Bruukk !!!
Ara tak sengaja menghantam tubuh Zayn dengan tas selempang yang ia ayunkan tadi, sehingga minuman dingin yang di bawa Zayn tumpah mengenai bajunya.
Ara langsung tercengang kaget. Mulutnya tetap menganga melihat aksi cerobohnya barusan.
"Maaf, Kak... Maaf... Maaf..." Sambil mengapitkan kedua tangannya, Ara tertunduk malu kepada Zayn.
Zayn tak menyahut apa-apa. Ia lantas membuka kemeja berwarna hitam yang ia kenakan. Tersisa kaos oblong putih yang menempel di tubuhnya.
"Sini biar aku yang bersihin nanti." Tetiba Ara mengambil kemeja yang di pegang Zayn.
Zayn tidak mencegah hal itu. Ia tetap fokus membersihkan sisa kotoran yang melekat di kaosnya dengan tissue yang di berikan oleh Sisil.
Ara memandangi kegiatan Zayn nyaris tak berkedip. Ia baru menyadari ternyata Zayn memiliki tubuh yang indah dan menggoda menurutnya. Otot-otot dadanya menembus lewat bekas tumpahan air itu. Otaknya tiba-tiba menalar nakal tentang Zayn. Rasanya ingin memeluk, mencium aroma wangi tubuhnya, dan memberi tanda kissmark yang banyak, dan....
Ara kembali tertunduk sambil mengusap-usap wajahnya. Membayangkannya saja, sudah membuat denyut jantungnya tak karuan.
"Gue bawa baju ganti, Zayn, mau ganti?"
Suara Tommy menyadarkan lamunan Ara.
"Gak usah, nodanya gak kentara juga."
"Ya udah." Tommy mengiyakan penolakan Zayn, lantas ia menatap sinis Ara yang hanya terdiam.
"I... i... itu kaosnya juga kotor, Kak, gak pa-pa biar aku bersihin juga." Ara mulai merasa bersalah, mendapati tatapan Tommy yang seakan menuntutnya untuk bertanggung jawab penuh.
"Udah, gak papa kok." Sahutan Zayn terdengar sangat manis di telinga Ara. Yang ia tahu, Zayn memang tidak pernah meninggikan suaranya meski dalam kondisi apapun.
Berbeda jauh dengan Tommy. Ia terkesan sebagai cowok urakan menurut Ara. Entah kenapa tiap ada Tommy hidup Ara terasa sial terus. Apesnya lagi, Tommy juga yang akan memberinya hukuman.
"Udah lepas aja, Zayn, mumpung ada laundry gratis." Tommy menggoda Zayn yang tak kunjung selesai membersihkan noda di bajunya.
Zayn menatap Tommy sedikit melotot.
"Gila lo !! Lo nyuruh gue telanjang dada di sini."
"Yaa kali aja lo mau. Gak usah melotot, gak cocok."
Lantas Zayn memilih pergi meninggalkan mereka.
"Tungguin, Zayn." Tommy masih meraih handphonenya yang tergeletak di meja dan keburu memasukkan ke dalam saku celananya.
"Triple hukuman buat lo entar malem, dan--" Tommy melirik jam di pergelangan tangannya.
"Hukuman karena lo telat, lo bakal terima entar lagi." Ucapnya kemudian berlari menyusul Zayn yang sudah hilang dari pandangan.
Ara sudah tidak mempan lagi dengan ancaman-ancaman Tommy. Mulutnya komat kamit menirukan ucapan Tommy yang menyebalkan.
Ara melirik Sisil yang sedari tadi juga terdiam. Ia mulai merasa aneh dengan Tommy. Bukankah setiap Ara melakukan kesalahan atau bisa di bilang 'kecerobohan', di situ pasti ada Sisil. Tapi kenapa hanya dirinya yang mendapat hukuman sedangkan Sisil lolos.
"Yuk, kita balik." Sisil menarik lengan Ara untuk segera kembali bergabung dengan teman-teman pengikut kegiatan ospek hari ini.
Ara mengekori Sisil dari belakang. Sisil yang berjalan sedikit cepat membuat ia tersadar kalau Ara tertinggal jauh di belakangnya.
Sisil menoleh dan mendapati Ara yang berjalan gontai sambil tangannya tak henti-hentinya menghirup sisa wangi parfum Zayn yang menempel di kemeja yg di pegang Ara.
Sisil menggeleng heran. Orang kalau sudah bucin seperti ara, tak akan lagi menghiraukan tatapan aneh dari orang-orang yang memandanginya heran.
"Ara!" Sisil meneriakinya agar ara lebih mempercepat langkahnya.
Si pemilik nama yang di panggil hanya menoleh, tak ada raut wajah panik di wajahnya, padahal sebentar lagi ia akan mendapat hukuman.
Kemudian Ara mengejar Sisil yang sudah pergi tak sabar.
Sesampainya di lapangan kampus itu, Ara mendapati teman-temannya sudah membuat barisan rapi. Termasuk Sisil yang dengan kelihaiannya menyerobot masuk di tengah-tengah barisan itu, sehingga berhasil mengelabuhi senior-senior yang lain.
Berbeda dengan Ara yang terlanjur tertangkap basah oleh senior cewek yang melihatnya terlambat datang.
"Ada yang terlambat!"
Bella. Ia adalah kakak senior cewek yang di kenal sebelas dua belas jika di sandingkan dengan Zayn. Kecantikan wajahnya, prestasinya, Bella punya itu.
Tommy yang berdiri di depan dengan senior-senior yang lain, melambaikan tangannya mengintruksi Ara untuk berdiri di tengah-tengah tempat yang di tunjuknya.
Ara pasrah dan hanya akan mengikuti apa yang akan terjadi padanya sebentar lagi.
Sorot mata semua tertuju menatap Ara yang sudah berdiri di tengah-tengah mereka. Terlebih kebanyakan mereka juga mencurigai tentang kemeja hitam yang masih di pegang Ara.
Demikian pula dengan tatapan Bella. Ia ingat betul kalau kemeja itu milik Zayn. Bergantian Bella memandangi Zayn dan Ara penuh curiga.
Ada rasa sesak yang di rasakan Bella yang diam-diam menaruh perhatian lebih kepada Zayn. Ia memang tidak tahu apa yang sudah terjadi sebelumnya, tapi ia akan mencari tahu. Karena Bella tidak akan rela jika ada perempuan lain yang dekat dengan Zayn kecuali dirinya.
"Zayn, apa hukuman yang tepat buat dia?" Tommy menyapa Zayn yang berdiri sedikit menjauh dari kakak-kakak senior yang lain.
Zayn dan Ara hanya saling bertatap dari kejauhan. Harapan Ara semoga Zayn, ketua panitia ospek ini tidak menghukumnya dengan yang berat ataupun aneh. Kalau bisa lolos dari hukuman.
"Gimana kalo kita suruh dia lari keliling lapangan, sambil nyanyi lagu potong bebek angsa."
Ara menatap sebal ke arah Tommy yang mengusulkan hukuman yang kurang manusiawi menurutnya.
Lari keliling lapangan kampus dengan kondisinya yang lapar? Ara mulai tumbuh ide konyol di benaknya, dan seketika....
Bruukk !!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Utiyem
waduh, Bella juga ada disini🤣🤣🤣
2023-09-17
1
Yani Cuhayanih
Ara ternyata otakmu bisa juga di andalkan capcuus beri nafas buatan Zayn......
2023-01-02
1
Your name
Soalnya Ara ini spesial, bener nggak Thor.
Emang Tommy ya bikin naik pitam aja.
2022-03-04
1