"Pagi my Queen Aurora...."
Keanu kembali menunggu Ara di depan kelasnya. Pria itu sudah hampir seminggu ini tak pernah absen untuk menyapa Ara dan menanyainya tentang jawaban pernyataan cintanya.
Ara hanya tersenyum singkat, lalu masuk ke dalam kelasnya yang di ikuti pula oleh Keanu.
"Lo gak ada kelas apa?" Ara menanyainya jengah karena Keanu terus mengekori kemana ia pergi.
Keanu menarik kursi kosong di sebelah Ara, kemudian mendudukinya hingga berdekatan dengan Ara.
"Cantik!" Pujinya sambil menopang dagu dan memandangi Ara begitu dekat.
Ara muntah udara mendengarnya. Ia sudah terlalu sering mendengar rayuan Keanu, hanya saja sampai detik ini pun rayuan itu tak mempan kepadanya.
"Ken, bisa gak lo gak ganggu gue sehari aja." Pinta Ara kepada Keanu yang langsung menggelengkan kepalanya.
"Selama lo gak ada yang punya, gue tetep akan kejar lo meski ke ujung dunia sekalipun," ujarnya penuh penekanan.
"Gue udah ada yang punya kok."
"Siapa?" Keanu semakin mendekatkan wajahnya kepada Ara.
"Hati gue udah ada yang punya." Ara menjelaskan sambil mendorong bahu Keanu agar tidak terlalu dekat dengannya.
Keanu tersenyum kecut. Mungkin sedikit kecewa yang ia rasa, tapi bukan Keanu namanya jika ia menyerah karena perkataan Ara yang menurutnya sebatas alasan.
"Lo gak bisa bohongi gue, Ra. Gue tau kalo lo lagi gak dekat dengan siapapun di kampus ini, atau jangan-jangan lo lagi naksir diam-diam nih."
Keanu mengerutkan keningnya penasaran. Sepertinya ia sudah maksimal mencari info tentang bagaimana Ara belakangan ini. Mungkinkah ada satu info yang tertinggal olehnya, mengingat dirinya di sini sebagai mahasiswa susulan yang tak mengikuti kegiatan ospek kemarin.
Ara mengerjapkan matanya tak percaya ketika mendapati Zayn yang berdiri memandanginya dari pintu kelasnya. "Mau apa Zayn di sini?" Batinnya bertanya-tanya, sedang hatinya jangan di tanya lagi, denyut jantungnya terasa di luar kendali begitu mendapat tatapan dingin dari Zayn.
Selama ini Ara memang menjauh dari apa-apa yang bersangkutan tentang Zayn. Lebih tepatnya, berusaha menjauh. Ia yang masih belum sepenuhnya bisa membuang segala rasa itu terhadap Zayn, tentu kembali bergelora ketika mendapat tatapan penuh tanya itu.
Keanu ikut memandang ke arah tatapan Ara memandang. Ia juga melihat Zayn berdiri di situ, sebentar lalu pergi.
"Gue cabut dulu, Ra." Keanu sedikit berlari keluar dari kelas Ara.
Syukurlah akhirnya Keanu pergi.
Ara sama sekali tak bisa fokus mengikuti kelas paginya hari ini. Hati dan pikirannya terus saja di penuhi segala tentang Zayn. Kata-kata terakhir Zayn di malam ospek itu yang terus saja berputar-putar di benaknya.
Sebenarnya ia sudah memilih untuk pasrah menerima kenyataan tentang Zayn yang sudah bersama dengan Bella. Hanya semakin ke sini ia sudah tak lagi menemui Zayn bersama dengan Bella atau sebaliknya.
Ia merasa seperti sedang di permainkan oleh keadaan. Kehadiran Keanu yang tiba-tiba kembali di kehidupannya, juga tentang Zayn dan Bella yang selentingan ia dengar dari beberapa gadis yang membicarakan Zayn dan Bella di kelasnya, bahwa sebenarnya Zayn dan Bella tidak sedang menjalin hubungan apa-apa. Semua itu hanya gosip.
Ada rasa senang mendengar hal itu. Semangatnya untuk kembali meraih perhatian Zayn kembali muncul, tapi tentunya tak akan semudah itu untuk bisa mendapatkan hatinya Zayn jika masih ada Bella yang seliweran di kampus ini.
Sisil menyikut lengan Ara yang kemudian membuatnya sadar bahwa kelas telah usai.
"Ngelamun aja," sapa Sisil sambil mengemasi buku-buku tebalnya yang harus ia pelajari lagi nanti malam.
Ara hanya tersenyum.
"Mikirin Keanu ya?" Lagi-lagi Sisil menggoda Ara.
setelah Ara tak lagi banyak membicarakan tentang Zayn kepada Sisil, gadis itu tak lagi menggoda Ara dengan Zayn. Ia menyimpulkan sendiri dengan diamnya Ara mengenai Zayn mungkin ada sesuatu yang memang ingin di rahasiakan sendiri oleh Ara.
"Gak sama sekali ya." Ara langsung menampiknya.
"Kantin yuk, haus nih."
Ara menurut saja ketika Sisil menarik tangannya mengajaknya ke kantin.
Di tengah perjalanan menuju kantin, Ara kembali berpapasan dengan Zayn yang sedang berbincang-bincang dengan Keanu. Terlihat sepertinya mereka sedang mendiskusikan hal yang serius.
Zayn menatap Ara lagi. Ara memilih berpaling menghindari tatapan Zayn yang membuatnya semakin tak paham dengan arti tatapan itu. Sedangkan Keanu tak menghiraukan Ara dan Sisil yang lewat di sampingnya, saking fokusnya membuka lembaran demi lembaran buku tebal yang ia baca.
"Hei, kak Zayn ngelihatin lo terus deh." Sisil berbisik sambil melirik ke arah Zayn yang masih menatap Ara dari kejauhan.
"Biarin aja dah." Gadis itu menjawab cuek.
Sisil hanya mencebikkan bibirnya heran. Ia semakin di buat penasaran dengan cueknya Ara terhadap Zayn yang pernah di gadang-gadang sebagai pangeran hatinya.
"Kalian lagi berantem ya?" Sisil mulai kepo maksimal.
"Siapa?"
"Lo sama Zayn."
"What?" Seketika Ara menghentikan langkahnya. "Gue bukan siapa-siapanya, ceweknya bukan, temen juga bukan. Dari mananya gue bisa berantem?"
"Lagian lo sih berubah lebih diem setelah nemuin Zayn di perpus itu, gue kan kepo."
Ara terhenyak. Ia memang belum menceritakan kejadian itu kepada Sisil, tapi mungkin akan lebih baik sisil tidak mengetahuinya saja karena Ara sudah malas untuk menceritakan hal itu.
"Kuy ah, katanya haus." Giliran Ara menarik tangan Sisil menuntunnya ke kantin.
Senyum di wajah Ara kembali merekah. Tak lagi ada sorot kegundahan seperti seminggu kemarin. Ia lebih santai menjalani problema cintanya yang masih sebatas pengagum rahasia. Mungkin ini yang di namakan proses pendewasaan dirinya.
Ara dan Sisil mulai duduk di tempat yang lagi-lagi menjadi tempat favorit Zayn dan Tommy nongkrong di kantin. Mereka menikmati minuman Boba cappucino yang di pesannya.
Tunggu, ke mana Tommy?
Diam-diam Ara merasa senang dengan ketiadaan Tommy di sekitarnya. Seakan terbebas dari bentuk macam kesialan jika tidak ada Tommy. Tapi kali ini kesialan itu ada lagi ketika sosok Keanu datang berjalan ke arahnya. Ara merasa bosan, tapi tentu tak bisa menghindari kehadiran Keanu yang sudah duduk bersebelahan dengannya.
"My Queen." Lagi-lagi Keanu menyapa Ara dengan panggilan khasnya kepada Ara.
Ara terdiam kikuk. Tentu karena ada Zayn yang juga ikut gabung satu meja dengan mereka.
"Makin gemes deh aku." Keanu mencubit kecil pipi Ara yang hanya terdiam.
Zayn menatap Ara dengan tatapan yang lain. Ini lebih menyeramkan menurutnya yang tak pernah melihat Zayn dengan tatapan seperti itu sebelumnya.
Ara tersenyum terpaksa kepada Keanu, lantas ia mengusap pipinya bekas cubitan Keanu yang tak sakit.
"Habis ini kita nonton yuk," ajak Keanu sambil berusaha meraih tangan Ara untuk ia genggam.
"Mau.... mau...." Sisil berantusias menjawabnya. Ia tak lagi peduli dengan tatapan kesal Ara kepadanya. Kapan lagi dapat traktiran gratis dari Keanu menurutnya.
"Gue sama Ara. Lo sama siapa?"
Sisil hanya mengangkat kedua bahunya.
"Gak mau ah, entar lo malah ngerusak kencan gue sama my Queen Ara," tolak Keanu.
"Kalo lo sama dia mau gak?" Keanu malah menawari Sisil agar bareng dengan Zayn.
Sisil dan Zayn kompak menggelengkan kepalanya.
"Gue gak jadi ikut deh, gue lupa kalo entar malem gue banyak tugas." Sisil mulai beralibi.
Giliran Keanu menatap Zayn.
"Ayuk ah, katanya mau nonton. Kita berdua aja deh, gak usah ngajak siapa-siapa." Tiba-tiba Ara berubah pikiran.
Keanu tersenyum sumringah mendengarnya. Sangat berbeda dengan tatapan Zayn yang sama sekali tak berubah menatap Ara dengan entah.
Diam-diam Ara tersenyum puas. Entah kenapa hatinya merasa tertantang untuk memancing arti dari tatapan Zayn itu. Tiba-tiba muncul ide di benaknya untuk memanfaatkan situasi ini.
"Maafin gue Ken," suara hatinya yang secara tidak langsung telah memanfaatkan Keanu demi kepentingan hatinya sendiri.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Utiyem
weeee lha apa ini juga yang menyebabkan mba ara???
2023-09-18
1
Yani Cuhayanih
Ceritanya Ara mo balas dendam ssma Zayn semoga keanu ikhlas di manfaatin sama Ara.
2023-01-02
1
Ufuk Timur
Aili Tan nyicil baca ya kk😘 besok lanjut
2022-01-23
1