Chapter 20

Sesuai yang di katakan oleh asisten Rio, mereka sampai di mansion dalam waktu kurang lebih dua jam.

"Kakak sudah pulang?" sambut Zora. Ia memeluk Elvan, dan seperti biasa Elvan tak membalas pelukan Zora. Ia hanya mengacak rambut Zora seraya tersenyum tipis.

Ia mengedarkan pandangan, mencari sosok sang istri yang lagi-lagi tak menyambut kepulangannya. Ada rasa kesal di dalam dadanya.

"Vada belum pulang kak, seharusnya dia tahu kalau kakak malam ini pulang. Kemarin-kemarin sih, enggak apa-apa dia pulang larut malam karena kakak masih diuar negeri. Tapi ini, kenapa nggak pulang awal. Kenapa sih Vada suka banget buat kakak marah. Lagian suami udah kaya kok kerja masih sampai segitunya. Kerja apa coba sampai malam begini belum pulang, padahal sudah bersuami, ada suami yang harus diurus juga, tapi kelakuan masih kayak lajang. Sabar ya kak, jiwa muda memang seperti itu, masih suka bebas," coleteh Zora.

"Aku ke kamar dulu," pamit Elvan tanpa berniat membalas ucapan Zora.

"Iya kak," Zora mengangguk.

"Kenapa nggak marah sih, malah diem aja. Padahal istrinya belum pulang. Kakak benar-benar berubah!" Zora menghentakkan kakinya karena kesal.

"Vada belum pulang?" batin Elvan seraya menaiki tangga. Ia merasa aneh, pasalnya tadi Vada mengatakan jika ia akan pulang satu jam sebelum suaminya sampai.

Sampai di kamar, Elvan duduk di tepi ranjang untuk membuka sepatunya lalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Kemana dia?" perasaan Elvan mendadak tidak enak. Gadis itu tidak mungkin dengan sengaja memancing kemarahannya dengan pulang terlambat lagi.

Elvan segera menyelesaikan ritual mandinya. Dengan hanya melilitkan sebuah handuk di pinggang, Elvan mengambil ponselnya diatas nakas, ia melihat nomor telepon milik istrinya.

"Nona, tuan muda sudah sampai, kenapa belum pulang?" Elvan mengirim pesan untuk Vada namun hanya centang satu berwarna abu-abu. Nomornya Tidak aktif.

Elvan langsung menghubungi asisten Rio, "Yo, kirimkan alamat tempat kerja Vada, sekarang!" ucapnya tanpa basa basi dan langsung mematikan panggilannya.

Elvan segera memakai baju lalu turun ke lantai bawah.

"Kakak mau kemana? Kakak baru pulang, udah mau pergi lagi?" tanya Zora bergelayut manja di lengan Elvan.

"Aku ada urusan sebentar," jawab Elvan pendek dan langsung melangkah cepat keluar menuju halaman, tanpa menghiraukan Zora yang kesal karena merasa di acuhkan. Hatinya dongkol sendiri jadinya. Di Liburannya kali ini, Elvan benar-benar mengacuhkannya. Kemana-mana Zora hanya sendiri, seperti seorang pendekar.

"Siapkan mobil!" titah Elvan kepada bawahannya.

Tanpa bicara ia segera masuk dan melajukan mobilnya meninggalkan mansion.

Ponselnya bergetar, pesan dari asisten Rio masuk, memberitahukan alamat cafe tempat Vada bekerja. Hanya itu tempat yang melintas di kepalanya saat ini. Instingny mengatakan jika Vada masih di sana, ia hanya mengikuti Instingnya.

"Yo, ke cafe itu sekarang, aku dalam perjalanan ke sana," Elvan menghubungi asisten Rio.

"Apa ada masalah tuan muda? Apa nona belum pulang?" tanya asisten Rio dri seberang telepon.

"Hem," jawab Elvan pendek, panggilan langsung ia akhiri.

Elvan menambah kecepatan laju mobilnya membelah jalanan malam itu. Entahlah, ada apa dengannya, kenapa ia peduli dengan wanita itu hanya karena Instingnya mengatakan jika istrinya tersebut tidak baik-baik saja saat ini.

"Shi t! Kenapa aku peduli dengannya?" tanyanya pada diri sendiri, heran dan tidak masuk akal.

🖤🖤🖤

Elvan sampai di depan cafe, sudah sepi. Dan para karyawan sedang siap-siap untuk menutup cafe mengingat ini sudah pukul sepuluh malam.

"Maaf, tuan. Cafenya sudah mau tutup," ucap Rika, si pelayan cafe.

"Tuan muda," asisten Rio tampak terengah-engah menyusul Elvan. Setelah di telepon Elvan, ia langsung menuju ke cafe tersebut. Ia takut jika Elvan datang ke cafe untuk mengobrol-abrik cafe tersebut karena istrinya belum pulang.

"Maaf tuan-tuan. Cafenya sudah mau tutup," sekali lagi Rika mengatakannya.

"Maaf nona, kami ke sini mencari nona Vada. Apa dia masih di sini?" tanya asisten Rio mewakili Elvan yang tampak acuh.

"Mbak Vada? Dia sudah pulang dari tadi tuan," jawab Rika.

"Sudah pulang?" asisten Rio memastikan.

"Iya, Vada sudah pulang sejak tadi. Dia pamit sekalian ke toilet. Maaf kalian siapa?" Roni datang dari ruangannya.

Tak menjawab pertanyaan Roni, Elvan langsung melangkah panjang mencari di mana toilet berada di susul oleh asisten Rio..

Elvan melihat toilet yang rusak dan sedang di perbaiki. Ia kemudian menuju ke toilet yang di tunjuk oleh tulisan di depan pintu luar toilet dimana Vada berada tersebut.

Elvan masuk dan membuka satu-satu pintu toilet, namun ia tak menemukan siapa-siapa. Ia merasa ada seseorang yang memanggilnya, namun di sana tidak ada siapapun kecuali dia dan asisten Rio.

Sementara Vada benar-benar sudah kehabisan tenaganya, ia terus meminta tolong namun tak ada yang datang membukakan pintu toilet.

"Aku takut gelap, tolong. Siapapun, tolong aku," rintih Vada. Sejak tadi ia hanya memeluk lututnya tanpa berani membuka kedua matanya.

"Elvan, tolong aku. Aku takut. Van... Tolong aku," gumam Vada lirih.

Brak!!

Tiba-tiba, pintu di diobrak dari luar, membuat Vada terkejut. Ia mendongak. Cahaya dari ponsel pria di depannya seperti memberi kehidupan untuknya. Vada langsung berdiri dan menubruk tubuh yang berdiri tegap di depannya tersebut, "Tuan, aku takut," Vada memeluk erat tubuh Elvan dengan erat, sangat erat.

Elvan menggerakkan tangannya ke udara, ia bimbang, antara ingin membalas pelukan istrinya atau tidak.

Pada akhirnya, nuraninya menuntun Elvan mengusap punggung sang istri. Tanpa sadar ia mengecup puncak kepala Vada yang kini masih memeluknya erat. Lagi-lagi, ia tak mengerti, kenapa hatinya seperti mengingkari raganya. Yang jelas, kini perasaannya benar-benar lega.

🖤🖤🖤

Elvan langsung mengajak Vada pulang, meninggalkan asisten Rio yang harus mengurus pemilik dan karyawan cafe. Menyelidiki kenapa bisa sampai kejadian ini terjadi.

Dalam perjalanan pulang, Vada hanya terdiam melihat ke arah luar jendela mobil. Elvan sendiri tenggelam dalam pikirannya, ia yakin jika ada seseorang yang sedang mengincar isteinya tersebut. Tulisan toilet rusak itu sudah sangat jelas membuktikan ada orang yang sengaja mengunci Vada di dalam toilet.

"Vada, kamu kemana saja. Kakak sudah pulang sejak tadi. Dia pasti marah, sekarang dia pergi entah kemana, semoga saja saat dia kembali nanti, kmu nggak di apa-aain sama kakak," Zora yang sedang duduk di ruang tamu, menyambut Vada dengan provokasi.

"Kakak?" belum Vada membalas ucapan Zora, ia melihta Elvan masuk, menyusul istrinya.

Vada tersenyum, "Makasih ya Zora, sudah khawatir. Tadi aku ada insiden kecil jadi terpaksa pulang terlambat, untuk suamiku datang menjemput. Maaf ya, buat kamu khawatir. Aku mau ke dalam dulu," ucap Vada dengan senyum penuh arti.

"Kak, mau aku buatkan teh herbal? Kakak pasti capek," tawar Zora.

Vada menghentikan langkahnya lalu menoleh, "Biar aku saja yang membuatkan Zora, aku hanya ingin mengganti baju dulu. Tuan tunggu di atas, aku akan segera membuatkan teh herbal untuk Anda,"

"Biar Vada yang buat, kau istirahatlah!" ucap Elvan.

"Aaaarrrgghhhh!!"

Saat menaiki anak tangga, Langkah Elvan terhenti karena mendengar Vada menjerit. Ia segera berlari menuju kamar Vada yang ada di lantai satu tersebut.

"Ada apa?" tanya Elvan.

Vada terlihat syok melihat box yang tergeletak di lantai. Pandangan Elvan tertuju ada box tersebut, diambilnya lalu di bukanya. Ia langsung melempar box berisi mata boneka yang berlumur darah tersebut dan langsung mendekap Vada dalam pelukannya. Membenamkan wajah sang istri di dada bidangnya.

"Ada apa, Vada?" Zora datang dan bertanya dengan polosnya. Ia juga melihat box tersebut.

"Astaga! Apa ini? Siapa yang melakukan ini? Vada, apa kamu punya musuh? Jahat sekali orang itu, kenapa dia meneror mu dengan mata boneka berlumuran darah begini?" kata Zora dengan wajah shocknya.

Elvan memanggil pelayan untuk membuang box tersebut. Tak hanya itu, kaca cermin meja rias kamar tersebut juga terdapat tulisan ancaman untuk Vada menggunakan darah.

"Mulai malam ini, kamu tidur denganku!" ucap Elvan lembut, ia masih terus memeluk Vada. Ia tampak memikirkan sesuatu.

"Baik," Vada mengangguk, ia melirik ke arah Zora dengan tatapan penuh arti. Ia sengaja semakin mengeratkan pelukannya terhadap Elvan.

🖤🖤🖤

💠💠Like dan komennya jangan lupa. Biar aku tahu kalian itu nyata adanya 😊💠💠

Terpopuler

Comments

✨️ɛ.

✨️ɛ.

nyinyir lu melebihi emak² aje, jor..
Vada serasa tinggal ama mertua..

2024-12-30

0

✨️ɛ.

✨️ɛ.

cek CCTV cafenya coba..

2024-12-30

0

Alivaaaa

Alivaaaa

pasti Zora nih

2023-09-30

5

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Bab 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142 (end)
143 Pengumuman
144 Novel Love Me, Again
145 Novel Sebatas Ibu pengganti
146 One night mistake with calon ipar
147 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Bab 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142 (end)
143
Pengumuman
144
Novel Love Me, Again
145
Novel Sebatas Ibu pengganti
146
One night mistake with calon ipar
147
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!