"ACTION !!!"
Suara Tommy terasa memekakkan di telinga Ara. Seketika jantungnya berdegup terasa di luar kendalinya lagi. Mulutnya seakan keluh untuk memulai mengucap. Padahal ia tahu kalau ini hanya sebatas sandiwara, tapi tidak dengan hatinya yang tidak bisa di ajak bersandiwara.
"Kak."
Ara memulai perkataanya. Zayn melihatnya, merasakan suara Ara yang terdengar sedikit gugup.
"Aku-- aku--"
Hah.... Rasanya seakan mati berdiri. Seketika Ara kembali menundukkan kepalanya lesu.
"Kalian kurang dekat, kurang greget!"
Tommy kembali bersuara di ikuti Zayn yang menengoknya heran.
"Di sini gue sutradaranya."
Tommy dan Zayn hanya saling bertatapan dari tempatnya masing-masing. Merasa penasaran dengan maksud terselubung Tommy yang memasang senyum puas kepada Zayn, bukan hanya pada Ara saja.
Melihat Ara yang tetap bergeming, akhirnya Zayn yang merapatkan dirinya sehingga jarak di antara mereka hanya menyisakan beberapa centi saja.
"Aku menyukaimu, Kak." Ara memberanikan diri berucap, dan mereka kembali saling bertatap.
"Maaf kalo aku lancang. Tapi aku gak berbohong, aku benar-benar menyukaimu, Kak Zayn," lanjutnya.
Zayn hanya diam mendengarnya. Ia berusaha mengimbangi permainan perannya itu. Ia pun melihat betul gadis di depannya itu sangatlah gugup.
Rasanya ingin sekali ia mengakhiri sandiwara ini, tapi hatinya sudah terlanjur penasaran juga dengan apa yang akan di katakan oleh Ara setelah ini.
"Aku gak akan maksa kak Zayn untuk balas perasaan aku, aku gak mau kak Zayn merasa gak enak setelah ini, aku cuma pingin menyatakannya. Itu aja." Ara menyampaikannya dengan sangat lancar.
Waauw... Zayn mengaguminya dalam hati. Akting yang semula hanya sebatas pernyataan cinta, kenapa ini berlanjut sampai ke penjelasannya? Diam-diam Zayn muncul rasa penasaran untuk lebih mengenali Ara setelah ini.
Sisil yang sedari tadi duduk sebagai penonton di buatnya takut sendiri melihatnya. Ia sangat tahu apa yang di rasa oleh Ara saat ini, dan ia pun berharap semoga Ara akan baik-baik saja selepas malam ini.
Seketika suasana terasa senyap. Hembusan angin yang semula terasa dingin sudah tak lagi di rasa. Seolah berubah panas bersamaan gelora asmara Ara yang terlepas.
Sekilas Ara melirik ke arah Tommy. Berharap mengakhirinya cukup di sini saja, dan ternyata mata Tommy cukup sigap menangkap lirikan Ara barusan.
"Di jawab dong, Zayn." Tommy menyeru kepada Zayn yang hanya terdiam.
"Ehem..." Zayn berdeham, memberi isyarat pada Ara untuk kembali menatapnya. Dan mereka pun kembali saling bertatapan, bahkan lebih dalam lagi.
Zayn sengaja tak segera membuka suaranya. Entah mengapa dirinya yang sebenarnya tidak usil muncul ide untuk juga menjahili gadis cantik di depannya itu.
Perlahan Zayn membungkukkan badannya, menyeimbangkan tinggi badannya dengan tinggi badan Ara yang terpaut sepuluh centi.
Wajahnya mendekat ke arah wajah Ara. Hembusan nafas mereka saling beradu. Tercium aroma sweet parfum dari rambut ara yang tertiup angin. Zayn menikmatinya. Tanpa terasa Zayn memejamkan matanya. Muncul rasa tiba-tiba ingin memeluknya erat, menghirup wangi lehernya yang jenjang, dan tak ingin melepasnya hingga malam ini usai.
Ara semakin gugup. Ototnya terasa tiba-tiba melemah mendapati perlakuan Zayn kali ini. Ia yang memang benar-benar menggilai Zayn rasanya sudah tak bisa menutupi perasaannya lagi.
"Aku memang menyukai cewek pemberani seperti kamu. Bisa menyatakan perasaannya dengan gamblang, tapi sayangnya ini cuma akting. Coba beneran?" Zayn berbisik pelan tepat di telinga Ara.
"Cium.... cium.... cium...."
Seketika sorak suara para mahasiswa yang lain mulai ramai. Mereka sama-sama memberi komando untuk Ara dan Zayn saling berciuman.
Zayn menoleh ke arah suara itu, yang ternyata di komandoi oleh Tommy. Di tambah lagi Zayn melihat Tommy mengacungkan kedua jempolnya kepadanya. Ia mulai sebal melihat Tommy yang tersenyum sangat puas. "Awas aja lo!." Umpatnya dalam hati.
Ara hanya berdiri kikuk. Dalam hati ia mulai mengumpat macam-macam. "Oh Tuhan... Dosa apa yang udah gue perbuat, gini amat nasib gue."
Sekilas Zayn melirik pada Ara. Lalu ia mengangkat kedua tangannya meminta agar semua mahasiswa diam sejenak.
"Acara malam ini selesai. Bubar!!!" Ucap Zayn tegas.
"Uuuuuuu.........." Suara sorakan kekecewaan mereka terdengar ramai, namun tak lama mereka mulai membubarkan diri. Tommy yang juga kecewa dengan adegan yang nanggung ini juga ikut pergi.
Kali ini hanya tinggal Ara dan Zayn yang tetap tak beranjak.
"Maaf Kak, aku tadi cuma--"
Belum sempat Ara melanjutkan perkataannya, ia di buat kaget dengan tingkah Zayn yang mengusap kepalanya lembut.
Zayn mengulas senyum manisnya. Lalu, "Gak pa-pa, cuma akting kan?," katanya.
Ara mengangguk pelan.
"Sebenarnya serius pun gak pa-pa, aku gak keberatan."
Ara terdiam mendengar perkataan Zayn. Ia terus memandangi tubuh Zayn yang sudah pergi lebih dulu. Ia masih tak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan. Ini bukan mimpikan?
Seketika Ara mengulum senyumnya senang. Secara tak langsung ini kode lampu hijau dari Zayn untuk bisa lebih mendekatinya nanti.
sisil mendekat ke arah Ara yang terlihat sumringah. Ara pun berhambur memeluk Sisil kegirangan. Ini kenapa Ara kelihatan senang banget? Apa karena sudah bebas dari masa ospek, atau hal lainnya yang sisil tidak ketahui?
"Lo baik-baik aja kan?" Sisil menanyainya heran.
Ara mengangguk semangat.
"Pulang yuk!"
Sisil mengikuti saja kemauan Ara, tanpa menanyai bagaimana dengan dirinya barusan.
"Malam ini gue mau bobok cantik sambil ngimpiin pangeran hati gue Zayn."
"Halu lo!"
"Biarin! Iri bilang bos!"
"iiihh...." Sisil hanya tersenyum geli memandangi Ara yang kumat bucinnya.
"Eh Sil, lo kan masih jomlo, gue cariin gebetan gimana?"
"Iiih... lagak lo kayak gak jomlo juga. Emang tadi tu beneran perasaan lo, tapi do'i tau gak kalo itu beneran perasaan lo?"
Ara memilih tak menyahutnya. Ia hanya menengadah ke langit. Melihat malam indah yang berhiaskan bintang-bintang gemerlapan. Lalu ia kembali tersenyum ketika teringat kembali perkataan Zayn yang terakhir.
"Zayn Malik Pratama. I LOVE YOU."
Sisil hanya tersenyum geli mendapati saudara sepupunya yang kembali bucin tingkat dewa. Dalam hati ia juga sangat senang melihat Ara yang tetap senang meski telah melewati permainan konyol seperti tadi.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Utiyem
duh zayn tante udah gemes malah di akhiri🤣🤣🤣🤣
2023-09-17
1
Yani Cuhayanih
Zayn lo kejebak ackting asli Ara .....cut Ara silahkan berhalu ria dulu
2023-01-02
0
Realpcy_Cyl
mampir lagi tor
2022-02-13
1