Robot

Satu minggu sudah berlalu, Lala masih dalam bayang-bayang luka yang ia rasakan. Tidak ada yang bisa ia katakan selain tangisan yang tidak henti-hentinya membasahi pipinya. Bahkan saat ini pun Lala hanya diam duduk di sudut kamar sambil memeluk kedua lututnya, tidak ada lagi penyemangat hidup setelah kehilangan Ayah.

"Lala," Dimitri masuk kedalam kamar dan melihat Lala masih diam saja, perlahan ia berjongkok dan menatap Lala, "Sampai kapan kau akan begini terus, sudahi berduka mu yang tidak selesai-selesai itu."

Entah dari apa terbuat hati pria itu, hingga ia tidak memiliki sedikit saja perasaan iba pada Lala. Tidak ada yang bisa Lala lakukan, ia memang kini tidak lagi bisa berpikir jernih. Lagi pula apa yang bisa ia lakukan? Tidak ada. Di tengah kemelut nya kehidupan, memaksa mental yang belum matang seketika berubah menjadi apa yang di inginkan oleh Dimitri.

"Lala, aku tidak pandai berbelas kasih. Jadi, hentikan duka mu yang tidak ada hentinya itu, dan jalani hidup selayaknya. Jangan paksa aku menjadi iblis," tangan Dimitri menarik Lala untuk masuk ke kamar mandi, "Kau ingin mandi sendiri dan ganti pakaian sendiri, atau aku yang melakukan semuanya!" ancam Dimitri.

Lala menatap Dimitri, kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi. Lala tidak mandi karena tidak sanggup terkena air, tubuhnya yang membiru terkena hantaman benda tumpul membuat nya tidak bisa terkena air.

"Ayo makan!"

Kini Lala sudah duduk di kursi meja makan, tubuhnya berpakaian dress tertutup dengan rapi hingga bisa menutupi bekas yang membiru pada lengan nya. Ia kini seperti patung yang hanya melakukan segala hal bila di perintahkan oleh Dimitri, mungkin bukan patung tapi lebih tepatnya seekor hewan. Sebab Dimitri tidak akan segan menghantam tali pinggang pada Lala bila tidak menurut padanya.

Begitu juga dengan kali ini, Lala memakan nasi dengan rasa yang tidak ia mengerti. Jika orang lain menelan makanan enak dan tertata rapi di hadapannya akan terasa nikmat, tapi tidak bagi Lala. Kini ia seakan sedang memakan duri-duri tajam yang sangat menusuk.

"Aku tidak ingin kau terus berduka, aku ingin kita menjadi suami istri pada umumnya. Ingat, kau bisa menjalani hidup mu dengan bebas," Dimitri mengeluarkan black card, dan meletakkannya di atas meja tepat di hadapan Lala. Tidak lupa ia juga memberikan sebuah ATM, "Kau bebas menggunakan nya, tapi ingat jangan pernah kau melakukan kesalahan-kesalahan!" ancam Dimitri.

"Sayang apa yang kau lakukan?!" Sarika yang baru saja datang terlihat kesal pada Dimitri, bayangkan saja. Dimitri terlihat sangat perduli pada Lala, "Kenapa sekarang kau manjakan dia?" tanya Sarika lagi yang berdiri di dekat Dimitri.

"Kenapa?!" Dimitri berdiri dan menatap Sarika dengan tajam, "Ingat batasan mu! Kau bukan siapa-siapa! Sementara dia istri sah ku!" tegas Dimitri.

Sarika menatap bingung pada Dimitri, "Sayang kau pasti sedang bercanda kan?" tanya Sarika yang masih belum percaya atas apa yang tengah terjadi, bahkan ia mencoba melingkarkan tangannya di tengkuk Dimitri.

"Jangan sentuh aku!" Dimitri menghempaskan tangan Sarika.

"Sayang, kau sebenarnya kenapa?"

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu, aku sudah beristri!" ujar Dimitri.

Sarika diam sejenak, tentu saja ia tidak akan bisa terima begitu saja dengan semua itu. Apa lagi Dimitri membentaknya di hadapan Lala, ini sungguh sangat memalukan sekali.

"Dimitri jangan bilang kau sudah jatuh hati pada anak bau kencur ini!" tangan Sarika menunjuk Lala yang hanya diam menunduk, bahkan ia terlihat seperti tidak mendengar suara apapun. Lala hanya diam dalam pandangan kosong.

"Jangan menunjuk nya!" geram Dimitri, "Dia itu istri ku!"

"Sejak kapan kau menganggap nya istri?"

"Bukan urusan mu!" sergah Dimitri.

Tangan Dimitri menarik lengan Lala, kemudian ia membawa Lala pergi dan kini Lala duduk di mobil.

"Dimitri tunggu aku!" teriak Sarika.

Dimitri tidak perduli, ia hanya mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali ia melihat Lala kesamping nya, Lala hanya diam dan menatap lurus ke depan. Dan kemudian Dimitri menepikan mobilnya.

"Lala," panggil Dimitri.

Lala hanya diam dan tidak mendengar panggilan itu, ia hanya diam dan seakan menjadi patung. Apa yang bisa ia lakukan selain menurut pada Dimitri, ia bukan seorang istri. Tapi seekor hewan yang harus menuruti perintah majikannya. Jika tidak ia akan mendapatkan hadiah, berupa sakit dan bertanda memar.

"Lala...." Dimitri meninggikan nada bicara agar Lala mendengar nya.

Lala melihat Dimitri yang memanggil nya, dan ia hanya menatap diam sambil menunggu apa yang akan di katakan oleh Dimitri.

"Aku tahu kau wanita yang ceria, penuh dengan tawa. Dan aku mau kau jangan lagi larut dalam duka mu itu, lakukan apa yang dulu kau lakukan! Tapi ingat posisi mu. Kau itu istri Alexander Dimitri!" kata Dimitri dengan tegas.

Lala hanya diam tanpa menjawab, apa yang bisa ia jawab karena apapun yang di katakan oleh nya tidak akan di terima.

"Di mana semua kartu yang aku berikan barusan?" tanya Dimitri.

Lala menggeleng dan ia tidak tahu kartu apa yang dimaksud Dimitri, sungguh Lala tidak mengerti dengan pertanyaan Dimitri. Padahal sudah jelas barusan Dimitri memberikan pasilitas pada Lala.

"Kau!" Dimitri berusaha mengendalikan diri, ia tidak ingin merusak pagi ini, "Untuk kali ini kau aku maaf kan! Aku antar ke kampus," Dimitri menyalakan mesin mobilnya dan mulai mengemudi.

Saat melewati pusat perbelanjaan Dimitri menghentikan laju mobilnya, "Sebelum ke kampus kau berbelanja dulu, mungkin dengan begitu kau bisa lebih baik," kemudian Dimitri memintanya untuk memilih beberapa barang, tapi Lala hanya diam. Hingga Dimitri yang akhirnya memilih untuk Lala, tidak lupa satu buah ponsel keluaran terbaru juga kini ia belikan untuk Lala. Berharap dengan itu semua Lala bisa kembali hidup dengan selayaknya. Mungkin juga semua keceriaan Lala yang dulu bisa kembali lagi.

"Ingat aku memberikan mu ponsel ini, tapi jangan pernah kau salah menggunakan nya. Dan satu lagi! Pria yang bersama mu di hotel itu bukan tandingan ku! Dia itu masih anak ingusan!" kata Dimitri.

Setelah selesai berbelanja, kini Dimitri melanjutkan perjalanan mengantarkan Lala ke kampus. Lala turun dari mobil, ia mulai berjalan dan Dimitri pergi setelah berjanji akan menjemput Lala sebentar lagi.

Barang yang melekat pada tubuh Lala tidak ada yang murah, itu memang sudah terbiasa pada Lala. Tapi yang tidak biasa adalah semua itu Dimitri yang membelikan nya, mungkin orang-orang bisa kagum akan semua barang branded pada tubuhnya. Tapi tidak bagi Lala.

"Lala!!!" seru Rika.

Ia menyambut dengan baik sahabat nya, bahkan rasanya Rika sangat bahagia bisa melihat Lala kembali.

"Kamu kemana aja sih beb, aku kangen banget tau," ujar Rika lagi, dengan senyum dan juga pelukan hangat.

*

Ada Vote kita lanjut part ketemu Dimas, kalau enggak tunggu sampai mood Othor balik. hehehe.

Terpopuler

Comments

Riharson Alexander

Riharson Alexander

😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2022-07-06

0

Mochamadribut

Mochamadribut

lanjutkan

2022-06-22

1

Dwi setya Iriana

Dwi setya Iriana

lebih baim bgti lala.diam dan ikuti semua ucapan dimitri dri pada di hajar bak jlas kesalahan lala.

2022-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Menikah
3 Tersiksa
4 Zira Anak Dimitri
5 Kembali Kuliah
6 Bertemu Dimas
7 Kasar
8 Bersenang-senang
9 Curiga
10 Apa Sudah Terjadi?
11 Info giveaway (Hadiah)
12 Ayah Sadar
13 Demi Ayah
14 Luka
15 Kehilangan Ayah
16 Pemakaman Ayah
17 Robot
18 Overdosis
19 Trauma
20 Istri Ku
21 Rumah Kedua Orang Tua Dimas
22 Sahabat Selamanya
23 Main Cantik
24 Ingin Pergi
25 Berdebar
26 Visum
27 Surat Cerai
28 Di Kepung
29 Tertembak
30 Sah bercerai
31 Trauma
32 Waktunya bangkit dari keterpurukan
33 Nyaman
34 Cemburu
35 Pulang dengan Pak Bimo
36 Ketakutan
37 Memalukan
38 Tidak tergenggam
39 Apa harus sesakit ini
40 Jangan Dia
41 Direnggut paksa
42 Kecewa
43 Pil
44 Korban
45 Pengen Khilaf
46 Pengakuan Zea
47 Kebaya milik Mama Yeni
48 Sah!!!!
49 Makanlah biar kuat
50 Panas
51 Morning kiss
52 Bocah Lebih menarik
53 Dasar Bucin
54 Kontrak Pernikahan
55 Ngadem?
56 Perjuangan Di mulai
57 Makan Malam Romantis
58 Aa Dimas
59 Selamat pagi Cinta
60 Pawangnya
61 Pencuri
62 Liburan
63 Kau harus di hukum dulu
64 Sendiri
65 Senyuman mu
66 Nasib
67 Berdebar
68 Jangan Adik ku
69 Kesal
70 Sama saja
71 Ketemu diam-diam
72 Memohon
73 Gemas
74 Demi adik ipar
75 Asisten dadakan
76 Cinta pertama tidak seindah bayangan ku
77 Maaf
78 Selamat
79 Maksudnya
80 Berkunjung
81 Mode Lola
82 Kita bukan sahabat lagi
83 Salah
84 Bukti
85 Yakin
86 Terpaksa
87 Tidak Tenang
88 Kawin lari
89 Pasrah
90 Keputusan
91 Di Titik Terendah
92 Berakhir
93 Dimitri
94 Sesal
95 Pisah
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100 skip aja, kalau ngotot dosa di tanggung pembaca.
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147 pengumuman
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Part 1
2
Menikah
3
Tersiksa
4
Zira Anak Dimitri
5
Kembali Kuliah
6
Bertemu Dimas
7
Kasar
8
Bersenang-senang
9
Curiga
10
Apa Sudah Terjadi?
11
Info giveaway (Hadiah)
12
Ayah Sadar
13
Demi Ayah
14
Luka
15
Kehilangan Ayah
16
Pemakaman Ayah
17
Robot
18
Overdosis
19
Trauma
20
Istri Ku
21
Rumah Kedua Orang Tua Dimas
22
Sahabat Selamanya
23
Main Cantik
24
Ingin Pergi
25
Berdebar
26
Visum
27
Surat Cerai
28
Di Kepung
29
Tertembak
30
Sah bercerai
31
Trauma
32
Waktunya bangkit dari keterpurukan
33
Nyaman
34
Cemburu
35
Pulang dengan Pak Bimo
36
Ketakutan
37
Memalukan
38
Tidak tergenggam
39
Apa harus sesakit ini
40
Jangan Dia
41
Direnggut paksa
42
Kecewa
43
Pil
44
Korban
45
Pengen Khilaf
46
Pengakuan Zea
47
Kebaya milik Mama Yeni
48
Sah!!!!
49
Makanlah biar kuat
50
Panas
51
Morning kiss
52
Bocah Lebih menarik
53
Dasar Bucin
54
Kontrak Pernikahan
55
Ngadem?
56
Perjuangan Di mulai
57
Makan Malam Romantis
58
Aa Dimas
59
Selamat pagi Cinta
60
Pawangnya
61
Pencuri
62
Liburan
63
Kau harus di hukum dulu
64
Sendiri
65
Senyuman mu
66
Nasib
67
Berdebar
68
Jangan Adik ku
69
Kesal
70
Sama saja
71
Ketemu diam-diam
72
Memohon
73
Gemas
74
Demi adik ipar
75
Asisten dadakan
76
Cinta pertama tidak seindah bayangan ku
77
Maaf
78
Selamat
79
Maksudnya
80
Berkunjung
81
Mode Lola
82
Kita bukan sahabat lagi
83
Salah
84
Bukti
85
Yakin
86
Terpaksa
87
Tidak Tenang
88
Kawin lari
89
Pasrah
90
Keputusan
91
Di Titik Terendah
92
Berakhir
93
Dimitri
94
Sesal
95
Pisah
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100 skip aja, kalau ngotot dosa di tanggung pembaca.
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147 pengumuman
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!