Apa Sudah Terjadi?

Tubuh mungil Lala terhuyung ketika Dimitri menarik nya dengan kencang, bahkan Dimitri mencengkram erat tangan Lala hingga sampai di kamar Dimitri melepaskan tangan Lala dan menatap Lala dengan tajam.

Plak!!

Tangan Dimitri melayang begitu saja di wajah Lala, hingga Lala terjatuh di atas ranjang. Jangan tanyakan seberapa sakit, karena tamparan itu tidak sesakit hatinya saat ini. Kejadian yang baru saja ia alami membuat Lala hanya bisa terdiam dalam pikiran buruknya, air mata Lala tidak hentinya mengalir mengingat wajah pria-pria yang baru saja melecehkan nya.

"Lihat ini!" Dimitri menunjuk tanda merah pada tengkuk Lala, "Apa yang sudah kalian lakukan?!" tanya Dimitri penuh amarah.

Lala kini beralih menatap Dimitri, dan ia bingun dengan tanda yang di maksud Dimitri.

"Kenapa menatap ku begitu?!" tanya Dimitri, kemudian ia kembali menarik Lala ke depan cermin berukuran cukup besar yang terpasang di dinding, "Lihat baik-baik, lihat ada banyak tanda ini membuktikan kalau kau habis menjadi wanita murahan!" Dimitri menunjuk kaca dan ada beberapa tanda merah yang terlihat pada tengkuk Lala.

Hiks..... hiks.....hiks.....

Lala menangis karena tidak kuasa melihat dirinya sendiri, Lala yakin para bajingan itu sudah menodai dirinya. Awalnya Lala masih berharap belum, tapi tanda merah itu seakan mengatakan sudah.

"Kenapa menangis!" Dimitri menghempaskan Lala, hingga Lala kembali terjatuh di lantai.

Hiks....hiks.....hiks.....

Lala kembali menangis dengan kencangnya bahkan ia juga jijik pada dirinya sendiri, pedihnya sungguh membuat nya merasa seperti tidak ada gunanya lagi.

"Berhenti menangis! Kau sudah berani pada ku! Kau kabur dari rumah hanya demi bisa melakukan hal bejat dengan pria bajingan itu bukan?!" tebak Dimitri.

Dimitri tidak tahu tentang apa yang barusan di alami oleh Lala, yang ia tahu hanya Lala yang bersama dengan Dimas. Dan Dimitri yakin jika, tanda merah itu adalah hasil dari Lala yang sudah berbuat tidak senonoh dengan Dimas.

"Aku benci penghianat!" geram Dimitri, ia menarik Lala kedalam kamar mandi dan menyalakan air shower yang terasa dingin. Tubuh Lala seketika di guyur air, tanpa perduli hari masih terlalu gelap. Bahkan jam masih pukul 03:20 tapi tanpaknya hati Dimitri terlalu sakit karena mengira Lala mengkhianati dirinya, "Jangan pernah keluar dari sini, sebelum aku yang mengeluarkan mu!" geram Dimitri lalu ia pergi begitu saja.

Lala hanya terdiam di bawah guyuran air shower yang terus membasahi tubuhnya, ia hanya bisa menangis sambil memeluk tubuhnya sendiri. Lala juga tidak ingin pergi dari bawah guyuran air shower, karena ia berharap bekas dari pria jahat itu bisa hilang dari tubuhnya.

"Apa semuanya sudah terjadi? Aku benci, aku kotor," kata Lala di sela-sela isak tangisnya yang semakin pilu.

Tiga jam sudah berlalu, Lala masih berada di bawah guyuran air shower. Tubuhnya basah, wajahnya pucat, bahkan Lala juga sudah tidak sadarkan diri.

Clek.

Pintu kamar terbuka, Dimitri kembali masuk ke kamar. Ia ingin memastikan jika Lala tidak melarikan diri lagi seperti kemari, mata Dimitri menatap setiap sudut kamarnya. Tapi mata nya tidak melihat keberadaan Lala di sana, seketika telinga Dimitri mendengar gemercik air yang berasal dari kamar mandi.

Kaki Dimitri kini berjalan menuju kamar mandi, dan ia membuka pintu. Benar saja ternyata Lala masih berada di bawah guyuran shower yang menyala, Dimitri melihat jam tangannya. Lala sudah cukup lama di sana, bahkan hampir tiga jam lebih.

"Hey Bagun!" Dimitri berjongkok dan mencoba membangunkan Lala, namun tidak bisa tanpaknya Lala sudah benar-benar tidak lagi sadarkan diri.

Dengan cepat Dimitri mengangkat tubuh Lala dan membaringkan nya di atas ranjang, setelah meminta Art wanita mengganti pakaiannya Lala. Kini ada seorang dokter yang memeriksa keadaan Lala.

"Bagaimana?" tanya Dimitri tidak sabar.

"Dia pingsan tuan, dan tubuhnya sangat lemah sekali. Mungkin dia juga tidak makan berhari-hari," jelas dokter tersebut.

"Tidak makan?" tanya Dimitri terkejut, "Apa kau pikir aku ini orang miskin!!!" geram Dimitri merasa terhina.

"Tidak tuan, saya hanya menyampaikan keadaan pasien," kata sang dokter agar Dimitri tidak menghajar nya.

Dimitri kini beralih menatap Lala, ia bertanya-tanya apakah memang benar Lala tidak makan selama beberapa hari. Dimitri kini duduk di meja makan, ia mengumpulkan semua Art. Terutama kepala Art yang harus menjelaskan semua ini dengan baik.

Semua berbaris beraturan memanjang, mereka menunduk sambil melihat Dimitri. Wajah para Art itu terlihat cemas dan ketakutan, hingga semua hanya menunduk saja.

"Apa kalian tidak pernah memberikan istri ku makan?!" tanya Dimitri to the point.

Semua diam dan tidak ada yang berani berbicara, hingga akhirnya Dimitri geram dan ia menggebrak meja makan.

Brak!!!

Semua terperanjat kaget, karena begitu kencangnya suara dentuman yang terdengar.

"Jawab aku! Apa kalian tidak punya telinga!" sergah Dimitri.

"Maaf Tuan," seorang kepala Art mencoba memberanikan diri untuk berbicara, "Tapi anda sendiri yang meminta kami untuk tidak memberikan sebutir nasi pun pada Nyonya muda, dan kami ikut saja," kata kepala Art tersebut.

Krang!

Dimitri memecahkan gelas yang tertata rapi di atas meja makan, setelah itu ia bangun dari duduknya.

Dimitri mengingat dengan baik, ia memang mengatakan itu pada kepala Art karena ingin menyiksa Lala habis-habisan. Berharap agar rasa dendam nya pada Ayah Lala segera terbayarkan, sakit hati akan wanita yang dulu di rebut begitu saja membuatnya gelap mata. Hingga ia ingin terus menyiksa Lala demi sakit hatinya terbalaskan.

Namun kini ada yang aneh, Dimitri seakan menyesal karena sudah membuat Lala seperti sekarang ini. Ia juga tahu jika Lala berjalan kaki pergi ke kampus karena semua ATM dan juga ponsel Lala sudah ia sita, tidak ada barang mahal yang melekat pada tubuh Lala semua ia ambil kecuali cincin saat mereka menikah.

Dimitri kini kembali menuju kamar dan ingin melihat keadaan Lala, dan ternyata Lala sudah sadar dan ia duduk sambil memeluk lututnya. Wajah pucat Lala dan segala rasa pilu hanya bisa ia tahan tanpa bisa di luapkan, tidak ada yang tahu apa yang kini tengah ia pikirkan. Yang jelas Lala benar-benar jijik pada dirinya sendiri.

"Ayo makan," kata Dimitri dan memberikan piring berisi makanan yang baru saja di antarkan pelayan untuk Lala.

Lala hanya diam sambil memeluk lututnya, tidak ada yang bisa ia katakan selain dari luka yang begitu dalam.

"Tuan telpon dari rumah sakit," kata seorang Art yang membuat Lala langsung menatap Art tersebut.

Dimitri menggerakkan tangannya dan meminta agar Art itu memberikan telpon pada tangannya.

Terpopuler

Comments

Riharson Alexander

Riharson Alexander

😭😭😭😭😭😭😭😭

2022-07-06

0

Cencik Gaut

Cencik Gaut

sepertintmya ibu kandung lala adalah wanita yg sgt dicintai damitri..

2022-06-30

0

Bian Albiansyah

Bian Albiansyah

g suka sm perempuan lemah, suruh berontak dong thor 😭😭😭

2022-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Menikah
3 Tersiksa
4 Zira Anak Dimitri
5 Kembali Kuliah
6 Bertemu Dimas
7 Kasar
8 Bersenang-senang
9 Curiga
10 Apa Sudah Terjadi?
11 Info giveaway (Hadiah)
12 Ayah Sadar
13 Demi Ayah
14 Luka
15 Kehilangan Ayah
16 Pemakaman Ayah
17 Robot
18 Overdosis
19 Trauma
20 Istri Ku
21 Rumah Kedua Orang Tua Dimas
22 Sahabat Selamanya
23 Main Cantik
24 Ingin Pergi
25 Berdebar
26 Visum
27 Surat Cerai
28 Di Kepung
29 Tertembak
30 Sah bercerai
31 Trauma
32 Waktunya bangkit dari keterpurukan
33 Nyaman
34 Cemburu
35 Pulang dengan Pak Bimo
36 Ketakutan
37 Memalukan
38 Tidak tergenggam
39 Apa harus sesakit ini
40 Jangan Dia
41 Direnggut paksa
42 Kecewa
43 Pil
44 Korban
45 Pengen Khilaf
46 Pengakuan Zea
47 Kebaya milik Mama Yeni
48 Sah!!!!
49 Makanlah biar kuat
50 Panas
51 Morning kiss
52 Bocah Lebih menarik
53 Dasar Bucin
54 Kontrak Pernikahan
55 Ngadem?
56 Perjuangan Di mulai
57 Makan Malam Romantis
58 Aa Dimas
59 Selamat pagi Cinta
60 Pawangnya
61 Pencuri
62 Liburan
63 Kau harus di hukum dulu
64 Sendiri
65 Senyuman mu
66 Nasib
67 Berdebar
68 Jangan Adik ku
69 Kesal
70 Sama saja
71 Ketemu diam-diam
72 Memohon
73 Gemas
74 Demi adik ipar
75 Asisten dadakan
76 Cinta pertama tidak seindah bayangan ku
77 Maaf
78 Selamat
79 Maksudnya
80 Berkunjung
81 Mode Lola
82 Kita bukan sahabat lagi
83 Salah
84 Bukti
85 Yakin
86 Terpaksa
87 Tidak Tenang
88 Kawin lari
89 Pasrah
90 Keputusan
91 Di Titik Terendah
92 Berakhir
93 Dimitri
94 Sesal
95 Pisah
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100 skip aja, kalau ngotot dosa di tanggung pembaca.
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147 pengumuman
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Part 1
2
Menikah
3
Tersiksa
4
Zira Anak Dimitri
5
Kembali Kuliah
6
Bertemu Dimas
7
Kasar
8
Bersenang-senang
9
Curiga
10
Apa Sudah Terjadi?
11
Info giveaway (Hadiah)
12
Ayah Sadar
13
Demi Ayah
14
Luka
15
Kehilangan Ayah
16
Pemakaman Ayah
17
Robot
18
Overdosis
19
Trauma
20
Istri Ku
21
Rumah Kedua Orang Tua Dimas
22
Sahabat Selamanya
23
Main Cantik
24
Ingin Pergi
25
Berdebar
26
Visum
27
Surat Cerai
28
Di Kepung
29
Tertembak
30
Sah bercerai
31
Trauma
32
Waktunya bangkit dari keterpurukan
33
Nyaman
34
Cemburu
35
Pulang dengan Pak Bimo
36
Ketakutan
37
Memalukan
38
Tidak tergenggam
39
Apa harus sesakit ini
40
Jangan Dia
41
Direnggut paksa
42
Kecewa
43
Pil
44
Korban
45
Pengen Khilaf
46
Pengakuan Zea
47
Kebaya milik Mama Yeni
48
Sah!!!!
49
Makanlah biar kuat
50
Panas
51
Morning kiss
52
Bocah Lebih menarik
53
Dasar Bucin
54
Kontrak Pernikahan
55
Ngadem?
56
Perjuangan Di mulai
57
Makan Malam Romantis
58
Aa Dimas
59
Selamat pagi Cinta
60
Pawangnya
61
Pencuri
62
Liburan
63
Kau harus di hukum dulu
64
Sendiri
65
Senyuman mu
66
Nasib
67
Berdebar
68
Jangan Adik ku
69
Kesal
70
Sama saja
71
Ketemu diam-diam
72
Memohon
73
Gemas
74
Demi adik ipar
75
Asisten dadakan
76
Cinta pertama tidak seindah bayangan ku
77
Maaf
78
Selamat
79
Maksudnya
80
Berkunjung
81
Mode Lola
82
Kita bukan sahabat lagi
83
Salah
84
Bukti
85
Yakin
86
Terpaksa
87
Tidak Tenang
88
Kawin lari
89
Pasrah
90
Keputusan
91
Di Titik Terendah
92
Berakhir
93
Dimitri
94
Sesal
95
Pisah
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100 skip aja, kalau ngotot dosa di tanggung pembaca.
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147 pengumuman
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!