"Kaki mu nanti varises lho Nin kalo berdiri terus" ucap Bram sambil menatap Nindya
"He...he... Iya " ucap Nindya kemudian mendudukkan pantatnya di kursi teras dan tidak jadi masuk kamar sebab dia sedikit ragu ragu untuk membuka pintu kamar
"Kamu ga ingin main ke rumah Lilian?" tanya Bram
"Ya ingin sih tapi belum pernah ada waktu yang pas kalau jadwalku kosong Lilian ada jadwal begitu sebaliknya" jawab Nindya
"Terus apa jadwalmu hari ini dan besuk" tanya Bram lagi
"Di kost an aja buat tugas Pak Suryo" jawab Nindya
"Kan masih lama date line nya" kata Bram
"Dibuat lebih awal lebih baik, ga numpuk numpuk tugas" ucap Nindya
"Iya sih.. sekarang ke rumah Lilian yok, kamu bisa bawa lap top ngerjain di sana" bujuk Bram
"Tapi..." ucap Nindya belum selesai sudah dipotong Bram
"Kamu telpon aja Lilian..."saran Bram
Akhirnya Nindya mengambil hape nya dan mencari kontak. Kemudian Nindya melakukan panggilan voice ke Lilian
"Hallo" terdengar suara Lilian dari hape
"Li kamu pulang kapan?" tanya Nindya
"Kalau ga besuk, lusa.. kenapa sudah kangen ya?" ucap Lilian
"Aku ke rumahmu sekarang ya.."
"Aduh Nin, lain kali aja bareng aku, transport umumnya susah kalau ojek atau taxi mahal lumayan jauh sayang uang sakumu" kata Lilian
"Aku ngojek ga pa pa Li" ucap Nindya
"Bukan nya aku ga mau kamu datang Nin tapi ....
Belum selesai Lilian bicara Bram merebut hape yang di tangan Nindya
"Sama aku Li"
"Mas Bram ya? ya sudah bagus kalau sama mas Bram, okey aku tunggu.."
Bram kemudian memutuskan panggilan
"Bayar ya nanti ojeknya" kata Bram sambil memberikan hape ke Nindya
"Ih. main putus sambungan sembarangan, aku kan masih ingin omong dengan Lilian" gerutu Nindya
"Sudah sana bawa perlengkapan pribadi kamu, kalau saran ku ga usah bawa bahan tugasmu paling juga cuma ngobrol kalau ketemu Lilian" kata Bram
"he he he...tahu aja... Tapi bawa bbrp buku yang ga tebal lah..."
Nindya akhirnya membuka pintu kamar untuk mengambil beberapa barang yang akan dibawa dan kemudian memasukkan ke dalam tas nya. Setelah selesai Nindya keluar kamar tak lupa mengunci pintu kamarnya.
"Aku pamit ibu kost dulu mas" ucap Nindya
Nindya berjalan menuju rumah induk tempat ibu kost nya tinggal untuk pamit tak lupa dia juga pamit dengan beberapa penghuni kamar kost yang ada. Setelah pamit Nindya kembali menghampiri Bram yang masih duduk di kursi teras depan kamar Nindya sambil sibuk main game online
"Udah mas, yuk berangkat" ajak Nindya
Mereka berjalan menuju motor Bram kemudian motor melaju membawa mereka berdua menuju rumah Lilian. Setelah perjalanan 10 km lebih setiap 10 menit Nindya selalu bertanya masih lama ga, masih jauh ga, udah pegel nih... 3 kosa kata itu terulang ulang dan Bram hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaan Nindya.
Saat sampai di sebuah jembatan dengan sungai yang lumayan besar Bram menghentikan motornya.
"Kok berhenti, sudah sampai ya?" tanya Nindya
"Sembarangan emang rumah Lilian di bawah jembatan" kata Bram sambil menoyor helm di kepala Nindya
"Terus bensin habis?" tanya Nindya lagi
Bram membuka helm nya dan setelahnya ia akan membukakan helm Nindya. Saat tangan Bram menyentuh helm Nindya, spontan Nindya memundurkan kepalanya
"Buka helm mu aku akan mengatakan sesuatu" ucap Bram
Mau tak mau Nindya membuka helm nya dengan hati hati... Setelah helm sudah di pegang di tangan Nindya
"Apa?" tanya Nindya... ini orang selalu bikin sport jantung batin Nindya
"Itu namanya sungai Progo, batas antara kabupaten Sleman dan Kulon Progo, tempat Lilian di Kulon Progo artinya di Kulon nya sungai Progo, kulon itu artinya barat" jelas Bram.
"Ooo jadi di barat nya sungai Progo rumahnya Lilian" ucap Nindya
"Printer he...he..." canda Bram
Nindya memukul pundak Bram
"Bagus pemandangannya, aku foto dulu ya mas" ucap Nindya setelah matanya mengedarkan pemandangan di depannya
Nindya akhirnya turun dari motor dan mengambil gambar dengan ponsel nya.
"Sudah belum, ayok lanjutkan perjalanan"
"iya...." teriak Nindya kemudian dia berjalan menuju ke tempat Bram yang masih setia nongkrong di motornya
"Masih jauh apa?" tanya Nindya . Bram diam saja tidak menjawab pertanyaan Nindya sambil memakai helmnya. Setelah Nindya sudah duduk di belakangnya. Bram kembali melajukan motornya.
Beberapa saat kemudian motor berhenti di sebuah halaman rumah besar bercat putih. Bram mematikan mesin motornya. Nindya turun dari motor.
"Sudah sampai ya?" tanya Nindya, Bram tidak menjawab hanya turun dan berjalan menuju pintu rumah kemudian mau tak mau Nindya mengikutinya dari belakang. Tidak berapa lama pintu terbuka dan muncul sosok Lilian dengan senyum ceria nya...
"Nindya....Akhirnya kau sampai juga" teriak Lilian menyambut kedatangan temannya
"Li.... Apa ini masih Indonesia?" canda Nindya
"Kenapa, jauh ya capek ya tukang ojeknya nakal ga" ucap Lilian sambil tertawa menatap Bram, Bram yang ditatap mendengkus kesal.
"Yuk masuk... Sudah aku buatkan es kelapa muda dengan gula aren asli.." ajak Lilian kemudian
Mereka bertiga masuk ke dalam rumah.
Nindya melangkah mengikuti Lilian, sedang Bram kemudian duduk di kursi ruang tamu sambil sibuk dengan hape nya.
"Mas Bram ga ikut?"
"Sudah biarin aja"
Mereka berdua berjalan setelah dari ruang tamu melewati ruang keluarga dengan kamar kamar besar di samping kiri kanannya kemudian melewati ruang makan dan dapur setelahnya ada pintu keluar. Mereka berdua melewati pintu keluar tersebut tersebut dan ada ruang terbuka sebagian beratap fiber penuh dengan hamparan beras di seberangnya ada ruang makan dan beberapa ruangan
"Aduh Li rumahmu luas banget, kalau rumahku seperti ini mamahku ga teriak lagi kalau manggil anak anak nya tapi pakai peluit ha ha ha" kata Nindya
"Di desa rumah luas luas Nin" jelas Lilian
"Ini ada ruang terbuka juga di dalam?" tanya Nindya
"iya istilahnya longkangan, bisa buat jemur beras hasil panen" kata Lilian sambil menaruh 3 gelas es kelapa muda di meja depan Nindya.
"Ada dua ruang makan dan dua dapur ya Li?" tanya Nindya lagi
"He he... Iya yang ini dapur kotor Nin, pakai kayu bakar dan ruang makan yang ini kadang di pakai untuk makan siang orang orang yang ngurus beras, pegawai ibuku"
"OOoo tapi nyaman juga kok duduk di sini" ucap Nindya
Tak berapa lama terlihat sosok Bram mendekat dan ikut duduk di kursi dekat mereka berdua dan langsung mengambil gelas berisi es kelapa muda.
"Wuih mantap" kata Bram langsung menuntaskan isinya dan menaruhnya lagi gelas kosong di meja
"Ha. gelas bocor" teriak Nindya
"kalau mau lagi masih ada lho mas" ucap Lilian
"Cukup, Li kamu balik kost kapan?" tanya Bram
"Kalau ga besuk, lusa" jawab Lilian
"Ya sudah aku cabut dulu, besuk aku datang lagi kita jalan jalan itung itung jadi pemandu wisata turis lokal" kata Bram sambil alis matanya terangkat dan tatapan matanya melirik mengarah ke Nindya
"Okey lah tapi ingat pagi pagi aja jangan siang siang" kata Lilian
"Beres, aku pulang, pamitin bapak ibu nanti ya" ucap Bram yang kemudian berlalu pergi
"Bapak ibumu di mana Li" tanya Nindya
"Bapak belum pulang masih kerja, Ibu ada kegiatan dengan kelompok tani nya, pelatihan mungkin, Ibu jadi penggerak kelompok, kedua adikku sedang main mungkin he he.." jawab Nindya
"Ooo" gumam Nindya
Setelah beberapa saat Nindya teringat sebuah informasi penting buat mereka berdua.
"Li, ada info penting" kata Nindya
"Apa?" tanya Lilian
"Gadis kantin itu namanya Nuke" kata Nindya
"Kamu ketemu lagi waktu dengan mas Bram"
"Enggak sih, terus yang bikin sedih dia itu wakil ketua team media, waduh aku harus berurusan dengan dia nih" keluh Nindya
"He he... sudah nasibmu Nin"
"Dan juga vokalis band kampus" lanjut Nindya dengan senyum
"waduh nasib ku juga, aku sudah dapat email dari pengurus seni musik minggu depan ada pertemuan dan harus siap menampilkan talent nya, maka aku pulang mau ambil gitar" jelas Lilian
"Sama aku juga sudah dapat email dari team media ada pertemuan minggu depan" kata Nindya
"Ya sudah jalanin aja semoga semua baik baik saja"
"Iya lagian kata Mas Bram dia bukan pacarnya kenapa mencap mencep ke kita"
"Entahlah, tapi aku sudah biasa bertemu dengan cewek seperti itu waktu SMA" ucap Lilian
Akhirnya mereka berdua melanjutkan ngobrol di dapur belakang sambil memasak untuk menyiapkan makan malam. Pengalaman pertama Nindya masak dengan kayu bakar tetapi dia sangat menikmatinya, dan betapa bahagianya dia bisa memasak sambil membakar ubi jalar.
"Udah Nin jangan banyak banyak makan ubi jalar bakar nya, nanti kamu tidak makan malam dan berbahaya buat aku
"Emang bahaya apa?" tanya Nindya
"Ha... Ha.... Kamu kentut kentut bau nanti aku yang pingsan" jawab Lilian
Waktu terus bergulir hingga malam pun tiba. Nindya pun mengikuti acara keluarga Lilian makan malam di ruang makan dalam dan di lanjutkan ngobrol dengan orang tua dan adik adik Lilian di ruang keluarga. Setelahnya Nindya dan Lilian masuk ke kamar Lilian untuk beristirahat.
Nindya mengeluarkan lap top dan buku buku yang dibawa mau memulai membuat tugas.
"Mau buat tugas Pak Suryo ya Nin?" tanya Lilian
"Iya, eh Lin, mas Bram tuh minta dicopyin tugas, gimana Lin aku takut kena hukuman"
"Ooo mas Bram biasa gitu, tapi nanti dia buat beda kok dia cari referensi on line biasanya, paling makalahmu hanya untuk membuka otaknya ha ...ha... "
"Ooo" akhirnya Nindya sibuk dengan huruf huruf nya tak berapa lama sudah terdengar denguran halus Lilian...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
FLA
emang rumah di desa tu gede2, kamar nya pun kadang ada yg 5, sejukk lagi
2022-05-12
2
Siti
AQ suka 💪💪💪💪 baca
2022-03-01
3
Emy Budi
kredit dl ya Thor hehe👍💪
2022-02-27
1