"Mau langsung pulang?"
Zayn menanyai Ara yang sudah selesai mengganti celananya dengan celana bernuansa gelap pilihannya tadi.
"Kalo aku masih mau keliling, mang kak Zayn mau ngantar?" Ara berbalik tanya pada Zayn yang sudah bersiap-siap melajukan mobilnya meninggalkan area pelataran parkir Mall itu.
Zayn berbalik menatap wajah ayu gadis itu. "Mau keliling ke mana?" Tanyanya yang kemudian mendapat respon senyum terindah Ara buatnya.
"Kemanapun kak Zayn pergi, aku ikut," jawabnya penuh semangat.
Zayn tertawa renyah mendengarnya. "Serius?"
Ara mengangguk yakin. Ini kesempatan yang sangat ia nantikan. Bisa berjalan berdua saja dengan seseorang yang di pujanya adalah impiannya selama ini.
Zayn menangkap senyum merekah itu yang semakin ke sini semakin membuat perasaannya kacau tak menentu.
Mobil itu akhirnya pergi dengan tujuan yang entah akan membawa mereka kemana. Terus terang Zayn sendiri masih bingung dengan apa yang harus ia perbuat setelah ini. Degup jantungnya seakan berdenyut di luar kendali, sedang tangannya yang tiba-tiba terasa dingin masih tetap fokus memegang kemudinya.
"Mm, kita mau ke mana, Kak?" Gadis itu menanyai Zayn yang mengemudikan mobilnya seakan tanpa tujuan.
"Mau culik kamu." Zayn menggoda ara yang seketika berubah serius menatapnya.
"Jangan bercanda deh."
"Aku serius," jawab Zayn, sedang matanya terus fokus menghadap jalanan ibu kota yang sudah mulai ramai.
"Aku serius mau menculik hati kamu untuk menjadi milikku," bisik hati Zayn yang hanya di dengar olehnya.
Pria itu sesekali mencuri pandang wajah Ara yang telah berubah sedikit panik. "Kamu serius?" tanyanya yang hanya melihat Ara terdiam.
Ara menyorot tajam ke arah Zayn yang terlihat santai-santai saja. "Kak Zayn yang GJ!"
"GJ?"
"Gak jelas!" Ara menyahut sebal.
"Seharusnya kak Zayn tuh jawabnya gini, Ara ayok kita nonton, kita ke pantai, ke Cafe, ke taman kota. Gitu!" Selorohnya panjang kali lebar.
Zayn tertawa mendengar pengakuan Ara yang terlihat semakin menggemaskan dengan wajah cemberutnya itu.
"Iya, iya, kamu mau ke rumah aku gak?" Lagi-lagi Zayn menggoda Ara yang membuat gadis itu semakin tak mengerti dengan maksud perkataannya.
"Ngapain ke rumah kakak!? Kak Zayn jangan macem-macem ya? Atau turunin aku disini sekarang juga!"
Ara sudah benar-benar di buat was-was oleh rayuan Zayn yang semata-mata hanya untuk mengetesnya.
Zayn menyembunyikan senyum kecilnya, hatinya sedikit lega mendapat penolakan Ara yang menandakan bahwa gadis itu bukanlah gadis sembarangan yang mudah di ajak oleh lelaki bila ditawari main-main ke rumahnya.
"Jangan di anggap serius dong, aku kan cuma gurau." Zayn menyapa Ara yang kembali terdiam sambil membuang wajahnya menatap keluar kaca mobil.
"Bercandanya gak lucu!" Ara menyahut sambil tatapannya beralih fokus ke depan.
"Iya, aku minta maaf. Sekarang aku benar-benar mau ngajak kamu keliling-keliling."
"Kemana?" Ara menoleh penuh harap pada Zayn yang juga menoleh ke arahnya.
"Keliling muter-muter aja."
Bug.
Ara menghantam lengan Zayn dengan tas kecilnya. "Kak Zayn gak pernah serius. Sebel!"
"Trus kamu maunya aku serius gimana? Yang kayak apa?" Zayn tak pernah bosan menggoda Ara yang kembali bete karena ucapannya.
"Tauk ah!"
Sejenak mereka kembali terdiam. Sama-sama merasakan keanehan pada diri mereka yang tiba-tiba bisa sedekat ini. Zayn yang setahu Ara adalah cowok pendiam, ternyata tidak juga. Pria itu ternyata cukup seru juga kalau di ajak ngobrol bareng seperti pengakuan Keanu tadi.
Keanu, kenapa ia tidak memberi kabar lagi setelah kepergiannya tadi?
Ara menggulir-gulir layar ponselnya melihat beberapa chat yang masuk, dan sama sekali tidak ada pesan Keanu untuknya. Malah gadis itu di buat kaget dengan pesan yang di kirim Haris, papinya yang menanyai posisinya sekarang.
Ia menggigit bibir bawahnya sambil berpikir. Kalau Zayn mengantarnya pulang dan tidak menawarinya untuk masuk kerumahnya rasanya kurang sopan. Tapi kalau misalnya menyuruhnya masuk, ia harus siap dengan segala macam pertanyaan Intens dari kedua orangtuanya, yang notabene masih belum ada lampu hijau untuk Ara menjalin hubungan dengan pria manapun.
"Kamu kenapa?" Zayn menanyai Ara yang terlihat kentara begitu gusar, setelah membaca chat yang ia baca.
"Ehm, Kak--"
Belum sempat Ara berkata, ia melihat panggilan masuk dari Bella yang muncul di layar ponsel milik Zayn.
Zayn tak menghiraukan panggilan itu. Ia hanya melirik dan kembali fokus melajukan mobilnya yang benar-benar keliling muter-muter tak jelas.
"Kenapa gak di jawab, Kak?" Ara menanyainya, karena sudah tiga kali panggilan masuk dari Bella yang tak di jawab oleh Zayn.
"Lagi marahan ya sama pacar?"
Ara menggoda Zayn yang sebenarnya hatinya merasa kembali gundah mengingat perkataan Bella beberapa waktu lalu itu.
Zayn menepikan mobilnya tepat di samping taman kota. Ia menarik nafasnya kemudian membuangnya perlahan.
"Ara."
Gadis itu menatap Zayn yang juga menatapnya intens.
"Aku dan Bella gak ada hubungan apa-apa. Kita gak pernah pacaran," jelasnya sambil tetap menatap netra itu penuh makna.
"Oooh...."
Ara berpaling dari tatapan Zayn yang bisa membuatnya lupa diri jika diteruskan.
"Hei, cuma oh?" Zayn menarik bahu Ara agar kembali menatapnya.
"Trus aku harus bilang apa?" Ara balik bertanya yang tentunya tidak akan ada jawaban apa-apa dari Zayn yang hanya terdiam menatapnya.
Lagi-lagi panggilan masuk dari Bella berbunyi.
"Di jawab dong, Kak, telingaku bising dengernya."
"Iya, hallo...." Akhirnya Zayn menjawab telpon dari Bella dengan suaranya yang malas.
"Apa?"
Air muka Zayn berubah panik setelah mendengar perkataan Bella yang tak di dengar oleh Ara.
"Oke, tunggu gue, Bel." Zayn lantas mengakhiri panggilan itu dan kembali melajukan mobilnya dengan sedikit kencang.
"Ada apa, Kak?"
"Ehm, Ra. Sorry aku gak bisa ngajak kamu ke tempat yang kamu sebutin tadi."
"Gak pa-pa, ini udah keliling muter-muter kok." Ara berusaha tersenyum meski hatinya di liputi rasa penasaran akan kabar apa yang di sampaikan Bella hingga membuat Zayn gelisah seperti ini.
"Okey, aku langsung antar kamu pulang ya?" Ara mengangguk, lantas ia memberi arah alamat rumah Sisil kepada Zayn. Yup, Ara masih tak berani membawa teman lelakinya ke rumahnya yang mana kedua orangtuanya sedang berada di rumah juga.
Zayn langsung melajukan mobilnya sangat kencang begitu selesai mengantar Ara sebatas di depan pintu gerbang rumah Sisil. Ada rasa yang menyesakkan dada begitu melihat Zayn terlihat sangat panik dengan kabar Bella, rasa yang baru saja bahagia berubah seketika dengan rasa cemburu yang seketika membuncah. Ara tak suka dengan keadaan ini. Sakit.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Realpcy_Cyl
hadir lagi tor
2022-02-27
1
Ufuk Timur
hlahh kok ke rumahnya Sisil 😆😆kapan kapan dimasa deoan kalo Zayn mau ngapel bisa salah orang dong 🤣🤣🤣
2022-01-24
1