Jatuh Cinta Dadakan : (9) Kondangan Ke Nikahan Mantan

"Selamat, bro, akhirnya. Kawin juga kan lo!"

Mas Gani langsung mendengkus, saat mendapat ucapan selamat dari Bang Riki. "Nikah, Rik! Nikah!" Ekspresinya terlihat seperti ingin menendang bokong Bang Riki saat ini juga.

Namun bukannya tersinggung atau pun merasa tidak enak, Bang Riki malah tertawa. "Halah, sama aja. Nanti bakalan kawin juga," ujarnya tanpa beban.

Membuat gue melotot dan langsung memprotesnya, "Bang Riki, iih, mulutnya," kata gue memperingatkan.

Bukannya sungkan atau semacamnya, Bang Riki malah melotot ke arah gue. "Nggak usah sok polos deh, Wat."

"Kalian dateng berdua aja nih?" tanya Mas Gani berbasa-basi.

Kami menoleh ke arah Mas Gani, baru kemudian mengangguk sebagai jawaban.

"Gue bingung mau ngajak yang mana, Gan. Jadi mending ajak Anggi aja," kata Bang Riki dengan santainya. Bahkan tanpa perasaan sungkan dan semacamnya, ia langsung merangkul pinggang gue, "lumayan ini rakjel biar bisa hemat ongkos buat ketemu mantan pac--Aduh! Sakit, Wat," pekik Riki, mengaduh sesaat setelah mendapatkan pukulan manis dari gue.

Enak banget sih itu mulut tinggal mangap. Lama-lama gue bawa ke tukang jahit juga itu bibir. Biar dijahit sekalian.

"Mulut lo ya, Bang, nggak pernah disekolahin apa gimana sih? Asal mangap aja. Nggak tahu malu ya, lo! Lo yang minta gue temenin. Kalo cuma buat bayar Abang ojol mah gue mampu. Masih sanggup juga tuh buat beli cilok sama batagor. Sembarangan aja!" balas gue tak terima.

Enak aja. Orang jelas-jelas dia yang ngajakin gue buat dateng bareng, eh, dia malah ngarang bebas sesukanya sendiri.

Dapat gue lihat wanita cantik nan anggun yang sudah resmi menjadi istri Mas Gani meringis sungkan, saat melihat tingkah kami. Membuat gue ikut meringis sungkan setelahnya. Sementara Mas Gani yang kebetulan sudah hafal dengan tingkah kami berdua pun, hanya mampu memutar kedua bola matanya jengah.

"Mulut lo tuh, yang nggak tahu malu," balas Bang Riki tak mau kalah, "udah, buruan kasih selamat sama pengantennya. Jangan bagasi, ikhlasin! Abis itu kita makan. Ini tanggal tua, duit lo paling juga tinggal 20rebu."

Gue melotot tak terima. Asem! Mulutnya Abang gue, ya Allah. Kurang ******* apa gimana sih itu? Nyerocos aja. Mana isi kalimatnya ngena di hati lagi. Kampret!

"Hah? Apaan bagasi, Rik?" tanya Mas Gani justru penasaran dengan celetukan Bang Riki.

Sementara gue hanya mampu memutar kedua bola mata gue jengah. Perasaan gue nggak enak sumpah.

"Bagasi. Bahagia enggak, sedih iya," kelekar Riki sambil memainkan alisnya naik turun.

Tuh, kan!

"Kampret! Nggak gue masakin seminggu mampus lo, Bang."

"Halah, goreng telor ceplok juga keseringan gosong aja sok-sokan ngancem. Lo nggak masak yang ada gue syukuran."

Gue mencebikkan bibir kesal, namun memilih untuk tak menanggapi celotehan Riki. Kedatangan gue kemari mengucapkan selamat pada Mas Gani dan istrinya, bukan hanya untuk berganti suasana dan tempat untuk berdebat dengan Bang Riki.

"Mas, Mbak, selamat ya. Samawa. Langgeng sampai kakek-nenek," ucap gue sembari menyalami Gani dan istri Mas Gani secara bergantian, "cepet dapat momongan, ya," imbuh gue kemudian.

"Iya, makasih ya doa nya."

Gue tersenyum tulus sembari mengangguk. Kemudian menoleh ke arah Riki.

"Cabut sekarang, yuk, Bang?"

"Cabut apaan, gue mau reunian dulu. Enak aja lo. Sekalian cari kakak ipar buat lo. Belum juga ngicipin makanannya, masa mau balik aja. Enak aja lo."

"Udah, Gi, nanti aja pulangnya. Abang kamu masih pengen ketemu sama mantan terindahnya tuh," goda Mas Gani sembari merangkul pinggang istrinya.

"Mantan terindah gue? Siapa tuh?" tanya Riki dengan ekspresi bingungnya.

Lah, masa sama mantan sendiri lupa.

"Putri. Cantika Putri."

Kedua mata Riki langsung berubah senang. "Lo undang dia?"

"Anya yang ngundang. Sohibnya istri gue tuh si Putri."

"Serius?"

Gue berdecak. "Halah, modus aja lo kerjaannya. Buruan ayo, balik, Bang. Gue ada janji sama si Vinzi nih abis ini."

"Ah, elah, rese lo," gerutu Bang Riki dengan wajah cemberutnya, "ya udah, kita cabut duluan deh. Pokoknya selamat buat kalian deh. Salamin juga buat si bapak koki, belum ketemu dia gue dari tadi soalnya."

"Ya, gimana mau ketemu orang lo baru dateng terus mau langsung balik."

"Noh, dengerin, Wat! Kita itu baru nyampe, masa iya udah mau balik. Nanti aja deh, ya, lo nggak mau ketemu Aro dulu emang?"

Hah, kenapa bawa-bawa Aro segala?

"Apaan sih, kenapa bawa-bawa kulkas dua pintu deh," protes gue tidak suka.

"Kenapa? Bukannya lo naksir," goda Bang Riki.

"Apaan sih, enggak, ya."

Karena kesal gue kemudian lebih memilih untuk segera berpamitan dan pergi dari ballroom. Tak lama setelahnya, Bang Riki nyusul.

"Gitu aja ngambek," ucap Bang Riki setelah berhasil menyusul gue.

"Katanya mau reunian sama mantan," sindir gue dengan nada sarkas.

"Nanti, gampang. Abis nganterin lo balik juga bisa. Yuk!"

"Mau ke mana, Rik?"

Baik gue mau pun Bang Riki otomatis menghentikan langkah kaki kami, lalu dengan kompak kami menoleh secara bersamaan. Membuat sudut Aro sedikit tertarik membentuk senyuman. Gue bilang sedikit ya, bener-bener sedikit. Gue aja ragu itu orang beneran senyum apa enggak.

"Lagi akur, ya? Nolehnya barengan banget."

Bang Riki langsung mendengkus. "Akur apanya, yang ada gue pengen banget ngajak gelut ini bocah," gerutunya sembari menunjuk gue dengan terang-terangan.

Lah, kok mendadak malah ingin ngajakin gelut?

Gue langsung melototi tak terima ke arah Bang Riki. "Kok lo gitu sih, Beneran ngajak gelut."

"Terus ini pada mau ke mana?" tanya Aro kemudian.

"Pengen ke lapangan sih, ngajak dia gelut, tapi dia ngambek. Ya udah, terpaksa balik. Nggak tahu, mau ketemu sama Kakak iparnya katanya," ujar Bang Riki tanpa beban.

Kakak ipar?

Siapa yang dia maksud?

"Kakak ipar siapa?" tanya gue dan Aro secara bersamaan.

Bang Riki menatap gue dan Aro secara bergantian, raut wajahnya terlihat seperti orang yang sedang curiga. Sialan. Memangnya kita ngapain sampai dicurigain begini.

"Kenapa gue mencium bau-bau mencurigakan, ya?" guman Bang Riki sambil mengusap dagunya sok misterius.

"Emang kita abis ngapain sampai Bang Riki curigain gini?" protes gue tak terima.

Aro?

Jangan tanyakan ekspresi dia saat ini. Karena jelas, jawabannya sama saja. Datar.

Bang Riki hanya mengangkat kedua bahunya sebagai tanda jawabannya.

"Ya udah, gue ikut gabung yang lain lagi ya," kata Aro berpamitan pada Bang Riki dan langsung meninggalkan kami begitu saja.

"Dasar kulkas dua pintu," guman gue jengkel. Kedua mata gue fokus menatap punggungnya yang luar biasa oke, yang kini mulai menghilang di antara kerumunan tamu.

"Jadi ketemu Vinzi nggak nih? Kalau enggak gue ikut gabung sama Aro dan yang lainnya," ujar Bang Riki membuyarkan lamunan gue.

"Lo ikhlas nggak sih, Bang, mau nganterin gue. Kalau enggak, mending gue balik sen--"

"Setuju," potong Bang Riki cepat. "Gue langsung gabung sama yang lain. Lo ati-ati pulangnya, nih, gue kasih buat ongkos," imbuhnya sambil menyodorkan beberapa lembar uang berwarna merah. Baru beberapa detik kemudian ia sudah menjauh dari pandangan gue. Buset, nggak niat amat sih mau nganterin gue balik.

"Sialan," umpat gue kesal dan juga geram. "Awas aja lo, Bang. Tungguin pembalasan gue!"

Tbc,

Terpopuler

Comments

🍀Ode Tri🍀

🍀Ode Tri🍀

aro mana sih ??? sono anterin Anggita pulang

2020-09-07

1

aruNada💦

aruNada💦

ish Abang durjana...

2020-01-08

1

chika anaya

chika anaya

jadi kangen momen berantem sama adek.....

2019-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 Jatuh Cinta Dadakan : (1) Belajar Hidup Susah
2 Jatuh Cinta Dadakan : (2) Gara-gara CD
3 Jatuh Cinta Dadakan : (3) Hah, Cowok Ganteng Itu Temennya Bang Riki?!
4 Spesial Part : Pov Aro
5 Jatuh Cinta Dadakan : (4) Kesialan Bertubi-tubi
6 Jatuh Cinta Dadakan : (5) Berasa Beneran Sakit
7 Jatuh Cinta Dadakan : (6) Si Merah Sialan
8 Jatuh Cinta Dadakan : (7) Punya Suami Dadakan, Hamil, dan Langsung Keguguran
9 Jatuh Cinta Dadakan : (8) Shopping With Babang Gantz
10 Jatuh Cinta Dadakan : (9) Kondangan Ke Nikahan Mantan
11 Jatuh Cinta Dadakan : (10) Balas Budi Ceritanya
12 Jatuh Cinta Dadakan : (11) Hah, Head Chef?!
13 Jatuh Cinta Dadakan : (12) Jadi, Kamu Pacar Aro?
14 Spesial Part : Pov Aro
15 Jatuh Cinta Dadakan : (13) Tak Sesuai Tujuan Awal
16 Jatuh Cinta Dadakan : (14) Emosi Tingkat Wahid
17 Jatuh Cinta Dadakan : (15) Galau
18 Jatuh Cinta Dadakan : (16) Bernasib Sial Karena Sebuah pengakuan
19 Jatuh Cinta Dadakan : (17) Hanya Halusinasi
20 Jatuh Cinta Dadakan : (18) Terbukti Nyata, No Halu
21 Jatuh Cinta Dadakan : (19) Sepertinya Tidak Mungkin
22 Jatuh Cinta Dadakan : (20) Jadi, Gue Harus Bagaimana?
23 Jatuh Cinta Dadakan :(21) Move On Itu Tidak Mudah
24 Spesial Part : Pov Aro
25 Jatuh Cinta Dadakan : (22) Gue Ini Cewek Setia
26 Jatuh Cinta Dadakan : (23) Penuh Kejutan
27 Spesial Part : Pov Aro
28 Jatuh Cinta Dadakan : (24) Oke, Ini Cuma Salah Paham
29 Spesial Part : Pov Riki
30 Jatuh Cinta Dadakan : (25) Jadi, Kita Ini Apa?
31 Jatuh Cinta Dadakan : (26) Bang Riki Yang Rese
32 Jatuh Cinta Dadakan : (27) Kencan Yang Gagal
33 Jatuh Cinta Dadakan : (28) Harus Pisah?
34 Jatuh Cinta Dadakan : (29) LDR Itu Berat
35 Jatuh Cinta Dadakan : (30) Rindu Itu Wajar
36 Jatuh Cinta Dadakan : (31) Bang Riki Lagi Galau
37 Jatuh Cinta Dadakan : (32) Obrolan Malam
38 Jatuh Cinta Dadakan : (33) Dapat Kejutan
39 Spesial Part : Pov Aro
40 Jatuh Cinta Dadakan : (34) Shock
41 Spesial Par: Pov Vinzi
42 Spesial Part : Pov Riki
43 Jatuh Cinta Dadakan : (34) Harus LDR Lagi?
44 Jatuh Cinta Dadakan : (35) Bang Riki & Sisi Lemahnya
45 Jatuh Cinta Dadakan : (36) Sayang Ayah
46 Jatuh Cinta Dadakan : (37) Nasehat Dari Abang
47 Jatuh Cinta Dadakan : (38) Cemburu Itu Tanda Cinta?
48 Jatuh Cinta Dadakan : (39) Anggap Saja Sedang Apes
49 Spesial Part
50 Jatuh Cinta Dadakan : (40) Kencan Spesial? With Cendol Dawet? Aku, mah, Ikhlas!
51 Jatuh Cinta Dadakan : (41) Bahas Nikah
52 Jatuh Cinta Dadakan : (42) Bertemu Calon Mertua
53 Jatuh Cinta Dadakan : (43) Gue... Terkejut
54 Jatuh Cinta Dadakan : (44) Demi Calon Keponakan
55 Spesial Part : Pov Aro
56 Jatuh Cinta Dadakan : (45) Karena Aku Cinta Kamu Apa Adanya
57 Jatuh Cinta Dadakan : (46) Bujuk Aro Yang Ngambek
58 Jatuh Cinta Dadakan : (47) Dijengukin Calon Mertua
59 Jatuh Cinta Dadakan : (48) Mendadak Galau
60 Jatuh Cinta Dadakan : (49) Galau, Galau, Galau
61 Spesial Part : Pov Aro
62 Jatuh Cinta Dadakan : (50) Baikan
63 Jatuh Cinta Dadakan : (51) Salah Sangka
64 Jatuh Cinta Dadakan : (52) Anggap Saja Kencan
65 Jatuh Cinta Dadakan : (53) Pertanda Apakah Ini?
66 Spesial Part : Pov Aro
67 Jatuh Cinta Dadakan : (54) Kecewa
68 Jatuh Cinta Dadakan :(55) Baikan
69 Jatuh Cinta Dadakan : (56) Nikah?
70 Jatuh Cinta Dadakan : (57) Haruskah Gue Segera Menikah?
71 Jatuh Cinta Dadakan : (58) Quality Time With Abang
72 Spesial Part : Pov Aro
73 Spesial Part : Pov Aro (again)
74 Jatuh Cinta Dadakan : (59) Ditunda Bukan Batal
75 Jatuh Cinta Dadakan : (60) Masakin Aro
76 Jatuh Cinta Dadakan : (61) Aro Kena Zonk
77 Spesial Part : Pov Author
78 Jatuh Cinta Dadakan : (62) Diintrogasi Bang Riki
79 Jatuh Cinta Dadakan : (63) Lamaran
80 Spesial Part : Pov Aro
81 Jatuh Cinta Dadakan : (64) Persiapan Menuju Hari H
82 Jatuh Cinta Dadakan : (65) After Halal
83 Obat Kangenkuh (yg gk suka Korea²an, jgn dibuka!)
84 Pemberitahuan
85 (not) Perfect Couple : {1} Kangen Bang Riki
86 (not) Perfect Couple : {2} Aro Ngambek?
87 (not) Perfect Couple : {3} Malah Dikerjain
88 Spesial Part : Pov Aro
89 (not) Perfect Couple : {4} Udah Resmi Jadi Om-Tante Dong
90 (not) Perfect Couple : {5} Jadi, Kapan Nyusul?
91 (not) Perfect Couple : {6} Gagal Kangen-Kangenan Sama Baby El
92 (not) Perfect Couple : {7} Kalah Tantangan
93 (not) Perfect Couple : {8} Tetangga Baru
94 Spesial Part : Pov Author
95 (not) Perfect Couple : {9} Astaga, Cemburu???
96 Spesial Part(again) : Pov Author
97 (not) Perfect Couple : {10} Aro dan Sikap Berlebihannya
98 (not) Perfect Couple : {11} Hah? Dua Garis?
99 (not) Perfect Couple : {12} Galau?
100 Spesial Part : Pov Aro
101 Spesial Part : Pov Aro(again)
102 (not) Perfect Couple : {13} Morning Sick
103 (not) Perfect Couple : {14} Cek Kandungan
104 (not) Perfect Couple : {15}
105 (not) Perfect Couple : {16} Nengokin Keponakan Tersayang
106 Spesial Part : Pov Aro
107 (not) Perfect Couple : {17} Pulang Ke Solo
108 (not) Perfect Couple : {18} Get Well Soon, Ayah
109 Spesial Part : Pov Aro
110 (not) Perfect Couple : {19} Jagain Baby El
111 Spesial Part : Pov Author
112 (not) Perfect Couple : {20} Kehilangan Sosok Ayah
113 Pov Aro
114 (not) Perfect Couple : {21} Keputusan Berat
115 (not) Perfect Couple : {22} Memulai Hidup Baru
116 (not) Perfect Couple : {23} Pamitan
117 (not) Perfect Couple : {24} The Last Part
118 promo cerita baru
119 Cerita baru terosss
120 numpang promo
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Jatuh Cinta Dadakan : (1) Belajar Hidup Susah
2
Jatuh Cinta Dadakan : (2) Gara-gara CD
3
Jatuh Cinta Dadakan : (3) Hah, Cowok Ganteng Itu Temennya Bang Riki?!
4
Spesial Part : Pov Aro
5
Jatuh Cinta Dadakan : (4) Kesialan Bertubi-tubi
6
Jatuh Cinta Dadakan : (5) Berasa Beneran Sakit
7
Jatuh Cinta Dadakan : (6) Si Merah Sialan
8
Jatuh Cinta Dadakan : (7) Punya Suami Dadakan, Hamil, dan Langsung Keguguran
9
Jatuh Cinta Dadakan : (8) Shopping With Babang Gantz
10
Jatuh Cinta Dadakan : (9) Kondangan Ke Nikahan Mantan
11
Jatuh Cinta Dadakan : (10) Balas Budi Ceritanya
12
Jatuh Cinta Dadakan : (11) Hah, Head Chef?!
13
Jatuh Cinta Dadakan : (12) Jadi, Kamu Pacar Aro?
14
Spesial Part : Pov Aro
15
Jatuh Cinta Dadakan : (13) Tak Sesuai Tujuan Awal
16
Jatuh Cinta Dadakan : (14) Emosi Tingkat Wahid
17
Jatuh Cinta Dadakan : (15) Galau
18
Jatuh Cinta Dadakan : (16) Bernasib Sial Karena Sebuah pengakuan
19
Jatuh Cinta Dadakan : (17) Hanya Halusinasi
20
Jatuh Cinta Dadakan : (18) Terbukti Nyata, No Halu
21
Jatuh Cinta Dadakan : (19) Sepertinya Tidak Mungkin
22
Jatuh Cinta Dadakan : (20) Jadi, Gue Harus Bagaimana?
23
Jatuh Cinta Dadakan :(21) Move On Itu Tidak Mudah
24
Spesial Part : Pov Aro
25
Jatuh Cinta Dadakan : (22) Gue Ini Cewek Setia
26
Jatuh Cinta Dadakan : (23) Penuh Kejutan
27
Spesial Part : Pov Aro
28
Jatuh Cinta Dadakan : (24) Oke, Ini Cuma Salah Paham
29
Spesial Part : Pov Riki
30
Jatuh Cinta Dadakan : (25) Jadi, Kita Ini Apa?
31
Jatuh Cinta Dadakan : (26) Bang Riki Yang Rese
32
Jatuh Cinta Dadakan : (27) Kencan Yang Gagal
33
Jatuh Cinta Dadakan : (28) Harus Pisah?
34
Jatuh Cinta Dadakan : (29) LDR Itu Berat
35
Jatuh Cinta Dadakan : (30) Rindu Itu Wajar
36
Jatuh Cinta Dadakan : (31) Bang Riki Lagi Galau
37
Jatuh Cinta Dadakan : (32) Obrolan Malam
38
Jatuh Cinta Dadakan : (33) Dapat Kejutan
39
Spesial Part : Pov Aro
40
Jatuh Cinta Dadakan : (34) Shock
41
Spesial Par: Pov Vinzi
42
Spesial Part : Pov Riki
43
Jatuh Cinta Dadakan : (34) Harus LDR Lagi?
44
Jatuh Cinta Dadakan : (35) Bang Riki & Sisi Lemahnya
45
Jatuh Cinta Dadakan : (36) Sayang Ayah
46
Jatuh Cinta Dadakan : (37) Nasehat Dari Abang
47
Jatuh Cinta Dadakan : (38) Cemburu Itu Tanda Cinta?
48
Jatuh Cinta Dadakan : (39) Anggap Saja Sedang Apes
49
Spesial Part
50
Jatuh Cinta Dadakan : (40) Kencan Spesial? With Cendol Dawet? Aku, mah, Ikhlas!
51
Jatuh Cinta Dadakan : (41) Bahas Nikah
52
Jatuh Cinta Dadakan : (42) Bertemu Calon Mertua
53
Jatuh Cinta Dadakan : (43) Gue... Terkejut
54
Jatuh Cinta Dadakan : (44) Demi Calon Keponakan
55
Spesial Part : Pov Aro
56
Jatuh Cinta Dadakan : (45) Karena Aku Cinta Kamu Apa Adanya
57
Jatuh Cinta Dadakan : (46) Bujuk Aro Yang Ngambek
58
Jatuh Cinta Dadakan : (47) Dijengukin Calon Mertua
59
Jatuh Cinta Dadakan : (48) Mendadak Galau
60
Jatuh Cinta Dadakan : (49) Galau, Galau, Galau
61
Spesial Part : Pov Aro
62
Jatuh Cinta Dadakan : (50) Baikan
63
Jatuh Cinta Dadakan : (51) Salah Sangka
64
Jatuh Cinta Dadakan : (52) Anggap Saja Kencan
65
Jatuh Cinta Dadakan : (53) Pertanda Apakah Ini?
66
Spesial Part : Pov Aro
67
Jatuh Cinta Dadakan : (54) Kecewa
68
Jatuh Cinta Dadakan :(55) Baikan
69
Jatuh Cinta Dadakan : (56) Nikah?
70
Jatuh Cinta Dadakan : (57) Haruskah Gue Segera Menikah?
71
Jatuh Cinta Dadakan : (58) Quality Time With Abang
72
Spesial Part : Pov Aro
73
Spesial Part : Pov Aro (again)
74
Jatuh Cinta Dadakan : (59) Ditunda Bukan Batal
75
Jatuh Cinta Dadakan : (60) Masakin Aro
76
Jatuh Cinta Dadakan : (61) Aro Kena Zonk
77
Spesial Part : Pov Author
78
Jatuh Cinta Dadakan : (62) Diintrogasi Bang Riki
79
Jatuh Cinta Dadakan : (63) Lamaran
80
Spesial Part : Pov Aro
81
Jatuh Cinta Dadakan : (64) Persiapan Menuju Hari H
82
Jatuh Cinta Dadakan : (65) After Halal
83
Obat Kangenkuh (yg gk suka Korea²an, jgn dibuka!)
84
Pemberitahuan
85
(not) Perfect Couple : {1} Kangen Bang Riki
86
(not) Perfect Couple : {2} Aro Ngambek?
87
(not) Perfect Couple : {3} Malah Dikerjain
88
Spesial Part : Pov Aro
89
(not) Perfect Couple : {4} Udah Resmi Jadi Om-Tante Dong
90
(not) Perfect Couple : {5} Jadi, Kapan Nyusul?
91
(not) Perfect Couple : {6} Gagal Kangen-Kangenan Sama Baby El
92
(not) Perfect Couple : {7} Kalah Tantangan
93
(not) Perfect Couple : {8} Tetangga Baru
94
Spesial Part : Pov Author
95
(not) Perfect Couple : {9} Astaga, Cemburu???
96
Spesial Part(again) : Pov Author
97
(not) Perfect Couple : {10} Aro dan Sikap Berlebihannya
98
(not) Perfect Couple : {11} Hah? Dua Garis?
99
(not) Perfect Couple : {12} Galau?
100
Spesial Part : Pov Aro
101
Spesial Part : Pov Aro(again)
102
(not) Perfect Couple : {13} Morning Sick
103
(not) Perfect Couple : {14} Cek Kandungan
104
(not) Perfect Couple : {15}
105
(not) Perfect Couple : {16} Nengokin Keponakan Tersayang
106
Spesial Part : Pov Aro
107
(not) Perfect Couple : {17} Pulang Ke Solo
108
(not) Perfect Couple : {18} Get Well Soon, Ayah
109
Spesial Part : Pov Aro
110
(not) Perfect Couple : {19} Jagain Baby El
111
Spesial Part : Pov Author
112
(not) Perfect Couple : {20} Kehilangan Sosok Ayah
113
Pov Aro
114
(not) Perfect Couple : {21} Keputusan Berat
115
(not) Perfect Couple : {22} Memulai Hidup Baru
116
(not) Perfect Couple : {23} Pamitan
117
(not) Perfect Couple : {24} The Last Part
118
promo cerita baru
119
Cerita baru terosss
120
numpang promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!