2. Kenyataan dari Tuhan.

"Sudah bulatkah keinginan mu untuk kerja di kota nak? Di kota itu berat. Kamu perempuan. Kamu mau tinggal dimana? Sama siapa?" Tanya ibu.

"Insya Allah Dinda akan bekerja dengan giat disana dan akan mendapatkan kabar baik untuk ibu." Kata Dinda saat berpamitan dengan ibunya.

"Ibu baik-baik disini ya sama bude Minah. Nanti kalau ada waktu senggang, Dinda akan hubungi ibu. Ini tenang saja. Dinda aman"

***

Berbekal alamat kantor yang di berikan Bang Rendra. Dinda berangkat menuju kota. Selama dalam perjalanan ia terus saja gelisah dan tidak sabar ingin segera mengabarkan tentang kehamilan ini pada Bang Rendra. Ia mengusap ringan perutnya, ada gurat bahagia di wajahnya.

...

Tiga jam perjalanan, Dinda sudah sampai di kota, ia mengarahkan pandangannya tak tau arah tujuan. Tiba-tiba perutnya keroncongan, mungkin karena dirinya sedang berbadan dua, rasa laparnya kian terasa hingga rasanya tak sanggup untuk menahannya.

Karena tengah hari sudah semakin terik, ia menyeberang jalan setelah turun dari bus. Langkahnya pelan menahan terik matahari yang menyorot langsung ke wajahnya.

buuugghh..

"Maaf..!!" Kata seorang pria disana.

"Iya.. nggak apa-apa" jawab Dinda.

Sesaat kemudian Dinda melihat pria tersebut tersenyum aneh, Dinda pun kemudian melihat tasnya yang ternyata sudah terbuka. Uangnya hilang. Uang satu-satunya yang ia bawa dari kampung untuk bekal hidup di kota selama mencari Bang Rendra.

"Jangan di ambil..!! Itu uang saya..!!" Teriak Dinda ingin mengejarnya tapi langkahnya terhenti karena perutnya tiba-tiba nyeri.

Dari jauh sebuah motor melaju, ada kaki berbalut sepatu PDL menghantam wajah copet itu hingga terjungkal. Pria berbaju loreng itu segera turun dari motor dan mengangkat tinggi kerah baju copet tersebut.

"Kamu ini, kalau mau uang itu kerja..!! Bukan nyopet seperti ini. Malu sama rambutmu yang gondrong..!!" Tegur pria berbaju loreng sembari menampari pipi Pencopet.

Setelah mendapat sedikit pelajaran dari pria berbaju loreng, pencopet tersebut di ringkus pihak yang berwajib.

~

"Ini dompetnya. Lain kali hati-hati. Di kota seperti ini rawan copet" kata pria berbaju loreng itu.

"Iya pak. Terima kasih banyak. Oiya Pak. Pak tentara kenal sama Bang Rendra??" Tanya Dinda.

"Rendra?? Dari kesatuan mana? Pangkatnya apa?" Tanya pria tersebut yang ternyata adalah Bang Wira.

"Hmm.. apa ya pangkatnya?" Dinda masih berfikir sejenak tapi karena perutnya sudah terlalu lapar, ia kehilangan keseimbangan sampai nyaris ambruk menubruk Bang Wira.

"Eehh.. ya ampun.." Bang Wira menahan tubuh Dinda.

"Kalau nggak salah semua gambarnya seperti bapak.." jawabnya lirih.

"Oke.. okee.. kita duduk dulu disana..!!"ajak Bang Wira.

//

Adinda menoleh kesana kemari melihat suasana di restoran cepat saji. Bang Wira pura-pura tidak tahu wajah panik gadis di hadapannya dan menghitung uangnya diam-diam di bawah meja karena Dinda tidak menyadari tepat di sebelah mereka duduk adalah cermin.

"Kita belum berkenalan" tegur Bang Wira.

"Saya tau nama bapak P. R. Wiranegara" jawab Adinda.

"Iya benar, Saya Wira. Tapi saya belum tau namamu"

"Nama saya Adinda. Adinda Mayang Tara" jawab Adinda melemah.

"Baiklah Dinda. Siapa nama lengkap orang yang kamu cari dan apa tujuannya" tanya Bang Wira.

"Namanya. Narendra Sadewa"

Perasaan Bang Wira semakin tidak enak setelah melihat raut wajah Dinda yang seakan menyimpan ribuan kisah.

"Saya ingin memberi tau padanya bahwa saya hamil" kata Dinda kemudian.

"Astagfirullah hal adzim.. Lailaha Illallah.. Kamu serius??" Tanya Bang Wira, Ia sampai mengepalkan tangan menahan emosinya.

"Serius. Apa bapak mengenalnya?"

Dari raut wajah Dinda. Entah kenapa hatinya begitu percaya pada wanita itu, gadis 'kampung' yang begitu lugu ini.

"Makanlah dulu. Nanti saya bantu cari."

"Ehmm itu pak.. Anuuu.." Dinda tak bisa menyembunyikan rasa tidak enak dan bingung karena harga satu porsi makanan itu terlalu mahal untuknya.

"Saya yang mengajakmu kesini, saya yang akan bayar.. tidak usah pikirkan harga makanan ini, makanlah dengan tenang. Kasihan anakmu sudah lapar..!!" Kata Bang Wira.

B******n kamu Ren. Bisa-bisanya kamu buat masalah besar seperti ini. Nesya hamil, Dinda pun hamil. Dimana perasaan mu. Apa kamu nggak mikir.

Entah kenapa hatinya tertusuk begitu sakit melihat Dinda makan sangat lahap, nyeri dan tak tau bagaimana cara menjabarkan pedihya. Beberapa jam yang lalu ia baru saja memutuskan hubungannya dari Clara. Tapi kini hatinya kembali terluka melihat sosok wanita muda di hadapannya. Tak tau bagaimana reaksinya nanti saat tau Rendra ternyata telah beristri.

Bang Wira menemani Dinda makan karena ini juga di jam makan siang. Tak hentinya matanya mengawasi raut wajah Dinda yang belum mengerti apapun tentang hal ini. Sebelah tangan Bang Wira mengetik sesuatu untuk menghubungi Bang Rendra.

...

"Ada apa pot, tumben ajak ngobrol di luar?" Tanya Bang Rendra saat mengajaknya ngobrol di rumah kontrakan Bang wira yang lumayan sepi.

"Kamu kenal Dinda?"

"Apaa??" Bang Rendra sedikit terkejut dan itu sudah menguatkan bukti bahwa Bang Rendra memang mengenal Dinda.

"Dinda.. keluarlah..!!"

Betapa terkejutnya Bang Rendra saat benar ada Dinda disana. Gadis itu menunduk tak berani menatap wajah Bang Rendra.

"Dinda?? Ada apa sampai kamu kesini? Kamu cari Abang??" Tanya Bang Rendra tidak percaya.

"Iya Bang, Dinda hamil.. makanya Dinda cari Abang. Mungkin Abang akan senang mendengarnya" kata Dinda yang mulai ragu mengatakannya karena ekspresi wajah Bang Rendra tidak seperti ekspektasi nya.

Entah sadar atau tidak, Bang Rendra mengguncang kedua bahu Dinda dengan kencang.

"Ya Tuhan. Kok bisa Din? Abang hanya melakukannya sama kamu satu kali. Mungkin itu anak orang lain" bentak Bang Rendra.

"Ren, jangan kasar. Istighfar kamu...!!" Bang Wira menepis tangan Bang Rendra dengan kasar.

"Astaga..!! Abang sudah punya istri Din, dan Abang sangat mencintai istri Abang itu" bentak Bang Rendra sekuatnya.

Dinda mematung dan terhenyak, mulutnya seakan terkunci, hanya lelehan air mata yang mengungkapkan segala rasa.

"Kamu paham khan malam sehari sebelum Abang kembali pulang penugasan itu Abang mabuk berat karena ada pesta. Abang sudah minta maaf dan membayarmu lima belas juta. Bukankah saat itu kamu pun sedang membutuhkan uang" ucap Bang Rendra seakan tidak punya perasaan.

"Lalu setiap hari kebersamaan kita itu apa Bang? Abang juga bilang sedang menunggu datangnya buah hati" kata Dinda terisak sesak.

"Abang menantikan buah hati dari istri Abang, bukan dari rahim mu Dinda..!!" Tangan Bang Rendra sudah melayang tapi Bang Wira dengan sigap memeluk Dinda dan menepis tangan Bang Rendra.

"Cukup Rendra.. jangan keterlaluan kamu..!! Kamu pun salah Rendra. Kamu lihat Dinda sepolos ini, kenapa kamu memberinya harapan palsu????" Bang Wira ikut terpancing emosi dan membentak Bang Rendra.

"Astagfirullah.. aku harus bagaimana??" Bang Rendra frustasi sampai meremas rambutnya.

"Gugurkan Dinda. Abang nggak mau Nesya sampai tau masalah ini. Abang sangat mencintainya Dinda. Nesya punya gejala sakit jantung. Dia pun sedang hamil sekarang"

Tak terbayangkan oleh Dinda hatinya akan sehancur ini di tangan seorang pria yang ia sangka juga mencintainya. Enam bulan mengenal Bang Rendra di tempat tugas, tak di sangka tak ada rasa dari pria tersebut. Perasaan Dinda begitu terpukul, tanpa ia sadari.. ia memeluk erat tubuh bang Wira.

"B*****t, bayi ini nggak salah pot. Mulai sekarang jangan pernah kamu mendekati anak ini ataupun ibunya. Karena mulai detik ini.. bayi ini adalah anak ku. Anak Lettu Wiranegara. Dan yang ada di hadapanmu ini.. Nyonya Wiranegara.. Ingat itu Rendra. Sampai kau berani mendekati keduanya, Aku sendiri yang akan membunuhmu..!!"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Susana Sari Sari

Susana Sari Sari

bab awal aja udah jd tegang......pasti hati jd penasaran 👌👌💜💜💜💜💜

2024-05-07

0

Eci Irma

Eci Irma

keren Lettu Wira walaupun bukan anaknya dia tetap mau bertanggung jawab salut sama Wira

2024-01-22

0

Lenny Sinuraya

Lenny Sinuraya

kusahnya mengharukan

2024-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 1. Janji yang salah.
2 2. Kenyataan dari Tuhan.
3 3. Bertengkar hebat.
4 4. Sebuah peralihan.
5 5. Menikmati waktu bersama.
6 6. Mendekatkan diri.
7 7. Salah Tompo.
8 8. Kesayangan.
9 9. Inikah cobaan.
10 10. Gara-gara baby.
11 11. Sulitnya menjaga bumilku.
12 12. Kalau sudah marah.
13 13. Rasa yang tak di pahami.
14 14. Hari berlalu.
15 15. Seluruh hati hanya milikmu.
16 16. Rasa kehilangan.
17 17. Meninggikan derajatmu.
18 18. Perjuangan menata hati.
19 19. Demi kamu sayangku.
20 20. Pecah telur.
21 21. Kunyatakan perasaanku.
22 22. Saat yang salah.
23 23. Berujung kesal.
24 24. Sesuatu yang berharga.
25 25. Serangan panik.
26 26. Sabar mode awal.
27 27. Nyaris hancur.
28 28. Menyelesaikan tugas.
29 29. Patah hati
30 30. Kabur Kanginan.
31 31. Hanya tiga kata.
32 32. Pecahan perasaan.
33 33. Awal yang sulit.
34 34. Belajar tegar.
35 35. Proses yang berat.
36 36. Keluar dari Zona nyaman.
37 37. Memberi kesempatan untuk diri.
38 38. Hati yang tertahan.
39 39. Mula-mula sudah salah.
40 40. Masalah nampan.
41 41. Karena sebuah janji.
42 42. Terkuak sebuah rahasia.
43 43. Si cantik ku yang unik.
44 44. Amarah Taipan Timur.
45 45. Belum sanggup.
46 46. Sedikit mengurai kepahitan.
47 47. Mulai terasa.
48 48. Awal sebuah cerita.
49 49. Jiwa yang mencintai mu.
50 50. Tentang Sayap Perwira.
51 51. Hati terjujur.
52 52. Karena sebuah alasan.
53 53. Tak pernah lelah untukmu.
54 54. Hampir Final.
55 55. Lelaki sejati.
56 56. Persiapan.
57 57. Hati yang tulus.
58 58. Kisah hari ini.
59 59. Menata kembali.
60 60. Bagi yang sudah halal.
61 61. Hari indah.
62 Pengumuman Nara.
63 62. Berita baru.
64 63. Merasa tak diinginkan.
65 64. Pembelaan.
66 65. Selisih pendapat kecil.
67 66. Resah
68 67. Kalah.
69 68. Persiapan.
70 69. Tanah baru.
71 70. Was wasnya Abang.
72 71. Ujian menyakitkan.
73 72. Sebelum itu.
74 73. Awal badai.
75 74. Karena kamu.
76 75. Usaha bujuk rayu.
77 76. Usaha bujuk rayu ( 2 ).
78 77. Memulai aktivitas kembali.
79 78. Hukuman dari Ibu Komandan kesayangan.
80 79. Menjalani hukuman.
81 80. Satu beban di hati.
82 81. Sebuah tanggung jawab.
83 82. Ketika semua bersatu.
84 83. Tak putus rasa cinta padamu.
85 84. Tau rasanya.
86 85. Hari ini.
87 86. Demi Dinda.
88 87. Cinta untukmu sayang.
89 88. Saat yang tidak tepat.
90 Pilihan sulit untuk Nara.
91 89. Tak patah arang.
92 90. Untuk sang kekasih.
93 91. Sebuah perjuangan panjang.
94 92. Kesal.
95 93. Kurang penjelasan.
96 94. Drama dewasa.
97 95. Kasus dalam.
98 Himbauan.
99 96. -
100 97. Teguran.
101 98. Rahasia yang menyakiti.
102 99. Tentang Aku.. Kau dan Dia.
103 100. Mati kutu.
104 101. Ingin kuselesaikan.
105 102. Tersayang.
106 103. Berusaha mempertahankan.
107 104. Satu kali lagi.
108 105. Ini lebih baik.
109 106. Akhirnya.
110 Kelanjutan 1.
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Janji yang salah.
2
2. Kenyataan dari Tuhan.
3
3. Bertengkar hebat.
4
4. Sebuah peralihan.
5
5. Menikmati waktu bersama.
6
6. Mendekatkan diri.
7
7. Salah Tompo.
8
8. Kesayangan.
9
9. Inikah cobaan.
10
10. Gara-gara baby.
11
11. Sulitnya menjaga bumilku.
12
12. Kalau sudah marah.
13
13. Rasa yang tak di pahami.
14
14. Hari berlalu.
15
15. Seluruh hati hanya milikmu.
16
16. Rasa kehilangan.
17
17. Meninggikan derajatmu.
18
18. Perjuangan menata hati.
19
19. Demi kamu sayangku.
20
20. Pecah telur.
21
21. Kunyatakan perasaanku.
22
22. Saat yang salah.
23
23. Berujung kesal.
24
24. Sesuatu yang berharga.
25
25. Serangan panik.
26
26. Sabar mode awal.
27
27. Nyaris hancur.
28
28. Menyelesaikan tugas.
29
29. Patah hati
30
30. Kabur Kanginan.
31
31. Hanya tiga kata.
32
32. Pecahan perasaan.
33
33. Awal yang sulit.
34
34. Belajar tegar.
35
35. Proses yang berat.
36
36. Keluar dari Zona nyaman.
37
37. Memberi kesempatan untuk diri.
38
38. Hati yang tertahan.
39
39. Mula-mula sudah salah.
40
40. Masalah nampan.
41
41. Karena sebuah janji.
42
42. Terkuak sebuah rahasia.
43
43. Si cantik ku yang unik.
44
44. Amarah Taipan Timur.
45
45. Belum sanggup.
46
46. Sedikit mengurai kepahitan.
47
47. Mulai terasa.
48
48. Awal sebuah cerita.
49
49. Jiwa yang mencintai mu.
50
50. Tentang Sayap Perwira.
51
51. Hati terjujur.
52
52. Karena sebuah alasan.
53
53. Tak pernah lelah untukmu.
54
54. Hampir Final.
55
55. Lelaki sejati.
56
56. Persiapan.
57
57. Hati yang tulus.
58
58. Kisah hari ini.
59
59. Menata kembali.
60
60. Bagi yang sudah halal.
61
61. Hari indah.
62
Pengumuman Nara.
63
62. Berita baru.
64
63. Merasa tak diinginkan.
65
64. Pembelaan.
66
65. Selisih pendapat kecil.
67
66. Resah
68
67. Kalah.
69
68. Persiapan.
70
69. Tanah baru.
71
70. Was wasnya Abang.
72
71. Ujian menyakitkan.
73
72. Sebelum itu.
74
73. Awal badai.
75
74. Karena kamu.
76
75. Usaha bujuk rayu.
77
76. Usaha bujuk rayu ( 2 ).
78
77. Memulai aktivitas kembali.
79
78. Hukuman dari Ibu Komandan kesayangan.
80
79. Menjalani hukuman.
81
80. Satu beban di hati.
82
81. Sebuah tanggung jawab.
83
82. Ketika semua bersatu.
84
83. Tak putus rasa cinta padamu.
85
84. Tau rasanya.
86
85. Hari ini.
87
86. Demi Dinda.
88
87. Cinta untukmu sayang.
89
88. Saat yang tidak tepat.
90
Pilihan sulit untuk Nara.
91
89. Tak patah arang.
92
90. Untuk sang kekasih.
93
91. Sebuah perjuangan panjang.
94
92. Kesal.
95
93. Kurang penjelasan.
96
94. Drama dewasa.
97
95. Kasus dalam.
98
Himbauan.
99
96. -
100
97. Teguran.
101
98. Rahasia yang menyakiti.
102
99. Tentang Aku.. Kau dan Dia.
103
100. Mati kutu.
104
101. Ingin kuselesaikan.
105
102. Tersayang.
106
103. Berusaha mempertahankan.
107
104. Satu kali lagi.
108
105. Ini lebih baik.
109
106. Akhirnya.
110
Kelanjutan 1.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!