Zayn mencari keberadaan Tommy. Setelah kejadian barusan, Tommy seakan-akan menghindar dari Zayn.
"Mau ke mana lo?"
Zayn menarik krah baju Tommy yang berusaha kabur begitu Zayn mengetahui keberadaannya.
Tommy hanya nyengir begitu melihat tatapan Zayn yang penuh pertanyaan.
"Siap-siap pulang lah. Lo gak mo pulang apa?"
Tommy beralibi sambil tangannya mengemasi barang-barang yang akan ia masukan ke dalam tas ransel miliknya.
"Maksud lo apa hukum Ara kayak tadi?" Zayn mulai mencerca Tommy dengan sesuatu hal yang sangat ingin ia ketahui alasan Tommy berbuat demikian.
"Buat have fun aja, Bro."
"Harus dengan melibatkan gue?"
Tommy menatap Zayn, kemudian ia tersenyum puas melihat tatapan Zayn yang penasaran. "Biar tambah seru aja!" Kemudian Tommy memakai tas ranselnya dan berjalan gontai menuntun langkahnya menuju parkiran.
Zayn mengikuti Tommy. "Oke kalo emang buat have fun, tapi kenapa musti acara nyatain cinta segala?"
"Hanya drama, Zayn, gak usah baper lah."
"Gak baper gue, cuma ngerasa kasian aja entar takutnya Ara di bully setelah ini."
Tommy menghentikan langkahnya tepat di samping mobil yang ia parkir. Lalu ia menatap Zayn yang masih belum puas dengan perkataaannya itu. "Kenapa gak lo pacarin aja?"
Zayn mengerutkan keningnya. "Siapa?"
"Aurora."
"Hah..." Mulut Zayn ternganga mendengar pernyataan Tommy yang terdengar ngawur menurutnya.
"Dia juga cantik, lebih imut dari pada Bella."
"Ngaco' lo!"
"Do'i kayaknya suka beneran sama lo."
Zayn terdiam, sebenarnya tadi ia juga sempat melihat ada sesuatu yang beda dari Ara. Sesuatu yang bukan sekedar sandiwara pernyataan cinta, cuma ia menyangkal itu karena takut terbawa perasaan atau baper.
"Dia juga bela-belain pura-pura pingsan buat caper sama lo."
Untuk hal ini Zayn benar-benar tidak tahu itu. "Jadi karena itu lo hukum Ara kayak tadi?"
"Gak juga sih." Tommy membuka pintu mobilnya kemudian melempar tas ransel yang di pegangnya itu ke kursi kosong samping kemudinya.
"Intinya gue dukung lo sama Ara."
Zayn di buat bingung dengan senyum Tommy yang mendukungnya dengan gadis yang hanya di kenalnya lewat kegiatan ospek, itu pun juga sebatas senior dan juniornya. Sama sekali tak ada obrolan intim antara mereka sebelumnya. Jadi dari hal apa Tommy mendukung dirinya bersama dengan Ara? Apakah Tommy sudah mengenal Ara sebelumnya?
Tommy menepuk-nepuk bahu Zayn. "Saatnya lo buka hati, cari cewek, jangan belajar mulu, skripsi dah kelar tinggal nunggu wisuda, nunggu apa lagi?"
"Nungguin lo lulus revisi." Zayn menyahut sedikit sebal.
Tommy tertawa mendengarnya. "Maafkan temanmu yang sedikit lemot ini ya. Hahaha...."
Zayn memang sudah tinggal menunggu wisuda saja, cuma ia selalu menunda itu lantaran memang ingin merayakan kelulusan dan wisuda bareng dengan Tommy yang masih tak kunjung lulus revisi skripsinya.
Zayn ingat betul bagaimana awalnya ia bisa berteman dengan Tommy sampai saat ini. Dirinya yang memang berasal dari Yogyakarta seorang diri saat itu kesulitan mencari tempat kost, hingga akhirnya ia di bantu oleh Tommy dan ia pun menempati rumah sederhana milik nenek Tommy yang tidak di tempati sampai saat ini.
"Pokoknya seratus persen gue dukung lo sama Ara, jangan sampe kemakan rayuan si nenek sihir." Tommy mengarahkan pandangannya pada Bella yang berjalan mendekat ke arahnya dan Zayn.
Zayn menoleh, ia melihat Bella menghampirinya dengan senyum khasnya.
"Zayn." Bella merengek manja sembari tangannya bergelayut centil di lengan Zayn.
"Ada apa?" Zayn menyahut sambil melepas pelan tangan Bella dari lengannya.
"Gue pulang bareng lo ya?" Mata Bella mengerling berharap Zayn menyetujui permintaannya.
Tommy muntah udara mendengar modus Bella pada Zayn, dan bella sudah tak lagi menghiraukan lagi bagaimana Tommy beranggapan tentangnya.
"Sorry nih, Bel, gue lagi pakai motor, entar lo kedinginan trus sakit, bareng Tommy aja ya?"
"Aah... No! No!"
Tommy dan Bella kompak saling menolak, membuat Zayn curiga dengan hubungan di antara mereka sebelumnya. Yang Zayn ketahui mereka dulu pernah satu sekolah semasa SMA, tapi makin kesini mereka seperti pernah saling dekat sebelumnya.
Tommy dan Bella saling melempar tatapan aneh, hanya mereka yang tahu arti dari tatapan itu.
"Mobil lo mana emangnya?" Tommy menanyai Bella yang kembali bergelayut manja memeluk lengan Zayn.
"Mobil gue di bengkel, tadi aja gue kesini naik taksi. Masa lo tega sih ngebiarin cewek malem-malem sendirian naik taksi." Bella malah menjelaskan itu pada Zayn.
Zayn kembali melepas tangan Bella yang terus menempel seperti lem perekat. "Gue malah lebih kasian lihat cewek malem-malem kedinginan naik motor," tolaknya secara halus.
Bella mencebikkan bibirnya sebal. Sia-sia sudah ia menyuruh orang tadi siang untuk mengambil mobilnya yang sebenarnya tidak kenapa-napa.
"Gue cabut dulu ya, minta anter Tommy aja ya, Bel, rumah lo searah kan sama Tommy?"
Zayn pergi begitu saja menuju tempat motornya yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka. Dan tidak menunggu lama Zayn menyalakan mesin motornya kemudian melaju pergi menuju pintu utama tempat keluar masuk area kampus itu.
"Gimana?" Tommy menanyai Bella yang sudah bermuka masam akibat mendapat penolakan Zayn untuk yang kesekian kalinya.
"Gak sudi gue pulang bareng lo!"
"Sama, emang gue sudi juga? NAJIS!!"
"Jangan-jangan lo sering fitnah gue di depan Zayn ya? Awas aja lo ketahuan!" Bella langsung menuduh Tommy memfitnahnya karena Zayn selalu tak pernah ada kemajuan dengannya.
"Eh, mang gue peduli ma urusan lo? BODO AMAT!"
Tommy masuk ke dalam mobilnya dan membanting pintu mobilnya cukup kasar.
Tin.... Tin... Tin.... Tin...
Suara klakson mobil Tommy memecah kesunyian malam di area kampus yang sudah berangsur sepi.
"Minggir lo!" Tommy meneriaki Bella yang menghalangi jalan keluar mobilnya. Bella menepuk keras kap mobil Tommy sebelum akhirnya ia pergi dengan segala kedongkolan hatinya.
*
"Sebenarnya serius pun gak pa-pa, aku gak keberatan."
Gila!
Zayn tak habis pikir mengapa ia bisa berucap demikian pada Ara diakhir drama itu tadi. Sesekali ia memijit-mijit kepalanya yang tiba-tiba saja terasa penuh tentang Ara. Pusing! Satu kata yang tepat untuk malam ini.
Bagaimana jika nantinya ara akan 'GeEr' karena ucapan yang asal keluar itu? Apa yang harus ia katakan jika bertemu lagi dengan Ara besok? Haruskah ia berkata yang sebenarnya bahwa yang diucapkannya itu sebatas gurauan? Aaaahh..... Zayn semakin tak habis pikir mengingatnya.
Detik jam di nakas tempat tidur Zayn sudah menunjukkan lewat dari tengah malam, sama sekali ia tak dapat memejamkan matanya malam ini. Tiba-tiba ia pun teringat dengan perkataan Tommy yang mendukungnya dengan Ara. Aaahh.... Ara lagi, Ara lagi. Benar-benar gadis itu telah menjelma dan menyita pikiran Zayn malam ini.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Utiyem
wesss zyan perlu di nina bobokan tante?
2023-09-17
1
Yani Cuhayanih
Terima aja hasil omongan mu sendiri gk usah gengsi Zayn karena gengsi itu makan biaya boros bin jeboool....
2023-01-02
0
leeshuho
Lanjut terus ya kk✨✨
2022-04-10
1