Setelah memutuskan sambungan telpon, Bram langsung meninggalkan acara keluarganya, menuju ke kamar hotel tempat penginapan para tamu. Dia mengambil hape nya dan mengaktifkan kemudian mencari kontak Farid, saat sudah terhubung Bram langsung memulai bicara
"Rid kamu dimana?"
"Masih di mobil, sebentar lagi nyampe wilayah"
"Kamu tinggal Nindya di pos 1 bersama Sofi"
"Tapi bagian media sudah acc dia bertugas Bram, kamu hubungi tim media dulu"
"Aku hubungi tim media sebentar tetapi jangan matikan hape mu, aku nanti hubungi kamu lagi. Juga kirim rencana jalur jalur mu"
Bram kemudian memutuskan sambungan panggilannya dengan Farid. Kemudian mencari kontak Rizki sebab setahu dia Rizki ketuanya. Setelah terhubung
"Hallo Bram"
"Kamu itu ga pakai otak apa menugaskan yunior meliput kegiatan tracking, ini kegiatan berat bukan jalan jalan wisata kamu itu"
"Bram ada apa aku sedang di Jakarta ikut seminar"
"Terus yang menyuruh Nindya siapa?"
"Selama aku ikut seminar tanggung jawab dan wewenang pada wakil ketua, apa yang terjadi?"
Bram langsung memutus sambungan telpon, mencoba menghubungi Nuke tapi tidak bisa.
Kemudian Bram menghubungi Farid lagi, tetapi sekarang agak susah terhubung. berkali kali Bram mencoba menghubungi, sekarang tersambung
"Halo" ucap Farid tapi kemudian terdengar suara tanda jaringan terputus
Bram akhirnya mengetik pesan agar Nindya dan Sofi ditinggal di pos 1 dan agar mengirimkan rencana jalur tracking.
Ting pesan terkirim namun masih centang 1. Bram kemudian meneruskan pesan di group wa pecinta alam.
Sekarang Bram menghubungi Lilian
"Halo" ucap Lilian
"Li aku mau nyusul mereka"
"Aku ikut mas"
"Kamu bawa perlengkapan kalo perlu ke sekretariat dulu ambil, terus kamu naik motor nunggu di ****mart di jalan keluar kota, motor bisa di parkir di sana. Kita ngejar waktu. Aku dari Solo langsung ke lokasi tidak masuk jalan kota jadi aku jemput kamu di depan ****mart".
"iya mas"
"Nanti kalau aku sudah mau masuk Yogya
ku kabari"
"Iya Mas"
Bram menutup panggilan, kemudian berganti pakaian. Setelah selesai dia pamit pada keluarganya dan tuan rumah. Setelah pamit Bram berjalan menuju ke mobilnya. Untung dia membawa mobil sendiri. Setelah memasuki mobil Bram melajukan mobilnya.
Sesaat kemudian dia mengecek hape nya melihat pesan yang di kirim ke Farid. Masih centang satu.
Bram melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Tidak lupa dia selalu mengecek pesan Farid berharap saat centang 2 akan langsung melakukan panggilan.
Benar pesan centang dua, Bram langsung melakukan panggilan
"Kerjakan apa isi pesanku"
"Ya"
Bram menutup panggilannya
Tidak berapa lama ada pesan masuk dari Farid, yang mengirimkan rencana jalur tracking dan akan meninggalkan Nindya dengan Sofi di pos 1. Bram sedikit lega.
Sementara itu Lilian dari rumah Bram langsung menuju kampus untuk mengambil beberapa perlengkapan, setelah dirasa cukup dia langsung kembali ke kost untuk melakukan persiapan. Setelah selesai dia tinggal menunggu perintah dari Bram.
Sedang di tempat lain sekarang rombongan tim tracking sudah berada di base camp, mobil di parkir di base camp. Farid memberi pengarahan pada teman temannya.
"Sof kamu sama Nindya sampai post 1 saja. Tunggu Bram di post 1. Jangan kemana mana."
"Tapi...
"Tidak ada tapi tapian"
"Nin, kamu sampai pos 1 saja kamu buat liputan per jalanan dari sekretariat sampai pos 1, itu sudah cukup. Untuk melengkapi liputanmu besuk kamu bisa wawancara kami. Kalau kamu tidak kuat masih ada tukang ojek kamu bisa pakai ojek menuju pos 1. Tunggu di pos 1, setelah pos 1 sudah tidak ada ojek" ucap Farid memberi penjelasan pada Nindya
"Baik kak" kata Nindya yang sedikit lega.
Akhirnya mereka mulai melakukan kegiatannya. Farid berada di depan disusul teman teman yang lain di belakangnya. Sofi berjalan di posisi paling belakang, sedangkan Nindya berada di depannya Sofi. Makin lama Nindya makin tertinggal dari rombongan depannya. Setelah perjalanan hampir dua jam Nafasnya Nindya sudah mulai satu satu...
"Kaaak booleh istirahat ga?"
"Tunggu nanti di pos 1 tidak jauh lagi, aku juga lapar" kata Sofi
Setelah berjalan dengan tertatih tatih tanda pos 1 sudah terlihat di depan mata. Nindya mengarahkan alat rekamnya pada pos 1 yang berada beberapa meter di depannya. Setelah sampai Nindya beristirahat dan Sofi membuka bekalnya karena sudah kelaparan dia memang mudah lapar.
Sementara itu Bram dengan lilian sudah sampai di base camp. Setelah memarkir mobilnya mereka mulai bersiap untuk bergerak menjemput Nindya.
"Mas coba saya telpon Nindya bisa nyambung ga"
"Hmmm"
Sambil berjalan Lilian mencoba menghubungi Nindya
"Hallo Li" suara Nindya dari hape
"Posisimu dimana?" tanya Lilian
"Pos 1"
"Okey jangan kemana mana aku dan mas Bram sudah di base camp menuju situ"
"Ya" ucap Nindya dengan suara lemah karena kecapekan
Lilian memutuskan sambungan panggilan
"Gimana Li?" tanya Bram sambil terus berjalan
"Ada di pos 1" jawab Lilian yang berjalan di belakang Bram dengan jarak dekat
"Bagus, ayo bisa dipercepat langkahmu ga?"
"Bisa" jawab Lilian. Dan merekapun lebih mempercepat langkahnya agar segera sampai pos 1
Sesampai di pos 1 mereka mencari cari keberadaan Nindya namun tidak ada. Lilian dan Bram berteriak memanggil manggil namun tidak ada jawaban. kemudian Lilian mencoba menghubungi lewat hape susah sekali, tetapi akhirnya terhubung
" Kamu dimana Nin?" tanya Lilian
"meeeenuuuujuuu pppppos duuu a haaah haaah haah kak soo " suara Nindya tidak bisa berlanjut. Nindya kemudian menyalakan lampu sos di hape nya
"Mas Bram itu lampu itu Nindya di sana, tadi suaranya sudah terputus putus
Bram dan Lilian setengah berlari menuju lampu Sos yang dinyalakan Nindya.
Nsmun setelah hampir mendekati lampu mati, Bram dan Lilian sedikit frustasi sebab kondisi gelap. Namun tidak berapa lama ada lampu lagi. Akhirnya mereka bisa menemukan Nindya.
Ternyata hape Nindya sudah kehabisan batere, dan dilanjutkan lampu sos Sofi, sementara Nndya sudah terbaring lemah.
Tidak berapa lama ada dua teman team juga turun mendatangi lampu Sos.
"Sof kenapa kamu tidak menunggu di pos 1?" tanya salah satu orang tersebut.
"Maaaf tadi Nuke menelponku marah marah aku takut, aku punya hutang banyak ke Nuke untuk biaya kost dan kuliah, dia mengancam akan mengambil motor dan lap topku" jawab Sofi sambil tertunduk.
Sementara itu Lilian mencoba memanggil manggil Nindya, menepuk menepuk pipinya dan memberikan pertolongan pertama pada Nindya tapi Nindya diam saja, sepertinya dia pingsan gumam Lilian
"Kita bawa turun secepatnya Li" bisik Bram pada Lilian
"Kalian lanjutkan, Nindya kubawa turun" kata Bram. Kemudian Sofi dan dua orang tim melanjutkan perjalannya, sementara Bram dan Lilian membawa Nindya kembali ke base camp.
Akhirnya Bram menggendong Nindya, digendong di belakang. Sedang Lilian membawakan tas dan perlengkapan Nindya juga beberapa perlengkapan Bram.
Setelah sampai di base camp Bram membuka mobilnya menaruh Nindya di jok belakang kemudian Lilian juga masuk duduk di jok belakang. Mereka menidurkan Nindya di jok belakang.
"Li coba di olesi aroma terapi" perintah Bram. Dan Lilian melakukannya. Kemudian Bram melajukan mobilnya
"Kita bawa ke rumah sakit terdekat, hubungi mamah nya Nindya Li"
"Gimana omongnya mas?"
"Ya sudah nanti saja setelah mendapat perawatan dokter.
Tak berapa lama mobil sampai di rumah sakit. Bram langsung memarkirkan mobilnya di depan pintu masuk lalu turun dan melangkah setengah berlari mengambil.brankar kemudian mendorongnya menuju mobil sedang Lilian sudah membuka pintu mobil tak berapa lama beberapa pegawai rumah sakit membantu mereka untuk membaringkan Nindya pada brankar dan mereka membawa Nindya masuk ke dalam rumah sakit diikuti oleh Lilian. Bram masuk ke dalam mobil untuk memarkirkan mobil di tempat parkir rumah sakit. Kemudian kembali menuju rumah sakit. Setelah sampai dia melihat Lilian berdiri di depan loket adiministrasi
"Gimana Li?"
"Sudah saya daftarkan sudah di bawa ke ruang observasi, dokter sudah menanganinya, ayok kita tunggu di depan ruang observasi"
Mereka berdua berjalan menuju ke ruang observasi beberapa menit kemudian dokter keluar
"Bagaimana dok?"tanya Bram dan Lilian bersamaan
"Kita tunggu saja, kondisi tidak mengkuatirkan tidak ada penyakit serius hanya karena kelelahan, dehidrasi dan kekurangan oksigen dan gula pada otaknya, untung segera tergolong, pasien sudah sadar tapi kondisi masih lemah, pasien akan dibawa ke ruang perawatan" kata Dokter
"Terima kasih dok" jawab Bram
"Dok apa boleh masuk di ruang perawatan?" tanya Lilian
"Boleh satu orang saja yang jaga di dalam" jawab Dokter kemudian berlalu pergi
Kemudian brankar yang ditiduri Nidya di dorong perawat rumah sakit dibawa menuju ke ruang perawatan. Lilian dan Bram mengikuti di belakangnya. Setelah sampai di depan ruang perawatan.
"Mas aku yang masuk, mas Bram yang nelpon keluarga Nindya, nih pakai hape ku, kontak kusave mamanya Nindya" kata Lilian sambil menyerahkan hape nya pada Bram, kemudian Lilian masuk ke ruang perawatan Nindya
Setelah menerima hape Lilian, kemudian Bram melakukan panggilan suara ke Mamahnya Nindya
"Halo Li"
"Maaf tante ini Bram teman Nindya dan Lilian
"O Bram, ada apa?"
"Nindya, tante..."
"Nindya kenapa?"
"Nindya sakit tante"
"Sakit apa tadi dia masih baik baik ijin ambil uang tabungan untuk beli perlengkapan kegiatan , sekarang dimana Nindya?"
" Di rumah sakit umum kota M tante, nanti saya share lokasinya tante"
"Baik Bram, terima kasih tolong jaga Nindya ya... dimana Lilian?"
"Sama sama Tante, Lilian di dalam menunggu Nindya hanya boleh satu orang di dalam
" Baik lah kami segera datang" Ucap mamah Indah kemudian sambungan terputus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Nit_Nit
untung cepat tertolong
2022-01-10
4