Bab 6

Hari ini, Randy memutuskan untuk pulang ke rumah dan mengajak Zia, istrinya. Bukan tanpa alasan, ia sudah rindu pada istri kesayangannya. Terlalu lebay memang, tapi itulah Randy, yang dipikirkannya hanya Camelia seorang. Bahkan ia mengacuhkan Zia yang kini berada bersamanya.

Mereka sedang berada di dalam mobil, dalam perjalanan menuju pulang ke rumah. Randy nampak fokus dengan kemudinya, tak ada percakapan diantara mereka berdua. Zia pun acuh kepada suaminya, ia sudah pasrah dengan sikap Randy padanya.

Tak lama, mobil yang dikendarai Randy pun sampai di rumah yang berpagar tinggi. Rumah yang cukup besar untuk di tempati mereka bertiga. Kedatangannya sudah disambut oleh istri kedua Randy. Wanita itu tersenyum manis di depan pintu yang melihat kemunculan suaminya.

Randy bergegas turun dari mobil dan meninggalkan Zia seorang diri. Zia mengghembuskan napas karena sedikit kesal, setidaknya suaminya tidak perlu begitu bukan? Meski tidak menganggapnya istri setidaknya bisa dianggap ada olehnya.

Bugh

Zia menutup pintu mobil dengan keras, Randy yang mendengar langsung menoleh ke arah belakang. Namun tetap saja ia tak peduli pada istri pertamanya itu. Zia hampir melewati pasangan yang sedang mesra-mesranya itu. Randy begitu hangat kepada Camelia.

"Hay, Zi. Sudah pulang?" tanya Camelia kepada madunya.

"Hmm." Jawab Zia sembari menghentikan langkahnya di samping Randy, ia melihat sekilas kepada suaminya itu. Lalu kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan mereka.

Camelia tahu kenapa sebabnya Zia begitu, Zia pasti cemburu akan kedekatan mereka.

"Apa kamu masih belum bisa menerima Zia sebagai istrimu?" tanya Camelia pada suaminya.

"Please! Jangan membicarakan masalah ini," pinta Randy. "Aku pulang bukan untuk membahas Zia, aku rindu padamu," sambungnya lagi.

Sementara Zia, ia belum sepunuhnya berada di dalam. Ia masih berdiri di belakang pintu, mendengarkan pembicaraan sepasang suami itu yang terlihat selalu romantis jika di hadapannya.

"Mau sampai kapan begini terus? Apa kamu tidak kasihan padanya?" tanya Camelia lagi.

"Kasian untuk apa? Diakan tidak apa-apa, Mel. Lagian aku tidak menyakitinya bukan? Dia tahu, sebelum kami menikah aku memilikimu." Kata Randy sambil membelakangi istri keduanya, ia kesal karena Camelia selalu membahas pernikahannya dengan Zia.

"Aku bingung sama kamu, Mel. Kenapa kamu bisa tenang dan menyuruhku untuk bisa menerima Zia, padahal kebanyakan yang dipoligami itu ingin memiliki suaminya seutuhnya dan tidak membagi suaminya."

"Karena Zia juga bisa membagi suaminya kepadaku, dan aku pun bisa melakukan itu, Randy. Tanpa kamu menikahi Zia, kamu tidak akan mungkin bisa menikahiku karena Mamamu tidak menyukaiku, harusnya kamu juga berterimakasih pada istri pertamamu," celetuk Camelia.

Percakapan mereka terdengar jelas dipendengaran Zia, ada rasa kekaguman darinya kepada madunya itu. Camelia gadis baik yang bisa membagi rasa kasih sayang suaminya untuknya. Di sini Zia-lah yang menjadi orang ketiga dalam hubungan Randy dan Camelia.

Zia masih berdiri di belakang pintu, ia terdiam terpaku mendengar perkataan Camelia. Wanita itu mebelanya, patutkah ia membencinya karena menjadi madunya? Ia rasa tidak berhak untuk membenci wanita itu. Zia tidak menyadari bahwa pasangan itu sudah berada di dekatnya.

Camelia lebih dulu meninggal suaminya yang sedang melihat ke arah Zia, ia memberikan waktu pada suaminya siapa tahu Randy akan mengatakan sesuatu pada istri pertamanya itu.

"Kamu menguping pembicaraan kami?"

Suara itu membuat Zia terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber.

"Ti-tidak." Zia menggelengkan kepala sebagai jawaban, meski dalam hati ia mengakuinya.

"Keberadaanmu hanya membuat istriku marah padaku," celetuk Randy.

Zia membulatkan mata tak percaya, kenapa suaminya bisa berpikiran seperti itu? Keberadaanya begitu tidak diharapakan, tapi ia tidak ingin selalu disalahkan. Jika Camelia begitu kepadanya belum tentu itu salahnya bukan?

"Itu masalahmu, kenapa menyalahkanku? Kalau bisa dibilang, bukan cuma Camelia yang marah padamu. Aku juga! Aku marah karena kamu masih belum bisa menerima pernikahan ini, jika memang tidak bisa menganggapku sebagai istrimu, setidaknya kamu mengganggapku ada agar Camelia tak marah padamu." Entah kenapa, Zia jadi berani dengan ucapannya. Kalau Camelia bisa berbuat begitu, kenapa ia tidak. Ia sama-sama wanita yang membutuhkan perhatian dari seorang suami.

Setelah puas akan unek-unek yang sudah ia lontarkan kepada suaminya, Zia langsung pergi meninggalkan Randy. Pria itu masih setia pada tempatnya, ia merasa shock dengan perkataan Zia. Wanita itu jadi lebih berani padanya. Apa mungkin ia keterlaluan?

Karena Zia sudah tidak ada, Randy pun segera pergi menyusul istrinya yang masih merajuk padanya, ia jadi bingung sendiri apa perlu ia menerima Zia agar istri kesayangannya itu tidak marah padanya? Randy frustrasi, ia menjambak rambutnya sendiri.

"Ya, Tuhan ... Kenapa jadi seperti ini?" gumamnya sembari berjalan menuju kamar yang berada istri keduanya.

***

Randy melihat Camelia tengah terduduk di sofa sembari memainkan ponselnya. Ia menghampirinya dan ikut duduk di sebelahnya, ia menyandarkan kepala di paha istrinya. Kepalanya mendadak pusing.

"Jangan marah, kemarahan kalian membuatku sakit kepala," ujar Randi yang mendaratkan kepalanya.

Camelia mengusap lembut kepala suaminya.

"Makanya adil, Zia juga istrimu. Aku tidak bisa selamanya ada bersamamu, suatu saat kamu pasti membutuhkan, Zia."

"Maksudmu?"

"Besok aku ada urusan pekerjaan di luar kota, jadi bersikap baiklan pada istrimu."

***

Sementara Zia, ia langsung menghamburkan tubuhnya di atas ranjang. Pernikahan ini membuatnya sedikit lelah, benar-benar menguras batin. Namun ia tetap harus bertahan, ia tidak ingin menjanda karena keegoisan suaminya. Bertahan demi menjaga nama baiknya.

Biarlah sikap suaminya begitu, selagi sikapnya tidak keterlaluan ia akan tetap bersamanya. Ditambah lagi sikap madunya yang bisa menerima semuanya.

Sampai tak terasa, ia malah tertidur.

Mencoba melupakan semua yang terjadi dalam hidupnya, berharap keajaiban akan datang membawanya pada sebuah kebahagiaan.

Terpopuler

Comments

Patrick Khan

Patrick Khan

ada apa di balik sikap camelia🤔🤔

2024-02-21

1

Marbell Berlia

Marbell Berlia

peduli banget sama yg namanya posisi istri. mending biasa aj, cuek aj yg penting gak dijahatin kan

2023-11-10

0

Aska

Aska

Oalah Zia istri gak diinginkan masih aja bertahan lebih baik pergi zi

2023-06-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!