Jatuh Cinta Dadakan

Jatuh Cinta Dadakan

Jatuh Cinta Dadakan : (1) Belajar Hidup Susah

Hello, perkenalkan nama gue Anggita Rahmawati. Gue lahir di Solo, namun besar di Jakarta. Tapi semenjak Kakek gue yang di Solo meninggal, kedua orang tua gue memutuskan pindah ke Solo untuk mengurusi pabrik batik warisan Kakek di sana. Sedang gue dan Abang gue memilih untuk menetap di Jakarta karena urusan pekerjaan.

Oke, gue bakalan cerita sedikit tentang gue. Gue ini anak bungsu dari dua bersaudara. Gue punya Abang yang mesumnya ngalahin Tante girang haus belaian, tapi berduit, jadi kalau gue lagi pengen apa-apa gampang. Muka Abang gue ini masuk kategori ganteng. Masalah body pun, Abang gue ini juara. Meskipun perut kotak-kotaknya tidak seoke model L-men, tapi kata salah satu temen gue bilang kalau bokong Abang gue paling top markotop. Bahkan beberapa temen kerja gue pun menjulukinya si Abang Boksi.

Jujur, awalnya gue tidak paham dengan julukan aneh itu. Tapi setelah Vinzi, salah satu sahabat karib gue memberi tahu. Gue jadi paham julukan itu. Gue pun akhirnya penasaran untuk membuktikan. Bahkan demi membuktikan itu semua, gue rela nungguin Abang gue boker kala itu, dan setelah si doi keluar dari kamar mandi langsung gue pantau seoke apa itu bokong, dan hasilnya cukup mencengangkan. Gue sampai melongo kala itu, saking nggak percayanya. Gue jadi heran, itu temen-temen gue matanya jeli banget. Tapi kalian tahu apa reaksinya kala gue memandanginya dengan tatapan kagum?

"Apa? Lo pengen pegang? Apa jangan-jangan pengen ngerasain go--"

Tanpa menunggu Bang Riki nyelesain kalimatnya, langsung gue menendang bokongnya saat itu juga. Alhasil, dada biasa Bang Riki pun sukses menyentuh lantai. Membuat gue terbahak puas, sementara Bang Riki jelas saja langsung menumpahkan segala umpatan, makian, sampai sumpah serapahnya.

Oke, udah kali ya, cuap-cuap tak berfaedah gue. Karena gue udah kesiangan dan harus menggoreng telor ceplok untuk juragan gue, yang gue yakini saat ini baru akan masuk kamar mandi.

Dengan langkah riang, gue menuruni anak tangga, kemudian berbelok menuju dapur. Membuka isi kulkas yang membuat gue melongo. Anjiirr, kenapa tidak ada stok telor di kulkas, dan kenapa cuma ada stok minuman kaleng Bang Riki? Dengan gemas, gue menepuk jidat gue sendiri karena lupa emang belum belanja bulanan.

Sialan!

Pagi gue indah banget, ya?

Sambil menghela nafas pasrah, gue membuka kulkas bagian atas. Beruntung saat menemukan ada bungkus naget di dalam freezer.

"Alhamdulillah, seenggaknya pagi gue nggak buruk-buruk amat." Dengan perasaan senang gue mengangkat bungkus naget yang ternyata enteng itu. Membuat gue gemas untuk kembali mengumpat.

"Astaghfirullah, mulut gue gatel banget pengen ngumpat."

Sambil mengusap dada, gue mencoba untuk bersabar.

"Sialan! Tinggal dua biji doang." Akhirnya karena gemas, gue berteriak. Bahkan umpatan yang gue tahan-tahan dari tadi pun keluar. "Sial banget nasib gue, ya Allah!"

Dengan pasrah, gue pun mulai menyalakan kompor untuk memanaskan minyak. Selagi menunggu minyak panas, gue pun berinisiatif untuk menyiapkan kecap dan juga bubuk cabe, yang diiklanin anaknya Sule itu lohh. Lalu gue lanjut dengan menyiapkan dua piring nasi.

"Selamat pagi Adek-kuh sayang!"

Dalam hati gue meringis tak enak, kala mendengar sapaan riang dari Bang Riki. Wah, sepertinya mood-nya lagi bagus. Tapi sebentar mungkin akan hancur karena kelalaian gue.

"Dududu, calon istri idaman. Pagi-pagi udah di depan kompor, nyiapin nasi segala pula. Mau minta apaan lo?"

Seketika gue menoleh, meringis lalu menggeleng. Baru kemudian meniriskan dua buah naget yang baru selesai gue goreng.

"Pagi ini temanya belajar hidup susah ya, Bang."

Gue nyengir sembari meletakkan satu naget di atas piringnya. Kemudian mendekatkan cabe bubuk dan kecap ke arahnya.

Bang Riki menghela napas. Ketara sekali kalau dia sedang menahan diri agar tidak mengamuk. Kedua sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman, meski terkesan terpaksa.

"Tema hidup susahnya besok-besok lagi, ya. Sekarang mending Adek goreng naget lagi. Nggak papa, Abang ikhlas kok cuma sarapan sama naget goreng. Tapi jelas Abang nggak ikhlas kalau cuma sebiji demi memenuhi tema hidup Adek."

Gue kembali meringis, mendengar nada suara Bang Riki yang penuh penekanan. "Kulkasnya kosong, Bang. Adanya ya cuma itu, yang bisa dimakan. Lainnya cuma soda kaleng."

"APA?! Lo kasih makan gue cuma naget sebiji sama kecap doang? Wah, parah lo. Gue aduin Ayah sama Ibu di Solo, ya. Jadi adek durhaka banget deh. Heran gue. Pantesan jomblo!"

Dengan emosi yang memuncak, gue pun akhirnya berdiri sambil menggebrak meja, membuat Bang Riki terperanjat kaget.

"Eh, maksud lo apaan ngatain gue jomblo segala? Jangan mentang-mentang lo tiap minggu ganti cewek, lo bisa seenak pantat lo gini ngatain gue. Gue udah berupaya semampu gue ya, gue juga udah berbaik hati mau ngelayani lo sebagai adek yang baik. Jangan mentang-mentang lo bisa ngasilin duit banyak lo bisa seenak lo gini. Gue nggak terima. Kesel gue punya Abang kayak lo!"

Setelah selesai mengeluarkan unek-unek, gue kembali duduk. Mengatur nafas yang sedikit ngos-ngosan karena berceloteh panjang lebar.

"Minum!" kata Bang Riki sembari menyodorkan segelas air mineral.

Gue meliriknya sinis, namun tetap menerimanya.

"Sorry, gue nggak tahu kalo lo lagi mens."

Gue melotot tak terima mendengarnya. Apa tadi yang dia bilang barusan?

"Mata lo biasa aja kali, copot mampus lo," gerutunya sambil menuangkan kecap dan juga bubuk cabe di atas nasinya. "Nih, buat lo aja," imbuhnya sembari meletakkan nagetnya di atas piring gue.

Abang gue, meski hobinya ngatain gue. Tapi doi sayang banget sama gue. Apapun yang gue minta selalu diturutinya. Tapi doi beruntung, karena gue bukan tipekal adik yang nggak tahu diuntung, yang suka minta ini-itu seenak dengkul gue. Karena bagaimana pun juga, gue udah ngerasain susahnya cari duit. Kerjaan gue memang biasa saja, cuma seorang resepsionis di salah satu hotel yang kebetulan sudah berbintang. Tidak seperti Bang Riki yang kini baru saja dipromosiin menjadi General Manager di salah satu perusahaan makanan ringan.

Maklum, Abang gue gitu-gitu lulusan S2 di UI. Sementara gue, enggak lulus kuliah karena memang tidak tertarik untuk kuliah. Bisa dibilang, kerjaan gue yang paling tidak bisa dibanggain sama sekali. Berbeda dengan saudara sepupu gue yang punya gelar dan jabatan yang oke-oke.

Gue melirik Bang Riki yang kini tengah memiringkan tubuhnya, dan mengeluarkan dompetnya dari saku celana. Mengeluarkan beberapa lembar seratus ribuan dan menyodorkannya untuk gue.

"Nih, nanti pulang kerja belanja dulu. Naik ojol aja. Gue ada janji soalnya."

"Cewek mana kali ini?" Gue tetap menerima duit itu, meski pandangan gue menatapnya curiga.

"Ada. Cakep pokoknya."

"Percuma cakep, Bang, kalau nggak bisa dijadiin istri."

Bang Riki terkekeh lalu meneguk air mineralnya. "Gue belum pengen nyari istri. Gani juga gagal kawin kok. Santai." Ia kemudian berdiri. "Gue duluan ya, ada rapat bulanan nih sama tim manager yang lain. Lo kan tahu sendiri gue baru naik jabatan, kalau gue telat bisa-bisa langsung dimutasi atau bahkan dipecat gue ntar. Ohya, untuk daftar belanjaan kebutuhan gue nanti gue WA aja. Gue udah telat soalnya."

Gue mengangguk sembari mengibaskan tangan kanan gue, memilih meneruskan makan gue sembari memesan ojek online.

Setelah selesai sarapan dan membereskan piring kotor. Gue pun bergegas untuk keluar rumah. Dan ternyata tukang ojek online yang gue pesan sudah nangkring depan rumah. Dengan gerakan buru-buru gue pun segera mengunci rumah.

"Udah lama ya, Mas?" tanya gue agak panik.

Mas-mas ojol-nya tersenyum sembari menggeleng. "Santai aja, Mbak, kalau sama saya."

Gue meringis sembari mengangguk. Mendekat ke arah motor dan menerima sodoran helm yang diberikan Mas-Mas ojol. Tak lupa mengucapkan terima kasih.

"Siap, Mbak?"

Gue mengangguk sembari memakai helm. Membuat Mas-Mas ojol ini berseru, "Berangkat!" Sembari memelintir stang motor meticnya.

Setelah berjibaku dengan kemacetan kota Jakarta, yang tak berujung macem sinetron di tipi-tipi. Gue akhirnya sampai di tempat kerja.

"Makasih ya, Mas," kataku sembari menyodorkan helm dan juga uang kepada Mas-mas ojol.

"Sama-sama, Neng. Saya duluan. Mari!" ucap si Mas-mas ojol sebelum melajukan motornya.

"Tumben naik ojek? Mumpung nggak becek, ya?" canda Vinzi salah satu rekan kerja dan juga teman curhatku.

"Belajar hidup susah." Gue berkata dengan sedikit ketus dan berjalan meninggalkan Vinzi.

Tbc,

Terpopuler

Comments

Aminah

Aminah

boksi,bokong seksi bukan?

2023-05-21

0

TePe

TePe

boksi apaan thor ......
bokong maksimal yah😅

2023-04-29

0

nanda

nanda

lanjut

2022-12-11

0

lihat semua
Episodes
1 Jatuh Cinta Dadakan : (1) Belajar Hidup Susah
2 Jatuh Cinta Dadakan : (2) Gara-gara CD
3 Jatuh Cinta Dadakan : (3) Hah, Cowok Ganteng Itu Temennya Bang Riki?!
4 Spesial Part : Pov Aro
5 Jatuh Cinta Dadakan : (4) Kesialan Bertubi-tubi
6 Jatuh Cinta Dadakan : (5) Berasa Beneran Sakit
7 Jatuh Cinta Dadakan : (6) Si Merah Sialan
8 Jatuh Cinta Dadakan : (7) Punya Suami Dadakan, Hamil, dan Langsung Keguguran
9 Jatuh Cinta Dadakan : (8) Shopping With Babang Gantz
10 Jatuh Cinta Dadakan : (9) Kondangan Ke Nikahan Mantan
11 Jatuh Cinta Dadakan : (10) Balas Budi Ceritanya
12 Jatuh Cinta Dadakan : (11) Hah, Head Chef?!
13 Jatuh Cinta Dadakan : (12) Jadi, Kamu Pacar Aro?
14 Spesial Part : Pov Aro
15 Jatuh Cinta Dadakan : (13) Tak Sesuai Tujuan Awal
16 Jatuh Cinta Dadakan : (14) Emosi Tingkat Wahid
17 Jatuh Cinta Dadakan : (15) Galau
18 Jatuh Cinta Dadakan : (16) Bernasib Sial Karena Sebuah pengakuan
19 Jatuh Cinta Dadakan : (17) Hanya Halusinasi
20 Jatuh Cinta Dadakan : (18) Terbukti Nyata, No Halu
21 Jatuh Cinta Dadakan : (19) Sepertinya Tidak Mungkin
22 Jatuh Cinta Dadakan : (20) Jadi, Gue Harus Bagaimana?
23 Jatuh Cinta Dadakan :(21) Move On Itu Tidak Mudah
24 Spesial Part : Pov Aro
25 Jatuh Cinta Dadakan : (22) Gue Ini Cewek Setia
26 Jatuh Cinta Dadakan : (23) Penuh Kejutan
27 Spesial Part : Pov Aro
28 Jatuh Cinta Dadakan : (24) Oke, Ini Cuma Salah Paham
29 Spesial Part : Pov Riki
30 Jatuh Cinta Dadakan : (25) Jadi, Kita Ini Apa?
31 Jatuh Cinta Dadakan : (26) Bang Riki Yang Rese
32 Jatuh Cinta Dadakan : (27) Kencan Yang Gagal
33 Jatuh Cinta Dadakan : (28) Harus Pisah?
34 Jatuh Cinta Dadakan : (29) LDR Itu Berat
35 Jatuh Cinta Dadakan : (30) Rindu Itu Wajar
36 Jatuh Cinta Dadakan : (31) Bang Riki Lagi Galau
37 Jatuh Cinta Dadakan : (32) Obrolan Malam
38 Jatuh Cinta Dadakan : (33) Dapat Kejutan
39 Spesial Part : Pov Aro
40 Jatuh Cinta Dadakan : (34) Shock
41 Spesial Par: Pov Vinzi
42 Spesial Part : Pov Riki
43 Jatuh Cinta Dadakan : (34) Harus LDR Lagi?
44 Jatuh Cinta Dadakan : (35) Bang Riki & Sisi Lemahnya
45 Jatuh Cinta Dadakan : (36) Sayang Ayah
46 Jatuh Cinta Dadakan : (37) Nasehat Dari Abang
47 Jatuh Cinta Dadakan : (38) Cemburu Itu Tanda Cinta?
48 Jatuh Cinta Dadakan : (39) Anggap Saja Sedang Apes
49 Spesial Part
50 Jatuh Cinta Dadakan : (40) Kencan Spesial? With Cendol Dawet? Aku, mah, Ikhlas!
51 Jatuh Cinta Dadakan : (41) Bahas Nikah
52 Jatuh Cinta Dadakan : (42) Bertemu Calon Mertua
53 Jatuh Cinta Dadakan : (43) Gue... Terkejut
54 Jatuh Cinta Dadakan : (44) Demi Calon Keponakan
55 Spesial Part : Pov Aro
56 Jatuh Cinta Dadakan : (45) Karena Aku Cinta Kamu Apa Adanya
57 Jatuh Cinta Dadakan : (46) Bujuk Aro Yang Ngambek
58 Jatuh Cinta Dadakan : (47) Dijengukin Calon Mertua
59 Jatuh Cinta Dadakan : (48) Mendadak Galau
60 Jatuh Cinta Dadakan : (49) Galau, Galau, Galau
61 Spesial Part : Pov Aro
62 Jatuh Cinta Dadakan : (50) Baikan
63 Jatuh Cinta Dadakan : (51) Salah Sangka
64 Jatuh Cinta Dadakan : (52) Anggap Saja Kencan
65 Jatuh Cinta Dadakan : (53) Pertanda Apakah Ini?
66 Spesial Part : Pov Aro
67 Jatuh Cinta Dadakan : (54) Kecewa
68 Jatuh Cinta Dadakan :(55) Baikan
69 Jatuh Cinta Dadakan : (56) Nikah?
70 Jatuh Cinta Dadakan : (57) Haruskah Gue Segera Menikah?
71 Jatuh Cinta Dadakan : (58) Quality Time With Abang
72 Spesial Part : Pov Aro
73 Spesial Part : Pov Aro (again)
74 Jatuh Cinta Dadakan : (59) Ditunda Bukan Batal
75 Jatuh Cinta Dadakan : (60) Masakin Aro
76 Jatuh Cinta Dadakan : (61) Aro Kena Zonk
77 Spesial Part : Pov Author
78 Jatuh Cinta Dadakan : (62) Diintrogasi Bang Riki
79 Jatuh Cinta Dadakan : (63) Lamaran
80 Spesial Part : Pov Aro
81 Jatuh Cinta Dadakan : (64) Persiapan Menuju Hari H
82 Jatuh Cinta Dadakan : (65) After Halal
83 Obat Kangenkuh (yg gk suka Korea²an, jgn dibuka!)
84 Pemberitahuan
85 (not) Perfect Couple : {1} Kangen Bang Riki
86 (not) Perfect Couple : {2} Aro Ngambek?
87 (not) Perfect Couple : {3} Malah Dikerjain
88 Spesial Part : Pov Aro
89 (not) Perfect Couple : {4} Udah Resmi Jadi Om-Tante Dong
90 (not) Perfect Couple : {5} Jadi, Kapan Nyusul?
91 (not) Perfect Couple : {6} Gagal Kangen-Kangenan Sama Baby El
92 (not) Perfect Couple : {7} Kalah Tantangan
93 (not) Perfect Couple : {8} Tetangga Baru
94 Spesial Part : Pov Author
95 (not) Perfect Couple : {9} Astaga, Cemburu???
96 Spesial Part(again) : Pov Author
97 (not) Perfect Couple : {10} Aro dan Sikap Berlebihannya
98 (not) Perfect Couple : {11} Hah? Dua Garis?
99 (not) Perfect Couple : {12} Galau?
100 Spesial Part : Pov Aro
101 Spesial Part : Pov Aro(again)
102 (not) Perfect Couple : {13} Morning Sick
103 (not) Perfect Couple : {14} Cek Kandungan
104 (not) Perfect Couple : {15}
105 (not) Perfect Couple : {16} Nengokin Keponakan Tersayang
106 Spesial Part : Pov Aro
107 (not) Perfect Couple : {17} Pulang Ke Solo
108 (not) Perfect Couple : {18} Get Well Soon, Ayah
109 Spesial Part : Pov Aro
110 (not) Perfect Couple : {19} Jagain Baby El
111 Spesial Part : Pov Author
112 (not) Perfect Couple : {20} Kehilangan Sosok Ayah
113 Pov Aro
114 (not) Perfect Couple : {21} Keputusan Berat
115 (not) Perfect Couple : {22} Memulai Hidup Baru
116 (not) Perfect Couple : {23} Pamitan
117 (not) Perfect Couple : {24} The Last Part
118 promo cerita baru
119 Cerita baru terosss
120 numpang promo
121 promo
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Jatuh Cinta Dadakan : (1) Belajar Hidup Susah
2
Jatuh Cinta Dadakan : (2) Gara-gara CD
3
Jatuh Cinta Dadakan : (3) Hah, Cowok Ganteng Itu Temennya Bang Riki?!
4
Spesial Part : Pov Aro
5
Jatuh Cinta Dadakan : (4) Kesialan Bertubi-tubi
6
Jatuh Cinta Dadakan : (5) Berasa Beneran Sakit
7
Jatuh Cinta Dadakan : (6) Si Merah Sialan
8
Jatuh Cinta Dadakan : (7) Punya Suami Dadakan, Hamil, dan Langsung Keguguran
9
Jatuh Cinta Dadakan : (8) Shopping With Babang Gantz
10
Jatuh Cinta Dadakan : (9) Kondangan Ke Nikahan Mantan
11
Jatuh Cinta Dadakan : (10) Balas Budi Ceritanya
12
Jatuh Cinta Dadakan : (11) Hah, Head Chef?!
13
Jatuh Cinta Dadakan : (12) Jadi, Kamu Pacar Aro?
14
Spesial Part : Pov Aro
15
Jatuh Cinta Dadakan : (13) Tak Sesuai Tujuan Awal
16
Jatuh Cinta Dadakan : (14) Emosi Tingkat Wahid
17
Jatuh Cinta Dadakan : (15) Galau
18
Jatuh Cinta Dadakan : (16) Bernasib Sial Karena Sebuah pengakuan
19
Jatuh Cinta Dadakan : (17) Hanya Halusinasi
20
Jatuh Cinta Dadakan : (18) Terbukti Nyata, No Halu
21
Jatuh Cinta Dadakan : (19) Sepertinya Tidak Mungkin
22
Jatuh Cinta Dadakan : (20) Jadi, Gue Harus Bagaimana?
23
Jatuh Cinta Dadakan :(21) Move On Itu Tidak Mudah
24
Spesial Part : Pov Aro
25
Jatuh Cinta Dadakan : (22) Gue Ini Cewek Setia
26
Jatuh Cinta Dadakan : (23) Penuh Kejutan
27
Spesial Part : Pov Aro
28
Jatuh Cinta Dadakan : (24) Oke, Ini Cuma Salah Paham
29
Spesial Part : Pov Riki
30
Jatuh Cinta Dadakan : (25) Jadi, Kita Ini Apa?
31
Jatuh Cinta Dadakan : (26) Bang Riki Yang Rese
32
Jatuh Cinta Dadakan : (27) Kencan Yang Gagal
33
Jatuh Cinta Dadakan : (28) Harus Pisah?
34
Jatuh Cinta Dadakan : (29) LDR Itu Berat
35
Jatuh Cinta Dadakan : (30) Rindu Itu Wajar
36
Jatuh Cinta Dadakan : (31) Bang Riki Lagi Galau
37
Jatuh Cinta Dadakan : (32) Obrolan Malam
38
Jatuh Cinta Dadakan : (33) Dapat Kejutan
39
Spesial Part : Pov Aro
40
Jatuh Cinta Dadakan : (34) Shock
41
Spesial Par: Pov Vinzi
42
Spesial Part : Pov Riki
43
Jatuh Cinta Dadakan : (34) Harus LDR Lagi?
44
Jatuh Cinta Dadakan : (35) Bang Riki & Sisi Lemahnya
45
Jatuh Cinta Dadakan : (36) Sayang Ayah
46
Jatuh Cinta Dadakan : (37) Nasehat Dari Abang
47
Jatuh Cinta Dadakan : (38) Cemburu Itu Tanda Cinta?
48
Jatuh Cinta Dadakan : (39) Anggap Saja Sedang Apes
49
Spesial Part
50
Jatuh Cinta Dadakan : (40) Kencan Spesial? With Cendol Dawet? Aku, mah, Ikhlas!
51
Jatuh Cinta Dadakan : (41) Bahas Nikah
52
Jatuh Cinta Dadakan : (42) Bertemu Calon Mertua
53
Jatuh Cinta Dadakan : (43) Gue... Terkejut
54
Jatuh Cinta Dadakan : (44) Demi Calon Keponakan
55
Spesial Part : Pov Aro
56
Jatuh Cinta Dadakan : (45) Karena Aku Cinta Kamu Apa Adanya
57
Jatuh Cinta Dadakan : (46) Bujuk Aro Yang Ngambek
58
Jatuh Cinta Dadakan : (47) Dijengukin Calon Mertua
59
Jatuh Cinta Dadakan : (48) Mendadak Galau
60
Jatuh Cinta Dadakan : (49) Galau, Galau, Galau
61
Spesial Part : Pov Aro
62
Jatuh Cinta Dadakan : (50) Baikan
63
Jatuh Cinta Dadakan : (51) Salah Sangka
64
Jatuh Cinta Dadakan : (52) Anggap Saja Kencan
65
Jatuh Cinta Dadakan : (53) Pertanda Apakah Ini?
66
Spesial Part : Pov Aro
67
Jatuh Cinta Dadakan : (54) Kecewa
68
Jatuh Cinta Dadakan :(55) Baikan
69
Jatuh Cinta Dadakan : (56) Nikah?
70
Jatuh Cinta Dadakan : (57) Haruskah Gue Segera Menikah?
71
Jatuh Cinta Dadakan : (58) Quality Time With Abang
72
Spesial Part : Pov Aro
73
Spesial Part : Pov Aro (again)
74
Jatuh Cinta Dadakan : (59) Ditunda Bukan Batal
75
Jatuh Cinta Dadakan : (60) Masakin Aro
76
Jatuh Cinta Dadakan : (61) Aro Kena Zonk
77
Spesial Part : Pov Author
78
Jatuh Cinta Dadakan : (62) Diintrogasi Bang Riki
79
Jatuh Cinta Dadakan : (63) Lamaran
80
Spesial Part : Pov Aro
81
Jatuh Cinta Dadakan : (64) Persiapan Menuju Hari H
82
Jatuh Cinta Dadakan : (65) After Halal
83
Obat Kangenkuh (yg gk suka Korea²an, jgn dibuka!)
84
Pemberitahuan
85
(not) Perfect Couple : {1} Kangen Bang Riki
86
(not) Perfect Couple : {2} Aro Ngambek?
87
(not) Perfect Couple : {3} Malah Dikerjain
88
Spesial Part : Pov Aro
89
(not) Perfect Couple : {4} Udah Resmi Jadi Om-Tante Dong
90
(not) Perfect Couple : {5} Jadi, Kapan Nyusul?
91
(not) Perfect Couple : {6} Gagal Kangen-Kangenan Sama Baby El
92
(not) Perfect Couple : {7} Kalah Tantangan
93
(not) Perfect Couple : {8} Tetangga Baru
94
Spesial Part : Pov Author
95
(not) Perfect Couple : {9} Astaga, Cemburu???
96
Spesial Part(again) : Pov Author
97
(not) Perfect Couple : {10} Aro dan Sikap Berlebihannya
98
(not) Perfect Couple : {11} Hah? Dua Garis?
99
(not) Perfect Couple : {12} Galau?
100
Spesial Part : Pov Aro
101
Spesial Part : Pov Aro(again)
102
(not) Perfect Couple : {13} Morning Sick
103
(not) Perfect Couple : {14} Cek Kandungan
104
(not) Perfect Couple : {15}
105
(not) Perfect Couple : {16} Nengokin Keponakan Tersayang
106
Spesial Part : Pov Aro
107
(not) Perfect Couple : {17} Pulang Ke Solo
108
(not) Perfect Couple : {18} Get Well Soon, Ayah
109
Spesial Part : Pov Aro
110
(not) Perfect Couple : {19} Jagain Baby El
111
Spesial Part : Pov Author
112
(not) Perfect Couple : {20} Kehilangan Sosok Ayah
113
Pov Aro
114
(not) Perfect Couple : {21} Keputusan Berat
115
(not) Perfect Couple : {22} Memulai Hidup Baru
116
(not) Perfect Couple : {23} Pamitan
117
(not) Perfect Couple : {24} The Last Part
118
promo cerita baru
119
Cerita baru terosss
120
numpang promo
121
promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!