Pemakaman Ayah

"Hiks.....hiks....." tangis Lala semakin kencang saat sang Ayah sudah di kebumikan, ia menangis dengan kencang di samping pusara sang Ayah dengan penuh rasa kehilangan. Air mata Lala semakin tidak bisa terbendung saat mengingat saat-saat kebersamaan nya dengan sang Ayah, rasanya sangat perih sekali. Berjam-jam lamanya tanpaknya Lala tidak ingi pergi dari sana, ia masih setia menemani sang Ayah.

Dimitri yang dari tadi berdiri kini berjongkok di samping Lala, seperti rencananya dulu tidak sejalan dengan kenyataannya sekarang. Karena hatinya terasa sakit bahkan terasa begitu pilu setelah melihat keadaan Lala yang hancur se-hancur-hancurnya, Dimitri tidak mengerti dengan ini semua. Bahkan ia bertanya pada diri nya sendiri, bukankah ini yang ia inginkan. Menyaksikan Lala menderita, menyaksikan Atmaja menderita. Lalu mengapa kini ada sebuah rasa penyesalan yang mendalam, ada secercah penyesalan yang tidak dapat lagi di ubah.

"Lala ayo kita pulang, biarkan Ayahmu tenang," kata Dimitri memegang pundak Lala.

Lala sepertinya tidak mau pergi dari sana, ia ingin di sana saja bersama sang Ayah yang sangat ia cintai.

"Lala ayo," kata Dimitri lagi.

Lala tidak menjawab, ia hanya menangis dengan memeluk fhoto sang Ayah.

"Lala," Dimitri kembali menyadarkan Lala dari lamunannya.

Perlahan Lala menatap Dimitri, namun tatapannya begitu penuh dengan luka. Bola matanya berkaca-kaca dan menitihkan air mata, "Sekarang tujuan mu sudah tercapai, selamat ya!" ujar Lala penuh luka, "Dendam mu pun sudah terbalas, kau pemenang nya. Kau hebat sekali, tidak ada yang bisa menandingi kehebatan mu," kata Lala dengan tertawa.

Dimitri terdiam, karena apa yang dikatakan oleh Lala memanglah benar adanya. Ia kini menang, berhasil membuat Atmaja tersiksa dan Lala juga sengsara, namun sayang hatinya kini menentang dan malah ikut merasakan luka yang di rasakan oleh Lala.

"Ayo kita pulang," tangan Dimitri berusaha menggapai lengan Lala, tapi tidak bisa karena Lala menghempaskan nya.

"Pulang kemana? Aku harus pulang kemana! Aku tidak punya rumah, aku tidak punya seseorang yang bisa membuat aku nyaman. Aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini!" jawab Lala dengan tegas.

Deg.

Hati Dimitri terasa semakin sakit, entah mengapa sebabnya. Tapi ia tidak sanggup melihat Lala yang hanyut dalam luka yang begitu dalam, entah sejak kapan ini terjadi tapi ia benar-benar tidak kuasa melihat penderitaan Lala.

"Aku minta maaf," kata Dimitri.

Lala langsung berdiri karena mendengar kata ajaib yang di utarakan Dimitri, ia menatap Dimitri yang juga tengah menatap dirinya, "Maaf?" tanya Lala dengan bingung, "Apa aku tidak salah dengar!"

Dimitri menggeleng kepala, karena apa yang ia katakan memanglah benar adanya. Dan Lala tidak salah dalam mendengarkan, "Aku benar-benar minta maaf, kalau saja aku tidak menahan biaya operasi Ayah mu. Mungkin Ayahmu tidak akan begitu," jelas Dimitri.

"Iya tidak apa, aku mau memaafkan mu," jawab Lala tertunduk.

Dimitri tersenyum karena mendengar jawaban Lala yang sudah memaafkan dirinya, "Terima kasih banyak, aku harap setelah ini kita akan menjalani rumah tangga yang baik. Rumah tangga yang sebenarnya," ujar Dimitri tersenyum.

"Aku mau memaafkan mu, kecuali kau bisa menghidupkan Ayah ku yang sudah mati!" tegas Lala.

Senyum Dimitri seketika menghilang begitu saja, saat mendengar kata yang baru saja keluar dari mulut Lala. Awalnya ia sudah sangat bahagia, namun sayang seperti Lala sama sekali tidak ingin berdamai dengan nya.

"Tapi aku sudah minta maaf!" tegas Dimitri.

"Aku pun sudah meminta mu untuk melakukan apa yang aku inginkan!" kata Lala yang tudak kalah tegas.

"Kau sangat menguji kesabaran ku!" Dimitri langsung menarik Lala menuju mobil, ia merasa sudah berbaik hati bahkan ia sampai meminta maaf. Namun Lala masih saja mengacuhkan dirinya, kini mau tidak mau Lala sudah di bawa pulang ke rumah Dimitri dengan cara paksa.

Lala hanya bisa menangisi nasibnya yang semakin tidak karuan, apa yang bisa ia lakukan saat ini. Tidak ada yang ada hanya menangis pilu.

"Cepat bersihkan tubuh mu, dan makan!" kata Dimitri, dan kini Lala duduk di sisi ranjang.

Lala tidak perduli dengan kata yang di ucapkan oleh Dimitri, ia hanya meringkuk sambil memeluk dirinya si atas ranjang.

Hari-hari berlalu dengan begitu baik, tapi tidak dengan keadaan Lala. Ia hanya murung dan diam tanpa bicara satu patah kata pun juga.

Dimitri memutar gagang pintu, dan melihat Lala duduk di samping jendela sambil memeluk lututnya.

"Ayo makan," Dimitri menyendok nasi dan berusaha untuk menyuapi Lala.

Lala tidak perduli ia hanya diam saja, bahkan pandangan nya terlihat kosong dengan air mata yang terus tumpah.

Dimitri melempar sendok di tangannya pada lantai, "Kau ingin aku kasar lagi pada mu!" geram Dimitri.

Perlahan wajah pucat Lala menatap Dimitri, "Untuk apa kau memikirkan aku, biarkan saja aku begini agar kau puas!" jawab Lala.

"Kau," Dimitri mencengkram dagu Lala dengan erat, "Jangan paksa aku berubah menjadi iblis, aku sudah sangat baik pada mu," Dimitri menghempaskan wajah Lala.

"Tidak ada yang berubah dari mu, kau masih sama jahat nya!" kata Lala.

"O.... benarkah?!" Dimitri tersenyum miring, "Baiklah kau yang meminta ku untuk tetap menjadi iblis!" ujar Dimitri.

Plak!

Plak!

Tidak ada yang bisa di lakukan Lala selain menahan rasa sakit saat benda tumpul berbentuk panjang, yabg biasa terpasang di pinggang Dimitri mengenai dirinya. Rasanya sangat sakit sekali.

"Kau yang memaksa aku, tanpaknya kau lebih suka aku yang seperti ini!" Dimitri mengambil piring berisi nasi pada meja, "Cepat makan, atau kau akan merasakan sakitnya lagi!" ancam Dimitri.

Lala hanya menatap piring itu, rasanya tubuhnya sangat sakit dan perih. Ini sudah tidak bisa lagi di tahan.

"Cepat makan, kalau tidak piring nya yang aku lemparkan pada wajah mu!" ancam Dimitri lagi.

Lala mengusap Air matanya, Dimitri benar-benar seperti iblis yang tidak punya hati. Bahkan ia tidak memiliki rasa belas kasih sedikitpun pada Lala, hanya bisa memperlakukan Lala layaknya seekor hewan yang tidak menurut pada majikan nya akan di hukum.

Hidup kini benar-benar sudah berubah, roda kehidupan sudah berputar. Tidak ada lagi senyuman yang bahagia dengan penuh tawa, yang ada hanya luka dengan air mata yang tidak lagi bisa di tahan. Tubuh rapuh itu benar-benar tidak sanggup lagi menahan derita ini, derita hidup yang kini menderanya. Lala merasa tidak ada jalan untuk bisa keluar dari tempat itu. Sendiri, menangis, meratapi, terluka, tersiksa adalah sahabat sehari-hari nya.

*

Kalau ada yang like dan Vote kita lanjut, kalau enggak tunggu Sampek mood Author membaik.

Terpopuler

Comments

ᴘʟᴜs++🤫ᵇᵃˢᵉ

ᴘʟᴜs++🤫ᵇᵃˢᵉ

Mungkin Dimitri salah satu iblis yang menjelma menjadi manusia kali yah...🙄🙄🙄

2022-09-03

1

Erlinda

Erlinda

Dimitri .an*******Ng kau..berani nya cuma sama wanita lemah .tua Bangka ga tau diri..tapi sebenar nya yg jahat dan berhati iblis itu author nya deh..yg membuat siksaan yg luar biasa dan kejam terhadap Lala..udah lah ibu tirinya ditiduri oleh dimitri.sekarang anak tirinya juga..aq benci kamu Thor..

2022-07-13

1

Rinjani

Rinjani

udah gugat cerai Dimitri tua bangka tua bangke bau tanah ..cepetan abis lo ma Dimas dan Arka👍👍👍😭😭😭😢😢

2022-07-07

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Menikah
3 Tersiksa
4 Zira Anak Dimitri
5 Kembali Kuliah
6 Bertemu Dimas
7 Kasar
8 Bersenang-senang
9 Curiga
10 Apa Sudah Terjadi?
11 Info giveaway (Hadiah)
12 Ayah Sadar
13 Demi Ayah
14 Luka
15 Kehilangan Ayah
16 Pemakaman Ayah
17 Robot
18 Overdosis
19 Trauma
20 Istri Ku
21 Rumah Kedua Orang Tua Dimas
22 Sahabat Selamanya
23 Main Cantik
24 Ingin Pergi
25 Berdebar
26 Visum
27 Surat Cerai
28 Di Kepung
29 Tertembak
30 Sah bercerai
31 Trauma
32 Waktunya bangkit dari keterpurukan
33 Nyaman
34 Cemburu
35 Pulang dengan Pak Bimo
36 Ketakutan
37 Memalukan
38 Tidak tergenggam
39 Apa harus sesakit ini
40 Jangan Dia
41 Direnggut paksa
42 Kecewa
43 Pil
44 Korban
45 Pengen Khilaf
46 Pengakuan Zea
47 Kebaya milik Mama Yeni
48 Sah!!!!
49 Makanlah biar kuat
50 Panas
51 Morning kiss
52 Bocah Lebih menarik
53 Dasar Bucin
54 Kontrak Pernikahan
55 Ngadem?
56 Perjuangan Di mulai
57 Makan Malam Romantis
58 Aa Dimas
59 Selamat pagi Cinta
60 Pawangnya
61 Pencuri
62 Liburan
63 Kau harus di hukum dulu
64 Sendiri
65 Senyuman mu
66 Nasib
67 Berdebar
68 Jangan Adik ku
69 Kesal
70 Sama saja
71 Ketemu diam-diam
72 Memohon
73 Gemas
74 Demi adik ipar
75 Asisten dadakan
76 Cinta pertama tidak seindah bayangan ku
77 Maaf
78 Selamat
79 Maksudnya
80 Berkunjung
81 Mode Lola
82 Kita bukan sahabat lagi
83 Salah
84 Bukti
85 Yakin
86 Terpaksa
87 Tidak Tenang
88 Kawin lari
89 Pasrah
90 Keputusan
91 Di Titik Terendah
92 Berakhir
93 Dimitri
94 Sesal
95 Pisah
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100 skip aja, kalau ngotot dosa di tanggung pembaca.
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147 pengumuman
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Part 1
2
Menikah
3
Tersiksa
4
Zira Anak Dimitri
5
Kembali Kuliah
6
Bertemu Dimas
7
Kasar
8
Bersenang-senang
9
Curiga
10
Apa Sudah Terjadi?
11
Info giveaway (Hadiah)
12
Ayah Sadar
13
Demi Ayah
14
Luka
15
Kehilangan Ayah
16
Pemakaman Ayah
17
Robot
18
Overdosis
19
Trauma
20
Istri Ku
21
Rumah Kedua Orang Tua Dimas
22
Sahabat Selamanya
23
Main Cantik
24
Ingin Pergi
25
Berdebar
26
Visum
27
Surat Cerai
28
Di Kepung
29
Tertembak
30
Sah bercerai
31
Trauma
32
Waktunya bangkit dari keterpurukan
33
Nyaman
34
Cemburu
35
Pulang dengan Pak Bimo
36
Ketakutan
37
Memalukan
38
Tidak tergenggam
39
Apa harus sesakit ini
40
Jangan Dia
41
Direnggut paksa
42
Kecewa
43
Pil
44
Korban
45
Pengen Khilaf
46
Pengakuan Zea
47
Kebaya milik Mama Yeni
48
Sah!!!!
49
Makanlah biar kuat
50
Panas
51
Morning kiss
52
Bocah Lebih menarik
53
Dasar Bucin
54
Kontrak Pernikahan
55
Ngadem?
56
Perjuangan Di mulai
57
Makan Malam Romantis
58
Aa Dimas
59
Selamat pagi Cinta
60
Pawangnya
61
Pencuri
62
Liburan
63
Kau harus di hukum dulu
64
Sendiri
65
Senyuman mu
66
Nasib
67
Berdebar
68
Jangan Adik ku
69
Kesal
70
Sama saja
71
Ketemu diam-diam
72
Memohon
73
Gemas
74
Demi adik ipar
75
Asisten dadakan
76
Cinta pertama tidak seindah bayangan ku
77
Maaf
78
Selamat
79
Maksudnya
80
Berkunjung
81
Mode Lola
82
Kita bukan sahabat lagi
83
Salah
84
Bukti
85
Yakin
86
Terpaksa
87
Tidak Tenang
88
Kawin lari
89
Pasrah
90
Keputusan
91
Di Titik Terendah
92
Berakhir
93
Dimitri
94
Sesal
95
Pisah
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100 skip aja, kalau ngotot dosa di tanggung pembaca.
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147 pengumuman
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!