Bella membuang tatapannya saat Kevin kembali melirik ke arahnya.
"Sudah berapa lama kalian pacaran?" Tanya Pak Hamis lagi.
"Sudah mau setengah tahun pak." jawab Kevin yang jelas saja membuat Bella ternganga tak percaya. Jadi selama itu dia sudah dibohongi oleh pria didepannya ini. Sungguh Bella merasa telah jadi wanita paling bodoh selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Pipin Wahyuni
pengalaman dari bela
2023-04-02
0
Putri Minwa
betapa sakitnya hati Bella ya
2022-11-19
0
💮Aroe🌸
kevin minta sunat....
2022-01-11
1