Lilian melajukan motornya keluar dari pintu gerbang kampus.
"Nin, sekarang mau kemana?"
"Balik kost aja Lin" jawab Nindya
Lilian dan Nindya akhirnya sampai di kost dengan selamat.
...***...
Tak terasa waktu bergulir dengan cepat Nindya bisa melaksanakan aktivitasnya dengan lancar, jika jadwal kegiatan sedang berbeda dengan Lilian, Nindya berjalan kaki ke kampus, jarak kost dengan kampus tidak jauh, itung itung olah raga dan mengurangi polusi udara begitu pikir Nindya.
Seperti saat ini Nindya berangkat ke kampus sendirian, karena Lilian sedang pulang ke rumah nya. Hari ini Nindya mau ke perpustaan mau mencari referensi buku buku untuk membuat tugasnya.
Pagi yang cerah Nindya melangkahkan kaki dengan ringannya, sesekali kakinya menendang nendang kerikil yang ada di jalan. Rindangnya pohon pohon angsana di kampus memberikan oksigen berlimpah pada paru parunya.
Akhirnya Nindya sampai di ruang perpustaan kampusnya. Setelah mengisi buku tamu Nindya masuk ke dalam perpus, menuju ke kotak kartu katalog dengan tekun dia mencari cari buku yang di butuhkan, setelah mendapatkan nomer buku buku yang dimaksud Nindya melangkah menuju rak buku yang ingin dicarinya. Saat matanya sudah menemukan salah satu buku yang dicari tangan nya bergerak meraih buku yang terletak agak di sisi atas. Saat tangan Nindya sudah memegang buku yang dimaksud bersamaan ada tangan kekar yang juga memegang buku tersebut. Spontan Nindya menoleh untuk melihat wajah pemilik tangan kekar tersebut. Belum sempat melihat wajahnya terdengar suara yang sudah dikenalnya
"Aku yang lebih dulu memegang buku ini" kata pemilik tangan kekar itu
"Ih mas Bram, jelas aku dulu lah aku yang di depan" elak Nindya setelah tubuhnya memghadap pada tubuh Bram tapi buku sudah berhasil diambil Bram
"Kamu di depan tapi tanganmu lebih pendek jelas aku dulu"
"He.. he... mas Bram panjang tangan" kata Nindya sambil nyengir
"Berani ya ngatain aku panjang tangan" kata Bram sambil melotot ke arah Nindya
"Ssstttt sssstttt " terdengar suara kode dari petugas perpus agar suara mereka tidak mengganggu pengunjung perpus lainnya.
Akhirnya Nindya meletakkan jari telunjuk tangan kirinya di bibir dan tangan kanannya terulur ke depan dengan telapak tangan menghadap ke atas dan jari jari digerak gerakkan sebagai pertanda agar Bram memberikan buku tersebut
Bram menggoyang goyangkan telunjuk jari tangankanannya ke kiri dan ke kanan sebagai kode tidak akan memberikan. Namun kemudian dia berbisik di telinga Nindya
"Kuberikan tapi dengan satu syarat" bisik Bram di telinga Nindya yang membuat Nindya meremang
"Apa?" tanya Nindya sangat pelan, dengan pikiran kemana mana dia teringat ucapan gadis kantin yang menawarkan Bram tidur di kamarnya
"Setujui dulu aku jelaskan di luar" bisik Bram lagi
Nindya terpaku tatapan matanya menuju ke sudut ruangan agar Bram tidak melihat nya dia sedang bingung
"Jangan mikir yang tidak tidak" bisik Bram lagi
Nindya merasa malu, kemudian dia berpikir ah nanti cerita ke Lilian yang penting dia bisa dapat buku itu, kalau syaratnya berat nanti minta bantuan Lilian. Akhirnya
"OOkey"kata Nindya sambil menganggukkan kepala
"Okey sekarang kita keluar perpus, kita bicarakan di kantin" kata Bram sambil menyerahkan buku kepada Nindya
"Ya, tapi sebentar aku cari buku lainnya" kata Nindya dengan pelan agar tidak mengganggu pengunjung perpus lainnya.
Bram menganggukkan kepala kemudian dia lebih dulu keluar perpus tanpa membawa buku di tangannya.
Setelah Nindya mendapatkan buku buku yang dicari, Nindya berjalan ke tempat petugas perpus dengan menyerahkan kartu keanggotaan perpusnya. Petugas mencatat kemudian menyerahkan kembali kartu Nindya dan Nindya memgambil kartu dan membawa buku buku yang dipinjamnya, kemudian melangkah keluar perpus. Saat melangkah beberapa langkah dia melihat Bram masih berdiri menunggu dengan bermain hape nya.
"Sudah?" tanya Bram saat Nindya berada di depannya
Nindya hanya menganggukkan kepala kemudian mereka berdua berjalan menuju kantin. Saat sampai di depan etalase kantin Nindya hanya memesan minum
"Kok ga makan?" tanya Bram
"Masih kenyang" jawab Nindya
"Jangan kuatir uang sakumu berkurang, kutraltir dech" ucap Bram
"Masih kenyang ya kenyang meskipun ditraktir"
Akhirnya mereka berjalan menuju tempat duduk setelah mendapatkan pesanannya.
'Sudah katakan syaratnya apa?" tanya Nindya saat sudah mendudukkan pantatnya di kursi
"Entar aku habiskan makanku dulu, biasakan tidak omong saat makan" ucap Bram
"Aku ga makan aku hanya minum" kata Nindya berkilah
Bram hanya menatap ke arah Nindya dengan tatapan yang sulit diartikan. Kemudian dengan tekun menikmati makanannya. Nindya hanya nyengir, sambil mengaduk aduk minumannya sesekali menyedot minumannya. Setelah beberapa saat
"Cepetan ntar ada yang cemburu" ucapan Nindya membuat Bram sedikit tersedak kemudian menegak minumannya
"Apa kamu bilang ada yang cemburu kamu punya pacar di sini?" tanya Bram
"Bukan, tapi gadis kantin" jawab Nindya
"Ha siapa gadis kantin, mbak nya penjaga kantin? tanya Bram sambil matanya melihat mbak mbak petugas kantin
"Ha... Ha bukan mereka" jawab Nindya
"Terus siapa?" tanya Bram kemudian melanjutkan makannya yang tinggal sedikit. Nindya tidak menjawab hanya diam sambil mengaduk aduk minumnya yang tinggal sedikit.
"Siapa?" tanya Bram lagi setelah makanannya sudah habis
"Jawab ga ya? ucap Nindya dengan jenaka
"Kalau ga dijawab syarat diperberat" ucap Bram dengan senyum liciknya
Nindya yang melihat begidik ngeri
"Ihhh curang" ucap Nindya
"Itu cewek yang teriak teriak manggil mas Bram saat mas Bram jalan sama aku dan Lilian waktu di gedung administrasi " jelas Nindya selanjutnya
"Ha....Ha...Ha..." tawa Bram mengundang perhatian pengunjung kantin beberapa pasang mata memandang mereka
"Sttt jangan keras keras" ucap Nindya
"Itu Nuke yang kamu sebut gadis kantin tadi, vokalis band kampus dan wakil ketua media kampus, kemarin bahas jadwal latihan band untuk pentas acara sambut mahasiswa baru, dan konfirmasi ke aku untuk jadi narasumber di majalah kampus" jelas Bram
Uppps Nindya terasa susah menelan air minumnya serasa kerongkongan tersumbat, haduh bakal berurusan nih dengan gadis kantin karena dia masuk di team media" gumam Nindya dalam hati
Melihat Nindya diam saja, Bram melambai lambaikan tangannya di depan wajah Nindya
"Kamu kenapa, santai saja dia bukan pacarku" ucap Bram
" Udah sekarang syaratnya apa?" tanya Nindya
"Syaratnya..." ucap Bram sambil mengambil tas ranselnya dan membuka restleting tas nya untuk mengambil sesuatu
"Kamu copy makalah tugas Pak Suryo kalau sudah jadi di flash disk ku ini" kata Bram sambil menyodorkan flash dish
"Lha kok, mas Bram juga ambil mata kuliah Pak Suryo kok ga ketemu di ruang kuliah?" tanya Nindya
"Iya, Kamu pinjam buku buku tadi buat tugas makalah pak Suryo kan? Bram balik bertanya
"Iya, tapi ntar ketahuan aku yang dihukum dapat nilai jelek" kata Nindya berusaha untuk menolak syaratnya
"Santai aja nti aku improvisasi sana sini he. he.." ucap Bram sambil tersenyum
"Makalah disamakan lagu aja mau diimprovisasi" gumam Nindya
"Aku dengar , sudah tahu syaratnya kan .ayo pulang ku antar" ucap Bram sambil berdiri melangkah menuju tempat parkir. Mau tak mau Nindya mengikutinya namun bagaimanapun saat ini merasa lega tidak bertemu gadis kantin dan syarat dari Bram tidak seberat yang dipikirkan sebelumnya.
Nindya berjalan di belakang Bram, kemudian Bram melambatkan langkahnya hingga bersejajar
"Kalau kamu keberatan bawa bukunya, mana kubawakan" kata Bram
"Enggak, nanti mas Bram bawa lari"
"Ha... ha ..ha..." tawa Bram dia gemas melihat Nindya yang posesif dengan buku bukunya
Akhirnya mereka sampai di tempat parkir setelah Bram mengambil motornya Nindya mendudukkan pantatnya di jok belakang dan motor melaju menuju kost Nindya. Tak berapa lama mereka sampai di kost. Bram langsung memasukkan motor karena pintu pagar tidak tertutup. Setelah motor berhenti Nindya turun dari boncengannya.
"Makasih ya mas, sudah ngantar" kata Nindya
Bram juga ikut turun dari motor kemudian dia masuk menuju teras kamar dan duduk di kursi teras. Nindya masih bengong berdiri, kenapa dia seperti yang punya kost batin Nindya
"Kamu ga masuk masih mau berdiri di situ?" tanya Bram
Akhirnya Nindya berjalan menuju kamar kost nya.
"Lilian pulang ya? tanya Bram setelah Nindya sudah berada di dekatnya
"Iya" jawab Nindya masih berdiri di depan pintu kamarnya
"kapan?" tanya Bram lagi
"Tadi habis subuh berangkatnya, mungkin nginap semalam dua malam" jawab Nindya masih mematung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
FLA
bagus bagus..
2022-05-12
2
Realpcy_Cyl
mampir tor
2022-03-20
1
Emy Budi
mulai jadi anak mahasiswi sungguhan
2022-02-27
3