Pagi itu pukul 08.00 wib dirumah kediaman keluarga wijaya.
Seluruh keluarga berkumpul dikamar Citra saat bi Iyam memberitahukan jika Nona mudanya itu sudah mulai sadarkan diri.
Ansel yang tadi hendak berangkat ke kampus pun langsung menunda keberangkatannya begitu juga dengan Tuan Hamis dan Nyonya Tania yang baru saja mau keluar rumah dengan urusannya masing-masing langsung bergegas kembali ke dalam rumah. Sementara Bella memang kuliahnya hari ini dimulai pukul 10.00 wib.
"Citra, apa yang kamu rasakan sekarang? apa ada yang sakit?" Tanya Ansel dengan raut cemas dan langsung mengambil tempat duduk disamping ranjang adiknya.
"Kak, perut aku Kram." Keluh Citra dengan nada lemah.
"Bi, tolong ambilkan air hangat untuk Citra!" Pinta Pak Hamis pada Bi iyam yang tengah berdiri di belakangnya. Bi iyam mengangguk dan langsung bergegas ke dapur untuk mengambilkan minum.
Bella yang baru saja masuk langsung ikut berdiri di sebelah Pak Hamis dan menatap Citra dengan khawatir.
Sementara itu Nyonya Tania masih terlihat jengkel pada anak gadisnya yang di nilainya sudah mencoreng nama baik keluarganya.
Citra hendak duduk dan dengan sigap Ansel dan pak Hamis membantunya agar tidak limbung.
Citra memegang tangan ayahnya sambil terisak.
"Maafkan Citra ayah, maaf Citra sudah membuat ayah malu, ayah pasti kecewa pada Citrakan!" Tangis Citra seketika pecah.
"Sudah nak, sudah semuanya sudah terjadi tak perlu ada yang diperdebatkan lagi!" Pak Hamis mencoba menenangkan anak bungsunya itu.
"Mamah kan sudah wanti-wanti jaga pergaulan kamu Cit, kamu memang gak bisa diharapkan sama sekali, kamu sudah bikin keluarga ini malu kamu tahu itu?!" Nyonya Tania terlihat emosi dan hampir saja ingin menampar anaknya kalau saja Tuan Hamis tidak mencegahnya.
"Mah cukup mah ! anak kamu sedang mengandung! jaga emosi kamu itu! semua sudah terjadi apa yang mau di sesali? kamu juga salah karna selama ini terlalu sibuk dengan teman-teman kamu sampai kamu tidak tau kalau anak kamu sendiri tengah hamil!"
"Lho kenapa papah malah nyalahin mamah sih?, memang papah kemana juga saat anak papah ini sudah hamil sampai-sampai tidak sadar? papah juga terlalu sibuk dengan bisnis papah kan!"Nyonya Tania nampak tak suka dirinya di salahkan.
Citra yang melihat kedua orangtuanya bertengkar karena dirinya semakin merasa bersalah.
Ansel langsung memeluk Citra dan mencoba menenangkannya.
"Mah, pah, bisa gak stop jangan ribut dulu, lihat Citra masih syok mah, pah. Biarin dia tenang dulu!" Ansel menatap Ayah dan Ibunya bergantian dengan tatapan memohon.
Bella terkesima melihat betapa hangatnya sikap Ansel pada adiknya beda sekali dengan sikap Ansel saat berhadapan dengannya.
"Papah urus anak papah ini, mamah sudah terlambat ke acara arisan teman-teman mamah!" Ucap Nyonya Tania sambil melenggang pergi dari kamar itu.
"Kamu masih bisa mementingkan teman-teman kamu mah disaat seperti ini? benar-benar egois kamu jadi ibu!" Bentak Pak Hamis yang malah tak dihiraukan oleh Nyonya Tania.
Nyonya Tania hanya menoleh sesaat lalu kemudian pergi meninggalkan mereka.
Bella yang melihat sikap Nyonya Tania merasa iba pada Citra, disaat terpuruknya ini sosok seorang ibulah yang sebenarnya sangat dibutuhkan olehnya, tapi ibunya sendiri malah bersikap acuh padanya. Bella teringat ibunya di kampung dan bersyukur memiliki seorang malaikat yang selalu ada untuknya dalam keadaan apapun.
Bella mendekati Citra dan hendak mengelus pundaknya namun tatapan tajam Ansel menghentikannya seketika.
Tatapan itu seolah-olah mengisyaratkannya untuk tak menyentuh adiknya Citra.
"Ansel telpon Kevin dan suruh dia untuk kemari bersama orang tuanya nanti malam!" Suruh Pak Hamis yang dijawab anggukan oleh Ansel.
Citra yang mendengar itu menoleh kaget dan seketika terlihat rona bahagia di wajahnya.
"Pah, apa kau gak salah denger? papah sudah setuju dengan hubungan aku sama Kevin?" Tanya Citra dengan mata berbinar.
"Iya nak, mau bagaimanapun semua sudah terjadi, sekarang yang terpenting adalah anak yang ada didalam kandungan mu, dia tak berdosa, papah mohon sama kamu jangan pernah kamu melakukan hal yang bisa membahayakan diri kamu dan anakmu lagi ya nak?" Pak Hamis menghampiri Citra dan mengelus rambut putrinya itu.
Citra tersenyum lebar dan langsung memeluk Pak Hamis dengan erat.
"Makasih ya pah, aku sayang papah."
Citra mempererat pelukannya.
"Sudah sudah sekarang kamu istirahat lagi ya, nanti malam kita lanjutkan pembicaraan ini dengan Kevin dan keluarganya, Papah harus pergi dulu ada meeting yang harus papah hadiri." Ucap Pak Hamis sambil melepas pelukan Citra.
Pak Hamispun pergi dari ruangan itu.
"Kamu udah gak apa-apakan Cit?" Tanya Ansel yang masih terlihat khawatir pada adiknya.
"Udah engga kak! kaka mau pergi ke kampus ya? yaudah sana aku udah sehat banget sekarang." Citra tersenyum lebar dan begitu lepas.
Ansel lega karna akhirnya dia melihat senyum itu lagi di wajah adiknya setelah sekian lama senyum itu redup.
"Yaudah kaka pergi dulu ya, kalau ada apa-apa telpon kaka oke?" Ansel mengelus rambut Citra dan segera pergi dari kamar itu.
Tinggallah hanya Bella dan Citra sekarang.
Bella mencoba mendekat ke arah Citra dan duduk di tepi ranjang.
"Cit, kaka emang baru tau masalah yang menimpa kamu, kaka doain ya semoga kamu bisa kuat ngelewatin ini semua, jangan mudah putus asa karna Pak Ansel dan Pak Hamis sangat menyayangi kamu Cit dan kamu juga harus tetap kuat karna sebentar lagi kamu akan jadi seorang ibu." Ucap Bella sambil tersenyum tulus.
"Iya kak, makasih ya!" Diluar dugaan Citra langsung memeluk Bella dengan hangat. Bella tak menyangka jika Citra akan meresponnya dengan sangat akrab. Bella pun membalas pelukan Citra dan mengusap punggung adik iparnya itu.
"Kak, aku gugup dan bingung karna aku akan jadi seorang ibu, aku gak berniat membahayakan anakku kak, aku cuman kecewa karna ayah anak ini gak mau tanggung jawab kemarin. aku bener-bener frustasi dan cuman kepikiran untuk hilang aja dari dunia ini. Tapi aku lega banget karna sekarang semuanya sudah menemui titik terang, aku gak nyangka pacar aku mau tanggung jawab sama kehamilan aku, aku seneng banget kak!" Citra terus nyerocos dengan wajah penuh kebahagiaan sementara Bella hanya mengangguk-ngangguk saja berusaha menjadi pendengar yang baik walaupun cerita itu agak menyayat hatinya karna seseorang yang tengah Citra ceritakan itu tak lain adalah mantannya yang kemarin sempat membuatnya menjadi wanita paling bahagia di dunia.
Namun Bella sadar arus kehidupannya sekarang telah berubah haluan. Kevin si brengsek itu sudah menjadi kenangan paling pahit yang ingin sekali Bella lupakan dalam hidupnya.
Biarlah Citra bahagia dengan Kevin meski Bella tak yakin jika Kevin akan setia pada adik iparnya itu. Karna jika Kevin berani menduakan kesetiaannya bukan tidak mungkin dia juga bisa melakukan hal yang sama pada Citra. Bella berdoa semoga Kevin bisa membahagiakan Citra dan bayi dalam kandungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Pipin Wahyuni
lanjut Thor👍👍👍👍👍
2023-04-02
0
Putri Minwa
mantap thor
2022-11-19
0
💮Aroe🌸
aku borong semua hari ini, wkwkwkwk😂
2022-01-11
0