Zia tak dapat tidur malam ini, ia terus membolak-balikkan tubuhnya karena merasa gerah. Ia tidur dengan pakaian lengkap, termasuk kerudungnya yang sudah melekat sejak ia kecil.
Randy yang sedang memainkan ponselnya merasa terganggu oleh Zia. Ia melirik sekilas ke arah wanita yang ada di sampingnya, lalu tangannya kembali berselancar di layar persegi itu.
Zia begitu kegerahan, buliran keringat bermunculan di keningnya. Mau tak mau ia pun mengeluarkan suara kepada suaminya.
"Mas, apa AC-nya mati?"
Randy tak menjawab, ia masih fokus dengan benda pipihnya. Zia sudah menyangka bahwa suaminya pasti sedang ber-chat ria dengan istri kesayangannya. Zia terbangun, mengambil remote AC. Ia menambah suhu itu, ruangan mendadak dingin.
"Kamu mau membunuhku dengan cara kedinginan, hah?"
Zia begitu terkejut karena suara Randy sangat kencang.
"Kecilin AC-nya, bisa-bisa aku kedinginan!"
"Ya ... Pake selimut dong, Mas. Aku gerah, gak biasa pakai baju begini kalau tidur."
"Siapa suruh tidur pakai kerudung? 'Kan bisa dilepas kerudungnya."
Zia ragu membuka kerudungnya, meski pria yang ada bersamanya adalah makhramnya tapi ia malu. Malu karena pria itu masih terasa asing baginya. Zia tetap tidur tanpa melepas kerudung, dan AC tetap dengan suhu tinggi.
Malas berdebat, Randy pun akhirnya menarik selimut. Menutup semua tubuhnya dengan selimut itu, dan ia meletakkan ponselnya di atas nakas dan memilih untuk tidur.
Zia tersenyum melihat suaminya yang kesal padanya, setidaknya ia sudah berhasil menyudahi komunikasi suaminya dengan madunya. Akhirnya ia pun ikut tidur, mereka tidur saling membelakangi.
***
Zia terbangun lebih dulu, ia melihat suaminya masih terlelap dengan selimut yang masih melekat di tubuhnya. Kamar itu memang sangat dingin, dingin sekali. Zia meraih remot AC, lalu mematikannya.
Zia turun dari kasur, bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Setelahnya ia shalat subuh, niatnya ingin shalat berjamaah, tapi ia urungkan niatnya. Lalu shalat sendiri.
Disaat Zia sedang shalat, Randy terbangun. Setelah Zia selesai dengan ibadahnya, Randy masih tetap melihat ke arahnya.
"Kenapa tidak membangunkanku?" Tanpa ada angin, Randy bertanya.
"Maaf, Mas. Aku gak tega, tapi sebaiknya kamu segera ambil wudhu waktunya sebentar lagi." Ujar Zia sambil melipat mukena.
Randy pergi ke kamar mandi, sementara Zia, ia pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Disaat sedang di dapur, Eva menghampiri.
"Ngapain pagi-pagi sudah di sini?" tanya Eva.
Zia menoleh ke arah sumber suara.
"Eh, Mama. Aku lagi buat sarapan," jawab Zia.
"Ini tugas Bibi, Neng," sahut bi Atin. Ibu paruh baya itu sepertinya kesiangan, sampai sang majikan lebih dulu mendahuluinya.
"Bi, sebaiknya Bibi kerjakan kerjaan yang lain aja. Biar saya dan menantu yang cantik ini membuat sarapan," kata Eva.
Mendengar pujian, Zia tersenyum manis. "Mama juga cantik," puji Zia kembali pada ibu mertuanya.
Mereka berdua terlihat begitu akur, melebihi dari seorang mertua. Eva dan Zia memang sudah dekat sejak dulu, karena wanita itu donatur panti asuhan yang dulu Zia tempati.
Canda tawa terdengar dari arah dapur, bahkan aroma masakan mulai menguar di ruangan itu. Aroma masakan mereka membangunkan Randy yang tidur sejak habis shalat subuh tadi. Karena ini hari libur, membuatnya merasa bisa leha-leha. Meski dalam hatinya teringat Camelia. Baru kali ini ia meninggalkan istri tercintanya dengan waktu yang cukup lama.
Aroma terus menyeruak di area penciumannya, ia pun dengan segera menghampiri sumber dari aroma itu. Ia melihat dua wanita yang sedang asyik berbincang, ia terus memperhatikan keduanya.
"Zia, boleh Mama tanya sesuatu?" tanya Eva pada menantunya.
Randy masih setia di tempatnya, ia semakin penasaran dengan Zia. Jawaban apa yang akan ia lontarkan pada ibunya? Randy bersandar di dinding, melipat kedua tangan di dada dengan kaki tertekuk sedikit sebelah.
"Tanya apa, Ma?" tanya Zia balik.
"Apa kamu bahagia dengan pernikahan ini?"
Zia terdiam sejenak, berbohong itu dosa. Tapi ia tidak ingin membuka aibnya sendiri termasuk kepada ibu mertuanya. Kejelekan di keluarga, menurutnya itu aib, aib yang harus ia tutupi.
"Bahagia, Ma. Selama ini, Mas Randy mencoba adil dengan kedua istrinya. Camelia juga baik, kami akur-akur saja di rumah," jawab Zia dengan perasaan tidak enak karena ia sudah berbohong. Bohong demi kebaikan tidak apa-apa 'kan? Pikirnya.
Randy yang mendengar hanya bisa terdiam, ia juga merasa bersalah karena sudah berpikir yang tidak-tidak tentang istri pertamanya. Ternyata, gadis itu tak seburuk yang ia kira. Meski begitu, ia tetap pada pendiriannya. Baginya istrinya hanya satu, yaitu Camelia. Zia hanya jadi menantu mamanya.
Perasaan tidak bisa dipaksa, ia tidak ingin memberikan harapan pada Zia. Harapan yang mungkin pasti menyakiti hatinya. Ia akan tetap jadi diri sendiri, tujuan utama menikahi Camelia dan menjadi suaminya.
Diamnya Randy di sana diketahui oleh mamanya.
"Kamu ngapain di situ? Nguping?" tuduh Eva.
"Gak! Kayak gak ada kerjaan aja nguping pembicaraan orang." Randy berjalan ke arah kulkas, pura-pura mengambil minum di sana. Padahal wajahnya sudah bersemu merah karena sudah terciduk oleh ibunya sendiri.
***
"Mas, sarapan dulu," ajak Zia.
"Hmm," jawab Randy singkat.
Ia masih saja jutek pada Zia, padahal, Zia sendiri begitu baik padanya. Meski tak dianggap, Zia masih menjalani kodratnya sebagai seorang istri. Melayani suaminya, meski bukan di atas ranjang. Zia hanya melayani keseharian suaminya, dari menyiapkan baju serta sarapan dan yang lainnya, itu pun bergantian dengan Camelia.
Mereka pun sarapan bersama untuk yang pertama kalinya di rumah Eva. Eva tersenyum melihat anak dan menantunya, mereka terlihat sangat serasi. Hingga sarapan pun akhirnya selesai. Setelah sarapan selesai, Randy mengajak Zia pulang.
Dan Eva mengizinkan pasutri itu untuk pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Aska
gak usah jutek gitu Randy awas Lo suatu saat nanti cinta sm Zia
2023-06-21
1
Misik Japar
kaya cerita anyelir. dan aq sbnrnya g suka klo ad tokoh utama yg d buat lembek sprt krupuk ke siram air
2022-05-08
2
Rosita Husin Zen
Zia lebih baik kamu pisah aja dari pada jdi istri Rendy tidak dianggap ..sakit banget rasanya Thor
2022-03-11
0