Bab 8

Setelah kepergian Zia, Randy mengerucutkan bibirnya. Ia tidak suka dengan ucapan Zia barusan, dan sepertinya istri pertamanya itu mulai berani padanya. Ia mulai kesal juga dengan sikap Zia yang seperti itu.

Sementara Zia, ia merasa puas sudah membuat suaminya kesal. Setidaknya, ia bisa membalas sikap suaminya yang selalu seenaknya terhadapnya. Tidak ingin memikirkan yang tidak-tidak, ia pun segera membersihkan wajah.

Meski tidak melakukan kegiatan apa-apa hari ini, tapi ia merasa lelah. Tentunya lelah batin dari sikap Randy, dari sikap suaminya yang selalu semena-mena terhadapnya. Ia bukanlah wanita lemah, ia akan menunjukkan kepada suaminya jika ia bisa bertahan sebagai istrinya di sini.

Dan ia akan membuktikan, siapa yang akan bertahan menjadi istrinya. Ia, apa madunya? Sejatinya, permasalahan dalam rumah tangga akan selalu ada, begitu juga dengan pasangan Randy dan Camelia. Keromantisan tidak menjamin hubungan itu baik-baik saja, siapa tahu dibalik itu semua tersimpan sesuatu yang tidak diketahui orang bukan?

Hari ini, Zia memilih untuk tidur cepat. Agar besok terbangun dengan wajah yang segar, besok ia harus kembali bekerja. Sudah dipastikan pekerjaannya pasti banyak, karena toko kue yang ia kelola mulai ramai dengan pelanggan baru. Tentu ia mendapatkan informasi itu dari salah satu karyawannya yang ia percayai di sana.

Zia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, ia pasti tidur nyenyak malam ini. Bahkan ia sudah tidak peduli dengan suara decitan yang sering ia dengar di kamar sebelah, sakit memang. Tapi mau bagaimana lagi? Acuh, itulah yang harus ia lakukan sekarang.

***

Hari esok telah tiba, Zia terbangun dengan wajah segar sesuai keinginannya. Ia menggeliat sambil terbangun, ia awali pagi ini dengan senyuman. Entah kenapa, ia lebih bersemangat dari hari-hari sebelumnya.

Ia bergegas turun dari kasur, dan segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, tidak membutuhkan waktu lama baginya. Hanya 15 menit saja yang ia butuhkan untuk menyelesaikan ritual mandinya, karena ia tidak ada mandi khusus seperti kebanyakan orang.

Setelah mandi dan berpakaian dengan rapi, ia pergi ke dapur berniat membuat sarapan. Tapi sepertinya ia keduluan oleh istri kedua suaminya. Bahkan Camelia sudah selesai dengan aktivitaanya, makanan sudah tersusun rapi di atas meja makan.

"Pagi, Mel," sapa Zia dengan wajah ceria. Sampai Camelia terheran-heran, karena tidak biasanya wanita itu menyapanya lebih dulu.

Camelia juga melihat tampilan Zia yang sedikit berubah hari ini, pakaian yang ia gunakan sedikit berbeda dengan baju yang sering ia gunakan, sekarang terlihat begitu santai tidak seperti kemarin-kemarin memakai baju dengan kain yang mungkin bisa membungkus tubuh 2 orang.

"Ceria sekali," sahut Camelia.

Zia mendudukkan tubuhnya di kursi, ia hanya tersenyum menanggapi ucapan madunya. Ia tidak ingin lagi memikirkan masalah di keluarga ini, masa bodo dengan sikap suaminya yang tak pernah menganggapnya ada.

"Mel, aku sarapan duluan tidak apa 'kan? Hari ini aku harus cepat-cepat berangkat," kata Zia.

"Mau kerja?" tanya Camelia tanpa menanyakan pekerjaan apa yang dilakukan oleh Zia, tidak ada yang tahu akan pekerjaan Zia selain ibu mertuanya.

"Hmm," jawabnya singkat.

Bahkan, Randy saja tidak pernah menanyakan akan hal pekerjaannya itu. Setelah sarapan, Zia langsung berangkat sampai ia tidak pamit pada suaminya karena pria itu belum keluar dari kamarnya, sikap jutek Randy kemarin membuat Zia masih sedikit kesal padanya.

Zia pun berangkat menggunakan motor maticnya. Randy baru saja keluar dari kamarnya, ia mendengar suara motor yang sering digunakan istri pertamanya.

Lantas, Randy pun pergi ke ruang makan. Ia melihat istri keduanya di sana.

"Apa yang tadi, Zia?" tanya Randy kepada istrinya perihal suara motor yang keluar dari rumahnya.

"Iya," jawab Camelia.

***

Zia sudah sampai di toko kue-nya, sikap ramahnya selalu menyapa karyawannya yang berada di sana. Hanya 2 sampai 3 orang yang membantunya, terdiri dari pembuat kue, kasir, dan satu orang lagi yang selalu meletakkan kue ke dalam etalase untuk di pajang.

Tak lama dari situ, ada pelanggang yang hendak mengambil kue yang ia pesan. Orang itu merasa terkesima melihat kecantikkannya, pasalnya ia baru melihat gadis ini di sini.

Pria itu menanyakan akan siapa wanita cantik itu kepada kasir.

"Mbak, apa dia pekerja baru di sini?" tanya orang itu yang bernama Angga.

Kasir itu melirik ke arah Zia, karena pandangan pria itu terarah pada bosnya.

"Oh, dia bukan karyawan. Dia pemilik toko kue ini," jawab Kasir yang bernama Mila.

Zia sendiri sedang membantu karyawannya yang lain, membantu kue yang sedang dikemas karena akan diambil oleh pemesennya hari ini. Mendengar pembicaraan Mila, Zia menghampirinya.

"Ada yang perlu dibantu, Mas?" tanya Zia ramah pada pelanggannya.

Orang itu malah terdiam seakan terhipnotis melihat kecantikkan Zia, melihatnya secara dekat membuat hati Angga dag, dig, dug tak karuan.

"Mila, biar saya saja yang melayani Mas ini," kata Zia pada Mila.

Mila pun menggeserkan tubuhnya, memberi ruang pada sang atasan untuk menggantikannya dibagian kasir. Dan ia pergi membantu pekerjaan yang lain.

"Mas, apa ada lagi kue yang ingin dibeli?" tanya Zia lagi.

Tapi Angga malah tetap diam, dan menatap wajah cantik Zia. Zia menjadi sedikit risih dengan sikap orang asing itu kepadanya.

"Mas," panggil Zia lagi.

Angga langsung terkesiap dari lamunannya, tanpa sadar ia malah memesan kue kembali pada Zia. Bahkan kue itu tidak tahu akan apa, ia hanya dengan asal memesan kue tersebut agar ia bisa kembali bertemu dengan Zia.

Setelah selesai, Angga pun pergi. Zia hanya geleng-geleng kepala melihat pelanggan baru itu. Setelah kepergian Angga, Mila menghampiri Zia.

"Mila, apa orang itu sering kemari?" tanya Zia kepada Mila.

"Baru dua kali, sepertinya dia menyukai, Mbak. Cie ... Ada fans baru kayanya," ledek Mila.

"Hus, ngomong apa kamu ini? Kamu 'kan tahu kalau Mbak sudah menikah."

"Iya, tapi gak ada salahnya memiliki teman baru bukan? Apa lagi dengan sikap suami, Mbak yang ..." Mila tak meneruskan kata-katanya karena takut membuat Zia menjadi sedih.

"Sudahlah, jangan membahas itu!"

Hari-hari pun berlalu, Angga hampir setiap hari memesan kue di toko Zia. Beralasan untuk ia jual kembali, yang ternyata itu hanya modus Angga agar pria itu bisa lebih dekat dengan si pemilik toko kue tersebut.

Karena Zia ramah, jadi Angga tak segan-segan untuk mendekatinya. Ia tidak tahu bahwa Zia sudah menikah, karena ia tidak pernah menanyakan akan masalah pribadi Zia. Yang ia tahu bahwa wanita itu terlihat selalu sendiri tanpa ada lelaki yang menemaninya.

Dan ia hanya ingin kenal lebih dekat dengannya.

Terpopuler

Comments

Siti Romlah

Siti Romlah

Takutnya Dia dilepas karena Randy gk cinta, trus di nikahi Angga. gak taunya si es Camelo keluar kota itu ada om hapy di sana. baru tuh Randy sadar dari mimpi bahagia dengan cintanya yg mencintai orang lain.
🤭🤭🤭🤭

2025-03-15

0

May Keisya

May Keisya

emg istri org Dimata org lain lbh menggoda wkwkwk

2024-11-11

0

Aska

Aska

semoga Zia berjodoh sm Angga

2023-06-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!