Bella mengikuti langkah kedua pria di depannya tanpa rasa curiga sedikitpun.
Setelah keluar dari lift mereka langsung menuju lorong yang akan membawa mereka pada kamar tujuan yang memang telah di pesan oleh Radit dan Edo.
"Ini kamarnya.. " Radit dan Edo menghentikan langkahnya didepan sebuah kamar dengan nomor 121.
Edo pun langsung mengeluarkan CardLock dari dalam dompetnya. Setelah menempelkan CardLock dibawah gagang pintu tempat sensor pun berbunyi dengan menunjukan lampu hijau yang artinya pintu kamar hotel telah berhasil di buka.
"Ayo masuk Bell.." Radit mengajak bella yang nampaknya ragu untuk masuk ke dalam kamar.
"Bell gak usah takut. Kita gak bakal macem macem. Lagian ada Cctv di hotel ini." Edo meyakinkan agar Bella tak ragu lagi.
Sementara dibelakang mereka Ansel datang dengan Zio dibelakangnya.
Ansel menghentikan langkahnya ketika melihat Bella masuk kedalam kamar hotel yang berada persis didepannya sementara dua laki laki dibelakangnya saling menatap dengan tatapan yang Ansel tau itu adalah tatapan penuh hawa nafsu.
"Kenapa men, lo kenal mereka?" Tanya Zio penasaran saat Ansel hanya diam saja memperhatikan dua pria yang masih berdiri didepan kamarnya.
Tak lama setelah kedua pria itu ikut masuk ke dalam kamar nomor 121. Ansel merogoh Hp dikantong celananya.
"Bawa kesini CardLock serep untuk kamar nomor 121, sekarang gak pake lama !" Perintah Ansel pada seseorang di dalam telponnya. Ansel mengeluarkan Sebatang rokok, membakarnya lalu kemudian menghisapnya dengan santai.
"Lo mau apa sih men? kamar 121 yang onohkan udah ada orangnya.." Tanya Zio lagi yang tak mengerti mengapa Ansel bersikap aneh.
"Ada kunyuk yang harus kita kasih pelajaran.." Jawab Ansel singkat. Membuat Zio tambah Bingung.
Sementara di dalam kamar Bella langsung duduk diatas sofa yang terletak di sisi kamar dekat jendela. Di ikuti oleh Radit dan Edo yang juga ikut duduk dengan posisi melingkari Bella.
Bella yang masih tak sadar jika dirinya sedang dalam bahaya langsung menanyakan tentang masalah kerja sama endorse nya.
"Boleh langsung kita mulai aja kerja samanya..?" Tanya Bella sambil menatap Edo dan Radit bergantian.
"Oh tentu Bell, ini kamu tinggal tanda tangan aja disini sebagai persetujuan kerja sama kita.." Tunjuk Edo pada secarik kertas yang sudah ada di atas meja.
Bella menerima selembar kontrak kerja sama itu. Dia membacanya dengan seksama dan kemudian langsung menandatanganinya.
"Oh iya bajunya udah gue siapin Bell, kalau mau foto sekarang juga boleh.."
"Disini? latar belakangnya gak menunjang, hasil fotonya gak akan bagus.." Bella tidak setuju. Karna biasanya untuk Endorse dia akan memberikan foto yang menurutnya paling bagus.
Setidaknya Bella akan memakai studio foto pribadinya agar hasil fotonya lebih profesional.
Radit pun mengeluarkan amplop coklat dari dalam kantong jaketnya.
"Bell, kita siapin uang tunai. Pegang ini bell dan kalau bisa kita minta fotonya sekarang juga karna deadline Bell mau kita post besok pagi.. kamu gak keberatan kan?" Pinta Radit sambil menyerahkan amplop coklat ke tangan Bella.
"Tenang bell untuk foto kita udah siapin kamera yang bagus dan lo tinggal pose aja udah beres deh.."
Bella berpikir sejenak. Namun dia masih tak bisa menangkap niat jahat dari dua pria di depannya.
"Ok, mana bajunya?" Bella akhirnya menyetujui permintaan dari Radit dan Edo.
Edo pun menyerahkan sebuah paper bag yang berisi sepasang pakaian tidur dewasa.
Saat Bella masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Edo dan Radit saling bertatapan puas karna rencana mereka untuk menjebak Bella berjalan dengan lancar.
Radit dan Edo ternyata adalah pengagum rahasia Bella sejak lama. Mereka mengenal Bella lewat media sosial Bella. Endorse hanyalah alasan mereka berdua untuk bisa bertemu dengan idolanya Bella.
Menurut Radit dan Edo, Bella adalah wanita dengan wajah paling cantik yang pernah mereka lihat. Kelihaian bermain Dj yang Bella punya menambah nilai plus dimata mereka. Menurut mereka Bella ini sangat seksi saat sedang memainkan alat Dj nya.
Setelah memikirkan semuanya masak masak. Akhirnya Radit mengajak Edo untuk menjalankan niat busuknya menjebak Bella di hotel ini. Edo yang juga sudah sejak lama menggilai Bella pun tanpa pikir panjang menyetujuinya.
Setelah mengganti pakaiannya. Bella bercermin di kaca kamar mandi. Dia menatap dirinya dengan risih. Pakaian Endorse yang dia kenakan ini lebih mirip baju tidur seksi untuk malam pertama. Bagian dadanya begitu terbuka sampai belahan dada Bella bisa terlihat dengan jelas.
Bahannya pun bisa dibilang menerawang karna Bella bisa melihat lekukan tubuhnya dengan lebih jelas.
Bella ragu untuk keluar kamar mandi. Bagaimanapun dia sekarang sedang bersama dua laki laki di dalam kamar hotel.
Hal buruk bisa kapan saja terjadi. Sedikit sesal muncul dibenaknya karna terlalu terburu buru mengiyakan ajakan kedua pria itu.
"Bell kok lama?" Tanya Radit dari luar kamar mandi.
"Iya.. gue keluar nih.."
Bella dengan ragu melangkah keluar kamar mandi, dia mencoba menutup tubuhnya dengan Pakaian yang dia kenakan sebelumnya, walaupun bagian belakangnya tetap bisa terekspos dengan jelas.
Edo dan Radit yang melihat Bella dengan Baju tidur seksi langsung melotot sambil menelan ludah.
"Betapa indahnya ciptaan Tuhan.." Ucap Radit pelan.
Edo langsung menyikut Radit.
"Ayo Dit..."
"Mau foto dimana ? cepetan ya, gue gak bisa lama ninggalin meja Dj!" Pinta Bella yang masih merasa sedikit risih memakai pakaian yang dikenakannya.
"Santai dong sayang. Baru juga mau mulai.." Radit mendekati Bella hendak menyentuh pundaknya. Namun dengan cepat bella mundur untuk menghindar.
"Jangan kurang ajar ya kalian!!" Ucap Bella sambil melotot tajam.
"Wish wish makin galak makin seksi dia.." Edo menyeringai sambil melangkah mendekati Bella.
Bella mulai terpojok oleh kedua Pria didepannya.
"Mau apa kalian?" Bella mulai menatap penuh curiga pada Radit dan Edo.
"Udahlah Bell nikmatin aja, kita ini udah bayar mahal dan uangnya juga udah lu pegangkan.." Radit masih mencoba memegang pundak Bella tapi Bella segera menangkisnya.
"Jangan berani berani sentuh gue! kita disini cuman buat urusan endorse ya. Kalau kalian berani kurang ajar kaya gini gue bakal batalin kerja sama kita sekarang!!!" Ucap bella sambil berteriak lantang.
Bella mencoba melarikan diri namun tubuhnya dapat dengan mudah ditangkap oleh Edo yang berada tepat disampingnya.
"Mau kemana sayang?" Bisik edo yang membuat Bella mendelik jijik ke arahnya.
"Lepaaaas!!! Tolooong!!!" Bella berteriak sekuat tenaganya sambil berusaha melepaskan tangan edo yang melingkar dilehernya.
"Jangan bikin diri lo sendiri capek Bell, kamar ini kedap suara, ayolah kita cuman mau sedikit main main sama aja sayang. Jangan sok jual mahal lah Bell.." Radit ikut mendekati Bella.
Bella meludahi Radit saat Radit hendak memegang pipinya.
Karna geram Radit menarik paksa Bella dari tangan Edo kemudian menghempaskan tubuh Bella ke atas kasur.
Radit dan Edo tertawa terbahak bahak melihat Bella tersungkur di kasur.
Bella meronta namun kedua tangan Radit berhasil mengapit lengan Bella dengan menguncinya ke atas kepala Bella sendiri.
Bella hampir akan di cium saat tiba tiba Radit dan Edo menoleh karna mendengar bunyi sensor pintu menyala.
PIPIP PIPIP
Tak lama datang dua orang pria berbadan jangkung dari arah pintu masuk.
"Ck ck laki laki tapi maen nya kok keroyokan.." Ansel berdecak santai sambil menghisap rokok ditangannya.
"Siapa lo? kenapa bisa masuk kesini ?" Edo heran karna pintu hotel tadi terkunci otomatis. Dan hanya bisa dibuka oleh CardLock ditangannya.
"Kenapa gak bisa? Gue yang punya hotel ini.." Jawab Ansel sambil melirik tajam ke arah Radit yang masih mengapit kedua lengan Bella di atas kasur.
"Hei cunguk lepasin cewek itu !" Ansel menatap tajam ke arah Radit yang masih mengapit kedua lengan Bella di atas kasur.
Zio yang berada dibelakang Ansel pun kaget melihat ada Dj yang tadi dilihatnya di Klub malam, pantas Ansel ngotot ingin masuk ke kamar ini. Ternyata dia ingin menyelamatkan Bella dari dua orang cunguk ini.
Radit pun melepaskan tangan Bella. Dia berdiri dan kemudian mendekat ke arah Edo.
Bella yang ketakutan segera mengumpat dibalik gorden jendela kamar.
"Lebih baik kalian pergi dan jangan ikut campur urusan kami!" Pinta Edo yang malah dijawab senyum kecut oleh Ansel.
"Kalau gue gak mau gimana?" Ansel maju dan menarik kerah baju Radit dengan cepat.
Edo yang mendapat serangan mendadak itu hendak melayangkan pukulan ke arah Ansel namun Zio yang melihat itu tentu saja tak tinggal diam.
Akhirnya baku hantam tak dapat dielakan. Satu lawan satu. Radit yang kewalahan menghadapi Ansel dan Edo yang terus di hujani pukulan oleh Zio.
"Bisa bisanya lo mau berbuat mesum di hotel gue!" Ansel meninju tepat di pelipis wajah Radit sampai membuat Radit jatuh tersungkur diatas lantai dengan posisi tertelungkup.
Radit mengangkat badannya dan hendak membalas pukulan Ansel, namun dengan mudah Ansel bisa mengelak.
"Cih, jangan sok jagoan lo !" Umpat Radit pada Ansel.
"Ayo dong maju, masa segini doang kemampuan lo! Sama cewek aja lo beraninya keroyokan.." Ejek Ansel yang makin membuat Radit kebakaran jenggot.
Radit pun maju dan mencoba memukul Ansel sekali lagi, namun karna Ansel memang jago dalam bela diri jadi tak sulit baginya untuk menghindari serangan dari Radit.
Radit hendak melayangkan tinjuannya namun dengan secepat kilat Ansel menghindar dan berhasil melayangkan satu tonjokan keras di ulu hati Radit.
Radit tersungkur sambil meringis memegangi perutnya.
"Sialaan!" maki Radit pada Ansel.
"Gue saranin lebih baik lo dan temen lo itu enyah dari sini sekarang.." Ancam Ansel masih dengan nada santai.
Ansel melihat ke arah gorden. Bella masih bersembunyi disana dengan raut ketakutan.
Ansel menghampiri Bella dan melihat sekilas pakaian menerawang yang Bella kenakan. Ansel membuka jaketnya dan hendak memberikannya pada Bella.
Namun dibelakang Ansel, Radit berhasil berdiri dengan sisa tenaganya. Dia mengambil vas bunga dari meja dan hendak melemparkannya pada Ansel.
Ansel tak menyadarinya karna dia membelakangi Radit. Namun tidak dengan Bella, dia dapat melihat dengan jelas kemana arah pergerakan Radit.
Bella yang panik karna sepersekian detik setelah melihat Radit mengambil vas bunga diapun langsung melemparnya ake arah Ansel.
Bella lari dengan cepat ke arah Ansel. Bella langsung memeluk ansel dan menukar posisi Ansel dengan dirinya yang akhirnya membuat Vas bunga itu tidak jadi mengenai Ansel namun malah mendarat tepat di kepalanya.
PRAANG
Suara vas bunga yang pecah mengenai kepala Bella seketika membuat Ansel tersentak kaget.
bersambung...
gimana makin seru gak?
jangan lupa terus dukung author ya dengan cara vote author biar author makin semangat updatenya readers ^^.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Ratu Fadira
masa gak ada rasa curiganya sm sekali, mau aja di bawa ke kamar hotel
2024-09-07
0
Nia Nara
Boleh maki2 bella gak ? Kesel banget jadi cewe tholol !!! Masa iya diajak ke kamar hotel sama 2 lelaki iya iya aja
2023-11-13
1
Pipin Wahyuni
seru Thor lanjutttt👍👍👍
2023-04-02
0