Bruukk !!!
Tetiba Ara terjatuh tak sadarkan diri, dan tentunya ini hanyalah akal modusnya agar terhindar dari hukuman tersebut.
Semua yang melihatnya pun panik. Terlebih sang ketua panitia ospek, Zayn. Ia berlari mendekati posisi Ara, kemudian menyerobot masuk lewat celah-celah mereka yang berkerumun menyaksikan Ara.
"Kasi udara, tolong semua minggir."
Perintah Zayn, di ikuti oleh mereka yang mulai merenggangi jarak.
Zayn sigap membopong tubuh Ara seorang diri. Ia akan membawanya ke tempat yang lebih sejuk dan luas, agar Ara bisa segera baik-baik saja.
Tommy dan team yang lainnya hanya mengekori Zayn dari belakang. Tak tertinggal juga Sisil, yang lebih panik mendapati Ara demikian. Setahunya, Ara sosok yang sangat kuat. Ia tidak mudah tumbang meski lelah seperti apapun.
Ara masih pura-pura pingsan. Ia semakin terlena dengan wangi maskulin khas tubuh Zayn yang menggendongnya. Terasa begitu hangat dan nyaman. Idenya kali ini benar-benar menguntungkan dirinya. Ia tidak menduga saja kalau Zayn yang akan menggendongnya.
Denyut detak jantung Zayn sangat terdengar di telinga Ara. Hembusan nafasnya yang beraroma mint begitu menggodanya, sehingga membuat Ara ingin semakin berlama-lama berada dalam dekapan Zayn.
Perlahan Zayn merebahkan tubuh Ara di atas lantai gedung serbaguna milik kampus tersebut. Sebenarnya Ara ingin melirik walau sekilas, sekedar ingin mengetahui wajah panik Zayn. Tapi tentunya hal itu tidak mungkin, mengingat dirinya yang hanya pura-pura pingsan.
"Ada yang bawa minyak kayu putih atau apapun yang bisa--"
Sisil keburu memberikan minyak kayu putih yang diminta Zayn. Lalu kemudian Zayn mengoleskan sedikit ke jari-jarinya kemudian mengoleskannya perlahan di sekitaran hidung Ara.
Sentuhan tangan Zayn terasa sangat lembut.
"Ara.... Ara..."
Sesekali Zayn memanggil nama Ara sambil menepuk-nepuk pipi Ara dengan lembut, tapi Ara tak kunjung sadar diri. Itupun juga bagian dari modus Ara, agar ia bisa berlama-lama berada di dekat Zayn.
Zayn mulai meraih tubuh Ara dan meletakkan kepalanya di atas pangkuannya. Tangannya tetap sambil menepuk-nepuk pipi Ara yang terasa kenyal dan lembut.
Sisil mengipasi tubuh Ara dengan buku yang di berikan oleh Tommy kepadanya. Sesekali tangannya yang lihai memijiti jari-jari kaki Ara agar bisa rileks dan Ara segera sadar. Pijitannya yang terasa agak geli, membuat Ara tak tahan menahan geli dan refleks menggerakkan jari kakinya.
Sisil yang mendapati Ara sudah sadarkan diri mulai merasa tenang. Namun ia kini di buat curiga oleh gerakan tangan Ara yang seakan menyuruhnya untuk diam dan pergi.
Ara mengedipkan matanya sekejap dan tentunya Sisil mengetahui itu. Sisil yang sudah menyadari kalau Ara hanya berpura-pura saja, mulai berpikir curiga dengan ide yang Ara buat hari ini.
Perlahan Sisil menggeser duduknya dan kemudian berdiri hanya menatap Ara yang terlihat semakin enjoy dengan akting konyolnya itu.
"Kok masih belum sadar ya?"
Zayn mulai terlihat lebih panik dari sebelumnya. Hal ini tentunya bukan karena ada apa-apa dengan perasaannya, tapi lebih ke rasa tanggung jawab yang harus ia laksanakan selaku ketua kegiatan ospek tersebut.
"Kita bawa ke klinik aja, Zayn."
Tommy ikut-ikutan panik. Selama kegiatan ospek ini berlangsung tidak pernah ada kejadian seperti saat ini. Dan tentunya semua team panitia juga merasakan hal yang sama, takut terjadi sesuatu yang fatal atau karena memang Ara memiliki penyakit bawaan.
Zayn mulai mengangkat lagi tubuh Ara, tapi kali ini Tommy juga ikut membantunya.
Menyadari Tommy juga ikut menggendongnya, Ara mulai menggerak-gerakkan jari-jari tangannya, memberi isyarat kalau ia sudah sadar. Sumpah! Ara tak mau lagi melanjutkan aktingnya itu, karena tak mau tubuhnya sampai di sentuh oleh Tommy.
"Ara sudah sadar, Kak." Sisil memberitahunya, karena merasa sudah tak tega melihat sudah banyak orang-orang yang Ara bohongi atas aktingnya tersebut.
Zayn menatap tepat ke netra Ara yang sudah mulai terbuka. Tarikan nafas lega berhembus dari diri Zayn. Lantas ia menurunkan Ara dari dekapannya dan menuntunnya untuk duduk.
Ara menatap ke sekeliling berpura-pura kebingungan dengan apa yang sudah terjadi.
"Masih pusing?" Zayn menanyainya sambil menyodorkan sebotol air mineral yang sudah terbuka tutup botolnya kepada Ara.
"Sudah mendingan, Kak." Ara memelankan suaranya. Sedang tatapan aneh Sisil menghunus tajam menatapnya, tapi kemudian Sisil tak kuat menahan senyum gelinya ketika mendapati Ara kembali berakting sok-sokan lemah di hadapan Zayn.
"Nih minum." Perintah Zayn yang kemudian Ara meminum separuh dari isi botol tersebut dengan cepat. Bukan karena kehausan lagi yang di rasakan Ara, tapi lebih ke rasa lapar yang sudah melilit.
Krucuk... Krucuk...
Zayn yang memang duduk berdekatan dengan Ara tentunya juga mendengar bunyi perut Ara yang menuntut di isi.
"Sial! Nih perut gak bisa kompromi bentar apa? Gak tau aja kalo gue malu di samping gue ada pangeran handsome."
Ara menundukkan wajahnya, setelah hatinya puas merutuki perutnya yang terus berbunyi bak konser musik keroncongan.
Sisil tersenyum terkekeh mendapati Ara yang tertunduk malu. "Rasain lo! Pake modus pingsan, padahal kelaparan." Umpatnya dalam hati.
Zayn berdiri lantas tangannya terulur kepada Ara agar gadis itu menyambutnya.
Ara terdiam mematung melihat Zayn yang demikian. Hatinya yang memang terpikat oleh sosok Zayn, membuatnya semakin terpesona dengan tingkah Zayn saat ini.
Padahal sebenarnya yang di lakukan Zayn murni karena ingin membantu Ara untuk kuat berdiri, karena takut Ara masih merasa pusing kepala.
"Ayok, kamu harus makan dulu biar fit lagi," ajaknya, sedang tangannya masih terulur ke arah Ara.
Ara menyambutnya malu-malu. Dalam hati ia sangat bersorak gembira karena lewat aktingnya tadi ia sudah menang banyak. Bisa mencium aroma tubuh Zayn, berada di dekapannya, dan memegang tangannya, tanpa terencana sebelumnya.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Utiyem
wes wes wes pinter juga si ara
2023-09-17
1
Yani Cuhayanih
Aaaaah harapanku kandaas gk ada ciuman darurat..
2023-01-02
1
Your name
Ke pura-puran ini menguntungkan mu Ara. Zayn sampai perhatian gitu
2022-03-06
1