Jatuh Cinta Dadakan : (7) Punya Suami Dadakan, Hamil, dan Langsung Keguguran

####

"Yakin mau pulang sekarang, nggak nunggu besok aja gitu?"

Entah sudah berapa kali Mas Hari mengulang pertanyaannya barusan. Gue bahkan sampai malas untuk sekedar menghitungnya.

"Ora ono pitakon liyo, Mas?"

(Nggak ada pertanyaan lain Mas?)

Gue bertanya dengan nada sebal.

Mas Hari mengangguk. "Terus siapa yang jemput?" tanyanya kemudian.

Gue melotot tajam ke arah Mas Hari. Apa tadi katanya? Siapa yang jemput? Bukankah kedatangannya kemari karena ingin mengantarkan gue pulang, ya?

"Loh, bukannya Mas Hari ke sini buat jemput dan anterin aku pulang?" tanya gue heran.

Mas Hari tak langsung menjawab. Kakak sepupu gue yang kebetulan berwajah ganteng ini malah tertawa, membuat kedua matanya agak menyipit. Sedikit mirip dengan Bang Riki kalau tertawa suka sipit mendadak.

"Mas nggak bisa, hari senin biasanya UGD agak hectic. Kasian anak co-as nanti kelimpungan."

Gue memutar kedua bola mataku malas. Kenapa pula dia kemari kalau tidak ada niatan untuk mengantar gue pulang. Bantu-bantu tidak, mengantar pulang juga tidak. Ck, benar-benar menyebalkan.

"Sejak kapan sih, dokter kepala UGD peduli sama dokter co-as?" Gue memang sengaja menyindirnya.

"Sejak Mas naksir Mbak iparmu," kelakarnya dengan tawa sumbang.

Gue mendesah setengah berdecak. "Terus ngapain Mas Hari di sini? Bantu-bantu enggak, anter pulang enggak juga. Yang ada cuma ngerusuh," dumel gue jengkel sembari memasukkan bajunya Bang Riki.

Gue bahkan mencampur pakaian kotor milik Bang Riki dengan pakain Bang Riki yang kebetulan masih bersih. Masa bodoh deh, diamuk-diamuk entar.

"Ya udah, Mas balik ke bawah, ya," pamitnya langsung pergi begitu saja.

Sementara gue hanya mampu mengomel setelah kepergian Mas Hari.

"Sudah selesai?"

Gue buru-buru membalikkan badan, begitu mendengar suara--yang kini mulai terdengar familiar--di telinga gue, dan mendapati Aro berdiri di bibir pintu sambil memasukkan kedua tangannya di saku celananya.

Gue menerjap bingung sekaligus kaget.

Kok dia ada di sini, gimana ceritanya?

"Sudah selesai beres-beresnya, Anggita?"

"Kok lo bisa di sini?" Gue memilih mengabaikan pertanyaannya.

Begitupun dengan Aro yang ikut memilih mengabaikan pertanyaan gue. Ia menghela napas sesaat, lalu berjalan ke arah gue. Lalu secara tiba-tiba dia mengambil alih tugas gue memasukkan barang-barang Bang Riki ke dalam tas.

"Ini saja kan?" tanya Aro.

Meski masih dengan raut wajah bingung, gue mengangguk.

"Ya sudah, ayo turun!" ajaknya kemudian.

Dengan ajaibnya, gue menuruti dengan amat sangat patuh. Begitu kami sampai di dalam lift, baru gue bertanya.l, "Kok lo bisa tau kal--"

"Riki tadi nelfon," jawab Aro, tanpa menunggu gue menyelesaikan pertanyaan gue.

Nggak sopan banget sih ini orang. Lagian Bang Riki pernah nyelamatin ini orang apa gimana sih. Sampai Aro begitu menurut banget sama dia. Dan, yang membuat gue bertambah heran adalah, apa Aro ini tidak punya pekerjaan atau bagaimana sih. Kok mau-maunya disuruh Bang Riki begini.

"Saya sedang liburan," celetuk Aro tiba-tiba.

Gue melongo secara spontan. "Hah?" lalu menoleh ke arah Aro dengan raut wajah kebingungan.

Aro mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh. "Saya pikir itu mampu menjawab pertanyaan yang ada kepala kamu," ujarnya santai, "Ayo, keluar!" ajaknya kemudian.

Gue kembali menerjap bingung.

"Pintu liftnya sudah terbuka, Anggita."

Gue hanya ber'oh'ria sembari mengangguk dan mengekor di belakangnya.

"Sudah urus administrasinya kan?" tanya Aro, kali ini ia menoleh ke arah gue.

Ini orang tumben aktif banget tanya-tanyanya, biasanya mau jawab pertanyaan aja kayaknya harus keluar duit banyak. Mahal.

Gue hanya mengangguk sebagai tanda jawaban. Itung-itung untuk balas dendam. Gue yang irit ngomong, biar dia yang banyak ngomong. Meski rasa-rasanya susah juga sih.

"Obat yang harus ditebus?"

Gue kembali mengangguk. "Mas Hari udah bawain ke atas kok tadi. Jadi kita bisa langsung pulang sekarang."

Mendengar jawaban gue, respon Aro hanya mengangguk. Membuat gue mendesah jengkel. Emang dasar kulkas dua pintu, ya, tetep kulkas dua pintu ya. Nggak mungkin berubah jadi lemari Napolly. Ya, nggak mungkin.

Kami pun berjalan beriringan dalam hening. Gue lalu menghentikan langkah kaki gue, saat kedua mata gue menangkap sesosok pria yang sangat tak ingin ketemui. Astaga, ngapain dia di sini?

"Kenapa?" tanya Aro kebingungan.

Gue menggeleng dan memilih bersembunyi di belakang lengannya. Secara spontan, gue mencengkeram ujung jaket Aro.

"Ada apa, Anggita?" tanya Aro sekali lagi dan sepertinya mulai risih.

Gue menggeleng sekali lagi, lalu berbisik, "Ssst!" Melarang Aro untuk tidak banyak bertanya, dan sibuk membenamkan wajah gue di belakang lengannya. Berusaha menghindari pria yang kini seperti berjalan ke arah kami.

Astaga!

Mau ngapain sih itu orang?

Mampusss! Kenapa doi kayak mau nyamperin gue sama Aro.

"Pacar kamu?" bisik Aro yang sepertinya mulai sadar dengan gelagat aneh gue.

Gue langsung menggeleng dengan tegas. "Udah mantan keleus."

"Gigi?!" seru Rakka, ia melambaian tangannya lalu mempercepat langkah kakinya menuju arah kami.

Gue meringis canggung. Sepertinya usaha gue untuk bersembunyi jelas gagal.

"Ngapain di sini?" tanya Rakka.

Rakka ini mantan pacar gue saat gue masih duduk di bangku SMA, dia satu tingkat di atas gue. Kami dulu putus tepat di hari kelulusannya, kalian tahu karena apa? Karena dia sudah lulus dan harus meneruskan pendidikan perguruan tingginya di UGM. Bukan, bukan gue yang mutusin, tapi gue yang diputusin. Kalian puas? Tapi setelah gue lulus SMA, dia ngajakin balikan, dan jelas saja gue tolak. Enak saja, dia pikir perasaan gue ini mainan. Meski gue akui tampilannya mengenakan jas putihnya ini, terlihat sangat cocok pada kulit putih bersihnya, yang membuatnya terlihat tampan. Tapi meski demikian, tetap saja, hati gue sudah tidak sudi jika ia bersikekeuh mengajak gue balikan.

"Sakit?" tanya Rakka berbasa-basi.

Gue berdehem. "Masuk angin biasa kok," kataku akhirnya.

"Masa masuk angin sampai masuk rumah sakit?"

Gue mendengkus samar. Saat ingin menjawab, Aro lebih dahulu menyahut, "Keguguran," kata Aro santai.

Gue menoleh tajam ke arah Aro.

"Jadi Mas-nya bisa enggak, nggak usah tanya-tanya istri saya. Istri saya saat ini sedang merasa kehilangan," imbuh Aro sambil merangkul bahu gue dengan sedikit posesif. Seakan memberitahu untuk tidak mendekati gue.

Gue masih speechless. Tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah. Rakka terlihat terkejut, namun hal itu tidak berlangsung lama, setelahnya ia mengusahakan untuk tersenyum, meski terlihat sekali kalau dipaksakan.

"Oh, kamu udah nikah. Aku pikir kamu masih mau nunggu aku," guman Rakka pelan, namun terdengar cukup jelas di indera pendengaran gue maupun Aro.

"In your dream's boy!" cibir Aro,  "Ayo, sayang, kita pulang sekarang!" ajaknya kemudian.

Gue mengangguk pasrah.

#####

Gue mendengkus sambil menyilangkan kedua tangan gue di depan dada, melirik Aro dengan tatapan tajam gue. "Maksud lo tadi apaan ngaku-ngaku jadi suami gue? Terus tadi itu apa maksudnya, bilang kalau gue abis keguguran, lo doain gue keguguran? Lo mau tanggung jawab kalo si Rakka nyebarin berita ke temen-temen gue?" cerca gue panjang lebar.

Aro melirik gue sekilas, lalu mulai menyalakan mesin mobil dan menjalankannya. Ekspresinya terlihat tenang dan juga kalem, membuat emosi gue kian meradang. Boleh tidak sih kalau gue jambak rambut hitam legamnya ini? Minimal sampai rambutnya botak setengah karena gue rontokkan?

"Ar, gue ngomong sama lo," teriak gue emosi.

"Saya hanya ingin membantu. Kalau kamu sangat ingin saya bertanggung jawab, saya sih siap saja, semua tergantung di kamu sendiri. Mau ke KUA sekarang?"

"Hei!"

Aro terkekeh samar. "Saya rasa kamu berlebihan, Anggita, kamu kan tidak sedang hamil, ngapain saya doain kamu keguguran?"

Gila! Itu kenapa bisa mulutnya minta banget ditabok pakai dollarnya Papi Siwon. Santai sekali nada bicaranya, seolah tidak pernah berbuat dosa saja. Ya Tuhan, spesies seperti ini gue rasa perlu banget dimusnahkan dari muka bumi ini, supaya penderita darah tinggi tidak semakin bertambah.

"Maaf. Saya pikir kamu tadi kebingungan, makanya saya bantuin," ucap Aro tiba-tiba.

Gue langsung menoleh ke arahnya. Untuk memastikan seperti apa ekspresi wajahnya saat ini. Meski nada bicaranya biasa saja, kali saja ekpresinya agak berbeda. Tapi ternyata gue salah, ekspresinya sama saja, datar seperti biasa.

Kampret!!!

***

Tbc,

Terpopuler

Comments

Sheene Kunez

Sheene Kunez

ampe keluar air mata saking ngakak nya

2019-11-03

2

Keisha Amalia Putri

Keisha Amalia Putri

dikirain kesambet ketawa sendiri...

2019-11-24

1

༄༅⃟𝐐𝐌ɪᴍᴜᴛᴛ㋛︎🧡

༄༅⃟𝐐𝐌ɪᴍᴜᴛᴛ㋛︎🧡

akting aro meyakinkan pake banget, bikin rakka melongo 🤣🤣🤣

2021-12-01

1

lihat semua
Episodes
1 Jatuh Cinta Dadakan : (1) Belajar Hidup Susah
2 Jatuh Cinta Dadakan : (2) Gara-gara CD
3 Jatuh Cinta Dadakan : (3) Hah, Cowok Ganteng Itu Temennya Bang Riki?!
4 Spesial Part : Pov Aro
5 Jatuh Cinta Dadakan : (4) Kesialan Bertubi-tubi
6 Jatuh Cinta Dadakan : (5) Berasa Beneran Sakit
7 Jatuh Cinta Dadakan : (6) Si Merah Sialan
8 Jatuh Cinta Dadakan : (7) Punya Suami Dadakan, Hamil, dan Langsung Keguguran
9 Jatuh Cinta Dadakan : (8) Shopping With Babang Gantz
10 Jatuh Cinta Dadakan : (9) Kondangan Ke Nikahan Mantan
11 Jatuh Cinta Dadakan : (10) Balas Budi Ceritanya
12 Jatuh Cinta Dadakan : (11) Hah, Head Chef?!
13 Jatuh Cinta Dadakan : (12) Jadi, Kamu Pacar Aro?
14 Spesial Part : Pov Aro
15 Jatuh Cinta Dadakan : (13) Tak Sesuai Tujuan Awal
16 Jatuh Cinta Dadakan : (14) Emosi Tingkat Wahid
17 Jatuh Cinta Dadakan : (15) Galau
18 Jatuh Cinta Dadakan : (16) Bernasib Sial Karena Sebuah pengakuan
19 Jatuh Cinta Dadakan : (17) Hanya Halusinasi
20 Jatuh Cinta Dadakan : (18) Terbukti Nyata, No Halu
21 Jatuh Cinta Dadakan : (19) Sepertinya Tidak Mungkin
22 Jatuh Cinta Dadakan : (20) Jadi, Gue Harus Bagaimana?
23 Jatuh Cinta Dadakan :(21) Move On Itu Tidak Mudah
24 Spesial Part : Pov Aro
25 Jatuh Cinta Dadakan : (22) Gue Ini Cewek Setia
26 Jatuh Cinta Dadakan : (23) Penuh Kejutan
27 Spesial Part : Pov Aro
28 Jatuh Cinta Dadakan : (24) Oke, Ini Cuma Salah Paham
29 Spesial Part : Pov Riki
30 Jatuh Cinta Dadakan : (25) Jadi, Kita Ini Apa?
31 Jatuh Cinta Dadakan : (26) Bang Riki Yang Rese
32 Jatuh Cinta Dadakan : (27) Kencan Yang Gagal
33 Jatuh Cinta Dadakan : (28) Harus Pisah?
34 Jatuh Cinta Dadakan : (29) LDR Itu Berat
35 Jatuh Cinta Dadakan : (30) Rindu Itu Wajar
36 Jatuh Cinta Dadakan : (31) Bang Riki Lagi Galau
37 Jatuh Cinta Dadakan : (32) Obrolan Malam
38 Jatuh Cinta Dadakan : (33) Dapat Kejutan
39 Spesial Part : Pov Aro
40 Jatuh Cinta Dadakan : (34) Shock
41 Spesial Par: Pov Vinzi
42 Spesial Part : Pov Riki
43 Jatuh Cinta Dadakan : (34) Harus LDR Lagi?
44 Jatuh Cinta Dadakan : (35) Bang Riki & Sisi Lemahnya
45 Jatuh Cinta Dadakan : (36) Sayang Ayah
46 Jatuh Cinta Dadakan : (37) Nasehat Dari Abang
47 Jatuh Cinta Dadakan : (38) Cemburu Itu Tanda Cinta?
48 Jatuh Cinta Dadakan : (39) Anggap Saja Sedang Apes
49 Spesial Part
50 Jatuh Cinta Dadakan : (40) Kencan Spesial? With Cendol Dawet? Aku, mah, Ikhlas!
51 Jatuh Cinta Dadakan : (41) Bahas Nikah
52 Jatuh Cinta Dadakan : (42) Bertemu Calon Mertua
53 Jatuh Cinta Dadakan : (43) Gue... Terkejut
54 Jatuh Cinta Dadakan : (44) Demi Calon Keponakan
55 Spesial Part : Pov Aro
56 Jatuh Cinta Dadakan : (45) Karena Aku Cinta Kamu Apa Adanya
57 Jatuh Cinta Dadakan : (46) Bujuk Aro Yang Ngambek
58 Jatuh Cinta Dadakan : (47) Dijengukin Calon Mertua
59 Jatuh Cinta Dadakan : (48) Mendadak Galau
60 Jatuh Cinta Dadakan : (49) Galau, Galau, Galau
61 Spesial Part : Pov Aro
62 Jatuh Cinta Dadakan : (50) Baikan
63 Jatuh Cinta Dadakan : (51) Salah Sangka
64 Jatuh Cinta Dadakan : (52) Anggap Saja Kencan
65 Jatuh Cinta Dadakan : (53) Pertanda Apakah Ini?
66 Spesial Part : Pov Aro
67 Jatuh Cinta Dadakan : (54) Kecewa
68 Jatuh Cinta Dadakan :(55) Baikan
69 Jatuh Cinta Dadakan : (56) Nikah?
70 Jatuh Cinta Dadakan : (57) Haruskah Gue Segera Menikah?
71 Jatuh Cinta Dadakan : (58) Quality Time With Abang
72 Spesial Part : Pov Aro
73 Spesial Part : Pov Aro (again)
74 Jatuh Cinta Dadakan : (59) Ditunda Bukan Batal
75 Jatuh Cinta Dadakan : (60) Masakin Aro
76 Jatuh Cinta Dadakan : (61) Aro Kena Zonk
77 Spesial Part : Pov Author
78 Jatuh Cinta Dadakan : (62) Diintrogasi Bang Riki
79 Jatuh Cinta Dadakan : (63) Lamaran
80 Spesial Part : Pov Aro
81 Jatuh Cinta Dadakan : (64) Persiapan Menuju Hari H
82 Jatuh Cinta Dadakan : (65) After Halal
83 Obat Kangenkuh (yg gk suka Korea²an, jgn dibuka!)
84 Pemberitahuan
85 (not) Perfect Couple : {1} Kangen Bang Riki
86 (not) Perfect Couple : {2} Aro Ngambek?
87 (not) Perfect Couple : {3} Malah Dikerjain
88 Spesial Part : Pov Aro
89 (not) Perfect Couple : {4} Udah Resmi Jadi Om-Tante Dong
90 (not) Perfect Couple : {5} Jadi, Kapan Nyusul?
91 (not) Perfect Couple : {6} Gagal Kangen-Kangenan Sama Baby El
92 (not) Perfect Couple : {7} Kalah Tantangan
93 (not) Perfect Couple : {8} Tetangga Baru
94 Spesial Part : Pov Author
95 (not) Perfect Couple : {9} Astaga, Cemburu???
96 Spesial Part(again) : Pov Author
97 (not) Perfect Couple : {10} Aro dan Sikap Berlebihannya
98 (not) Perfect Couple : {11} Hah? Dua Garis?
99 (not) Perfect Couple : {12} Galau?
100 Spesial Part : Pov Aro
101 Spesial Part : Pov Aro(again)
102 (not) Perfect Couple : {13} Morning Sick
103 (not) Perfect Couple : {14} Cek Kandungan
104 (not) Perfect Couple : {15}
105 (not) Perfect Couple : {16} Nengokin Keponakan Tersayang
106 Spesial Part : Pov Aro
107 (not) Perfect Couple : {17} Pulang Ke Solo
108 (not) Perfect Couple : {18} Get Well Soon, Ayah
109 Spesial Part : Pov Aro
110 (not) Perfect Couple : {19} Jagain Baby El
111 Spesial Part : Pov Author
112 (not) Perfect Couple : {20} Kehilangan Sosok Ayah
113 Pov Aro
114 (not) Perfect Couple : {21} Keputusan Berat
115 (not) Perfect Couple : {22} Memulai Hidup Baru
116 (not) Perfect Couple : {23} Pamitan
117 (not) Perfect Couple : {24} The Last Part
118 promo cerita baru
119 Cerita baru terosss
120 numpang promo
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Jatuh Cinta Dadakan : (1) Belajar Hidup Susah
2
Jatuh Cinta Dadakan : (2) Gara-gara CD
3
Jatuh Cinta Dadakan : (3) Hah, Cowok Ganteng Itu Temennya Bang Riki?!
4
Spesial Part : Pov Aro
5
Jatuh Cinta Dadakan : (4) Kesialan Bertubi-tubi
6
Jatuh Cinta Dadakan : (5) Berasa Beneran Sakit
7
Jatuh Cinta Dadakan : (6) Si Merah Sialan
8
Jatuh Cinta Dadakan : (7) Punya Suami Dadakan, Hamil, dan Langsung Keguguran
9
Jatuh Cinta Dadakan : (8) Shopping With Babang Gantz
10
Jatuh Cinta Dadakan : (9) Kondangan Ke Nikahan Mantan
11
Jatuh Cinta Dadakan : (10) Balas Budi Ceritanya
12
Jatuh Cinta Dadakan : (11) Hah, Head Chef?!
13
Jatuh Cinta Dadakan : (12) Jadi, Kamu Pacar Aro?
14
Spesial Part : Pov Aro
15
Jatuh Cinta Dadakan : (13) Tak Sesuai Tujuan Awal
16
Jatuh Cinta Dadakan : (14) Emosi Tingkat Wahid
17
Jatuh Cinta Dadakan : (15) Galau
18
Jatuh Cinta Dadakan : (16) Bernasib Sial Karena Sebuah pengakuan
19
Jatuh Cinta Dadakan : (17) Hanya Halusinasi
20
Jatuh Cinta Dadakan : (18) Terbukti Nyata, No Halu
21
Jatuh Cinta Dadakan : (19) Sepertinya Tidak Mungkin
22
Jatuh Cinta Dadakan : (20) Jadi, Gue Harus Bagaimana?
23
Jatuh Cinta Dadakan :(21) Move On Itu Tidak Mudah
24
Spesial Part : Pov Aro
25
Jatuh Cinta Dadakan : (22) Gue Ini Cewek Setia
26
Jatuh Cinta Dadakan : (23) Penuh Kejutan
27
Spesial Part : Pov Aro
28
Jatuh Cinta Dadakan : (24) Oke, Ini Cuma Salah Paham
29
Spesial Part : Pov Riki
30
Jatuh Cinta Dadakan : (25) Jadi, Kita Ini Apa?
31
Jatuh Cinta Dadakan : (26) Bang Riki Yang Rese
32
Jatuh Cinta Dadakan : (27) Kencan Yang Gagal
33
Jatuh Cinta Dadakan : (28) Harus Pisah?
34
Jatuh Cinta Dadakan : (29) LDR Itu Berat
35
Jatuh Cinta Dadakan : (30) Rindu Itu Wajar
36
Jatuh Cinta Dadakan : (31) Bang Riki Lagi Galau
37
Jatuh Cinta Dadakan : (32) Obrolan Malam
38
Jatuh Cinta Dadakan : (33) Dapat Kejutan
39
Spesial Part : Pov Aro
40
Jatuh Cinta Dadakan : (34) Shock
41
Spesial Par: Pov Vinzi
42
Spesial Part : Pov Riki
43
Jatuh Cinta Dadakan : (34) Harus LDR Lagi?
44
Jatuh Cinta Dadakan : (35) Bang Riki & Sisi Lemahnya
45
Jatuh Cinta Dadakan : (36) Sayang Ayah
46
Jatuh Cinta Dadakan : (37) Nasehat Dari Abang
47
Jatuh Cinta Dadakan : (38) Cemburu Itu Tanda Cinta?
48
Jatuh Cinta Dadakan : (39) Anggap Saja Sedang Apes
49
Spesial Part
50
Jatuh Cinta Dadakan : (40) Kencan Spesial? With Cendol Dawet? Aku, mah, Ikhlas!
51
Jatuh Cinta Dadakan : (41) Bahas Nikah
52
Jatuh Cinta Dadakan : (42) Bertemu Calon Mertua
53
Jatuh Cinta Dadakan : (43) Gue... Terkejut
54
Jatuh Cinta Dadakan : (44) Demi Calon Keponakan
55
Spesial Part : Pov Aro
56
Jatuh Cinta Dadakan : (45) Karena Aku Cinta Kamu Apa Adanya
57
Jatuh Cinta Dadakan : (46) Bujuk Aro Yang Ngambek
58
Jatuh Cinta Dadakan : (47) Dijengukin Calon Mertua
59
Jatuh Cinta Dadakan : (48) Mendadak Galau
60
Jatuh Cinta Dadakan : (49) Galau, Galau, Galau
61
Spesial Part : Pov Aro
62
Jatuh Cinta Dadakan : (50) Baikan
63
Jatuh Cinta Dadakan : (51) Salah Sangka
64
Jatuh Cinta Dadakan : (52) Anggap Saja Kencan
65
Jatuh Cinta Dadakan : (53) Pertanda Apakah Ini?
66
Spesial Part : Pov Aro
67
Jatuh Cinta Dadakan : (54) Kecewa
68
Jatuh Cinta Dadakan :(55) Baikan
69
Jatuh Cinta Dadakan : (56) Nikah?
70
Jatuh Cinta Dadakan : (57) Haruskah Gue Segera Menikah?
71
Jatuh Cinta Dadakan : (58) Quality Time With Abang
72
Spesial Part : Pov Aro
73
Spesial Part : Pov Aro (again)
74
Jatuh Cinta Dadakan : (59) Ditunda Bukan Batal
75
Jatuh Cinta Dadakan : (60) Masakin Aro
76
Jatuh Cinta Dadakan : (61) Aro Kena Zonk
77
Spesial Part : Pov Author
78
Jatuh Cinta Dadakan : (62) Diintrogasi Bang Riki
79
Jatuh Cinta Dadakan : (63) Lamaran
80
Spesial Part : Pov Aro
81
Jatuh Cinta Dadakan : (64) Persiapan Menuju Hari H
82
Jatuh Cinta Dadakan : (65) After Halal
83
Obat Kangenkuh (yg gk suka Korea²an, jgn dibuka!)
84
Pemberitahuan
85
(not) Perfect Couple : {1} Kangen Bang Riki
86
(not) Perfect Couple : {2} Aro Ngambek?
87
(not) Perfect Couple : {3} Malah Dikerjain
88
Spesial Part : Pov Aro
89
(not) Perfect Couple : {4} Udah Resmi Jadi Om-Tante Dong
90
(not) Perfect Couple : {5} Jadi, Kapan Nyusul?
91
(not) Perfect Couple : {6} Gagal Kangen-Kangenan Sama Baby El
92
(not) Perfect Couple : {7} Kalah Tantangan
93
(not) Perfect Couple : {8} Tetangga Baru
94
Spesial Part : Pov Author
95
(not) Perfect Couple : {9} Astaga, Cemburu???
96
Spesial Part(again) : Pov Author
97
(not) Perfect Couple : {10} Aro dan Sikap Berlebihannya
98
(not) Perfect Couple : {11} Hah? Dua Garis?
99
(not) Perfect Couple : {12} Galau?
100
Spesial Part : Pov Aro
101
Spesial Part : Pov Aro(again)
102
(not) Perfect Couple : {13} Morning Sick
103
(not) Perfect Couple : {14} Cek Kandungan
104
(not) Perfect Couple : {15}
105
(not) Perfect Couple : {16} Nengokin Keponakan Tersayang
106
Spesial Part : Pov Aro
107
(not) Perfect Couple : {17} Pulang Ke Solo
108
(not) Perfect Couple : {18} Get Well Soon, Ayah
109
Spesial Part : Pov Aro
110
(not) Perfect Couple : {19} Jagain Baby El
111
Spesial Part : Pov Author
112
(not) Perfect Couple : {20} Kehilangan Sosok Ayah
113
Pov Aro
114
(not) Perfect Couple : {21} Keputusan Berat
115
(not) Perfect Couple : {22} Memulai Hidup Baru
116
(not) Perfect Couple : {23} Pamitan
117
(not) Perfect Couple : {24} The Last Part
118
promo cerita baru
119
Cerita baru terosss
120
numpang promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!