Kehilangan Ayah

"Dasar wanita rendahan!"

Dengan cepat tangan Dimitri menghempaskan tubuh kecil Lala pada lantai, bahkan pintu baru saja di buka.

"Kenapa kau mewarisi sifat ibu mu?!" tanya Dimitri, "Kau sudah sangat menguji ku. Merendahkan aku!" geram Dimitri.

Lala masih tertunduk sambil terisak dalam luka yang semakin dalam, jujur saja saat ini Lala juga ingin menjadi seorang wanita rendah. Dan siapapun wanita di dunia ini pun sama, tapi keadaan yang memaksa.

Hiks......Hiks...... Hiks.....

Tangisan pilu itu terus saja meluncur dari bibir manisnya, rasanya Lala tidak lagi mengenal dirinya sendiri.

"Jawab aku!!!" geram Dimitri.

Dimitri berjongkok dan mencengkram erat dagu Lala, "Kenapa kau murahan!"

Mata Lala yang berkaca-kaca menatap Dimitri, perlahan cairan bening menetes begitu saja.

"Simpan air mata palsu mu itu!" dengan cepat Dimitri menghempaskan dagu Lala kembali dan dalam sekejap Dimitri kembali melepaskan tali pinggang nya.

Plak!

Plak!

Plak!

Entah berapa kali sudah benda tumpul itu menghantam tubuhnya, yang jelas Lala sudah tidak merasakan tubuhnya lagi.

"Kenapa kau mau melakukan itu?!" geram Dimitri.

"Lalu aku harus apa?" Lala yang terduduk di lantai mulai menatap Dimitri, "Aku harus apa?"

"Kau!" Dimitri geram dan ia mencengkram erat rambut Lala hingga tertarik ke belakang.

"Sakit!!!" rintih Lala dengan bibir bergetar.

"Kau berani menjawab ku!"

Dengan cepat tangan Dimitri mendorong Lala.

Buk.

"Sssssttt......" Lala meringis dan dahinya memburu karena terbentur lantai, "Aku tidak mau lagi menjadi istri mu," ucap Lala dengan begitu jelas. Kemudian Lala melihat Dimitri yang berdiri di hadapannya, "Aku mau kau ceraikan aku! Dan biarkan aku pergi!"

Dimitri tersenyum miring, "Kau berkata begitu karena ingin bebas dengan lelaki tadi?!"

Lala menggeleng, karena ia memang sudah tidak sanggup hidup dengan Dimitri.

"Lalu aku ingin menjadi seorang wanita bayaran?" tanya Dimitri remeh.

"Iya!" jawab Lala tegas, "Aku memang ingin menjadi wanita bayaran, aku ingin mencari uang agar Ayah ku bisa di operasi! Dan lelaki tadi pun mau membeli ku!" ucap Lala tanpa rasa takut sedikitpun.

"Ternyata kau serendah itu!"

Lala mencoba untuk berdiri, ia menatap Dimitri dengan mata yang berkaca-kaca, "Aku tidak perduli, aku tidak ingin kehilangan Ayah ku. Bagiku Ayah ku segalanya! Lagi pula kau tidak menepati janji mu, aku benci pada mu!" Lala berjalan kearah pintu dan ia ingin pergi dari hidup lelaki yang sama sekali tidak punya belas kasih itu.

Dimitri mengepalkan tangannya, "Jangan kau pikir kau bisa pergi dengan mudah," Dimitri mencengkram erat tangan Lala, hingga Lala tidak bisa pergi.

"Lepas! Kau itu lelaki kasar! Pantas saja dulu ibu ku lebih memilih Ayah ku!" teriak Lala.

Plak!

Tangan Dimitri kembali melayang pada wajah Lala.

Lala memegang pipinya dan menatap Dimitri, "Kalau kau benci pada ku, kenapa kau biarkan aku hidup! Kenapa tidak kau habisi saja aku?!" tanya Lala.

"Sudah cukup! Kau tidak boleh pergi! Ayo ke rumah sakit sekarang!" Dimitri meminta seorang Art mengambilkan pakaian tertutup untuk Lala. Lalu ia melemparkan nya pada wajah Lala, "Ganti pakaian untuk mencari uang mu itu!" kata Dimitri.

Lala hanya diam tanpa berbuat apa-apa, ia hanya ingin pergi dari hidup Dimitri. Lalu apa pun akan ia lakukan demi kesembuhan sang Ayah.

"Cepat!" titah Dimitri, "Kita akan ke rumah sakit, dan Ayah mu akan di operasi!" lanjut Dimitri.

Lala mendongkak menatap Dimitri, tanpaknya kali ini Dimitri tidak berbohong. Dengan cepat Lala masuk ke kamar mandi yang terletak pada ruang tamu, dan mulai mengganti pakaiannya.

Lala terdiam sepanjang perjalan menuju rumah sakit ia hanya meremas tangannya saja, bahkan ia tidak lagi merasakan sakit pada tubuhnya yang jelas-jelas banyak sekali memar.

"Turun!" titah Dimitri saat mereka sampai di rumah sakit.

Saat Dimitri membuka pintu Lala baru tersadar dari lamunannya, dan ia melihat sekitar nya. Dan ternyata ia sampai di rumah sakit, dengan segera Lala menuruni mobil. Ia berjalan di depan Dimitri yang mengikuti nya dari belakang.

"Dokter tunggu," Lala melihat seorang dokter yang memeriksa keadaan sang Ayah keluar dari ruangan sang Ayah, "Bagaimana keadaan Ayah saya dok?" tanya Lala dengan air mata yang semain berlinang.

Sang dokter diam, dan ia mengusap punggung Lala. Kemudian dokter tersebut menggeleng, "Karena Ayah mu belum melakukan operasi, keadaan nya semakin memburuk. Dan kami tidak bisa menolong nya," jelas sang dokter penuh rasa penyesalan.

"Maksud dokter?" Lala langsung masuk dan melihat tidak ada lagi alat yang terpasang pada tubuh nya, "Suster, kenapa di lepas?!" tanya Lala sambil menangis.

"Maaf Dek, tapi Ayah kamu sudah tidak ada," jawab sang suster yang juga dengan wajah sedihnya.

Lala menggelengkan kepalanya, ia tidak bis menerima apa yang di katakan oleh sang dokter.

"Ayah!!!!" teriak Lala yang kini terduduk di lantai.

"Kami permisi dulu, karena kami harus mengurus Ayah anda. Kami harap anda bisa menerima ini dengan ikhlas hati," ujar sang perawat.

"Ayah masih ada suster, Ayah masih ada hiks....hiks....hiks....." Lala terus menangis histeris karena tidak bisa kehilangan sang Ayah orang satu-satunya yang ia punya.

Dimitri melihat dari pintu, ia merasa bersedih melihat Lala. Tapi kenapa? Bukankah ini yang ia mau, bukankah ia ingin Lala hancur agar rasa sakitnya bisa terbalaskan!.

Tapi tidak, kali ini hati Dimitri terasa sesak. Bahkan ada penyesalan di sana, jika saja ia tidak menunda-nunda operasi untuk Atmaja hal ini tidak akan terjadi.

"Puas kau!!!" seru Lala dengan air mata yang semakin berlinang, "Aku membenci mu! Kau iblis!! teriak Lala dengan kencang.

Dimitri diam tanpa menjawab, rasanya ia merasa sangat bersalah atas apa yang sedang terjadi saat ini.

"Kau penjahat! Kau pembohongan! Padahal aku sudah bersedia menjadi istri mu. Mengorbankan masa muda ku, demi menikah dengan lelaki tua seperti mu!" teriak Lala lagu.

Plak!

Tangan Dimitri kembali melayang di pipi Lala, namun sedetik kemudian ia mengepalkan tangannya dan merasa menyesal.

Lala melihat Dimitri, dan dengan membawa wajahnya yang sedikit mengeluarkan cairan merah pada sudut bibirnya.

"Hiks.....hiks....hiks....." Lala duduk di lantai sambil menutup wajahnya, hatinya benar-benar sakit, "Andai saja aku tahu kau sekejam ini, aku lebih memilih jalan pintas. Aku lebih memilih menjual diri ku untuk mendapatkan uang, aku lebih memilih jalan kotor itu dari pada harus kehilangan Ayah ku!!!!" kata Lala sambil menangis pilu.

Dimas dan Arka berada tidak jauh dari sana dan keduanya menyaksikan apa yang telah terjadi.

"Jangan kesana," Arka menahan lengan Dimas, karena Dimas ingin mendekati Lala.

"Tapi aku kasihan padanya," kata Dimas menatap Arka.

"Belum saatnya, jangan sampai Dimitri curiga," kata Arka.

Dimas mengangguk mengerti.

*

Jangan lupa Vote

Terpopuler

Comments

🅟🅡🅔ᒍᑌ🌼ᵇᵃˢᵉ

🅟🅡🅔ᒍᑌ🌼ᵇᵃˢᵉ

Ayo Dimas cepat selamatkan Lala.. sekarang tidak ada yang perlu Lala pertahanankan lagi...suami yang kelakuan nya seperti iblis...berzina dengan ibu tiri nya Lala sendiri...🙄🙄🙄🙄

2022-09-03

1

Feeza_MCI

Feeza_MCI

😭😭😭😭

2022-08-15

1

Siti Aisyah

Siti Aisyah

dari bab pertama sampai skrg..rasanya paru.paru ku sesek banget...beres baca hrs menghirup udara banyak.banyak..baru kali ini aku nemu novel kayak gini..bikin mewek terus..🥺🥺😭😭

2022-07-15

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Menikah
3 Tersiksa
4 Zira Anak Dimitri
5 Kembali Kuliah
6 Bertemu Dimas
7 Kasar
8 Bersenang-senang
9 Curiga
10 Apa Sudah Terjadi?
11 Info giveaway (Hadiah)
12 Ayah Sadar
13 Demi Ayah
14 Luka
15 Kehilangan Ayah
16 Pemakaman Ayah
17 Robot
18 Overdosis
19 Trauma
20 Istri Ku
21 Rumah Kedua Orang Tua Dimas
22 Sahabat Selamanya
23 Main Cantik
24 Ingin Pergi
25 Berdebar
26 Visum
27 Surat Cerai
28 Di Kepung
29 Tertembak
30 Sah bercerai
31 Trauma
32 Waktunya bangkit dari keterpurukan
33 Nyaman
34 Cemburu
35 Pulang dengan Pak Bimo
36 Ketakutan
37 Memalukan
38 Tidak tergenggam
39 Apa harus sesakit ini
40 Jangan Dia
41 Direnggut paksa
42 Kecewa
43 Pil
44 Korban
45 Pengen Khilaf
46 Pengakuan Zea
47 Kebaya milik Mama Yeni
48 Sah!!!!
49 Makanlah biar kuat
50 Panas
51 Morning kiss
52 Bocah Lebih menarik
53 Dasar Bucin
54 Kontrak Pernikahan
55 Ngadem?
56 Perjuangan Di mulai
57 Makan Malam Romantis
58 Aa Dimas
59 Selamat pagi Cinta
60 Pawangnya
61 Pencuri
62 Liburan
63 Kau harus di hukum dulu
64 Sendiri
65 Senyuman mu
66 Nasib
67 Berdebar
68 Jangan Adik ku
69 Kesal
70 Sama saja
71 Ketemu diam-diam
72 Memohon
73 Gemas
74 Demi adik ipar
75 Asisten dadakan
76 Cinta pertama tidak seindah bayangan ku
77 Maaf
78 Selamat
79 Maksudnya
80 Berkunjung
81 Mode Lola
82 Kita bukan sahabat lagi
83 Salah
84 Bukti
85 Yakin
86 Terpaksa
87 Tidak Tenang
88 Kawin lari
89 Pasrah
90 Keputusan
91 Di Titik Terendah
92 Berakhir
93 Dimitri
94 Sesal
95 Pisah
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100 skip aja, kalau ngotot dosa di tanggung pembaca.
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147 pengumuman
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Part 1
2
Menikah
3
Tersiksa
4
Zira Anak Dimitri
5
Kembali Kuliah
6
Bertemu Dimas
7
Kasar
8
Bersenang-senang
9
Curiga
10
Apa Sudah Terjadi?
11
Info giveaway (Hadiah)
12
Ayah Sadar
13
Demi Ayah
14
Luka
15
Kehilangan Ayah
16
Pemakaman Ayah
17
Robot
18
Overdosis
19
Trauma
20
Istri Ku
21
Rumah Kedua Orang Tua Dimas
22
Sahabat Selamanya
23
Main Cantik
24
Ingin Pergi
25
Berdebar
26
Visum
27
Surat Cerai
28
Di Kepung
29
Tertembak
30
Sah bercerai
31
Trauma
32
Waktunya bangkit dari keterpurukan
33
Nyaman
34
Cemburu
35
Pulang dengan Pak Bimo
36
Ketakutan
37
Memalukan
38
Tidak tergenggam
39
Apa harus sesakit ini
40
Jangan Dia
41
Direnggut paksa
42
Kecewa
43
Pil
44
Korban
45
Pengen Khilaf
46
Pengakuan Zea
47
Kebaya milik Mama Yeni
48
Sah!!!!
49
Makanlah biar kuat
50
Panas
51
Morning kiss
52
Bocah Lebih menarik
53
Dasar Bucin
54
Kontrak Pernikahan
55
Ngadem?
56
Perjuangan Di mulai
57
Makan Malam Romantis
58
Aa Dimas
59
Selamat pagi Cinta
60
Pawangnya
61
Pencuri
62
Liburan
63
Kau harus di hukum dulu
64
Sendiri
65
Senyuman mu
66
Nasib
67
Berdebar
68
Jangan Adik ku
69
Kesal
70
Sama saja
71
Ketemu diam-diam
72
Memohon
73
Gemas
74
Demi adik ipar
75
Asisten dadakan
76
Cinta pertama tidak seindah bayangan ku
77
Maaf
78
Selamat
79
Maksudnya
80
Berkunjung
81
Mode Lola
82
Kita bukan sahabat lagi
83
Salah
84
Bukti
85
Yakin
86
Terpaksa
87
Tidak Tenang
88
Kawin lari
89
Pasrah
90
Keputusan
91
Di Titik Terendah
92
Berakhir
93
Dimitri
94
Sesal
95
Pisah
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100 skip aja, kalau ngotot dosa di tanggung pembaca.
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147 pengumuman
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!