Deg.
Hati Dimas terasa tercabik-cabik mendengar apa yang di katakan oleh Lala, ia tidak menyangka ternyata beban hidup Lala begitu berat. Hingga Dimas hanya tertunduk.
"Mau bapak apa!" teriak Lala, "Ini urusan ku, tapi kenapa Bapak merusak semuanya!" geram Lala.
Lala duduk di sisi ranjang, ia mencengkram erat selimut menahan sakit pada relung hati karena luka yang ia rasakan begitu pedih.
Hiks.....hiks.....hiks....
Air mata Lala tumpah tanpa henti, ia mengingat kata-kata Dimas dulu yang pernah mengatakan ia adalah wanita tidak berharga diri karena menggoda laki-laki. Semua itu tidaklah salah, jika dulu Lala masih bisa marah tapi tidak dengan sekarang. Sekarang apa yang di katakan oleh Dimas benar, terbuktikan dengan malam ini ia mencari pria untuk membayar dirinya.
"Aku yang akan membiayai biaya operasi nya," kata Dimas.
Lala perlahan memutar lehernya, ia melihat Dimas yang tengah menatap dirinya, "Bapak mau membeli saya?" tanya Lala.
Jangan tanyakan seberapa sakit hati Lala, rasanya sangat sakit sekali. Tapi satu hal yang bisa membuat Lala sedikit lega, bila Dimas membelinya maka yang melakukan nya adalah lelaki yang ia cintai.
"Ayo Pak cepat, saya butuh uang. Biar Ayah bisa di operasi."
Deg.
Dimas langsung menatap Lala, karena maksudnya tidak begitu. Tampaknya Lala salah mengartikan kata-kata Dimas.
Dengan cepat Lala berdiri, ia melingkarkan tangannya pada tengkuk Dimas. Dengan cepat jugaLala melahap bibir Dimas.
Dimas masih terdiam dalam keterkejutan nya, ia masih di kuasai bingung dan juga sebuah godaan. Tidak di pungkiri Dimas terpancing oleh Lala, namun akal sehat masih bisa menguasai nya.
"Lala menjauh!" Dimas dengan cepat mendorong Lala agar menjauh darinya, sejenak Dimas menarik nafas dengan mati-matian menahan gejolak aneh yang mulai menjalar di seluruh tubuhnya.
Lala yang terdorong langsung terduduk di atas ranjang, hati Lala sangat perih. Lala yakin Dimas kini sangat menganggap nya rendah, air mata yang akan meluap keluar ia tahan setengah mati. Rasanya sangat sakit bagai di tusuk ribuan belati.
"Kalau bapak tidak mau membeli saya tidak apa, biar saya cari orang lain," Lala melihat jam yang terpasang pada dinding, di mana jam menunjukan pukul 10:00 malam. Lala masih punya waktu untuk mencari lelaki lainnya yang terpenting besok Ayahnya harus melakukan tindakan operasi.
Dengan cepat tangan Dimas menahan Lala, "Aku yang akan membiayai operasi Ayah mu," ujar Dimas dengan yakin.
Lala langsung mendongkak menatap Dimas, matanya berkaca-kaca sambil mencari kebenaran. Dengan hati yang butuh di yakinkan.
"Aku serius," ujar Dimas lagi dengan yakin.
Satu tetes air mata Lala terjatuh begitu saja, dengan cepat ia mengusap jejaknya dan kembali menatap Dimas, "Kalau begitu ayo Pak, tunggu apa lagi," kata Lala kemudian ia menutup pintu, Lala tahu di dunia ini tidak ada yang gratis dan begitu pun dengan saat ini. Ia harus membayar.
"Tidak," tolak Dimas.
Bukan Dimas tidak menginginkan nya, tapi Dimas tahu Lala tidak halal baginya. Dimas tidak munafik pernah bermesraan dengan kekasihnya, tapi tidak pernah sampai pada puncaknya. Dan kini pun sama. Dimas memiliki seorang adik perempuan yang sangat ia sayangi, ia tidak ingin adiknya di mainkan oleh lelaki bajingan di luar sana hingga ia begitu menghargai wanita.
"Aku tidak mau berhutang budi pak," kata Lala. Lala sangat takut bila berhutang budi pada orang lain. Lagi pula Lala juga takut Dimas berubah pikiran, jika Dimas sudah menyentuh nya ia bisa meminta bayaran pada Dimas. Dan Dimas pun harus membayar.
Dimas terdiam sambil menatap Lala, ia tahu tanpaknya Lala cukup keras kepala, "Aku akan menagih nya setelah Ayah mu selesai melakukan operasi," kata Dimas.
Dimas terpaksa mengatakan itu agar Lala tidak terus memaksa dirinya, Dimas adalah lelaki normal yang memiliki iman lemah. Apa lagi bila yang menjadi godaannya adalah Lala, wanita yang berhasil masuk ke hatinya secara perlahan.
"Bapak yakin?"
"Iya," Dimas mengangguk.
Lala juga mengangguk mengerti, ia tertunduk sambil menggigit bibir bawahnya. Hatinya benar-benar pilu akhirnya ia menyandang gelar sebagai seorang wanita bayaran, bibir Lala lagi-lagi tersenyum getir, persetan dengan harga diri.
"Ayo kita ke rumah sakit."
Dimas melepaskan jas yang melekat pada tubuhnya, dan menutupi tubuh Lala yang memperlihatkan bentuk tubuh nya.
"Em," Lala mengangguk, dan keduanya berjalan ke arah pintu.
Belum sempat Dimas membuka pintu, ternyata pintu sudah terbuka.
Seorang pria berusia 45 tahun berdiri di sana, Aleksander Dimitri merasa harga dirinya di injak-injak oleh Lala. Seorang wanita berusia tujuh belas tahun yang berstatus istrinya, dan malam ini ia mendapati Lala tengah berada di kamar hotel bersama dengan Dimas. Pria yang sama saat kemarin malam ia temui.
Tap tap tap.
Terdengar langkah kaki Dimitri mulai melangkah masuk, tangannya terkepal dengan begitu kuat.
Plak!
Tangan Dimitri langsung melayang pada wajah Lala.
"Lala," dengan cepat Dimas berusaha menangkap Lala agar tidak terjatuh.
"Lepaskan dia!" geram Dimitri.
Dimas menatap Dimitri dengan tajam, ia juga mengepalkan tangannya. Dan mungkin sebentar lagi tangan itu akan mendarat di wajah Dimitri.
"Apa yang kalian lakukan di sini!" geram Dimitri, kini ia beralih menatap Lala.
Dengan cepat Dimitri menarik Lala, rasanya Dimitri sangat tidak sabar bertanya banyak hal pada Lala. Sementara Dimas ia serahkan pada para bodyguard nya.
Dimas berusaha menahan Lala, hingga sampai di depan pintu kamar mulut Dimas di bekap dan tubuhnya di tarik. Lalu Dimas terbawa, dan para bodyguard Dimitri tidak dapat menemukan Dimas.
"Jangan bergerak," bisik Arka.
Dimas mengangguk, karena ternyata Arka yang barusan menariknya dan menutup mulutnya. Setelah di rasa aman keduanya keluar dari persembunyian nya.
"Bos, kenapa menahan ku untuk mengejar Lala?" tanya Dimas.
"Tidak apa, biarkan Dimitri membawa Lala, kita tidak boleh gegabah melawan pria seperti dia. Kita juga harus memakai cara licik untuk mengalahkan nya," jawab Arka.
Dimas mengangguk membenarkan apa yang dikatakan oleh Arka.
Sebenarnya tadi Arka sangat marah, saat rekan kerjanya langsung memberitahukan tentang Dimas yang mendadak meninggalkan ruang rapat begitu saja. Hingga dengan terpaksa Arka melacak keberadaan Dimas, namun ternyata Dimas masih berada di hotel miliknya. Dan saat ia akan menuju kamar yang di masuki Dimas, ia tidak sengaja mendengar Dimitri yang tengah berbicara. Hingga saat Dimas keluar dari kamar Arka langsung menarik Dimas, sebab bila terlambat sedikit para bodyguard Dimitri sudah bersiap-siap menangkap Dimas.
"Rencana apa bos?" Dimas memang tidak pernah meragukan kecerdasan Arka, namun ia pun cukup penasaran dengan rencana apa yang akan di mainkan oleh seorang Arka.
"Kita lihat saja nanti, yang jelas ini sudah tidak beres. Pria itu sudah sangat keterlaluan, dia tidak memiliki jiwa kemanusiaan sedikit pun," geram Arka.
Dimas mengangguk karena apa yang di katakan oleh Arka memang benar adanya, Dimitri tidak menepati janji nya sampai saat ini juga. Bahkan sampai Lala menjual kehormatan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Rinjani
Lala ampun kamu hidup mu sedih banget dah lah ma Dimas saja aduh kasian Lala apa akan di cambuk lagi
2022-07-07
0
Riswanti Mami
seruuuuuu...lanjut
2022-07-04
0
Mochamadribut
lanjut
2022-06-22
1