Sesampai di rumah sakit Lilian dan Rita langsung berjalan menuju ke kamar perawatan Nindya. Setelah sampai di depan kamar Lilian langsung mengetuk pintu kamar.
"Bagaimana kabar Nindya, Tan?" tanya Lilian setelah berada di depan mamah Indah
"Sudah membaik besuk sudah boleh pulang" jawab Mamah indah
"Alhamdulillah, Tan kenalkan ini Rita teman kampus" ucap Lilian
"O ya, saya mamah nya Nindya, ayo masuk" kata mamah Indah sambil berjabat tangan dengan Rita. Kemudian mereka bertiga berjalan menuju ke pembaringan Nindya.
"Oya Li, Rit.. Tante tinggal keluar dulu ya ada yang harus Tante beli, titip Nindya ya..." ucap mamah Indah kemudian
"Iya tante" jawab Lilian dan Rita bersamaan, kemudian terlihat mamah Indah dan papah mahendra melangkahkan kaki meninggalkan kamar perawatan.
"Nin..." ucap Lilian dan Rita bersamaan
"Nin, ini bajumu, kutaruh di lemari apa gimana?" tanya Lilian
" Iya Li, ini aku pake daster mamah nih he he..." jawab Nindya sambil tersenyum dan menunjukkan dirinya memakai daster kepunyaan mamah nya.
"Makasih ya Rit sudah datang kemari" ucap Nindya kemudian sambil menatap Rita.
"Sama sama Nin, btw aku sudah lihat foto mesramu" ucap Rita dengan nada dan ekspresi wajah yang menggoda
"Foto apa?" tanya Nindya dengan ekspresi wajah yang kaget dengan kelopak mata yang melebar
"Tadi ditunjukin Lilian foto kamu sama mas Bram, ealah orang mau dijauhin malah nempel nempel he he..." goda Rita
"ihhh nyebelin deh kamu sama Lilian, ada teman celaka malah dibully"
"Li, kirimin ke aku donk fotonya" ucap Rita sambil menyenggol Lilian dengan sikutnya
"Awas ya Li kalo disebar sebar kutuntut kamu" ancam Nindya
"Aku tuh juga curiga lho Rit, jangan jangan saat digendong dianya sudah sadar tapi pura pura.... pingsan lagi ahhhh" Lilian menimpalin menggoda dengan tubuh disenderkan pada Rita meniru orang pingsan.
"Sialan kamu" kata Nindya sambil melempar bantal ke Lilian
"Kayaknya sih iya... ha...ha...ha..." ucap Rita ikut meledek
"Kalian itu datang ke sini kalau hanya akan membuli aku, mending ga usah ke sini" ucap Nindya dengan ketus
"Aku kan bawa baju buat kamu, emang mau mas Bram ke sini kamu pakai daster gombrang gombrang gitu he...he..." ucap Lilian
"Emang mau ke sini?" tanya Nindya
"Cie cie...nanya apa berharap" goda Rita lagi
"Rit lihat aja nanti ganti baju tidak dia" ucap Lilian lagi
"He... he.... he..." Rita dan Lilian tertawa sedangkan Nindya membalikkan badannya memunggungi mereka berdua dengan kuping ditutup bantal.
"Sudah Rit nanti pingsan lagi dia kehabisan. oksigen karena tertutup bantal" ucap Lilian sambil tertawa
"Nin, pengen denger berita ga?"ucap Lilian kemudian dengan nada serius
"Enggak" jawab Nindya ketus
"Nin, pelaku sabotase sudah diketahui identitasnya lho" kata Lilian kemudian
"Siapa?" tanya Nindya
"Katanya ga mau denger" ucap Rita
"Temen kontraknya dinosaurus" jawab Lilian
"Siapa lagi dinosaurus"
"He he kak Dino yang ketemu di kantin dengan Nuke si gadis kantin" jawab Lilian
"Yeeleh mereka itu konspirasi"
Selanjutnya mereka mengobrol banyak hal. Tak terasa waktu begitu cepat berjalan, hingga ada suara ketukan pintu kamar perawatan Nindya.
"Li tolong dibuka mamahku paling pulang ato perawat" ucap Nundya
Lilian berjalan menuju pintu kamar saat membuka pintu, ternyata yang datang bukan seperti apa yang diperkirakan
"Mas Bram kok.sudah datang katanya malam?" tanya Lilian
"Emang ga boleh datang lebih awal?" jawab Bram
"Boleh sih, ayo masuk sekarang pasien sudah membaik boleh kita datang kroyokan he he...: kata Lilian. Kemudian Bram dan Lilian berjalan menuju tempat tidur Nindya.
Nindya yang sudah dengar siapa yang datang langsung menarik selimut sampai batas leher nya karena dia masih memakai daster mamah nya yang jelas ukurannya terlalu besar untuk tubuhnya. Lobang leher daster yang terlalu besar buat tubuh Nindya membuat serasa terekspos dadanya. Nindya merasa malu dan harus menutupnya rapat rapat.
"Nin gimana keadaanmu" tanya Bram sambil matanya mengamati tubuh Nindya yang terbungkus selimut begitu rapat.
"Baik" jawab Nindya
"Apa terasa dingin? apa ac nya terlalu dingin, mana remot kontrolnya? tanya Bram sambil mata nya mencari cari remot kontrol
"Ga kok Mas" jawab Nindya
Lilian dan Rita cekikikan mereka menjauh dari tempat pembaringan Nindya dan duduk di bed kecil tempat duduk penunggu pasien. Suara cekikikan mereka terdengar oleh Nindya dan Bram. Nindya melotot ke arah mereka, kemudian Bram menoleh kepada mereka
"Ada apa ha?" tanya Bram sambil menatap Lilian dan Rita
"Ga papa mas, mungkin Nindya kedinginan karena ada mas Bram" jawab Lilian
"Liliannnn" teriak Nindya
"Apa..." jawab Lilian menggoda dengan wajah tersenyum mata melebar dan kepala geleng geleng
"Bener kan tadi sebelum ada mas Bram ga kedinginan kok" ledek Lilian sambil tersenyum
"Mas bisa ga mas Bram keluar sebentar, nanti boleh masuk lagi kok" pinta Nindya
Sepertinya Bram paham ada sesuatu yang tidak beres di antara mereka.
"Baiklah" kata Bram sambil tersenyum, kemudian bangkit berdiri untuk keluar kamar meskipun sebenarnya dia masih penasaran. Saat Bram sampai di pintu dia akan membuka pintu tetapi karena rasa penasarnya dia mencabut kunci pintu dan kemudian menutup pintu dengan pelan pelan , saat sudah di luar kamar, dia mengintip keadaan di dalam lewat lobang kunci. Meskipun sangat kecil dia bisa melihat Nindya yang turun dari tempat tidur dengan daster yang kedodoran. Bram tersenyum.paham permasalahannya namun seketika ada yang menepuk pundaknya
"Kok ga ketok pintu malah ngintip ngintip"
Bram langsung terlonjak kaget langsung ambil posisi berdiri tegak sambil memegang dadanya
"Om, Tante... eeeee iya saya ketuk pintunya... " kemudian Bram mengetuk pintu
"Sebentar sabar...." teriakan dari dalam
"Kenapa mereka tidak langsung membuka pintu" gumam mamah Indah. Kemudian mamah Indah mengetuk pintu lagi beberapa kali dengan suara lebih keras.
"Lama banget sih, kenapa mereka" gumam mamah Indah lagi
Kemudian pintu sedikit terbuka muncul kepala Lilian
"Li, kenapa lama?
"Hmmm anu tante... Sudah kok ayo masuk"
"Ayo Bram masuk"ajak mamah Indah
"Baik Tante" kata Bram dia melangkah masuk kamar dengan mengambil posisi paling belakang agar terlihat sopan memberi prioritas pada yang lebih tua jalan di depan, padahal tujuan utama dia mau memasang kunci yang sudah dia cabut.
Setelah selesai memasukkan kunci dengan sempurna tidak ada yang tahu dia mulai berjalan mendekat pada Nindya. Sementara Lilian dan Rita masih duduk di bed pembaringan dengan menyibukkan diri pada hape mereka.
Sedang mamah Indah meletakkan belanjaannya, ada berbagai jenis makanan dan minuman. Sebagian di letakkan di meja sebagian diberikan pada Lilian dan Rita. Sedang papah mahendra duduk.di pinggir bed Nindya dan Bram duduk di kursi dekat bed Nindya
"Sudah ga dingin Nin?" tanya Bram sambil tersenyum karena sekarang selimutnya hanya sampai batas perut
"Ha apa Nindya kedinginan?
"Enggak kok pah tadi cuma ac nya kedinginan" jawab Nindya bohong agar tidak berlanjut masalahnya
"Gimana pah, papah bisa perpanjang ijin nya?" tanya Nindya
"Ga bisa, papah pulang lebih dulu, nanti mamah yang nungguin kamu lebih lama"
"Bram bisa ga kamu bantu mamah nya Nindya untuk urusan pelaporan kasus, aku tidak bisa ijin lama lama"
"Baik Pak"
"Karena Sofi juga belum turun biar besuk juga mamah nya Nindya yang menemui Sofi"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Senajudifa
segini dulu bacax thor
2022-06-20
1