Ku Tunggu Janda Mu
"Lala, Ayah harus melakukan transfusi pencangkokan jantung," ujar Sarika pada putri sulungnya, lebih tepatnya ibu tiri Lala.
Layla Putri Sinara, adalah putri pertama dari pernikahan Atmaja Bagaskara. Layla atau yang kerap di sapa Lala itu di asuh dan di besarkan oleh Atmaja dan Ibu sambung nya Sarika, tidak ada yang lain selain Atmaja satu-satunya orang yang ia miliki. Tentu saja Lala akan melakukan apa saja demi sang Ayah.
Lala tertunduk lesu, bahkan tubuhnya terperosok jatuh di lantai. Perlahan air matanya menetes tanpa henti, karena tidak kuasa melihat penderitaan sang Ayah. Bukan hanya sampai di sana saja, tapi ia juga sangat takut kehilangan Ayah yang selalu ada untuknya.
Atmaja yang tanpa sepengetahuan Lala ternyata selama ini menyimpan hal yang cukup mengejutkan. Bagaimana tidak, sebab sang Ayah menyimpan dengan begitu rapat penyakit yang ia derita. Bahkan Atmaja juga menyimpan masalah yang cukup besar. Yaitu kebangkrutan perusahaan yang di bangun bersama mendiang sang Bunda yang sudah lama menghadap sang ilahi, saat Lala berusia dua tahun.
"Kakak," Zira langsung memeluk Lala dengan begitu eratnya, karena mereka kini benar-benar sedang dalam masalah yang sangat besar.
Zira putri terlahir dari pernikahan Atmaja dan Sarika. Usia Zira kini lima belas tahun, dan masih duduk di bangku SMA. Hubungan keduanya sangat baik, karena Sarika pun membesarkan Lala dengan cukup baik.
Namun kini keluarga mereka yang bahagia berubah nestapa, tawa yang biasa menggema berubah seketika menjadi air mata. Perlahan masalah mulai datang menghancurkan segala ketenangan yang ada.
"Tidak ada biaya untuk pencangkokan jantung Ayah, perusahaan pun sekarang dalam masalah, sekarang semua keputusan ada di tangan mu," ujar Sarika.
Lala yang tertunduk mulai mendongkak, ia tidak mengerti dengan maksud dari perkataan Sarika. Apa lagi dengan kata semua keputusan ada di tangannya, Lala benar-benar bingung, "Maksud Ibu?" tanya Lala sambil menahan air mata yang terus menetes.
"Kalau kau mau Ayah di operasi maka kau harus menikah dengan Tuan Aleksander Dimitri atau pun pemilik perusahaan Alexander company," jelas Sarika.
POV Layla Putri Sinara.
Aku Layla Putri Sinara, usia ku 17 belas tahun. Kulit saung matang, mata hitam pekat dan bulu mata yang cukup melentik. Tinggi ku sekitar 150, tidak terlalu tinggi. Berat badan ku 45kg, sangat kurus sekali.
Aku Layla Putri Sinara, yang kini tengah memakai kebaya putih. Karena sebentar lagi akan ada seorang pria yang mempersunting ku, usia ku yang masih sangat muda membuat ku sedikit ragu untuk melanjutkan pernikahan ini. Tapi apa yang harus ku katakan, karena aku melakukan ini semua demi kesembuhan Ayah ku.
Ayah ku adalah harta yang paling berharga yang aku miliki, setelah Bunda ku pergi meninggalkan ku. Dan aku tidak ingin lagi kehilangan Ayah. Hingga apa pun akan aku lakukan demi Ayah bisa sembuh kembali seperti dulu, berhari-hari sudah Ayah ku terbaring tidak sadarkan diri dengan bantuan alat medis. Aku sudah tidak sanggup lagi menahannya, hingga aku setuju untuk di nikahi seorang Aleksander Dimitri. Aku tidak pernah mengenalnya, bahkan aku pun tidak pernah tahu dia seperti apa. Aku pasrah saja semua sudah di atur oleh Ibu sambung ku, lagi pula tidak mungkin Ibu Sarika menjerumuskan aku kedalam jurang kehancuran. Aku tahu bertapa dia sangat menyayangi diriku.
Sejenak aku mengingat wajah seorang pria yang cukup mengalihkan dunia ku. Dimas Raditia Anggara, dia adalah seorang lelaki yang cukup membuat ku tertarik. Tapi sepertinya semua sia-sia aku menyerah untuk mendapatkan nya, sepertinya dia memang tidak pernah bisa memberikan hatinya untuk ku. Apa lagi saat itu aku tanpa sengaja mendengar sendiri jika ia berkata tidak menyukaiku sama sekali.
Flashback on.
"Aa Dimas, I love you," kata Lala pada Dimas yang tengah duduk di kursi kerjanya, Lala sengaja datang ke kantor tempat Dimas bekerja hanya demi bisa bertemu dengan Dimas. Bahkan ia sampai memohon pada sahabatnya, agar mengijinkannya ikut. Setelah mengatakan itu Lala langsung keluar begitu saja.
"Udahlah Dim, terima aja.....dia itu kelihatan nya baik," kata Arka yang dari tadi hanya berdiri di depan pintu.
Dimas melihat Arka, dan kini Arka sudah duduk di kursi saling berhadapan dengan Dimas.
"Kamu enggak bisa ngerasa kalau Lala itu orangnya baik?" tanya Arka sambil melipat tangannya.
"Dia itu bukan selera ku bos, lagi pula aku masih berharap Zea kembali. Dan Lala itu terlalu cerewet, kekanak-kanakan, tidak memiliki rasa malu. Aku tidak suka wanita gesrek, apa lagi dia seperti tidak memiliki harga diri," kata Dimas.
Deg.
Jantung Lala berdebar kencang, ia yang awalnya keluar hanya untuk membuatkan secangkir kopi untuk Dimas meneteskan air mata. Lala yang berdiri di depan pintu mendengar semua yang dikatakan oleh Dimas, air matanya terjatuh. Ia tertunduk dan berbalik hingga akhirnya urung memberikan secangkir kopi buatannya.
Lala keluar dari gedung besar dan megah itu dengan perasaan yang berkecamuk, kini ia mengerti mengapa Dimas tidak bisa menerimanya. Lala tersenyum getir dan berjanji tidak lagi berusaha mengejar cinta Dimas.
Flashback off.
"Lala," Sarika membuyarkan lamunan Lala yang terlihat begitu menyedihkan.
"Iya Bu," Lala melihat arah pintu dan melihat Ibu Sarika.
Sarika tersenyum lembut, "Kamu cantik sekali Nak," ujar Sarika, "Kamu sudah siap?" tanya Sarika lagi.
"Iya Bu," Lala mengangguk, dan melihat Rika yang terus menangis melihat Lala.
Rika memang dengan setia selalu ada untuk Lala, padahal Rika ingin sekali meminta orang tuanya untuk membantu Lala dalam kesulitan ini. Tapi Lala menolak, karena ia tidak mau lagi berhubungan dengan Dimas. Ia bahkan tidak memiliki muka untuk bertatapan dengan Dimas. Hingga Lala lebih memilih menuruti keinginan Sarika saja, sambil berdoa semoga nantinya Alexander Dimitri bisa mencintai nya.
"La, kalau kamu ragu.....kamu masih punya waktu untuk membatalkan ini semua," kata Rika sambil menggenggam tangan Lala.
Lala mencoba tersenyum, "Aku enggak papa kok Rika, aku enggak mau ngelibatin kamu atau pun Tari dalam masalah ini," kata Lala.
"Lala," terdengar suara Tari yang baru saja datang, ia yang berada di luar kota mendadak kembali ke Jakarta. Sebab Lala yang mendadak akan menikah, dan Rika sudah menceritakan penyebab pernikahan Lala.
"Tari...." Lala langsung memeluk Tari, begitu juga dengan Rika. Ketiganya saling berpelukan dengan saling menguatkan.
"Aku bisa bantu kamu La, kamu bisa batalin pernikahan ini," kata Tari dengan yakin.
"Makasih ya," Lala tersenyum karena bahagia bersahabat dengan Tari dan Rika yang begitu setia, "Aku udah yakin untuk pernikahan ini, aku juga ingin bahagia seperi kamu," kata Lala berusaha menutupi kesedihannya.
"Kamu yakin?" tanya Tari.
"Iya," Lala mengganguk, "Selamat tinggal pak Dimas, sepertinya kita tidak ditakdirkan berjodoh," batin Lala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Sulastrie Herlina
bCa dulu kk novel yg sebelum nya, biar ngertiiii
2023-02-04
0
🌷Mita Sari 🌷
ini pasti maunya ibu tirinya si Lala, pasti ada perjanjian antara Sarika dan Dimitri, kasihan Lala. yg sabar ya La , semoga kebahagiaan segera menghampiri mu 🍀🍀
2022-12-03
1
Winarti 151
mmpir kk ..awalnya dh sedih yaa..
2022-11-28
1