Bab 10

Zia langsung masuk ke dalam rumah, dan ia bertemu dengan Camelia di sana. Bahkan Camelia melihat Zia diantar oleh seseorang, ia jadi penasaran, siapa yang sudah mengantar Zia? Dilihat dari mobilnya, ia seperti pernah melihat mobil mewah itu. Mobil yang keluaran limitid edision.

"Hay, Zi? Baru pulang? Pulang sama siapa?" tanya Camelia tanpa berbasa-basi, setahu ia, Zia tidak pernah dekat dengan siapa pun.

Arzia menjadi kikuk karena sudah diketahui oleh madunya, ia takut menjadi salah paham. Takut bilang yang tidak-tidak pada suaminya.

"Hmm, itu temen," jawab Zia sambil berlenggang pergi.

Setelah kepergian Zia, Randy datang. Ia sempat melihat Zia melintas di depannya, dan ia juga melihat keberadaan istri keduanya di sana. Karena penasaran, ia pun menghampirinya.

"Ada apa, sayang?" tanya Randy pada Camelia.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya penasaran saja sama orang tadi," jawab Camelia.

"Orang tadi siapa?" tanya Randy lagi.

"Barusan Zia diantar pulang sama seseorang, dan mobilnya cukup mewah loh. Keluaran limitid edision." Kata Camelia sambil melangkahkan kakinya meninggalkan suaminya.

Randy pun terdiam mendengar penuturan istrinya, ia jadi penasaran dengan orang yang dimaksud Camelia. Apa ada yang mau sama istri pertamanya itu? Bahkan penampilannya saja jadul, cantik memang, tapi ... "Ish ... Apa yang aku pikirkan?" Tanpa disadari, ia mengakui kecantikkan istri keduanya.

***

Sekarang, Randy, dan kedua istrinya sedang makan malam bersama. Ada perasaan yang mengganjal di hati Randy, sejujurnya ia ingin tahu dengan siapa Zia pulang?

Hingga makan malam pun selesai, dan Camelia lebih dulu selesai. Ia langsung pamit kepada suaminya.

"Aku duluan ya?" kata Camelia pada Randy.

"Hmm," jawab Randy singkat.

"Zi, aku duluan ya, maaf gak bisa membantumu membereskan semuanya." Setelah mengatakan itu, Camelia segera beranjak dari sana.

Hingga menyisakan Randy dan Zia. Mereka sama-sama terdiam, Zia sendiri fokus dengan makanannya. Sampai ia selesai dan membawa piring kotor ke dapur dan mencucinya. Randy masih berada di ruang makan, ia sengaja menunggu istri keduanya.

Zia sudah selesai dengan cucian piringnya, ia melintas di depan Randy. Randy pun menghentikan langkah istrinya dan menyuruhnya untuk duduk kembali. Zia pun kembali mendudukkan tubuhnya di kursi meja makan.

"Siapa yang mengantarmu?" tanya Randy tanpa berbasa-basi.

Zia yang tadinya menunduk langsung mendongakkan wajah menatap suaminya, apa Camelia yang sudah memberitahukannya? Pikirnya, apa ini akan menjadi masalah baginya?

"Teman," jawab Zia singkat padat dan jelas.

"Teman, yakin hanya teman?" tanyanya lagi.

Zia menghembuskan napasnya sejenak, lalu ia menjawab kembali tanpa memikirkan apa yang terjadi nanti setelahnya.

"Kalau pun lebih dari teman memangnya kenapa? Apa ada masalah?" jawab Zia dilanjut dengan pertanyaan pada suaminya.

Randy mengerang dan mengepalkan tangan, ia tak menyangka bahwa istri pertamanya ternyata tak mudah di sepelekan.

"Apa ada pertanyaan lagi? Aku cape dan sudah mengantuk." Zia mencoba memberanikan diri untuk tidak terlihat lemah, padahal hatinya merasa sakit. Sakit karena tidak ada perhatian darinya, dan disaat ada orang yang mendekatinya suaminya seakan melarangnya. Jadi sebenarnya apa yang diinginkan suaminya itu?

Apa ia harus nurut dan diam saja saat disakiti?

Sampai akhirnya, Zia pergi meninggalkan suaminya itu. Ia memilih untuk tidur dan menganggap tidak terjadi apa-apa hari ini.

Sedangkan Randy, ia pun segera masuk ke dalam kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di samping Camelia. Ia melihat ke arah istrinya itu, dilihatnya wanita itu sudah tertidur begitu pulas. Bahkan dengkuran halus terdengar di pendengarannya.

Randy mencoba memejamkan matanya, namun ia tak bisa tertidur. Ia malah memikirkan akan ucapan Zia tadi sewaktu berbicara padanya. Bagaimana kalau ternyata istrinya itu ada hubungan dengan orang yang telah mengantarnya? Pemikiran itu bermunculan hingga Randy benar-benar tidak bisa tidur malam ini.

Mendekati adzan subuh, Randy baru bisa terlelap. Hingga matahari sudah memunculkan jati dirinya, menerangi seisi bumi. Randy dibangunkan oleh Camelia, istrinya.

"Bangun ... Sudah pagi," Kata Camelia sembari mengguncangkan tubuh suaminya.

Randy menggeliat, baru saja ia terlelap dari tidurnya. Camelia sudah membangunkannya kembali, kalau tidak ingat akan pekerjaan, mungkin ia akan meneruskan tidurnya kembali pagi ini. Mau tak mau, ia pun beranjak dari tidurnya. Segera bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

***

Pagi ini, Zia akan berangkat ke tempat kerjanya. Namun ia bingung, harus pergi menggunakan kendaraan apa? Sedangkan motornya masih berada di toko. Sedangkan memesan taxi online akan membutuhkan waktu.

Disaat Zia akan berangkat, Randy pun akan berangkat ke kantor bersama istrinya. Camelia melihat Zia, ia tahu bahwa kemarin ia diantarkan oleh temannya dan motornya pun tidak ada. Jadi, ia mengajak Zia untuk berangkat bersama-sama dengannya.

"Mau berangkat, Zi?" tanya Camelia.

"Iya," jawab Zia.

"Bareng saja, yuk?" ajak Camelia tanpa meminta izin dari suaminya.

Zia melihat ke arah suaminya sekilas. "Tapi ..."

"Tidak ada tapi-tapian, ayok ikut. Randy pasti mau mengantarmu, 'Bukankah kamu juga istrinya?" kata Camelia.

Akhirnya, Zia pun ikut bersama Randy dan Camelia. Zia duduk di kursi belakang, sedangkan Camelia duduk di depan. Akan mustahil bagi Zia untuk duduk di kusri deoan dan menggantikan posisi Camelia.

Mobil terus melaju, sampai Zia meminta berhenti karena ia sudah sampai. Randy pun menghentikan mobilnya, ia menepikan mobilnya tepat di depan toko kue.

"Kamu bekerja di sini?" tanya Camelia pada Zia sebelum turun dari mobil.

"Iya," jawab Zia.

Randy melihat toko yang bertuliskan toko kue ARZIA, jadi istri pertamanya itu mengelola bisnis dan ia tidak tahu apa-apa dengan keseharian istrinya.

"Ya sudah, aku permisi dulu." Zia turun dari mobil dan Randy pun ikut turun. Tahu suaminya turun, Zia menyodorkan tangan ke arah suaminya untuk berpamitan.

Randy pun mengulurkan tangannya ke arah istrinya, hingga Zia mengecup punggun tangan suaminya. Dan mereka berpisah tepat di depan toko kue itu. Randy kembali masuk ke dalam mobil untuk melanjutkan perjalanannya menuju kantor.

***

Randy sudah berada di kantornya, ia memikirkan sesuatu tentang istri pertamanya. Dari pada penasaran akan pemikirannya, ia langsung saja mengecek kartu debit yang ia berikan pada Zia.

Randy mulai mengecek laporan pengeluaran tentang debit itu, ia terkejut ketika mendapatkan hasilnya. Padahal, ia memberikan kartu debit itu sudah cukup lama pada Zia. Tapi kenapa pengeluaran masih kosong? Apa Zia tidak pernah menggunakan kartu debit itu?

Lalu, uang dari mana yang digunakan istrinya? Randy jadi teringat akan toko kue itu. Berarti selama ini, ia memakan makanan hasil kerja istrinya? Tapi kenapa Zia tidak memakai uangnya? Intinya, ia tidak menyangka bahwa istrinya tidak pernah menggunakan uangnya.

Terpopuler

Comments

Siti Romlah

Siti Romlah

Baru satu poin kamu sadari Randy.
dimana Randy selama ini menggunakan penghasilan istri yang tidak dianggap.
keperluan rumah semua dicukupi istri pertama, terus apa yang Randy sombongkan sekarang.
buka mata Randy lihat ada Arzia bukan hanya es Camilo yang terlihat.
maaf thoor, sesama wanita jadi baper dengan cerita mu.
semangat thoor

2025-03-15

0

Irens 85

Irens 85

tidak suka sama Camelia berasa ratu

2024-11-16

0

hj suyani

hj suyani

baru kamu Randy

2024-12-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!