Gue membuka kedua kelopak mata, menggeliat, merenggangkan otot, kemudian meraih ponsel yang ada di meja rias, mengecek jam berapa sekarang. Kedua mata gue membelalak dengan sempurna begitu mendapati sekarang jam berapa.
10.58 WIB
Gila! Udah mau dhuzur?
Perasaan tadi gue masih baca novel lalu, habis itu gue maraton drama korea. Gue semalaman memang begadang untuk menyelesain drama korea bertema medical yang dimainkan Kang Min Hyuk CN Blue, Ha Ji Won dan juga aktor pendatang baru dari Blassom Entertaiment Lee Seo Won yang berjudul Hospital ship, dan mungkin sepertinya gue tidak sadar kalau gue ketiduran.
Gue kembali meletakkan ponselku di tempat semula, menyibakkan selimut bergambar bunga mawar lalu beranjak turun dari ranjang. Baru kemudian beranjak keluar kamar untuk mencari makanan penganjal perut gue yang mulai keroncongan.
Sambil mengacak rambut gue secara asal. Gue menuruni anak tangga, melirik ke arah sofa. Ada Bang Riki dengan temannya, entah siapa namanya, kalau diliat dari punggungnya sih terlihat sedikit familiar, tapi gue juga tidak tahu siapa dia. Karena yang menjadi tujuan gue sekarang adalah pergi ke dapur untuk mencari makan.
Gue segera beranjak pergi dari dapur setelah mengambil beberapa snack beserta dua botol air mineral dingin dan kembali ke kamar. Namun, tiba-tiba gue harus menghentikan langkah kaki gue sejenak, saat melihat teman Bang Riki dengan tampang datarnya tengah meneķan-nekan stik PS. Sementara Bang Riki sudah dengan gaya hebohnya, sambil teriak-teriak tidak jelas pula.
Ini aneh, biasanya teman Bang Riki itu tidak beda jauh sama dia kalau sedang main PS. Tapi ini kok beda banget, anteng, kalem bikin adem mirip sama pria yang rebutan.....
"******!" Gue memekik saat tersadar kalau temen Bang Riki itu adalah pria ganteng yang rebutan cd dengan gue kemarin.
Kedua pria itu langsung menoleh setelah mendengar teriakan gue. Mereka menoleh secara bersamaan, dengan gerakan cepat kilat, yang membuat gue ingin tertawa terbahak-bahak sebenarnya, namun harus gue tahan-tahan demi menjaga image.
Bang Riki langsung memberikan tatapan mautnya. "Ronaldowati! Mulut lo itu nggak bisa banget ya, dikondisiin. Jaga image kek, ini ada temen gue," semburnya, sebelum akhirnya kembali memfokuskan pandangannya ke layar tv. Tanpa melirikku atau menoleh ke arahku sekilas, berbeda dengan temennya itu, yang entah hanya perasaan gue saja, atau emang temen Bang Riki mencuri-curi pandang ke arah gue.
Eh, apa gue yang kepedean kali, ya?
"Nggak sengaja, Abang. Keceplosan," kataku dengan suara agak kalem, sementara Bang Riki hanya mendengkus samar.
"Lo, mah, kalau dikasih tau bisa banget jawab. Makanya kalo punya mulut itu dikontrol, kalo mau ngomong, nggak asal nyablak biar cowok nggak pada kabur," ceramahnya kemudian.
Astagfirullah! Ingin sekali rasanya gue sekedar memukul mulutnya menggunakan cemilan yang gue bawa, atau paling tidak ya, gue siram dia menggunakan air mineral dingin yang sedang gue pegang. Untung saja gue baik, jadi gue membiarin Bang Riki menyerocos sesuka hatinya, sementara gue memilih naik ke lantai atas menikmati waktu liburku.
"Lo sama aja kali, Rik. Mulut lo kalo ngomong kan nggak pake filter, jadi kali aja adek lo ngikutin lo."
Samar-sama gue mendengar suara temen Bang Riki, membuat gue akhirnya tergiur untuk melirik ke arah mereka. Gue melihat temen Bang Riki menyengol lengan Bang Riki sambil membalikkan kalimat yang diucapin Bang Riki, membuat gue ingin tertawa puas karena dibelain pria ganteng itu tanpa sadar. Sambil mengangkat bahu acuh tak acuh, gue lebih memilih melanjutkan langkah kaki gue menuju kamar.
Setelah adzan dhuhur gue memutuskan untuk turun. Penasaran dengan pria yang sepertinya akrab dengan Bang Riki. Heran. Kok Bang Riki yang punya mulut modelan emak-emak tukang gosip begitu, bisa kenal sama pria datar dan juga minim ekspresi macem pria yang rebutan CD dengan gue kemarin, ya. Sepertinya gue harus segera mengintrogasi Bang Riki.
"Bang Riki!" panggil gue sambil menuruni anak tangga. Baju gue kini sudah berganti dengan kaos putih oblong yang kupadukan dengan celana jean super pendek, yang tidak kelihatan karena tertutup kaos gue yang terkesan kebesaran.
Gue melongo saat sampai di lantai bawah. Bukannya menemukan Bang Riki, gue justru menemukan temennya Bang Riki yang sedang asik makan chitato sambil mengutak-atik ponselnya.
Ehem
Gue pura-pura berdehem, dan berhasil membuat temennya Bang Riki itu langsung menoleh ke arah gue, dengan ekspresi melotot. Sepertinya dia agak terkejut dengan penampilan gue. Atau mungkin dia sedang berpikir gue tidak mengenakan celana. Ya ampun, ekspresinya terlihat mesum. Gue jadi agak takut deket-deket dia.
Gue kembali berdehem, mencoba mengusir rasa gelisah yang melanda tiba-tiba. "Bang Riki kemana?" tanya gue mencoba biasa aja. Padahal aslinya ketar-ketir gue.
Takut kalau sewaktu-waktu gue diterkam. Haha, kok gue lebay, ya?
"Keluar," jawabnya singkat.
"Ke mana?"
Cowok itu cuma menjawab dengan mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh.
Sepertinya gue mulai menyesal, karena selalu menyukai pria dengan gaya cool-nya. Karena serius, bicara dengan tipekal kulkas dua pintu semacam ini, ternyata benar-benar bikin sakit hati, sindiran dari mantan tidak ada apa-apanya.
"Terus kenapa lo masih di sini?" tanyaku mulai kehilangan kesabaran.
Temen Bang Riki yang sampai detik ini belum kuketahui namanya itu mendelik. Seperti tak terima dengan nada bicara gue, mungkin.
"Kalau bicara sama orang yang lebih tua itu yang sopan ya, Dek. Apalagi baru kenal."
Gue cuma mangguk-mangguk tidak peduli. "Maaf ya, Mas." Sambil memasang tampang tak rela.
"Mas?" ulang temen Bang Riki sambil menaikkan sebelah alisnya. "Memangnya kapan saya nikah sama Mbak kamu?" gerutunya kesal.
Bodo. Gue juga kesel ini. Ini manusia dari planet mana sih, nyebelin banget, deh. Spesies langka yang perlu dimusnahkan di bumi ini?
"Aro," katanya yang kini malah memperkenalkan diri.
"Alvaro?"
Gue juga tidak tahu kenapa malah menebak nama panjangnya. Membuat temen Bang Riki yang bernama Aro itu menggeleng.
"Aaron Aldric," ucapnya yang malah memperkenalkan nama lengkapnya.
Hah? Dia ini lagi modus apa gimana, aneh banget. Eh, tapi kok ini orang tidak menyinggung masalah cd kemarin ya, apa dia sudah lupa. Ah, bodo amat lah, gue tidak perduli.
Gue mengangguk. "Anggita Rahmawati," balasku, berencana mengajaknya bersalaman namun si Aro-aro ini malah sibuk sendiri dengan benda pipih berlambang apel digigit itu.
Sialan. Kalah pamor gue sama benda mati.
"Nggak nanya," ketus tiba-tiba tanpa melirik gue.
Seketika gue zonk.
Sumpah sakit hati banget gue.
Awas aja lo! Gue bikin lo nyesel karena sudah ngacuhin seorang Anggita Rahmawati.
Tunggu aja!
****
Gue langsung menghampiri Bang Riki yang baru saja pulang, lalu menarik paksa tubuh Abang satu-satunya yang gue miliki menuju dapur.
"Itu temen lo, Bang?" introgasi gue sambil berbisik. Sedikit melirik ke ruang tamu lalu menatap Bang Riki sekali lagi.
Bang Riki mengangguk. "Kenapa, naksir?" tanyanya yang malah meledek.
Gue melotot tak terima. "Najis. Amit-amit naksir cowok kaya gitu?" Sambil memasang wajah seakan ingin muntah.
"Yakin? Nggak nyesel lo, anu-nya gede juga lho," kelakarnya sambil memasang wajah super mesumnya, tak lupa disertai tawa kencangnya. Membuat gue mendengkus sebal, bersiap meninju selangkangannya namun naas, karena Bang Riki menghindar dengan cepat.
Ebuset, peka juga Abang gue ini. Tahu kalau mau gue hajar.
"Mulut lo emang nggak punya filter ya, Bang. Sedih tau nggak gue sebagai adek, apalagi kalo sampai Ibu sama Ayah di Solo tau kelakuan lo gini."
Karena kesal, gue memilih untuk bergegas naik ke lantai atas tanpa melirik temen Bang Riki yang gue rasa sedang menatapku heran. Tak memperdulikan teriakan tak jelas Bang Riki.
Sial banget gue, punya Abang kok gitu amat. Mood gue untuk bersantai hari ini hancur sudah hanya karena pria nyebelin bin sok kegantengan itu.
Eh, emang beneran ganteng ya?
Au ah, nggak penting.
Ya Tuhan, semoga gue tidak harus bertemu lagi dengan makhluk astral bin nyebelin itu. Aminnn!
Tbc,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
aku mampir gan otor
2021-12-01
1
Endah Partiti
ngakak Thor🤣🤣
2020-10-27
0
🍀Ode Tri🍀
padahal gua berharap Anggi ngebahas CD 😜😜😜😜
2020-09-07
1