Ara berdiam diri menatap dirinya lewat pantulan cermin di toilet cafe itu. Sebisa mungkin ia mengatur ritme nafasnya yang selalu membuncah tiap kali bertemu dengan Zayn. Ara membenci suasana seperti ini, ia sangat benci ketika harus pintar-pintar menyembunyikan perasaan itu dari orang lain. Sangat benci ketika tidak bisa bebas bergerak karena tatapan Zayn yang selalu membuatnya mati gaya. Sangat benci dengan dirinya yang tak bisa jujur mengungkapkan perasaan itu kepada Zayn.
Gadis itu mulai menyusun strategi. Ia berkutat dengan pikirannya tentang apa yang harus ia lakukan setelah ini. Mungkinkah ia harus kembali memanfaatkan keberadaan Keanu, meski sebenarnya hatinya tak tega untuk berbuat curang terhadap keanu yang tulus mengejar cintanya dua tahun belakangan ini?
Ara masih terdiam. Nalurinya menolak itu, tetapi otak nakalnya memaksanya untuk tetap melanjutkan misinya itu. Demi bisa memancing perhatian Zayn walau harus mengorbankan perasaan Keanu.
Gadis itu mengintip lewat celah pintu toilet mencari keberadaan Keanu yang ternyata sudah tidak ada di meja tempat mereka tadi duduk. Ia menghentakkan kakinya kesal, tak percaya dengan kenyataan Keanu yang pergi begitu saja tanpa pamit.
[Lo di mana? ]
Pesan singkat itu Ara kirim pada Keanu.
[Gue di luar nyamperin kak Zayn]
Keanu segera membalas pesan Ara.
Ck! Ara berdecak kesal.
Bisa-bisanya Keanu bergabung dengan Zayn yang membuatnya kembali kesulitan mengatur mimik wajahnya yang memerah merona.
Gadis itu keluar dari dalam toilet yang tak terasa sudah hampir sepuluh menitan ia di sana. Ia melangkah dengan awas, netranya terus mencari keberadaan Keanu yang ternyata benar mereka tengah mengobrol seru dengan Zayn dan Tommy.
Keanu melambai-lambaikan tangannya begitu mengetahui Ara berdiri di kejauhan. Gadis itu membalasnya sambil tersenyum penuh kepura-puraan. Opsi pertama gagal total alias ketahuan. Ara merutuki dirinya yang tak pandai kabur dalam keadaan genting. Ia pun melangkah pasrah untuk ikut bergabung dengan mereka.
Huft! Ara membuang nafas beratnya. Satu-satunya strategi yang tersisa adalah opsi yang kedua, yaitu mau tidak mau kembali bersandiwara dengan perasaannya sendiri.
"Aurora," Tommy menyeringai menyapa Ara yang sedang di rangkul Keanu yang menuntunnya agar duduk bersebelahan dengannya.
Ara hanya tersenyum singkat. Netranya langsung tertuju pada sosok Zayn yang menatapnya datar.
"My Queen, tunggu bentar ya gue ambil pesenan yang tadi ke sini." Keanu langsung pergi meski tanpa jawaban dari Ara.
Tommy terus memandangi Keanu yang sedang mengambil makanan yang ia tinggal di mejanya tadi. Tatapan itu begitu tajam memperhatikan sosok Keanu yang baginya tak asing. Seperti ia pernah bertemu jauh sebelum sekarang ini, cuma ia sudah lupa di mana itu.
Zayn tetap bergeming dengan posisi semula. Cowok itu sangat pandai menyimpan suasana perubahan hatinya yang masih entah untuk di artikan. Tatapannya mungkin dingin, tapi tidak dengan yang sebenarnya ia rasa. Hatinya merasa menghangat tiap kali memandang senyum Ara yang kembali terpasang di wajah ayu gadis yang telah menyita perhatiannya belakangan ini.
"Ehem.... ehem...." Tommy berdeham agak keras, sehingga membuat Zayn dan Ara sama-sama menoleh ke arahnya.
"Kaku amat! Kayak gak pernah kenal aja," ujarnya lagi karena hanya melihat Ara dan Zayn diam dan tak saling menyapa.
"Lo sakit, Ra?" Tommy berubah panik di saat menyadari bibir Ara yang sedikit pucat.
Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya. Ia memang merasakan sedikit nyeri di bagian perutnya. Tapi ia tidak panik, karena mungkin ini efek tamu bulanannya yang akan mampir.
"Lo siapanya Ara?" Tommy langsung menanyai Keanu yang kembali bergabung dengan mereka.
"Dia ratu hatiku. My Queen Aurora," jawabnya gamblang sambil tangan itu merapikan rambut Ara dan menyematkannya di telinganya.
Tommy terkesiap mendengarnya. Ia lantas langsung menoleh ke arah Zayn yang ternyata sedang membuang muka ketika mendengar pengakuan Keanu.
"Kalian pacaran?" Tommy semakin kepo maksimal.
Ara dan Keanu sama-sama menggelengkan kepalanya.
"Masih nunggu jawabannya aja," ujar Keanu lebih memperjelas.
Tommy hanya mengangguk-angguk paham. Itu berarti Keanu sudah pernah menyatakan perasaannya kepada Ara. Ia pun melirik ke arah Zayn yang terlihat gelisah dengan kehadiran mereka. Lebih tepatnya gelisah setelah kedatangan Ara.
"Kalian udah pada kenal sama Ara?" Keanu berbalik tanya pada Tommy dan Zayn, yang kemudian di angguki oleh Tommy saja.
"Kalo kak Zayn?"
"Iya kenal." Zayn menjawabnya sambil menyorot tepat ke arah netra Ara yang kebetulan juga menatapnya.
Ara sedikit meringis menahan sakit di perutnya yang terasa semakin nyeri. Ia memilin jari-jarinya, sambil bibir itu menggigit kecil karena nyeri yang semakin menjadi.
Zayn memperhatikan itu. Ia ingin menanyai apa yang sebenarnya terjadi dengannya, hanya semua itu tetap terkunci rapat di mulutnya.
"Di makan dong, Ra. Masa dari tadi cuma di anggurin. Kalo cuma gue yang di anggurin sih masih sabar, kalo makanan kan mubazir." Keanu menyapa Ara yang sedari tadi hanya terdiam.
Ara menatap Keanu sambil menggelengkan kepalanya. "Lagi gak nafsu, sorry ya," ujarnya.
Keanu menggulung sedikit Spaghetti itu dengan garpu yang ia pegang lantas menyodorkannya tepat di depan mulut Ara.
"Ayuk gue suapin, my Queen Ara harus jaga pola makan biar gak gampang sakit... a... a.... a...."
Ara hanya menatap heran Keanu yang tak lagi sungkan dengan keberadaan Zayn dan Tommy di depannya. Sekilas ia juga mencuri pandang dengan lirikannya kepada Zayn, yang ternyata menatapnya juga.
Mungkin sandiwara ini seharusnya di mulai disini. Bathin Ara bersuara karena semakin penasaran dengan diamnya Zayn yang penuh teka-teki.
Ara membuka mulutnya dan Keanu langsung menyuapinya dengan romantis.
"Dia emang lagi sakit." Suara Zayn memecah keheningan momen romantis Ara dan Keanu.
Keanu menoleh kepada Zayn dan kemudian memperhatikan wajah dan tubuh Ara lebih seksama. "Lo sakit, Ra? Yang mana yang sakit?" ujarnya sambil menyentuh kening Ara yang ternyata tidak panas.
Ara menangkis tangan Keanu dengan lembut. "Gak pa-pa," ucapnya berbohong.
"Gue--"
Suara ponsel Keanu berbunyi dan seketika Keanu menjauh dari mereka begitu mengetahui siapa yang menelponnya.
"Lo kenal Keanu udah lama, Ra?" Tommy menanyai Ara yang sedang memperhatikan Keanu dari kejauhan, begitu pula Tommy.
"Temen SMA." Gadis itu menjawabnya singkat.
Terlihat Keanu menyudahi obrolannya dan kembali bergabung dengan mereka namun dengan wajah yang sudah gusar.
"Gue dapat kabar kalo saudara gue kecelakaan. Sorry gue pamit duluan," pamit Keanu yang kemudian menatap Ara dengan rasa bersalahnya karena tak bisa mengantarnya pulang.
"Gue bisa naik taksi, lo pulang aja. Hati-hati di jalan, Ken," ucap Ara yang kemudian mendapati keanu langsung pergi secepat mungkin.
Tinggal lah mereka bertiga, Ara, Zayn, dan Tommy.
"Sorry, gue juga pamit masih ada urusan. "Ara beranjak yang kemudian di cegah langsung oleh Zayn.
"Tunggu, Ara."
Zayn beranjak dan mendekat ke arah Ara berdiri. Mereka saling berhadapan tanpa ucap. Pria itu terkesan ingin melindungi gadisnya dari sorotan nakal Tommy yang terus memperhatikan tingkah mereka berdua.
Denyut jantung Ara terasa sudah lepas dari tempatnya. Ini sudah kedua kalinya mereka berdekatan seperti sekarang. Aroma maskulin dari tubuh Zayn begitu membuat otak nakal Ara menalar di luar kendalinya, di tambah ketika Zayn mulai melepas kemeja warna army yang ia gunakan.
Tubuh Ara mundur perlahan, namun segera di rengkuh oleh Zayn yang memegang pinggangnya untuk lebih mendekat kepadanya.
"Kak--"
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Utiyem
wah, tembus
2023-09-18
1
Yani Cuhayanih
Aduuuuuh tembus belakaaaang Ara kamu malu2in kaum hawa....
2023-01-02
1
Ufuk Timur
😜😜😜 perasaannya Ara kurang lebih sama sm MC ku kalo deket sm MC cowo🤣🤣🤣
2022-01-24
1