Jatuh Cinta Dadakan : (8) Shopping With Babang Gantz

------

Semenjak adegan pingsan pura-pura gue kemarin, kerjaan gue seharian hanya bermain ponsel, menonton televisi, dan juga membaca novel. Semacam siasat juga sih, untuk melupakan adegan tambahan kemarin, saat Aro mengaku menjadi suami gue dan gue keguguran. Astaga, kalau ingat kejadian itu, rasa-rasanya gue ingin mengakhiri hidup gue saja, karena malu. Gila.Mana pipi gue suka panas tiba-tiba lagi, kalau mengingat kejadian itu.

Gue menggelengkan kepala, demi bisa mengusir pikiran gila gue barusan. Astaga, kenapa gue malah bayangin wajah Aro coba?

"Kenapa lo, pusing? Obatnya udah diminum belum? Kalau belum minum, minum dulu sana! Kalau lo sampai sakit lagi gue yang repot, mana kena omel Mas Hari pula. Untung gue bukan tipekal anak tukang ngadu, coba kalo gue tukang ngadu dan ngaduin ke nyokap di Solo pas lo sakit kemaren. Udah kena damprat gue sama bokap karena--"

"Bang," sela gue sambil meliriknya sebal.

Gue heran deh, kenapa mulut Bang Riki itu kalau bicara kayak kerata api. Panjang dan juga berisik.

Juguju nguk nguk 💨💨💨

Sebel gue kalau mendengarnya.

"Kenapa?" tanya Bang Riki.

"Mulut lo, kalo nerocos ngalah-ngalahin emak-emak tukang gosip tau." Gue berdecak sembari membalikkan halaman novel yang sedang gue baca.

Bang Riki langsung mencibir, "Cerita halu lo baca, nggak bikin lo dapat pahala. Mending baca Al Qur'an sana, jelas. Dapat pahala pula," gerutunya kemudian.

Gue memilih mengabaikan ceramah dadakannya. Karena cerita yang sedang gue baca, jauh lebih menarik ketimbang mendengerkan ceramah suara berisik Bang Riki, yang kebetulan belum dilaksanakan olehnya sendiri.

"Wat, ke butik yuk," ajak Bang Riki tiba-tiba.

Gue langsung menoleh ke arah Bang Riki heran. "Mau beliin siapa?" tanya gue curiga.

"Vinzi. Sama lo sekalian juga boleh."

Aku langsung melotot begitu mendengar nama Vinzi disebut. Bentar, bentar, ini Abang gue bukan mau ngasih hadiah Vinzi karena abis muasin dia di ranjang kan.

"Abis nidurin dia lo?" tuduh gue dengan kedua mata menyipit tak suka.

Bang Riki ini hobinya emang beliin barang-barang seperti baju, sepatu maupun tas branded untuk perempuan yang habis dia ditidurin. Jadi wajar dong, kalau gue langsung curiga dan mikir ke arah sana.

"Rencananya," kekehnya sok malu-malu karena ketahuan.

"Enggak. Gue nggak terima kalo sahabat gue lo tidurin, enak aja lo." Gue menggeleng tegas. Tidak peduli dengan niatnya yang serius atau cuma untuk bercanda.

"Bercanda elah. Serius banget respon lo." Gue hanya mampu mendengkus tak percaya saat mendengar pembelaannya. "Udah buruan ganti baju lo, ntar gue beliin apa aja yang lo minta," sambungnya membujuk.

Gue kembali mendengkus tak suka. "Nyogok, lo?"

Bang Riki langsung mengangguk membenarkan.

"Buruan ganti baju sana! Lagian lo nggak mau cari baju buat kondangan di nikahannya Gani. Kampret! Itu Bapak pengusaha udah mau kawin aja. Asem bener dah, padahal kata Aro kemarin baru aja patah hati ditinggal nikah mantan gebetannya, lah, sekarang udah mau nyusul aja."

"Lah, bukannya lo udah kawin mulu ya, Bang? Hampir tiap hari perasaan," balas gue sengaja menyindirnya.

"Sialan. Punya mulut asal mangap kok ya, bener," umpat Bang Riki diiringi ketawa nistanya, "udah, buruan sana ganti baju. Ntar gue kasih bonus cilok," sambungnya kemudian.

Gue berdecak kesal karena bonus yang gue dapet cuma cilok. Namun, tetap saja gue menuruti perintahnya. Dengan sedikit malas, gue pun bangkit, beranjak dari sofa menuju kamar gue yang ada di lantai atas, untuk berganti pakaian.

"Eh, anjiirr! Enggak pake celana lo?" teriak Bang Riki tiba-tiba, saat gue hendak menaiki anak tangga.

Gue menoleh dengan ekspresi datar, kemudian mengangkat jaket yang terkesan agak kebesaran, jadi menutupi celana pendek jeans gue yang super pendek. Bang Riki menggeleng sembari mengibaskan tangan kanannya, mengintruksi gue agar segera bersiap.

Setelah selesai berganti pakaian, gue pun langsung turun. "Yuk, gue udah siap," ajak gue begitu selesai mengganti pakaian gue.

Bang Riki berdecak tiba-tiba saat gue sudah ada di hadapannya. Gue mengerutkan dahi bingung. Ada yang salahkah dengan pakaian gue? Atau penampilan gue terlalu cantik, sehingga membuat Bang Riki mungkin sudah harus mempersiapkan diri untuk gue tinggal menyusul Mas Gani (read;menikah). Oke, sepertinya tebakan asal gue terlalu ngasal dan halu.

"Lo nggak punya celana panjang apa gimana sih, Wat?" tanya Bang Riki dengan ekspresi jengkelnya, "mentang-mentang punya paha mulus," gerutunya kemudian.

Astaga. Gue kira apa, dan ternyata cuma gara-gara itu?

"Terima kasih, Abang, atas pujiannya."

"Wong edan! Dienyek kok ora rumangsa." (read:orang gila, diejek kok enggak berasa)

"Lha kapan lehmu ngenyek to Mas? Rumangsaku pupuku kan nyat puteh tenan. Yo berarti kuwi pujian toh?" (read:lha kapan sih kamu ngejeknya Mas? Perasaan pahaku kan emang putih. Ya berarti itu pujian dong.)

"Sak karepmu dewe lah," ketus Bang Riki kesal. (read:terserah diri mu lah)

****

"Gue mau yang ini Bang," tunjuk gue pada gaun merah muda menjuntai dengan indah di patung manekin, begitu kami masuk ke dalam butik.

"Cantik," guman gue, sambil memandangi gaun yang membuat gue langsung jatuh cinta pada gaun panjang tanpa lengan ini.

Bang Riki menghela napas sambil memasukkan sebelah tangannya ke dalam saku jeans. "Enggak. Yang ini pasti kemahalan, nggak cocok buat lo. Lagian terlalu rame itu mah, ntar dikiranya lo belum bisa move on," komentarnya pedas.

Gue langsung melotot tak terima ke arahnya. Itu apaan maksudnya. Hubungan gue sama Mas Gani berakhir memang karena gue yang menginginkannya.

Ya kali gue yang mutusin, tapi gue juga yang nggak bisa move on. Ada-ada aja Bang Riki ini.

"Sembarangan! Lo lupa, Bang, siapa si pihak yang mutusin?"

Bang Riki langsung menjawab dengan gelengan kepala tegas sebelum menjawab, "Elo kan?"

"Nah, itu lo inget. Gue yang mutusin ya, nggak mungkin lah gue juga yang gagal move on. Lo kalau mau nyusun kata-kata, otak lo yang katanya jenius itu dipake juga dong, Bang. Biar bermanfaat," dengkus gue kesal.

Bang Riki memandangku malas. "Emang model gaun beginian mau dipake ke mana selain kondangan ke nikahan Gani? Mall? Nonton ke bioskop? Alfamart? Atau mau lo pakai sekali aja abis itu lo simpen dan nggak lo pake lagi? Berasa anak Sultan aja lo," sindirnya kemudian.

Sialan. Gue tersinggung.

"Nggak akan kepake kan, udah pilih yang lain. Minimal putih kan bisa buat acara resepsi lo entar," ejek Bang Riki diiringi tawa nistanya seperti biasa.

Gue cemberut memasang wajah sedih karena tak bisa memiliki gaun tadi. Kemudian mengedarkan pandangan gue mengelilingi gaun-gaun cantik lainnya. Seketika gue merasa norak, bingung mau pilih yang mana.

"Bingung, Bang," keluh gue memandang Bang Riki yang baru saja memilih jas texudonya, mungkin.

"Ck. Ribet banget deh lo. Pilih satu yang kira-kira paling cantik versi lo."

Kedua mata gue langsung berbinar mengingat gaun yang gue lihat pertama kali saat masuk butik ini. "Gaun yang tadi, Bang. Itu yang paling cantik kalau versi gue."

Bang Riki langsung melotot tajam ke arah gue. "Lo mau morotin gue? Lo belum liat harganya?"

Gue menggeleng karena memang belum melihat harga gaunnya. Itu kebiasaan gue kalau lagi belanja bareng Bang Riki emang sangat-sangat jarang melihat harganya.

"Bisa lo buat nonton konser bias lo!"

"Serius?"

"Kalau nggak percaya lo tengok aja sendiri," ketus Bang Riki terlihat kesal sebelum meninggalkan gue begitu saja.

Gue menggeleng dengan tegas menolak sarannya. Kemudian beralih ke pada Mbak-Mbak yang sedari tadi membuntuti gue.

"Kira-kira saya cocok yang mana Mbak?"

Mbak-Mbak penjaga itu kelihatan agak ragu-ragu sebelum menjawab. "E...ummm semuanya saya kira coc--"

Gue langsung berdecak. "Modus lo, biar gue beli semua terus lo dapet bonus. Ora sudi aku Mbak," (read:nggak rela aku Mbak)

"En...enggak Mbak, maksud saya Mbak-nya cantik mau pake baju kaya apa tetep cantik, jadi--"

"Stop! Gue nggak butuh pujian, lagian gue nggak punya duit buat ngasih tips. Saya ini sebenernya orang miskin, yang punya duit banyak mah Abang sama Bapak-Ibu saya. Saya mah rakyat jelata, karena nggak lulus kuliah," cerocosku malah cuhat colongan.

Si Mbak-Mbak nya tampak menaikkan sebelah alisnya bingung-mungkin-denger curhatan dadakan dariku.

"Gimana udah dapet?" tanya Bang Riki yang sepertinya sudah selesai mencarikan gaun untuk Vinzi.

Sial!

Kok gue nyari dari tadi nggak dapet-dapet, ya?

Gue menggeleng lemah sebagai jawaban, karena sedari tadi belum bisa menemukan gaun untuk dibeli. "Abang aja lah yang nyariin," kata gue pasrah pada akhirnya.

Bang Riki memandang gue tak percaya. "Yakin lo suka sama pilihan gue ntar?"

Gue mengangguk pasrah. "Gue mah udah terlahir cantik dari bayi, jadi nggak masalah mau dipilihin gaun kaya apapun," ucapku dengan pedenya.

"Narsis gila!"

****

Tbc,

Terpopuler

Comments

Tri 💖 Asih

Tri 💖 Asih

bagus,,,lucu jg..
semangat terus thorr

2019-09-01

5

Defiarti

Defiarti

lnjut thor ni bgus cerita na

2019-09-02

3

Noprie Rygie

Noprie Rygie

lain dari pada yang lain,walau ada yang gak suka bahasanya,,cuma menurutku bagus kok,sebelom ada apk ini dulu novel jenaka kayak gini juga banyak kok jadi novel tuh bukan semata2 yang kata2nya formal doang,,jadi semangat ya thor,,💪💪

2020-12-07

2

lihat semua
Episodes
1 Jatuh Cinta Dadakan : (1) Belajar Hidup Susah
2 Jatuh Cinta Dadakan : (2) Gara-gara CD
3 Jatuh Cinta Dadakan : (3) Hah, Cowok Ganteng Itu Temennya Bang Riki?!
4 Spesial Part : Pov Aro
5 Jatuh Cinta Dadakan : (4) Kesialan Bertubi-tubi
6 Jatuh Cinta Dadakan : (5) Berasa Beneran Sakit
7 Jatuh Cinta Dadakan : (6) Si Merah Sialan
8 Jatuh Cinta Dadakan : (7) Punya Suami Dadakan, Hamil, dan Langsung Keguguran
9 Jatuh Cinta Dadakan : (8) Shopping With Babang Gantz
10 Jatuh Cinta Dadakan : (9) Kondangan Ke Nikahan Mantan
11 Jatuh Cinta Dadakan : (10) Balas Budi Ceritanya
12 Jatuh Cinta Dadakan : (11) Hah, Head Chef?!
13 Jatuh Cinta Dadakan : (12) Jadi, Kamu Pacar Aro?
14 Spesial Part : Pov Aro
15 Jatuh Cinta Dadakan : (13) Tak Sesuai Tujuan Awal
16 Jatuh Cinta Dadakan : (14) Emosi Tingkat Wahid
17 Jatuh Cinta Dadakan : (15) Galau
18 Jatuh Cinta Dadakan : (16) Bernasib Sial Karena Sebuah pengakuan
19 Jatuh Cinta Dadakan : (17) Hanya Halusinasi
20 Jatuh Cinta Dadakan : (18) Terbukti Nyata, No Halu
21 Jatuh Cinta Dadakan : (19) Sepertinya Tidak Mungkin
22 Jatuh Cinta Dadakan : (20) Jadi, Gue Harus Bagaimana?
23 Jatuh Cinta Dadakan :(21) Move On Itu Tidak Mudah
24 Spesial Part : Pov Aro
25 Jatuh Cinta Dadakan : (22) Gue Ini Cewek Setia
26 Jatuh Cinta Dadakan : (23) Penuh Kejutan
27 Spesial Part : Pov Aro
28 Jatuh Cinta Dadakan : (24) Oke, Ini Cuma Salah Paham
29 Spesial Part : Pov Riki
30 Jatuh Cinta Dadakan : (25) Jadi, Kita Ini Apa?
31 Jatuh Cinta Dadakan : (26) Bang Riki Yang Rese
32 Jatuh Cinta Dadakan : (27) Kencan Yang Gagal
33 Jatuh Cinta Dadakan : (28) Harus Pisah?
34 Jatuh Cinta Dadakan : (29) LDR Itu Berat
35 Jatuh Cinta Dadakan : (30) Rindu Itu Wajar
36 Jatuh Cinta Dadakan : (31) Bang Riki Lagi Galau
37 Jatuh Cinta Dadakan : (32) Obrolan Malam
38 Jatuh Cinta Dadakan : (33) Dapat Kejutan
39 Spesial Part : Pov Aro
40 Jatuh Cinta Dadakan : (34) Shock
41 Spesial Par: Pov Vinzi
42 Spesial Part : Pov Riki
43 Jatuh Cinta Dadakan : (34) Harus LDR Lagi?
44 Jatuh Cinta Dadakan : (35) Bang Riki & Sisi Lemahnya
45 Jatuh Cinta Dadakan : (36) Sayang Ayah
46 Jatuh Cinta Dadakan : (37) Nasehat Dari Abang
47 Jatuh Cinta Dadakan : (38) Cemburu Itu Tanda Cinta?
48 Jatuh Cinta Dadakan : (39) Anggap Saja Sedang Apes
49 Spesial Part
50 Jatuh Cinta Dadakan : (40) Kencan Spesial? With Cendol Dawet? Aku, mah, Ikhlas!
51 Jatuh Cinta Dadakan : (41) Bahas Nikah
52 Jatuh Cinta Dadakan : (42) Bertemu Calon Mertua
53 Jatuh Cinta Dadakan : (43) Gue... Terkejut
54 Jatuh Cinta Dadakan : (44) Demi Calon Keponakan
55 Spesial Part : Pov Aro
56 Jatuh Cinta Dadakan : (45) Karena Aku Cinta Kamu Apa Adanya
57 Jatuh Cinta Dadakan : (46) Bujuk Aro Yang Ngambek
58 Jatuh Cinta Dadakan : (47) Dijengukin Calon Mertua
59 Jatuh Cinta Dadakan : (48) Mendadak Galau
60 Jatuh Cinta Dadakan : (49) Galau, Galau, Galau
61 Spesial Part : Pov Aro
62 Jatuh Cinta Dadakan : (50) Baikan
63 Jatuh Cinta Dadakan : (51) Salah Sangka
64 Jatuh Cinta Dadakan : (52) Anggap Saja Kencan
65 Jatuh Cinta Dadakan : (53) Pertanda Apakah Ini?
66 Spesial Part : Pov Aro
67 Jatuh Cinta Dadakan : (54) Kecewa
68 Jatuh Cinta Dadakan :(55) Baikan
69 Jatuh Cinta Dadakan : (56) Nikah?
70 Jatuh Cinta Dadakan : (57) Haruskah Gue Segera Menikah?
71 Jatuh Cinta Dadakan : (58) Quality Time With Abang
72 Spesial Part : Pov Aro
73 Spesial Part : Pov Aro (again)
74 Jatuh Cinta Dadakan : (59) Ditunda Bukan Batal
75 Jatuh Cinta Dadakan : (60) Masakin Aro
76 Jatuh Cinta Dadakan : (61) Aro Kena Zonk
77 Spesial Part : Pov Author
78 Jatuh Cinta Dadakan : (62) Diintrogasi Bang Riki
79 Jatuh Cinta Dadakan : (63) Lamaran
80 Spesial Part : Pov Aro
81 Jatuh Cinta Dadakan : (64) Persiapan Menuju Hari H
82 Jatuh Cinta Dadakan : (65) After Halal
83 Obat Kangenkuh (yg gk suka Korea²an, jgn dibuka!)
84 Pemberitahuan
85 (not) Perfect Couple : {1} Kangen Bang Riki
86 (not) Perfect Couple : {2} Aro Ngambek?
87 (not) Perfect Couple : {3} Malah Dikerjain
88 Spesial Part : Pov Aro
89 (not) Perfect Couple : {4} Udah Resmi Jadi Om-Tante Dong
90 (not) Perfect Couple : {5} Jadi, Kapan Nyusul?
91 (not) Perfect Couple : {6} Gagal Kangen-Kangenan Sama Baby El
92 (not) Perfect Couple : {7} Kalah Tantangan
93 (not) Perfect Couple : {8} Tetangga Baru
94 Spesial Part : Pov Author
95 (not) Perfect Couple : {9} Astaga, Cemburu???
96 Spesial Part(again) : Pov Author
97 (not) Perfect Couple : {10} Aro dan Sikap Berlebihannya
98 (not) Perfect Couple : {11} Hah? Dua Garis?
99 (not) Perfect Couple : {12} Galau?
100 Spesial Part : Pov Aro
101 Spesial Part : Pov Aro(again)
102 (not) Perfect Couple : {13} Morning Sick
103 (not) Perfect Couple : {14} Cek Kandungan
104 (not) Perfect Couple : {15}
105 (not) Perfect Couple : {16} Nengokin Keponakan Tersayang
106 Spesial Part : Pov Aro
107 (not) Perfect Couple : {17} Pulang Ke Solo
108 (not) Perfect Couple : {18} Get Well Soon, Ayah
109 Spesial Part : Pov Aro
110 (not) Perfect Couple : {19} Jagain Baby El
111 Spesial Part : Pov Author
112 (not) Perfect Couple : {20} Kehilangan Sosok Ayah
113 Pov Aro
114 (not) Perfect Couple : {21} Keputusan Berat
115 (not) Perfect Couple : {22} Memulai Hidup Baru
116 (not) Perfect Couple : {23} Pamitan
117 (not) Perfect Couple : {24} The Last Part
118 promo cerita baru
119 Cerita baru terosss
120 numpang promo
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Jatuh Cinta Dadakan : (1) Belajar Hidup Susah
2
Jatuh Cinta Dadakan : (2) Gara-gara CD
3
Jatuh Cinta Dadakan : (3) Hah, Cowok Ganteng Itu Temennya Bang Riki?!
4
Spesial Part : Pov Aro
5
Jatuh Cinta Dadakan : (4) Kesialan Bertubi-tubi
6
Jatuh Cinta Dadakan : (5) Berasa Beneran Sakit
7
Jatuh Cinta Dadakan : (6) Si Merah Sialan
8
Jatuh Cinta Dadakan : (7) Punya Suami Dadakan, Hamil, dan Langsung Keguguran
9
Jatuh Cinta Dadakan : (8) Shopping With Babang Gantz
10
Jatuh Cinta Dadakan : (9) Kondangan Ke Nikahan Mantan
11
Jatuh Cinta Dadakan : (10) Balas Budi Ceritanya
12
Jatuh Cinta Dadakan : (11) Hah, Head Chef?!
13
Jatuh Cinta Dadakan : (12) Jadi, Kamu Pacar Aro?
14
Spesial Part : Pov Aro
15
Jatuh Cinta Dadakan : (13) Tak Sesuai Tujuan Awal
16
Jatuh Cinta Dadakan : (14) Emosi Tingkat Wahid
17
Jatuh Cinta Dadakan : (15) Galau
18
Jatuh Cinta Dadakan : (16) Bernasib Sial Karena Sebuah pengakuan
19
Jatuh Cinta Dadakan : (17) Hanya Halusinasi
20
Jatuh Cinta Dadakan : (18) Terbukti Nyata, No Halu
21
Jatuh Cinta Dadakan : (19) Sepertinya Tidak Mungkin
22
Jatuh Cinta Dadakan : (20) Jadi, Gue Harus Bagaimana?
23
Jatuh Cinta Dadakan :(21) Move On Itu Tidak Mudah
24
Spesial Part : Pov Aro
25
Jatuh Cinta Dadakan : (22) Gue Ini Cewek Setia
26
Jatuh Cinta Dadakan : (23) Penuh Kejutan
27
Spesial Part : Pov Aro
28
Jatuh Cinta Dadakan : (24) Oke, Ini Cuma Salah Paham
29
Spesial Part : Pov Riki
30
Jatuh Cinta Dadakan : (25) Jadi, Kita Ini Apa?
31
Jatuh Cinta Dadakan : (26) Bang Riki Yang Rese
32
Jatuh Cinta Dadakan : (27) Kencan Yang Gagal
33
Jatuh Cinta Dadakan : (28) Harus Pisah?
34
Jatuh Cinta Dadakan : (29) LDR Itu Berat
35
Jatuh Cinta Dadakan : (30) Rindu Itu Wajar
36
Jatuh Cinta Dadakan : (31) Bang Riki Lagi Galau
37
Jatuh Cinta Dadakan : (32) Obrolan Malam
38
Jatuh Cinta Dadakan : (33) Dapat Kejutan
39
Spesial Part : Pov Aro
40
Jatuh Cinta Dadakan : (34) Shock
41
Spesial Par: Pov Vinzi
42
Spesial Part : Pov Riki
43
Jatuh Cinta Dadakan : (34) Harus LDR Lagi?
44
Jatuh Cinta Dadakan : (35) Bang Riki & Sisi Lemahnya
45
Jatuh Cinta Dadakan : (36) Sayang Ayah
46
Jatuh Cinta Dadakan : (37) Nasehat Dari Abang
47
Jatuh Cinta Dadakan : (38) Cemburu Itu Tanda Cinta?
48
Jatuh Cinta Dadakan : (39) Anggap Saja Sedang Apes
49
Spesial Part
50
Jatuh Cinta Dadakan : (40) Kencan Spesial? With Cendol Dawet? Aku, mah, Ikhlas!
51
Jatuh Cinta Dadakan : (41) Bahas Nikah
52
Jatuh Cinta Dadakan : (42) Bertemu Calon Mertua
53
Jatuh Cinta Dadakan : (43) Gue... Terkejut
54
Jatuh Cinta Dadakan : (44) Demi Calon Keponakan
55
Spesial Part : Pov Aro
56
Jatuh Cinta Dadakan : (45) Karena Aku Cinta Kamu Apa Adanya
57
Jatuh Cinta Dadakan : (46) Bujuk Aro Yang Ngambek
58
Jatuh Cinta Dadakan : (47) Dijengukin Calon Mertua
59
Jatuh Cinta Dadakan : (48) Mendadak Galau
60
Jatuh Cinta Dadakan : (49) Galau, Galau, Galau
61
Spesial Part : Pov Aro
62
Jatuh Cinta Dadakan : (50) Baikan
63
Jatuh Cinta Dadakan : (51) Salah Sangka
64
Jatuh Cinta Dadakan : (52) Anggap Saja Kencan
65
Jatuh Cinta Dadakan : (53) Pertanda Apakah Ini?
66
Spesial Part : Pov Aro
67
Jatuh Cinta Dadakan : (54) Kecewa
68
Jatuh Cinta Dadakan :(55) Baikan
69
Jatuh Cinta Dadakan : (56) Nikah?
70
Jatuh Cinta Dadakan : (57) Haruskah Gue Segera Menikah?
71
Jatuh Cinta Dadakan : (58) Quality Time With Abang
72
Spesial Part : Pov Aro
73
Spesial Part : Pov Aro (again)
74
Jatuh Cinta Dadakan : (59) Ditunda Bukan Batal
75
Jatuh Cinta Dadakan : (60) Masakin Aro
76
Jatuh Cinta Dadakan : (61) Aro Kena Zonk
77
Spesial Part : Pov Author
78
Jatuh Cinta Dadakan : (62) Diintrogasi Bang Riki
79
Jatuh Cinta Dadakan : (63) Lamaran
80
Spesial Part : Pov Aro
81
Jatuh Cinta Dadakan : (64) Persiapan Menuju Hari H
82
Jatuh Cinta Dadakan : (65) After Halal
83
Obat Kangenkuh (yg gk suka Korea²an, jgn dibuka!)
84
Pemberitahuan
85
(not) Perfect Couple : {1} Kangen Bang Riki
86
(not) Perfect Couple : {2} Aro Ngambek?
87
(not) Perfect Couple : {3} Malah Dikerjain
88
Spesial Part : Pov Aro
89
(not) Perfect Couple : {4} Udah Resmi Jadi Om-Tante Dong
90
(not) Perfect Couple : {5} Jadi, Kapan Nyusul?
91
(not) Perfect Couple : {6} Gagal Kangen-Kangenan Sama Baby El
92
(not) Perfect Couple : {7} Kalah Tantangan
93
(not) Perfect Couple : {8} Tetangga Baru
94
Spesial Part : Pov Author
95
(not) Perfect Couple : {9} Astaga, Cemburu???
96
Spesial Part(again) : Pov Author
97
(not) Perfect Couple : {10} Aro dan Sikap Berlebihannya
98
(not) Perfect Couple : {11} Hah? Dua Garis?
99
(not) Perfect Couple : {12} Galau?
100
Spesial Part : Pov Aro
101
Spesial Part : Pov Aro(again)
102
(not) Perfect Couple : {13} Morning Sick
103
(not) Perfect Couple : {14} Cek Kandungan
104
(not) Perfect Couple : {15}
105
(not) Perfect Couple : {16} Nengokin Keponakan Tersayang
106
Spesial Part : Pov Aro
107
(not) Perfect Couple : {17} Pulang Ke Solo
108
(not) Perfect Couple : {18} Get Well Soon, Ayah
109
Spesial Part : Pov Aro
110
(not) Perfect Couple : {19} Jagain Baby El
111
Spesial Part : Pov Author
112
(not) Perfect Couple : {20} Kehilangan Sosok Ayah
113
Pov Aro
114
(not) Perfect Couple : {21} Keputusan Berat
115
(not) Perfect Couple : {22} Memulai Hidup Baru
116
(not) Perfect Couple : {23} Pamitan
117
(not) Perfect Couple : {24} The Last Part
118
promo cerita baru
119
Cerita baru terosss
120
numpang promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!