Bertemu Dimas

Dari tadi Dimas terus memperhatikan Lala, ia terlihat bingung akan sikap Lala yang kini menjadi pendiam.

Hingga tanpa sengaja Lala melihat ke depan dan melihat Dimas yang tengah melihatnya, Lala sedikit menunduk dan tersenyum sekilas. Setelah itu ia tidak lagi melihat Dimas.

Tatapan mata Lala seakan membuat hati Dimas bergetar, sungguh ia sangat merindukan Lala yang seperti dulu. Dimas sangat rindu tingkah kelucuan Lala, tapi sepertinya kini semua sudah sangat berbeda.

Mata kuliah selesai, semua keluar dari ruangan. Kecuali Lala dan Rika.

"Beb, kamu kemana aja sih?" tanya Rika yang sudah tidak sabar dari tadi, "Ponsel kamu kok enggak bisa di hubungi, terus kamu juga enggak pernah ke kampus," kata Rika yang menghujani Lala dengan pertanyaan nya, "Aku kangen banget," Rika langsung memeluk Lala dari samping, karena ia benar-benar sangat merindukan Lala.

"Makasih ya," Lala tersenyum, ia mencoba menahan sakit saat Rika memeluknya. Ia tidak ingin Rika tahu tentang dirinya, ia tahu Rika pasti bisa membantu nya. Hanya saja ia tidak ingin nantinya malah Dimas juga ikut terseret di dalamnya, semenjak memutuskan untuk menikah dengan Dimitri. Lala sudah bertekad untuk melupakan Dimas, walaupun sulit tapi Lala tidak ingin terus menyakitkan dirinya sendiri karena cinta nya yang tidak akan mungkin pernah terbalaskan oleh Dimas. Lagi pula ia kini sudah menikah, Lala sangat berharap jika cukup menikah satu kali dalam hidupnya. Walaupun usiannya dan Dimitri terpaut jauh, tapi Lala ingin suatu hari nantinya bisa bahagia. Bersama Dimitri dan berharap Dimitri bisa mencintai nya dengan sepenuh hati, walaupun tidak tahu entah sampai kapan ini akan terus berlanjut.

"Kamu kenapa sih La?" Rika semakin bingung, dengan Lala yang kini tidak lagi cerewet, "Ini bukan lu deh La," Rika memegang lengan bagian atas Rika, "La, lu bahagia kan?" tanya Rika serius.

Lala tersenyum, "Emangnya aku kenapa?" tanya Lala, ia sedang berusaha tetap bahagia di hadapan Rika, "Aku bahagia kok, cuman aku lagi kecapean aja," kata Lala dengan berbohong berharap Rika percaya padanya.

Rika tersenyum dan menyenggol Lala, "Caelah kecapean, abis ngapain....." seloroh Rika karena otaknya sudah berpikir hal yang berbau dewasa, "Wajar sih kan manten baru dah...." kata Rika lagi sambil bergurau.

Lala tersenyum dan mengangguk, mungkin Lala harus pandai dan terus belajar untuk menutupi sakitnya. Agar Rika tidak tahu dan bersedih hati karena menatapnya iba.

Kruk....

Perut Lala berbunyi, pantas saja karena hari sudah lewat siang. Tapi ia belum makan apapun.

"Kamu laper La?" tanya Rika.

"Enggak juga sih," kata Lala berbohong lagi, karena ia takut nanti Rika mengajak nya ke kantin sedangkan ia tidak memiliki uang jajan.

"Kamu laper nih suara perut kamu," kata Rika lagi. Rika bangun dari duduknya dan ikut menarik Lala, "Yuk, ke kantin aku bakalan traktir kamu yang lagi bahagia....mana tau bisa nular ke aku juga," kata Lala.

Rika menarik Lala menuju kantin, Seperti biasa Rika langsung memesan bakso kesukaan mereka. Lala langsung makan dengan lahap, karena ia memang sangat lapar sekali.

"Lala, pelan-pelan dong," kata Rika. Rika semakin menatap bingung sahabatnya, karena tingkah Lala kini sangat aneh, "Enggak di kasih makan ya lu sama laki lu," kata Rika asal.

Lala meletakan sendok makan di tangannya, kemudian meneguk minuman, "Aku kangen makan di sini," kata Lala lagi memberi alasan berharap Rika percaya.

"Iya juga sih," kata Rika mengangguk, "Siapa suruh coba lu lama banget honeymoon," kata Rika lagi.

Lala hanya diam saja, karena pernikahan nya tidak seperti yang di bayangkan oleh Rika.

"Oh...iya La, kemarin gue jenguk bokap lu di rumah sakit," kata Rika, karena ia sudah sangat merindukan Lala. Dan berharap Lala ada di sana, namun ternyata tidak ada, "Sebenarnya pengen ketemu lu juga sih....tapi bokap lu kata pihak rumah sakit belum di operasi juga ya?" tanya Lala, "Tapi mereka juga bilang kalau bokap lu harus segera di operasi atau," Rika tidak lagi bicara karena akhir dari pembicaraan nya adalah cukup mengerikan.

"Atau?" tanya Lala. Karena ia memang sudah lama sekali tidak kerumah sakit, ia tidak tahu bagaimana keadaan Ayahnya.

"Sabar ya La," Rika mengusap punggung Lala, karena mata Lala mulai berkaca-kaca. Ia bisa merasakan apa yang di rasakan oleh sahabat nya itu.

Lala hanya mengangguk dan tertunduk, ia menitihkan air mata. Mungkin sebentar lagi ia akan menanyakan pada Dimitri tentang ini semua, kenapa Ayahnya belum juga melakukan operasi. Kenapa Dimitri tidak memberikan uang biayanya operasi yang ia janjikan itu.

Dimas dari tadi yang duduk tidak jauh dari Rika dan Lala terus memperhatikan setiap gerak-gerik Lala, ia merasakan Lala sangat berubah sekali. Dan jujur saja Dimas ingin Lala kembali pada dirinya yang dulu, yang selalu mengganggu nya. Dimas merasa ada yang kurang karena tanpa sadar ia mulai terbiasa akan Lala yang selalu berusaha dekat dengan nya. Dimas bangun dari duduknya, dan berdiri di samping Rika.

"Rika, Mama nelpon....kata Mama kamu di suruh pulang sekarang, soalnya Oma sakit dan nyari kamu," bohong Dimas. Karena ia ingin berbicara dengan Lala, tapi tidak ada Rika.

Mendengar kata Oma, Rika langsung berlari. Karena Rika sangat menyayangi Omanya, "Oma sakit Kak?" tanya Rika panik.

"Iya, cepat temuin Oma, dia enggak mau minum obat kalau enggak ada kamu," kata Dimas lagi.

"La, aku pulang dulu ya," Rika bergerak dan ingin segera berlari. Karena memang Omanya sering kali tidak mau minum obat, kalau tidak ada dirinya, "Maaf ya La," kata Rika, "Sampai jumpa besok," Rika langsung pergi dengan buru-buru.

Setelah kepergian Rika, Lala juga bangun dari duduknya. Dan ia pergi begitu saja.

Dimas semakin bingung, karena biasanya hal seperti inilah yang di nantikan Lala. Tapi kini tidak bahkan Lala pergi dengan begitu saja, sampai akhirnya Dimas menyusul Lala yang kini sudah keluar dari gerbang kampus. Sebab Lala ingin segera menuju rumah sakit, melihat keadaan sang Ayah.

"Lala," Dimas dengan cepat memegang tangan Lala.

Lala terkejut, kemudian melihat tangannya ada yang memegang. Kemudian Lala melihat wajah orang tersebut, "Pak Dimas," kata Lala, sedikit bingung. Karena biasanya Dimas sangat anti dengan dirinya, tapi kini malah Dimas yang memegang nya, "Ada apa Pak?"

"Aku....." Dimas ragu untuk berbicara, ia sedikit gugup.

"Maaf Pak saya burung-buru," Lala melepaskan tangan Dimas, "Saya permisi dulu Pak," pamit Lala lagi dan berbalik.

"Lala, aku merindukan mu," kata Dimas dengan suara yang cepat, karena ia gugup sekali.

Lala sangat terkejut mendengar kata rindu, ia berbalik dan menatap Dimas.

Terpopuler

Comments

🅟🅡🅔ᒍᑌ🌼ᵇᵃˢᵉ

🅟🅡🅔ᒍᑌ🌼ᵇᵃˢᵉ

Ciyeeee..Pak Dimas udh gercep aja nih...susah ini tantangan nya pak.. walaupun kamu menyukai Lala,tetapi masih ada status di Lala nya...😌😌😌

2022-08-31

1

Siti Aisyah

Siti Aisyah

kenapa baru bilang skrg dimas...kemaren.kemaren kemana aja...sdh dipinang orang baru bilang rindu...nyesek tau..😳😳

2022-07-15

0

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

kmrn kmna aje pak Dimas saat Lala msh ceria.kebanyakan merem sih pak Dimas nya jd gk liat Lala udh nikah kapok deh..

2022-06-18

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Menikah
3 Tersiksa
4 Zira Anak Dimitri
5 Kembali Kuliah
6 Bertemu Dimas
7 Kasar
8 Bersenang-senang
9 Curiga
10 Apa Sudah Terjadi?
11 Info giveaway (Hadiah)
12 Ayah Sadar
13 Demi Ayah
14 Luka
15 Kehilangan Ayah
16 Pemakaman Ayah
17 Robot
18 Overdosis
19 Trauma
20 Istri Ku
21 Rumah Kedua Orang Tua Dimas
22 Sahabat Selamanya
23 Main Cantik
24 Ingin Pergi
25 Berdebar
26 Visum
27 Surat Cerai
28 Di Kepung
29 Tertembak
30 Sah bercerai
31 Trauma
32 Waktunya bangkit dari keterpurukan
33 Nyaman
34 Cemburu
35 Pulang dengan Pak Bimo
36 Ketakutan
37 Memalukan
38 Tidak tergenggam
39 Apa harus sesakit ini
40 Jangan Dia
41 Direnggut paksa
42 Kecewa
43 Pil
44 Korban
45 Pengen Khilaf
46 Pengakuan Zea
47 Kebaya milik Mama Yeni
48 Sah!!!!
49 Makanlah biar kuat
50 Panas
51 Morning kiss
52 Bocah Lebih menarik
53 Dasar Bucin
54 Kontrak Pernikahan
55 Ngadem?
56 Perjuangan Di mulai
57 Makan Malam Romantis
58 Aa Dimas
59 Selamat pagi Cinta
60 Pawangnya
61 Pencuri
62 Liburan
63 Kau harus di hukum dulu
64 Sendiri
65 Senyuman mu
66 Nasib
67 Berdebar
68 Jangan Adik ku
69 Kesal
70 Sama saja
71 Ketemu diam-diam
72 Memohon
73 Gemas
74 Demi adik ipar
75 Asisten dadakan
76 Cinta pertama tidak seindah bayangan ku
77 Maaf
78 Selamat
79 Maksudnya
80 Berkunjung
81 Mode Lola
82 Kita bukan sahabat lagi
83 Salah
84 Bukti
85 Yakin
86 Terpaksa
87 Tidak Tenang
88 Kawin lari
89 Pasrah
90 Keputusan
91 Di Titik Terendah
92 Berakhir
93 Dimitri
94 Sesal
95 Pisah
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100 skip aja, kalau ngotot dosa di tanggung pembaca.
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147 pengumuman
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Part 1
2
Menikah
3
Tersiksa
4
Zira Anak Dimitri
5
Kembali Kuliah
6
Bertemu Dimas
7
Kasar
8
Bersenang-senang
9
Curiga
10
Apa Sudah Terjadi?
11
Info giveaway (Hadiah)
12
Ayah Sadar
13
Demi Ayah
14
Luka
15
Kehilangan Ayah
16
Pemakaman Ayah
17
Robot
18
Overdosis
19
Trauma
20
Istri Ku
21
Rumah Kedua Orang Tua Dimas
22
Sahabat Selamanya
23
Main Cantik
24
Ingin Pergi
25
Berdebar
26
Visum
27
Surat Cerai
28
Di Kepung
29
Tertembak
30
Sah bercerai
31
Trauma
32
Waktunya bangkit dari keterpurukan
33
Nyaman
34
Cemburu
35
Pulang dengan Pak Bimo
36
Ketakutan
37
Memalukan
38
Tidak tergenggam
39
Apa harus sesakit ini
40
Jangan Dia
41
Direnggut paksa
42
Kecewa
43
Pil
44
Korban
45
Pengen Khilaf
46
Pengakuan Zea
47
Kebaya milik Mama Yeni
48
Sah!!!!
49
Makanlah biar kuat
50
Panas
51
Morning kiss
52
Bocah Lebih menarik
53
Dasar Bucin
54
Kontrak Pernikahan
55
Ngadem?
56
Perjuangan Di mulai
57
Makan Malam Romantis
58
Aa Dimas
59
Selamat pagi Cinta
60
Pawangnya
61
Pencuri
62
Liburan
63
Kau harus di hukum dulu
64
Sendiri
65
Senyuman mu
66
Nasib
67
Berdebar
68
Jangan Adik ku
69
Kesal
70
Sama saja
71
Ketemu diam-diam
72
Memohon
73
Gemas
74
Demi adik ipar
75
Asisten dadakan
76
Cinta pertama tidak seindah bayangan ku
77
Maaf
78
Selamat
79
Maksudnya
80
Berkunjung
81
Mode Lola
82
Kita bukan sahabat lagi
83
Salah
84
Bukti
85
Yakin
86
Terpaksa
87
Tidak Tenang
88
Kawin lari
89
Pasrah
90
Keputusan
91
Di Titik Terendah
92
Berakhir
93
Dimitri
94
Sesal
95
Pisah
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100 skip aja, kalau ngotot dosa di tanggung pembaca.
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147 pengumuman
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!