14. Hari berlalu.

Harap netral dan bijak menyikapi cerita..!!

🌹🌹🌹

Bang Wira membongkar pakaian Dinda tanpa sisa lalu merapatkan kedua paha Dinda. Bang Wira pun melepas pakaiannya. Kini mereka saling memeluk bertukar kehangatan. Perang batin terasa sangat berat menyiksa diri.

Wajah Dinda mengarah ke bawah tapi Bang Wira melarangnya, ia sedikit mengangkat dagu Dinda dan mengecupnya lembut.

"Nggak boleh kalau sekarang, nanti saja kalau sudah waktunya. Sekali melihatnya, kamu nggak akan pernah lupa" bisiknya di telinga Dinda.

"Kamu rasakan saja. Abang main cantik" kedua bibir itu menyatu saling berbagi rasa.

Mata Bang Wira terpejam menikmati hasrat yang mencuat. Semakin lama, dirinya merasa semakin lemah dan tidak sanggup menahan dirinya. Tangannya menyambar pakaian Dinda lalu menutup sebisanya dan menarik diri dengan nafasnya yang tersengal lepas. Kedua tangan menyangga badan disisi meja.

"Abang sudah selesai?" Tanya Dinda sambil membenahi pakaiannya. Sekilas Bang Wira melihat wajah kecewa Dinda karena ia pun tau karena tadi sudah sempat membuat Dinda 'naik'.

"Belum.. Sudah nggak apa-apa. Abang ke kamar mandi duluan ya..!!" Bang Wira menurunkan Dinda dari meja.

:

Bang Wira mengguyur dirinya hingga perasaannya berangsur tenang tapi jujur semua nya terasa begitu sulit. Rasa rindu, ingin marah, hasrat tak tersalurkan hingga rasa kepalanya seakan mau pecah, yang teringat dalam bayangannya hanya Dinda.

Abang pasti akan sabar dek, maafkan Abang yang sudah mencuri waktu bersama mu. Semoga kamu nggak marah... sayang..!!

:

"Nggak mandi dek?" Tanya Bang Wira.

Disadari atau tidak, kejadian tadi malah membuat Dinda semakin ngambek.

"Nanti" jawab Dinda.

"Marah ya sama Abang?" Bang Wira pun merasa sangat bersalah. Ia pun memeluk Dinda.

"Abang tau perasaanmu. Sabar Mama bee sayang"

Mendengar panggilan sayang itu, hati Dinda pun luluh.

"Lima bulan lagi sayang. Anggap saja kita masih pacaran. Nanti kalau sudah waktunya, kita akan menikmatinya berdua. Bukankah buah kesabaran itu indah"

Dinda mengangguk meskipun masih ada sisa rasa kesal.

***

Ibu sudah pulang. Bang Wira menggendong ibu mertuanya masuk ke dalam rumah dan segera mengatur ranjang ibunya karena tidak mungkin Dinda yang akan melakukannya. Perutnya yang mulai membesar sudah mengurangi ruang geraknya.

"Sudah le, kamu perhatikan Dinda saja. Sejak tadi Dinda hanya cemberut saja, apa dia ngidam?" Tanya ibu yang melihat Dinda membawa bungkus makanan ke dalam rumah tapi wajahnya tertekuk kesal.

"Iya Bu, ngidamnya pengen di sayang terus" jawab Bang Wira yang sebenarnya punya makna lain.

"Ya sudah di sayang sana. Nanti kalau pulang jangan terlalu malam. Besok hari Senin sudah aktif kerja khan. Disini khan ada bude. Aman le"

"Iya Bu. Maaf ya Bu, Dinda saya ajak lagi"

"Nggak apa-apa. Sudah hak mu untuk membawa Dinda pulang bersama mu. Ibu titip Dinda ya" kata ibu.

"Iya Bu, ibu tenang saja"

-_-_-_-_-

Sore pun tiba. Dinda menangis saat berpamitan dengan ibunya. Tapi kini baktinya yang lebih besar adalah pada suaminya.

Mobil Bang Wira sudah melaju, tapi wajah Dinda masih saja sembab. Tak lama seperti biasanya Dinda mulai mabuk.

"Minum obatnya dek..!! Obat dari dokter disini cocok nggak?" Tanya Bang Wira.

"Masih cocok obat yang dari kota Bang" jawab Dinda.

"Kalau begitu sekarang cepat kamu minum obat dari kota..!!"

"Obatnya habis Bang"

Bang Wira menepuk dahinya, ia mulai gusar kalau sampai mual Dinda semakin parah di tengah jalan.

"Bang..!!"

"Kenapa?"

"Mau pegang perut Abang?"

"Haahh?? Perut ini apa......"

"Perut Bang..!!"

Bang Wira pun mengangkat sedikit bajunya dan menunjukkan perut sixpack nya lalu membawa tangan Dinda untuk menyentuhnya.

Dinda memejamkan matanya, tak lama ia tertidur.

"Ajaib, untung hanya pengen pegang perut. Pegang yang lain ya gawat" gumam Bang Wira.

...

Bang Wira membuka pintu mobilnya dengan cepat, ia pun terburu-buru masuk ke dalam rumah sampai tidak sempat membukakan pintu mobil untuk Dinda. Mengangkat baju hingga perut sixpack nya terekspose selama dua jam dan terpapar AC mobil membuatnya masuk angin.

"Bang.. Abang nggak apa-apa?" Tanya Dinda.

"Abang nggak apa-apa dek. Tolong pijat bahu Abang ya..!! Rasanya kaku sekali" pinta Bang Wira.

"Dinda masak air panas juga, untuk kompres perut Abang"

Bang Wira sendiri merasa aneh. Dalam pendidikan saja terkena hujan panas, dari pakaian basah hingga kering tak sedikitpun membuatnya masuk angin. Tapi ini perkara pemerbperut sixpack saja bisa membuatnya sampai masuk angin.

:

"Aduuuhh.. sakit sekali. Mual" Bang Wira mengeluh hanya karena masuk angin.

"Abang jangan banyak bicara nanti anginnya masuk lewat mulut" kata Dinda.

Tanpa ancang-ancang, Dinda duduk di atas punggung Bang Wira.

"Lailaha Illallah.. nggak hamil saja kaget kalau tertindih begini dek. Apalagi kamu double.. usus Abang sampai syok"

"Jangan ribut Pak.. mau pilih tindih belakang apa depan??" Ancam Dinda.

"Kalau di suruh milih, Abang pilih depan lah"

Dinda melirik kesal.

"Sakit saja bertingkah. Apa kuat??" Gumam Dinda hampir tak terdengar.

"Kamu jangan cari perkara, itu si dedek baru lahir.. bisa bengkak lagi perutmu kalau berani usik maung tidur" ucap Bang Wira yang ternyata mendengar ucapan Dinda.

Dinda menunduk sembari merawat suaminya.

***

Tiga bulan berlalu.

Bang Wira menikmati makan malamnya yang sekaligus buka puasa. Ia memang rutin melakukan nya. Salah satu alasannya juga karena lebih ingin menjaga diri.

"Besok waktunya kontrol khan dek?" Tanya Bang Wira.

"Iya Bang." Jawab Dinda sedikit lesu.

"Ada apa? Kenapa sejak tadi wajahmu murung"

"Nggak ada apa-apa Bang"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

ella

ella

🏃🏃

2022-01-10

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

😘😘😘

2022-01-10

0

Alif Septino

Alif Septino

semangat kak Nara 🥰🥰

2021-11-23

0

lihat semua
Episodes
1 1. Janji yang salah.
2 2. Kenyataan dari Tuhan.
3 3. Bertengkar hebat.
4 4. Sebuah peralihan.
5 5. Menikmati waktu bersama.
6 6. Mendekatkan diri.
7 7. Salah Tompo.
8 8. Kesayangan.
9 9. Inikah cobaan.
10 10. Gara-gara baby.
11 11. Sulitnya menjaga bumilku.
12 12. Kalau sudah marah.
13 13. Rasa yang tak di pahami.
14 14. Hari berlalu.
15 15. Seluruh hati hanya milikmu.
16 16. Rasa kehilangan.
17 17. Meninggikan derajatmu.
18 18. Perjuangan menata hati.
19 19. Demi kamu sayangku.
20 20. Pecah telur.
21 21. Kunyatakan perasaanku.
22 22. Saat yang salah.
23 23. Berujung kesal.
24 24. Sesuatu yang berharga.
25 25. Serangan panik.
26 26. Sabar mode awal.
27 27. Nyaris hancur.
28 28. Menyelesaikan tugas.
29 29. Patah hati
30 30. Kabur Kanginan.
31 31. Hanya tiga kata.
32 32. Pecahan perasaan.
33 33. Awal yang sulit.
34 34. Belajar tegar.
35 35. Proses yang berat.
36 36. Keluar dari Zona nyaman.
37 37. Memberi kesempatan untuk diri.
38 38. Hati yang tertahan.
39 39. Mula-mula sudah salah.
40 40. Masalah nampan.
41 41. Karena sebuah janji.
42 42. Terkuak sebuah rahasia.
43 43. Si cantik ku yang unik.
44 44. Amarah Taipan Timur.
45 45. Belum sanggup.
46 46. Sedikit mengurai kepahitan.
47 47. Mulai terasa.
48 48. Awal sebuah cerita.
49 49. Jiwa yang mencintai mu.
50 50. Tentang Sayap Perwira.
51 51. Hati terjujur.
52 52. Karena sebuah alasan.
53 53. Tak pernah lelah untukmu.
54 54. Hampir Final.
55 55. Lelaki sejati.
56 56. Persiapan.
57 57. Hati yang tulus.
58 58. Kisah hari ini.
59 59. Menata kembali.
60 60. Bagi yang sudah halal.
61 61. Hari indah.
62 Pengumuman Nara.
63 62. Berita baru.
64 63. Merasa tak diinginkan.
65 64. Pembelaan.
66 65. Selisih pendapat kecil.
67 66. Resah
68 67. Kalah.
69 68. Persiapan.
70 69. Tanah baru.
71 70. Was wasnya Abang.
72 71. Ujian menyakitkan.
73 72. Sebelum itu.
74 73. Awal badai.
75 74. Karena kamu.
76 75. Usaha bujuk rayu.
77 76. Usaha bujuk rayu ( 2 ).
78 77. Memulai aktivitas kembali.
79 78. Hukuman dari Ibu Komandan kesayangan.
80 79. Menjalani hukuman.
81 80. Satu beban di hati.
82 81. Sebuah tanggung jawab.
83 82. Ketika semua bersatu.
84 83. Tak putus rasa cinta padamu.
85 84. Tau rasanya.
86 85. Hari ini.
87 86. Demi Dinda.
88 87. Cinta untukmu sayang.
89 88. Saat yang tidak tepat.
90 Pilihan sulit untuk Nara.
91 89. Tak patah arang.
92 90. Untuk sang kekasih.
93 91. Sebuah perjuangan panjang.
94 92. Kesal.
95 93. Kurang penjelasan.
96 94. Drama dewasa.
97 95. Kasus dalam.
98 Himbauan.
99 96. -
100 97. Teguran.
101 98. Rahasia yang menyakiti.
102 99. Tentang Aku.. Kau dan Dia.
103 100. Mati kutu.
104 101. Ingin kuselesaikan.
105 102. Tersayang.
106 103. Berusaha mempertahankan.
107 104. Satu kali lagi.
108 105. Ini lebih baik.
109 106. Akhirnya.
110 Kelanjutan 1.
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Janji yang salah.
2
2. Kenyataan dari Tuhan.
3
3. Bertengkar hebat.
4
4. Sebuah peralihan.
5
5. Menikmati waktu bersama.
6
6. Mendekatkan diri.
7
7. Salah Tompo.
8
8. Kesayangan.
9
9. Inikah cobaan.
10
10. Gara-gara baby.
11
11. Sulitnya menjaga bumilku.
12
12. Kalau sudah marah.
13
13. Rasa yang tak di pahami.
14
14. Hari berlalu.
15
15. Seluruh hati hanya milikmu.
16
16. Rasa kehilangan.
17
17. Meninggikan derajatmu.
18
18. Perjuangan menata hati.
19
19. Demi kamu sayangku.
20
20. Pecah telur.
21
21. Kunyatakan perasaanku.
22
22. Saat yang salah.
23
23. Berujung kesal.
24
24. Sesuatu yang berharga.
25
25. Serangan panik.
26
26. Sabar mode awal.
27
27. Nyaris hancur.
28
28. Menyelesaikan tugas.
29
29. Patah hati
30
30. Kabur Kanginan.
31
31. Hanya tiga kata.
32
32. Pecahan perasaan.
33
33. Awal yang sulit.
34
34. Belajar tegar.
35
35. Proses yang berat.
36
36. Keluar dari Zona nyaman.
37
37. Memberi kesempatan untuk diri.
38
38. Hati yang tertahan.
39
39. Mula-mula sudah salah.
40
40. Masalah nampan.
41
41. Karena sebuah janji.
42
42. Terkuak sebuah rahasia.
43
43. Si cantik ku yang unik.
44
44. Amarah Taipan Timur.
45
45. Belum sanggup.
46
46. Sedikit mengurai kepahitan.
47
47. Mulai terasa.
48
48. Awal sebuah cerita.
49
49. Jiwa yang mencintai mu.
50
50. Tentang Sayap Perwira.
51
51. Hati terjujur.
52
52. Karena sebuah alasan.
53
53. Tak pernah lelah untukmu.
54
54. Hampir Final.
55
55. Lelaki sejati.
56
56. Persiapan.
57
57. Hati yang tulus.
58
58. Kisah hari ini.
59
59. Menata kembali.
60
60. Bagi yang sudah halal.
61
61. Hari indah.
62
Pengumuman Nara.
63
62. Berita baru.
64
63. Merasa tak diinginkan.
65
64. Pembelaan.
66
65. Selisih pendapat kecil.
67
66. Resah
68
67. Kalah.
69
68. Persiapan.
70
69. Tanah baru.
71
70. Was wasnya Abang.
72
71. Ujian menyakitkan.
73
72. Sebelum itu.
74
73. Awal badai.
75
74. Karena kamu.
76
75. Usaha bujuk rayu.
77
76. Usaha bujuk rayu ( 2 ).
78
77. Memulai aktivitas kembali.
79
78. Hukuman dari Ibu Komandan kesayangan.
80
79. Menjalani hukuman.
81
80. Satu beban di hati.
82
81. Sebuah tanggung jawab.
83
82. Ketika semua bersatu.
84
83. Tak putus rasa cinta padamu.
85
84. Tau rasanya.
86
85. Hari ini.
87
86. Demi Dinda.
88
87. Cinta untukmu sayang.
89
88. Saat yang tidak tepat.
90
Pilihan sulit untuk Nara.
91
89. Tak patah arang.
92
90. Untuk sang kekasih.
93
91. Sebuah perjuangan panjang.
94
92. Kesal.
95
93. Kurang penjelasan.
96
94. Drama dewasa.
97
95. Kasus dalam.
98
Himbauan.
99
96. -
100
97. Teguran.
101
98. Rahasia yang menyakiti.
102
99. Tentang Aku.. Kau dan Dia.
103
100. Mati kutu.
104
101. Ingin kuselesaikan.
105
102. Tersayang.
106
103. Berusaha mempertahankan.
107
104. Satu kali lagi.
108
105. Ini lebih baik.
109
106. Akhirnya.
110
Kelanjutan 1.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!