10. Gara-gara baby.

Bang Wira merebahkan dirinya di atas rumput, nafasnya masih tersengal. Masih terbayang bagaimana keindahan tubuh Dinda yang mengganggu pikiran dan perasaannya.

"Allahu Akbar.. sekarang siapa yang salah? Hatiku, otak ku atau si Jaler??" Ucapnya kesal.

"Kenapa juga aku tadi nggak puasa, sekarang susah sendiri" gerutunya.

"Kamu kenapa? Nggak dapat jatah" Sapa Rendra.

"Ciihh.. mana berani Dinda nggak kasih aku jatah?" Jawab Bang Wira dengan sombongnya, rasanya gengsi sekali mengatakan kalau dirinya belum menyentuh Dinda hingga saat ini.

"Serius?? Bukannya lu itu selalu kotbah kalau ada masalah riskan seperti ini?"

"Aku manusia biasa. Kamu saja bisa salah. Kenapa aku nggak" jawab Bang Wira langsung mengena.

"Okelah pot, jangan tegang begitu..  aku hanya bercanda"

"Nggak lucu. Buat aku kesal saja" Jawab Bang Wira.

"Maaf.. sudah seperti perempuan aja lu pot. Sensi amat"

Bang Wira hanya menatap Bang Rendra dengan lirikan kesal.

...

"Ganti..!!" Bang Wira meminta Dinda memakai sandal selop di acara pertemuan istri anggota.

"Nggak boleh Bang, masa pakai sandal"

"Abang yang tanggung jawab. Pakai itu..!!" Perintah Bang Wira tegas.

Melihat wajah tak bersahabat Bang Wira. Dinda pun menurutinya. Ia cemas suaminya masih marah dengan kejadian tadi pagi.

"Bang.. Abang masih marah ya?" Tanya Dinda berbisik pelan sambil memegang tangan suaminya.

"Abang nggak marah, tolong maklumi Abang juga ya. Kamu istri Abang tapi masih dalam tanda kutip. Ini perkara yang sulit, tapi juga bukan perkara mudah." Bang Wira berjongkok dan memakaikan sandal untuk Dinda.

"Kita berdua tinggal dalam satu atap. Setiap hari bertegur sapa dan selalu berdua. Tidur di ranjang yang sama. Katakan sama Abang, apa dalam keadaan seperti ini.. apa tidak ada rasa sedikit pun dalam hatimu?? Sedangkan Abang sudah merasakan ada yang berbeda."

"Iya Bang, Dinda juga merasakan nya." Jawab Dinda kemudian memeluk erat Bang Wira.

"Lhoo.. Bu Wira kenapa?" Tanya Bu wadanyon.

"Nggak apa-apa Bu, biasa bumil lagi rewel, manja sekali dia Bu" jawab Bang Wira seakan mengadu.

"Biasa itu om. Minta di sayang-sayang." Bu wadanyon tersenyum melihat Bang Wira sangat menyayangi Dinda.

Di dekat mereka duduk Bang Rendra yang sedang mengambilkan Nesya minuman.

"Uangnya sudah di kasihkan Dinda Bang?" Tanya Nesya.

"Belum."

"Kenapa belum Bang? Itu uang buat anak Abang" kata Nesya.

"Abang tau, tapi kamu tau khan bagaimana Wira. Setiap membahas hal ini rasa-rasanya dia pengen hajar Abang" jawab Bang Rendra.

"Ya memang Abang itu pantas di hajar. Terus apa masalah Abang."

"Sudahlah sayang, sampai kapan kita mau terus bertengkar karena masalah ini. Abang sudah bilang kalau ini tidak sengaja. Semua di luar kendali Abang karena Abang sedang kangen sama kamu. Abang luar biasa menyesal" jawab Bang Rendra.

:

Bang Wira menemani Dinda yang sedang mual. Sampai usia kandungannya lima bulan istrinya itu masih saja suka mual meskipun tidak sesering awal kehamilan.

"Di rawat saja ya dek..!!"

"Abang ini apa nggak lelah setiap kali Dinda mual selalu minta Dinda untuk di rawat di rumah sakit" protes Dinda.

"Abang nggak mau kamu kekurangan cairan, kalau mamanya terus mabuk.. bagaimana anak kita di dalam sana? Pasti kelaparan karena perut mamanya juga kosong. Tiga hari kamu susah makan. Kamu pikir hati Abang nggak ngenes lihatnya??" jawab Bang Wira yang entah dapat pemikiran darimana.

"Dinda nggak mau di tusuk Bang"

"Pilih di tusuk Abang tapi kamu nangis apa di tusuk jarum tapi sehat??"

"Ya sudah.. nangis aja" jawab Dinda dengan polosnya.

"Lhooo.. dasar cari penyakit, kena Abang nangis kejer kamu" Bang Wira menjitak pelan ubun-ubun Dinda.

"Sebentar Bang.. Dinda nggak kuat jaa_lan" seketika Dinda ambruk menabrak Bang Wira.

"Weess.. Iki.." Bang Wira dengan sigap membawa Dinda menuju mobil.

:

"Dinda kenapa Bang?" Nesya panik melihat Dinda dalam gendongan Bang Wira.

"Ya begini ini Dinda. Mabok dan mualnya masih ada. Aku mau membawanya ke rumah sakit" kata Bang Wira.

"Kamu temani Dinda, biar aku sama Nesya temani kamu ke rumah sakit" ada rasa tanggung jawab dalam diri Bang Rendra karena Dinda sedang mengandung bayinya.

"Ayo cepat pot, aku takut anak ku brojol"

"Ini masih berapa bulan Wir, jangan ngawur lah" tegur Bang Rendra.

"Kamu jangan banyak bicara pot. Pikir tuh pakai logika" kata Bang Wira mulai emosi.

"Logikamu yang salah Maung..!!!!!"

Kedua pria itu malah sibuk berdebat.

"Ayo cepat naik. Disini panas Abang.. Nesya juga capek" tegur keras Nesya.

...

"Ini hormonnya saja yang masih belum stabil pak" kata Dokter.

"Di rawat saja dok...!!"

"Nggak perlu pak, ini masih dalam batas aman" jawab Dokter.

"Tapi istri saya nggak mau makan dok"

"Lu gimana sih, istri sehat kok di suruh rawat" Bang Rendra kesal dengan Bang Wira yang terlalu cemas.

"Sehat pala lu. Lemas begini"

"Dia aja deh dok yang di rawat, bisa bikin satu batalyon stress nih kalau kaya gini" tinjuk Bang Rendra masih berdebat di ruang dokter.

"Sabar ya bapak-bapak. Sekarang kita lihat dulu ya, jenis kelamin bayinya apa" bujuk dokter menengahi karena dokter Nick sedang keluar kota.

:

"Waaahh.. ada resletingnya.. bener perempuan khan dek..!!" Kata Bang Wira sambil memelototi layar USG.

"Abaang iihh" Dinda sampai malu karena Bang Wira sejak tadi heboh sendiri.

"Kamu pikir itu saja yang perempuan. Yang ini juga" tunjuk Bang Rendra pada perut Nesya.

"Aaahh.. lu mah bener nggak kreatif" seketika Bang Wira jengkel dibuatnya.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Kasiani Kasiani

Kasiani Kasiani

penyayang, perhatian ada stok gk didunia nyata 😊

2022-06-08

0

Kasiani Kasiani

Kasiani Kasiani

mauuu juga 1 kayak mas wira, romantis and penyayang 😊

2022-06-08

0

Sabila Brina

Sabila Brina

bang wira keren bingiiitttt....ada gk yo di kehidupan nyata,,,ky judul lagu,''angge angge orong orong''ra melok gawe melok momong 🥰

2022-02-28

3

lihat semua
Episodes
1 1. Janji yang salah.
2 2. Kenyataan dari Tuhan.
3 3. Bertengkar hebat.
4 4. Sebuah peralihan.
5 5. Menikmati waktu bersama.
6 6. Mendekatkan diri.
7 7. Salah Tompo.
8 8. Kesayangan.
9 9. Inikah cobaan.
10 10. Gara-gara baby.
11 11. Sulitnya menjaga bumilku.
12 12. Kalau sudah marah.
13 13. Rasa yang tak di pahami.
14 14. Hari berlalu.
15 15. Seluruh hati hanya milikmu.
16 16. Rasa kehilangan.
17 17. Meninggikan derajatmu.
18 18. Perjuangan menata hati.
19 19. Demi kamu sayangku.
20 20. Pecah telur.
21 21. Kunyatakan perasaanku.
22 22. Saat yang salah.
23 23. Berujung kesal.
24 24. Sesuatu yang berharga.
25 25. Serangan panik.
26 26. Sabar mode awal.
27 27. Nyaris hancur.
28 28. Menyelesaikan tugas.
29 29. Patah hati
30 30. Kabur Kanginan.
31 31. Hanya tiga kata.
32 32. Pecahan perasaan.
33 33. Awal yang sulit.
34 34. Belajar tegar.
35 35. Proses yang berat.
36 36. Keluar dari Zona nyaman.
37 37. Memberi kesempatan untuk diri.
38 38. Hati yang tertahan.
39 39. Mula-mula sudah salah.
40 40. Masalah nampan.
41 41. Karena sebuah janji.
42 42. Terkuak sebuah rahasia.
43 43. Si cantik ku yang unik.
44 44. Amarah Taipan Timur.
45 45. Belum sanggup.
46 46. Sedikit mengurai kepahitan.
47 47. Mulai terasa.
48 48. Awal sebuah cerita.
49 49. Jiwa yang mencintai mu.
50 50. Tentang Sayap Perwira.
51 51. Hati terjujur.
52 52. Karena sebuah alasan.
53 53. Tak pernah lelah untukmu.
54 54. Hampir Final.
55 55. Lelaki sejati.
56 56. Persiapan.
57 57. Hati yang tulus.
58 58. Kisah hari ini.
59 59. Menata kembali.
60 60. Bagi yang sudah halal.
61 61. Hari indah.
62 Pengumuman Nara.
63 62. Berita baru.
64 63. Merasa tak diinginkan.
65 64. Pembelaan.
66 65. Selisih pendapat kecil.
67 66. Resah
68 67. Kalah.
69 68. Persiapan.
70 69. Tanah baru.
71 70. Was wasnya Abang.
72 71. Ujian menyakitkan.
73 72. Sebelum itu.
74 73. Awal badai.
75 74. Karena kamu.
76 75. Usaha bujuk rayu.
77 76. Usaha bujuk rayu ( 2 ).
78 77. Memulai aktivitas kembali.
79 78. Hukuman dari Ibu Komandan kesayangan.
80 79. Menjalani hukuman.
81 80. Satu beban di hati.
82 81. Sebuah tanggung jawab.
83 82. Ketika semua bersatu.
84 83. Tak putus rasa cinta padamu.
85 84. Tau rasanya.
86 85. Hari ini.
87 86. Demi Dinda.
88 87. Cinta untukmu sayang.
89 88. Saat yang tidak tepat.
90 Pilihan sulit untuk Nara.
91 89. Tak patah arang.
92 90. Untuk sang kekasih.
93 91. Sebuah perjuangan panjang.
94 92. Kesal.
95 93. Kurang penjelasan.
96 94. Drama dewasa.
97 95. Kasus dalam.
98 Himbauan.
99 96. -
100 97. Teguran.
101 98. Rahasia yang menyakiti.
102 99. Tentang Aku.. Kau dan Dia.
103 100. Mati kutu.
104 101. Ingin kuselesaikan.
105 102. Tersayang.
106 103. Berusaha mempertahankan.
107 104. Satu kali lagi.
108 105. Ini lebih baik.
109 106. Akhirnya.
110 Kelanjutan 1.
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Janji yang salah.
2
2. Kenyataan dari Tuhan.
3
3. Bertengkar hebat.
4
4. Sebuah peralihan.
5
5. Menikmati waktu bersama.
6
6. Mendekatkan diri.
7
7. Salah Tompo.
8
8. Kesayangan.
9
9. Inikah cobaan.
10
10. Gara-gara baby.
11
11. Sulitnya menjaga bumilku.
12
12. Kalau sudah marah.
13
13. Rasa yang tak di pahami.
14
14. Hari berlalu.
15
15. Seluruh hati hanya milikmu.
16
16. Rasa kehilangan.
17
17. Meninggikan derajatmu.
18
18. Perjuangan menata hati.
19
19. Demi kamu sayangku.
20
20. Pecah telur.
21
21. Kunyatakan perasaanku.
22
22. Saat yang salah.
23
23. Berujung kesal.
24
24. Sesuatu yang berharga.
25
25. Serangan panik.
26
26. Sabar mode awal.
27
27. Nyaris hancur.
28
28. Menyelesaikan tugas.
29
29. Patah hati
30
30. Kabur Kanginan.
31
31. Hanya tiga kata.
32
32. Pecahan perasaan.
33
33. Awal yang sulit.
34
34. Belajar tegar.
35
35. Proses yang berat.
36
36. Keluar dari Zona nyaman.
37
37. Memberi kesempatan untuk diri.
38
38. Hati yang tertahan.
39
39. Mula-mula sudah salah.
40
40. Masalah nampan.
41
41. Karena sebuah janji.
42
42. Terkuak sebuah rahasia.
43
43. Si cantik ku yang unik.
44
44. Amarah Taipan Timur.
45
45. Belum sanggup.
46
46. Sedikit mengurai kepahitan.
47
47. Mulai terasa.
48
48. Awal sebuah cerita.
49
49. Jiwa yang mencintai mu.
50
50. Tentang Sayap Perwira.
51
51. Hati terjujur.
52
52. Karena sebuah alasan.
53
53. Tak pernah lelah untukmu.
54
54. Hampir Final.
55
55. Lelaki sejati.
56
56. Persiapan.
57
57. Hati yang tulus.
58
58. Kisah hari ini.
59
59. Menata kembali.
60
60. Bagi yang sudah halal.
61
61. Hari indah.
62
Pengumuman Nara.
63
62. Berita baru.
64
63. Merasa tak diinginkan.
65
64. Pembelaan.
66
65. Selisih pendapat kecil.
67
66. Resah
68
67. Kalah.
69
68. Persiapan.
70
69. Tanah baru.
71
70. Was wasnya Abang.
72
71. Ujian menyakitkan.
73
72. Sebelum itu.
74
73. Awal badai.
75
74. Karena kamu.
76
75. Usaha bujuk rayu.
77
76. Usaha bujuk rayu ( 2 ).
78
77. Memulai aktivitas kembali.
79
78. Hukuman dari Ibu Komandan kesayangan.
80
79. Menjalani hukuman.
81
80. Satu beban di hati.
82
81. Sebuah tanggung jawab.
83
82. Ketika semua bersatu.
84
83. Tak putus rasa cinta padamu.
85
84. Tau rasanya.
86
85. Hari ini.
87
86. Demi Dinda.
88
87. Cinta untukmu sayang.
89
88. Saat yang tidak tepat.
90
Pilihan sulit untuk Nara.
91
89. Tak patah arang.
92
90. Untuk sang kekasih.
93
91. Sebuah perjuangan panjang.
94
92. Kesal.
95
93. Kurang penjelasan.
96
94. Drama dewasa.
97
95. Kasus dalam.
98
Himbauan.
99
96. -
100
97. Teguran.
101
98. Rahasia yang menyakiti.
102
99. Tentang Aku.. Kau dan Dia.
103
100. Mati kutu.
104
101. Ingin kuselesaikan.
105
102. Tersayang.
106
103. Berusaha mempertahankan.
107
104. Satu kali lagi.
108
105. Ini lebih baik.
109
106. Akhirnya.
110
Kelanjutan 1.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!