"Dengar Abang dulu.. kamu salah paham"
"Abang bilang Dinda harus pertahankan hak Dinda, sekarang Dinda mau pertahankan karena Abang ada hubungan dengan perempuan lain."
"Lailaha Illallah.. ini nggak seperti yang kamu pikir."
Dinda menangis dan masuk ke dalam kamar membuat Bang Wira gusar.
"Halaahh.. terus piye iki" gumamnya sambil menggaruk rambut cepaknya.
***
Pagi sudah tiba. Dinda masih tetap dengan gerakan aksi tutup mulut nya.
"Dek, kita harus bicara. Masalah kita nggak akan selesai kalau kita masih ikut gaya batu" bujuk Bang Wira.
Hari ini waktunya Dinda bertemu dengan atasan Bang Wira dan rekannya tapi tetap saja ia tidak mau tau karena hormon kehamilan Dinda membuat bumil itu begitu galak.
"Abang nggak ada main sama perempuan lain dek. Sungguh..!!"
"Terus siapa Cassie?? Dinda tidak ingin belas kasihan Abang. Kalau Abang hanya kasihan saja sama Dinda, lebih baik kita batalkan saja pernikahan ini Bang" kata Dinda sungguh sesak.
"Itu Anjing Dinda.. sudahlah jangan berdebat lagi"
"Anjing???? Sekarang Abang sudah mulai mengeluarkan kata-kata mutiara??" Dinda semakin sedih karena suaminya mengumpati dirinya seperti itu.
"Astagfirullah hal adzim.. Iki kudu piye to dek. Ya sudah ayo kita berangkat dulu. Jangan ribut pagi begini. Nggak baik dek" kata Bang Wira.
...
Dinda berusaha sebaik mungkin berhadapan dengan para atasan, senior, rekan dan para anggota Bang Wira. Tak menyangka Dinda begitu tegas, santun dan bisa mengimbangi Bang Wira yang terkenal sebagai taipan timur itu.
"Bu Wira, semoga berkas pernikahannya cepat selesai ya biar kita bisa kerja sama-sama" ucap Bu Danyon menyambut Dinda di hadapan banyak orang.
"Siap ibu" jawab Dinda.
"Wah, Bu Wira ini murah senyum dan ramah, kalau saya sih sudah malas bicara sama Lettu Wira. Susah senyum, susah guyon, irit bicara, kaku" kata Danyon curhat di hadapan Dinda.
Dinda mengerutkan keningnya sebab Lettu Wiranegara yang ia lihat begitu jahil, usil, protektif dan sigap siaga padanya.
"Aahh.. Abang nih bisa saja. Kapan saja irit bicara" Bang Wira berusaha mengimbangi Dinda juga sebab istrinya itu belum tau gaya kerjanya di lapangan.
"Oiya.. ngomong-ngomong si Cassie bagaimana? Masih ngambek?"
Bang Wira melirik Danyon yang mempertanyakan Cassie secara ambigu. Danyon pun baru menyadari pertanyaan nya karena istri Lettu Wira masih baru disini dan kemungkinan besar belum tau kalau Cassie adalah gadis kesayangan Lettu Wira.
Wajah Dinda mulai masam dan menjauh dari kerumunan.
"Aduuh Bang, dari semalam saya di cuekin. Kenapa Abang malah memperkeruh suasana. Kalau Dinda sudah ngambek, mikrophone nya putus Bang." Protes Bang Wira.
"Saya mana tau Wir. Ya maaf.. makanya cerita donk kalau punya kesayangan disini.. sudah sana..!! Sekarang bujuk istrimu."
...
Sebenarnya Bang Wira ragu untuk mengenalkan Cassie pada Dinda. Sebab tidak satu atau dua orang ibu-ibu yang takut melihat tampilan Cassie yang menurutnya begitu menggemaskan.
...
...
"Abang nggak mau kita ribut terus. Abang mau kenalkan Cassie sama kamu, tapi janji untuk kenalan baik-baik. Dia agak sensitif sama orang baru" dengan berat hati dan penuh keterpaksaan akhirnya Bang Wira memutuskan untuk mengenalkan si cantik Cassie pada Dinda.
//
Dinda sedikit bingung karena Bang Wira membawanya ke halaman belakang Batalyon, di sana banyak suara gonggongan anjing dan beberapa binatang yang mungkin saja di pelihara.
Bang Wira mengenakan sarung tangan yang sudah tersedia disana.
"Cassie.. come here honey..!!" Ucap Bang Wira memanggil Cassie yang pagi itu sedang bermain bersama Hendrik.
Mendengar panggilan tuannya.. Cassie berlari kencang ke arah Bang Wira dan Dinda.
"Hwaaaaaaaa.. Abaaaanngg..!!" refleks Dinda berlari kencang, Cassie pun menganggap teriakan dan reaksi Dinda sebagai bentuk kesigapan. Dinda pun syok sampai jatuh terjungkal.
"Stop Cassie.. Noo.. this is Dinda...." Belum selesai Bang Wira bicara, ia pun segera berlari menarik kalung leher Cassie dan memukulnya dengan keras.
Cassie pun terdiam dan menunduk saat Bang Wira memarahinya. Bang Wira segera melepas sarung tangan nya dan bergegas menolong Dinda.
"Aaarrghh.. perut Dinda kram Bang..!!" Dinda meremas kuat perutnya.
"Apalagi?? Nyeri sekali ya?" Bang Wira panik sekali melihatnya.
Belum sampai terjawab pertanyaan nya itu, Dinda langsung pingsan.
"Hendrik.. cepat bawa mobil kesini..!!"
"Siap Dan"
...
Dokter Nick memelototi Bang Wira karena terus bertanya dan mengganggu tugasnya.
"Kapan aku selesaikan tugasku Wir???" Protes dokter Nick
"Aku hanya mau tau, apa istriku pendarahan, apa kram ini bahaya, anakku nggak apa-apa khan Nick?" Tanya Bang Wira.
"Heeehh.. jangan di buka bajunya.."
"Wiraaaaa...!!! Aku mau oles gel, bukan mau porno aksi Wiraaa..!!!!" Jawab dokter Nick dengan jengkel.
"Biar aku saja..!! Jangan sentuh istriku" kata Bang Wira tidak terima.
"Ya Tuhan.. keluarlah Wiraaa..!!" Pekik dokter Nick.
"Nggak, enak saja. Mau apa kamu di ruangan sama Dinda?"
Dokter Nick hanya bisa pasrah mengelus dada mendapatkan pendamping pasien seperti Wira.
:
"Iki opo?" Tanya Bang Wira.
"Kaki.. anakmu gerak terus itu, lincah sekali dia"
"Wuuiisshh.. anak papa kung Fu ternyata" Bang Wira tersenyum senang sekali melihat 'anaknya' sehat dan lincah.
"Coba jidatmu ada apanya pot" Bang Wira mengarahkan alat USG di jidat Bang Nick.
"Heeehh pot, ngaco aja lu" dokter Nick gemas sekali melihat tingkah Bang Wira.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Lenny Sinuraya
itu canda bahasa apa ya?
2024-01-06
0
Ikawati Johan
banyak canda tawanya nih😂😂😂suka suka suka
2022-03-21
0
Yus Ys
bang wira kocak abizzz😁😁😁😁😁😁💝💝💝💝💝💝
2022-02-24
0