20. Pecah telur.

Baca saja dengan tenang..!! Nara menulis sudah mempertimbangkan. Kita manusia tidak ada yang sempurna..!!!.

🌹🌹🌹

"Aduuh Bang, perut Dinda sakit sekali gara-gara Abang" ucap Dinda sampai tertelungkup dan menggelinjang.

"Sabar, Abang taruh si Roger dulu" Bang Wira meletakkan kembali si Roger pada tempatnya lalu kembali lagi masuk ke dalam kamar.

"Masih nyeri ya dek?" tanya Bang Wira.

"Abang cek lukanya"

"Jangan lah Abang.. Dinda malu" tolak Dinda.

"Malu kenapa sih? Sama suami sendiri lho dek"

"Halalkan adek lagi donk Bang" pinta Dinda setengah bercanda agar suaminya tidak tersinggung.

"Oke.. Setelah selesai palang merah, Abang gas ya..!!" jawab Bang Wira.

"Mau Abang belikan apa saja?"

"Dinda hanya ingin Abang sayangi"

Bang Wira cukup tersentak mendengar permintaan sederhana dari sang istri.

"Jangankan menyayangi mu, mencintai mu pun Abang lakukan. Apa sih yang nggak buat Ibu Wiranegara?"

Dinda memalingkan wajahnya.

"Abang gombal"

"Perempuan khan paling suka di gombalin. Tapi Abang nggak lagi nge gombal. Abang serius.. sungguh sayang kamu" jawab Bang Wira kemudian memeluk Dinda dengan erat.

"Semoga Abang bisa mengisi hatimu"

***

Dinda perlahan sudah mulai tenang dan bisa menerima kenyataan. Hari berganti hari.. sudah beberapa minggu sejak kejadian itu mereka bersama melewati kepahitan dan kesulitan bersama.

"Deeeehh, capeknya" Bang Wira langsung duduk di samping Dinda. Pagi itu mereka baru saja melaksanakan olahraga gabungan.

"Minum dulu Bang..!!" Dinda menyerahkan botol minumannya untuk Bang Wira.

Mata Bang Wira melirik Dinda.

"Sudah selesai khan dek?" bisik Bang Wira usai minum.

"Sudah.. baru beberapa hari ini Bang?" Dinda menunduk malu saat Bang Wira bertanya padanya seperti itu.

"Ayo kita melipir keluar..!!" ajak Bang Wira.

"Dinda masih ada rapat Bang" tolak Dinda.

"Nanti Abang yang tanggung jawab..!!"

...

"Sah.."

"Alhamdulillah.." Bang Wira mengusap wajahnya, ada ribuan kelegaan tak terlukiskan ia rasakan. Matanya sampai basah menahan haru sama seperti Dinda yang tidak bisa membendung perasaannya.

Dinda menunduk mencium punggung tangan suaminya. Bang Wira pun mengecup kening Dinda usai membacakan doa di puncak kepala Dinda.

"Mulai detik ini kamu Adinda Mayang Tara.. istri sah Abang satu-satunya. Abang tidak mencari kesempurnaan karena Abang juga tidak sempurna, tapi kamu adalah wanita paling sempurna dalam mata dan hati Abang. Abang menerima kekurangan dan kelebihan mu, maka disini Abang berharap.. perlahan kamu bisa belajar menerima segala kekurangan Abang. Tegurlah Abang jika Abang sedang tidak sejalan dengan hatimu dan tenangkan Abang jika api sedang berkobar. Bismillah.. ku ambil tanggung jawabku sebagai imam mu..!!"

"Alhamdulillah.. Dinda akan belajar menjadi istri yang baik untuk Abang.. begitu pula sebaliknya. Bimbinglah Dinda yang Insya Allah untuk menjadi istri sholehah nya Abang" jawab Dinda.

//

Dalam perjalanan pulang ke rumah, jantung Bang Wira berdebar lebih kencang.. tak seperti biasanya ia gugup tak karuan.

Dinda sudah pernah merasakannya.. bagaimana kalau Dinda masih mengingat saat berdua bersama Rendra dulu???

Aahh.. nggak mungkin, kenapa pikiranku jadi berantakan begini, kenapa juga aku harus mengingat masa lalu Dinda. Ini nggak baik.

Ponsel Bang Wira berdering, ia pun melirik ponselnya.

"Buka dek..!! Ada info apa di group?"

Dinda pun membuka dan membaca info di ponsel Bang Wira.

"Abang.. ada kerusuhan di daerah Utara. Abang ketua team dan harus berangkat jam lima sore ini juga"

"Haaahh???? Jam berapa ini??"

"Jam setengah satu Bang" jawab Dinda.

"Aseeeemm..!!!! Belum persiapan lagi..!!" gerutu Bang Wira kacau balau sampai memukul kemudi mobil.

"Duduk yang benar..!! Abang ngebut..!!"

...

Sampai di rumah, Bang Wira menurunkan rangselnya dan mengambil beberapa baju dari lemari.

"Hanya sedikit saja bajunya Bang??"

"Abang itu mau pengamanan, bukan mau fashion show.. buat apa bawa baju banyak" jawab Bang Wira.

"Abang nggak mau bawa camilan apa gitu?"

"Mana sempat nyemil dek. Makan apa saja yang penting kenyang. Di hutan nggak akan mikir camilan.. memangnya kamu..!!" ledek Bang Wira.

"Ransum makanan saja sudah lebih dari cukup. Hanya satu minggu saja kok"

"Bang.. kenapa ya, kalau dinas begini nggak boleh bawa istri?" tanya Dinda merasa begitu sedih.

Bang Wira menutup rangselnya kemudian menarik nafas mendengar pertanyaan konyol sang istri.

"Dengar Abang.. kami itu di medan perang sudah susah menjaga diri sendiri. Pertama.. Waspada kami sudah di setel full, laahh.. kalau perempuan ikut di medan perang, kami harus dua kali lebih waspada karena kepekaan pria itu masih bisa di katakan lebih baik. Kedua.. ini yang fatal. Mungkin wanita di sarang pria, terutama kami.. akan baik-baik saja. Tapi kami kaum pria juga manusia biasa. Ono wedhok sliweran.. bablas kowe dek"

"Masa sih Bang??"

"Okelah aman.. setidaknya membuat pikiran kami jadi kotor. Laki kalau sudah nggak sengaja 'tersenggol' bisa nge play sendiri." jawab Bang Wira kemudian melihat jam tangannya. Empat puluh lima menit dirinya sudah harus ada di lapangan untuk apel pengecekan. Bang Wira pun memeluk erat tubuh Dinda dari belakang.

"Dek.. Abang minta sekarang ya?" bisiknya di belakang telinga Dinda.

"Kenapa nggak Minggu depan saja waktu Abang pulang penugasan?" tanya Dinda pelan.

"Dinda belum begitu siap lho Bang. Dinda hanya masih takut"

Bang Wira tidak segera menjawabnya, yang ada dalam pikirannya hanya Dinda.. Dinda.. dan Dinda saja.

"Kamu nggak kasihan sama si Jalu yang penasaran??" Bang Wira terus menyerusuk menuntut pelepasan.

"Rajawali nya Abang nggak akan mengecewakanmu, nggak seperti bebek mengong nya mantan mu itu"

Sebenarnya Dinda begitu takut, tapi bibir nakal Bang Wira perlahan membuat desiran dalam dadanya naik turun. Ia pun berbalik badan.

"Kalau Dinda menolak? Saat melahirkan Nala, rasa sakitnya masih terbayang Bang."

"Maaf.. maaf.. maaf sayang, Abang sudah nggak kuat..!!" Bang Wira membaringkan Dinda kemudian membongkar pakaiannya sendiri yang sudah rapi di badan.

Perlahan tapi pasti, Bang Wira melebarkan kedua paha Dinda kemudian menindihnya.

"Abaaaaaaaaang..!!!!!" Dinda menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Apa Abang harus memohon??"

:

"Maaf to dek, di jawil sithik wae lho..!!" Bang Wira terburu-buru mengenakan lagi pakaiannya.

"Dinda nggak suka, setelah Abang selesai.. Abang tinggalin Dinda begitu saja" Dinda tertulungkup dan menangis di ranjangnya.

"Cckk.. piye Iki" gumam Bang Wira kebingungan sendiri mengacak-acak rambutnya.

"Ampun dek, iya.. Abang yang salah. Abang nggak sopan. Maaf sayang..!! Ini Abang buru-buru sekali. Kalau nggak ada tugas pasti Abang temani dek. Maafin Abang ya..!" bujuk Bang Wira.

Dinda masih terus menangis karena masih kesal dengan Bang Wira.

Bang Wira pun tak kalah menyesalnya, tapi semua sudah terlanjur terjadi. Ia menunduk dan sedikit membalikan tubuh Dinda.

"Abang berangkat kerja dulu ya sayang. Demi Allah Abang nyesel. Maafin Abang yang terlalu egois hari ini, lain kali tidak akan pernah terulang lagi. Abang tidak akan mengabaikan perasaan mu lagi" ucap Bang Wira. Dirinya menyadari sikap cerobohnya yang terlalu terburu-buru.

-_-_-_-_-

Ajooooorr.. mumet aku. Ngopo Dinda kelayapan muter ning sirah" Bang Wira memegangi kepalanya dengan frustasi mengingat Dinda terus terbayang dalam pikirannya.

"Beginikah rasanya kalau sudah pernah satu tubuh?? Aduuhh.. bisa gila aku terbayang Dinda terus."

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Susana Sari Sari

Susana Sari Sari

melase kliyengan Sirah ngisor duwur bang Wira.....

2024-05-07

0

Althhar Amfairuz

Althhar Amfairuz

wkwkwwk...wong ngono wae lho..nyapo thoo🤣🤣

2022-04-29

0

Ernawati

Ernawati

skjane bar nyapo to,,
wong di tindihi ae loh,,🤣🤣

2022-04-26

2

lihat semua
Episodes
1 1. Janji yang salah.
2 2. Kenyataan dari Tuhan.
3 3. Bertengkar hebat.
4 4. Sebuah peralihan.
5 5. Menikmati waktu bersama.
6 6. Mendekatkan diri.
7 7. Salah Tompo.
8 8. Kesayangan.
9 9. Inikah cobaan.
10 10. Gara-gara baby.
11 11. Sulitnya menjaga bumilku.
12 12. Kalau sudah marah.
13 13. Rasa yang tak di pahami.
14 14. Hari berlalu.
15 15. Seluruh hati hanya milikmu.
16 16. Rasa kehilangan.
17 17. Meninggikan derajatmu.
18 18. Perjuangan menata hati.
19 19. Demi kamu sayangku.
20 20. Pecah telur.
21 21. Kunyatakan perasaanku.
22 22. Saat yang salah.
23 23. Berujung kesal.
24 24. Sesuatu yang berharga.
25 25. Serangan panik.
26 26. Sabar mode awal.
27 27. Nyaris hancur.
28 28. Menyelesaikan tugas.
29 29. Patah hati
30 30. Kabur Kanginan.
31 31. Hanya tiga kata.
32 32. Pecahan perasaan.
33 33. Awal yang sulit.
34 34. Belajar tegar.
35 35. Proses yang berat.
36 36. Keluar dari Zona nyaman.
37 37. Memberi kesempatan untuk diri.
38 38. Hati yang tertahan.
39 39. Mula-mula sudah salah.
40 40. Masalah nampan.
41 41. Karena sebuah janji.
42 42. Terkuak sebuah rahasia.
43 43. Si cantik ku yang unik.
44 44. Amarah Taipan Timur.
45 45. Belum sanggup.
46 46. Sedikit mengurai kepahitan.
47 47. Mulai terasa.
48 48. Awal sebuah cerita.
49 49. Jiwa yang mencintai mu.
50 50. Tentang Sayap Perwira.
51 51. Hati terjujur.
52 52. Karena sebuah alasan.
53 53. Tak pernah lelah untukmu.
54 54. Hampir Final.
55 55. Lelaki sejati.
56 56. Persiapan.
57 57. Hati yang tulus.
58 58. Kisah hari ini.
59 59. Menata kembali.
60 60. Bagi yang sudah halal.
61 61. Hari indah.
62 Pengumuman Nara.
63 62. Berita baru.
64 63. Merasa tak diinginkan.
65 64. Pembelaan.
66 65. Selisih pendapat kecil.
67 66. Resah
68 67. Kalah.
69 68. Persiapan.
70 69. Tanah baru.
71 70. Was wasnya Abang.
72 71. Ujian menyakitkan.
73 72. Sebelum itu.
74 73. Awal badai.
75 74. Karena kamu.
76 75. Usaha bujuk rayu.
77 76. Usaha bujuk rayu ( 2 ).
78 77. Memulai aktivitas kembali.
79 78. Hukuman dari Ibu Komandan kesayangan.
80 79. Menjalani hukuman.
81 80. Satu beban di hati.
82 81. Sebuah tanggung jawab.
83 82. Ketika semua bersatu.
84 83. Tak putus rasa cinta padamu.
85 84. Tau rasanya.
86 85. Hari ini.
87 86. Demi Dinda.
88 87. Cinta untukmu sayang.
89 88. Saat yang tidak tepat.
90 Pilihan sulit untuk Nara.
91 89. Tak patah arang.
92 90. Untuk sang kekasih.
93 91. Sebuah perjuangan panjang.
94 92. Kesal.
95 93. Kurang penjelasan.
96 94. Drama dewasa.
97 95. Kasus dalam.
98 Himbauan.
99 96. -
100 97. Teguran.
101 98. Rahasia yang menyakiti.
102 99. Tentang Aku.. Kau dan Dia.
103 100. Mati kutu.
104 101. Ingin kuselesaikan.
105 102. Tersayang.
106 103. Berusaha mempertahankan.
107 104. Satu kali lagi.
108 105. Ini lebih baik.
109 106. Akhirnya.
110 Kelanjutan 1.
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Janji yang salah.
2
2. Kenyataan dari Tuhan.
3
3. Bertengkar hebat.
4
4. Sebuah peralihan.
5
5. Menikmati waktu bersama.
6
6. Mendekatkan diri.
7
7. Salah Tompo.
8
8. Kesayangan.
9
9. Inikah cobaan.
10
10. Gara-gara baby.
11
11. Sulitnya menjaga bumilku.
12
12. Kalau sudah marah.
13
13. Rasa yang tak di pahami.
14
14. Hari berlalu.
15
15. Seluruh hati hanya milikmu.
16
16. Rasa kehilangan.
17
17. Meninggikan derajatmu.
18
18. Perjuangan menata hati.
19
19. Demi kamu sayangku.
20
20. Pecah telur.
21
21. Kunyatakan perasaanku.
22
22. Saat yang salah.
23
23. Berujung kesal.
24
24. Sesuatu yang berharga.
25
25. Serangan panik.
26
26. Sabar mode awal.
27
27. Nyaris hancur.
28
28. Menyelesaikan tugas.
29
29. Patah hati
30
30. Kabur Kanginan.
31
31. Hanya tiga kata.
32
32. Pecahan perasaan.
33
33. Awal yang sulit.
34
34. Belajar tegar.
35
35. Proses yang berat.
36
36. Keluar dari Zona nyaman.
37
37. Memberi kesempatan untuk diri.
38
38. Hati yang tertahan.
39
39. Mula-mula sudah salah.
40
40. Masalah nampan.
41
41. Karena sebuah janji.
42
42. Terkuak sebuah rahasia.
43
43. Si cantik ku yang unik.
44
44. Amarah Taipan Timur.
45
45. Belum sanggup.
46
46. Sedikit mengurai kepahitan.
47
47. Mulai terasa.
48
48. Awal sebuah cerita.
49
49. Jiwa yang mencintai mu.
50
50. Tentang Sayap Perwira.
51
51. Hati terjujur.
52
52. Karena sebuah alasan.
53
53. Tak pernah lelah untukmu.
54
54. Hampir Final.
55
55. Lelaki sejati.
56
56. Persiapan.
57
57. Hati yang tulus.
58
58. Kisah hari ini.
59
59. Menata kembali.
60
60. Bagi yang sudah halal.
61
61. Hari indah.
62
Pengumuman Nara.
63
62. Berita baru.
64
63. Merasa tak diinginkan.
65
64. Pembelaan.
66
65. Selisih pendapat kecil.
67
66. Resah
68
67. Kalah.
69
68. Persiapan.
70
69. Tanah baru.
71
70. Was wasnya Abang.
72
71. Ujian menyakitkan.
73
72. Sebelum itu.
74
73. Awal badai.
75
74. Karena kamu.
76
75. Usaha bujuk rayu.
77
76. Usaha bujuk rayu ( 2 ).
78
77. Memulai aktivitas kembali.
79
78. Hukuman dari Ibu Komandan kesayangan.
80
79. Menjalani hukuman.
81
80. Satu beban di hati.
82
81. Sebuah tanggung jawab.
83
82. Ketika semua bersatu.
84
83. Tak putus rasa cinta padamu.
85
84. Tau rasanya.
86
85. Hari ini.
87
86. Demi Dinda.
88
87. Cinta untukmu sayang.
89
88. Saat yang tidak tepat.
90
Pilihan sulit untuk Nara.
91
89. Tak patah arang.
92
90. Untuk sang kekasih.
93
91. Sebuah perjuangan panjang.
94
92. Kesal.
95
93. Kurang penjelasan.
96
94. Drama dewasa.
97
95. Kasus dalam.
98
Himbauan.
99
96. -
100
97. Teguran.
101
98. Rahasia yang menyakiti.
102
99. Tentang Aku.. Kau dan Dia.
103
100. Mati kutu.
104
101. Ingin kuselesaikan.
105
102. Tersayang.
106
103. Berusaha mempertahankan.
107
104. Satu kali lagi.
108
105. Ini lebih baik.
109
106. Akhirnya.
110
Kelanjutan 1.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!