Chapter 8

Vada tengah menggulir layar ponselnya yang baru. Sejak kemarin, ia belajar menggunakan ponsel tersebut. Ada banyak pesan dari kekasihnya yang belum ia balas. Bukannya tidak ingin membalas, namun ia tak tahu harus membalas apa. Sedih sudah pasti, Vada tak tahu harus mengatakan apa pada Mirza, laki-laki yang ia cintai.

Pemilik toko dan juga cafe tempatnya bekerja juga menanyakan keberadaannya yang tak tahu rimbanya tersebut. Vada hanya mengatakan kalau dirinya mungkin akan ijin beberapa hari karena sedang sakit.

Sebelum Elvan kembali, ia tak diizinkan keluar dari mansion.

"Asisten Rio apakah aku bisa keluar untuk bekerja?" tanyanya.

"Semua keputusan ada ada tuan muda, sebaiknya nona Tunghu saja beliau kembali," jawab asisten Rio datar.

"Kalau sekedar ke kostan buat ambil barang, apa tidak boleh juga?"

"Apalagi yang anda butuhkan nona? Semua sudah tersedia di sini, sumbangan saja barang-barang nona yang di sana," kata asisten Rio enteng.

"Ck, kalau begitu kau saja yang pergi ke sana dan ambilkan aku boneka-boneka BT21-ku yang ada di sana!" perintah Vada.

"Ya?" asisten Rio tak mengerti maksud ucapan Vada.

"Kau tinggal kesana dan ambil boneka-boneka yang ada. Sekalian sama buku-bukuku, atau aku pergi ke sana sendiri,"

"Baik, akan saya ambilkan," kata asisten Rio mengalah.

"Ck, takut banget aku kabur," desis Vada.

Seperti itulah percakapan mereka kemarin, yang membuat Vada kini hanya berbaring di kasur empuk sambil memainkan ponsel barunya sambil memeluk boneka chimi kesayangannya.

🖤🖤🖤

"Siapa yang menyuruhmu tidur di kamarku?" suara tegas dan dingin itu, Vada serasa mimpi di bentak harimau.

"Ya ampun, tidur aja mimpi harimau ngamuk," gumam Vada sambil mengerjapkan kedua matanya. Ia langsung membungkam mukutnya rapat-rapat ketika menyadari di depannya bukan harimau yang sedang mengamuk, melainkan raja harimau yang siap menekan dirinya.

"Tu-tuan. Anda sudah kembali?" ucapnya gagap.

"Siapa yang menyuruhmu tidur di ranjangku?" Elvan mengulangi pertanyaannya sekali lagi dengan sorot mata yang membuat Vada kesusahan menelan ludahnya.

"Maaf, mbok Darmi bilang kalau aku..."

"Keluar...!" bentak Elvan melengos. Ia tidak tahan melihat kedua mata Vada yang indah, yang membuat dadanya terasa aneh jika memandang mata itu lebih lama. Selain itu, ia takut tidak bisa mengendalikan diri jika mereka tidur satu ranjang. Barusan saja, saat ia masuk melihat Vada tertidur pulas dengan pahanya yang sedikit terlihat karena mengenakan celana hotpants membuat kepala bawahnya tiba-tiba berdenyut.

Laki-laki manapun pasti akan tergoda jika di depannya di suguhi paha yang mulus, seperti milik Vada.

"Ah iya!" seru Vada terlonjak kaget, " Dengan senang hati," imbuhnya dalam hati.

"Kau bisa tidur di kamar lain," ucap Elvan kemudian.

"Baik,,," sahut Vada patuh. Dalam hati ia bersorak girang, karena tidak perlu tidur satu ranjang dengan suaminya yang bisa membuatnya beku jika berlama-lama di dekatnya tersebut.

Elvan mengernyit, melihat istrinya begitu ringan, seringan kapas saat melangkah menuju ke pintu, apa dia terlalu bahagia di usir dari kamar mewah tersebut, pikirnya.

"Tunggu!" sergahnya.

"Ya..?" Vada menoleh.

"Buatkan aku teh herbal," Elvan merasa kepalanya yang pusing akibat perdebatannya dengan orang tua di tambah melihat paha mulus sang istri butuh minum teh herbal.

"Ah baik, akan saya buatkan!" seru Vada. Ia langsung ke dapur mencari mbok Darmi untuk di ajari cara membuat teh herbal seperti yang ia minum kemarin.

Tak sampai lima belas menit, Vada kembali dengan secangkir teh herbal dan juga camilan untuk suaminya.

" Tuan, ini teh herbal yang tuan minta," ucap Vada.

Glek! Ia menelaah ludahnya kasar ketika melihat pemandangan di depannya. Elvan berdiri di depannya dengan hanya mengenakan handuk sebatas pinggang. Benda menonjol diantara pahanya membuat Vada merasa nyeri di area sensitifnya. Rupanya Elvan baru saja mandi dan belum sempat mengganti pakaiannya.

Elvan menjentikkan jarinya supaya Vada mendekat. Dengan langkah gemetar, Vada mendekat. Elvan mengambil teh herbal tersebut.

Pffttt....

Elvan menyemburken teh itu ke wajah Vada, "Kenapa rasanya seperti ini?" ucapnya.

"Maaf tuan, saya akan belajar lagi membuatnya," kata Vada sambil mengerjap-ngerjapkan kedua matanya yang terasa perih terkena semburan teh tersebut.

"Saya akan membuatkan yang baru, Tuan," ucap Vada, tangannya mengambil alih cangkir yang di pegang oleh suaminya. Maniknya menatap kedua netra Elvan. Ya, dia bisa melihat jelas sorot kesepian dari mata itu. Benar kata mbok Darmi, laki-laki di depannya itu hanya perlu di sabari dan di perhatikan lebih.

Lagi-lagi Elvan tak kuasa menatap mata Vada yang indah. Ia serasa di hipnotis oleh kedua mata itu.

"Karena di sana ada kornea Zoya," selalu itu yang Elvan yakini saat menatap mata Vada.

"Tidak perlu!" Elvan menarik tangan Zoya saat gadis itu memutar badan hendak membuat kembali teh untuk Elvan hingga tubuh gadis itu terhubung ke dalam pelukannya.

Pyarr! Cangkir yang ada di tangan Vada jatuh ke lantai saat tiba-tiba Elvan mencium bibirnya. Kali ini lebih lembut dari pertama kali. Elvan memutar posisi mereka lalu mendorong tubuh Vada lalu menggiringnya berjalan sampai ke tepi ranjang tanpa melepas pagutannya.

"Kau akan mendapat hukuman karen sudah lanang tidur di ranjangku!" ucap Elvan setelah melepas ciumannya.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud..." balas Vada sambil mengatur napasnya.

"Apa kau menolak jika aku menginginkannya?"

"Apa aku bisa menolak?" Vada balik bertanya.

"Pintar! Kau istriku, milikku jadi tak ada hak untuk menolak," Elvan kembali mencium bibir Vada. Vada memejamkan kedua matanya. Berusaha menerima takdirnya jika harus kembali melakukannya.

Elvan mencium kedua mata Vada bergantian, "Aku merindukan pemiliknya, Zoya," kata Elvan saat Vada menatapnya lekat.

Jleb, dada Vada terasa nyeri mendengar ucapan suaminya. Ia hanya bisa pasrah ketika Elvan mendorong tubuhnya ke ranjang.

"Apa aku bisa melihatmu sebagai Zoya kali ini? Aku merindukannya," ucapnya ketika sambil membelai pipi Vada.

Vada hnya bisa mengangguk meski dalam hatinya hancur berkeping-keping. Bagaimana bisa suaminya akan melihatnya sebagai wanita lain saat berada dalam kungkungannya.

Kali ini Elvan melakukannya dengan lembut, membuat Vada benar-benar terlena. Setiap inci tubuhnya tak terlewat sama sekali oleh sentuhan tangan Elvan. Membuat tubuhnya meremang bahkan meminta ingin segera di puaskan. Dan Vada benar-benar merutuki pikirannya tersebut.

"Aahhhh..." pekik Vada ketika Elvan kembali menyatukan tubuh mereka.

Tak sampai sepuluh menit, Vada sudah berada di puncak, namun suaminya itu belum apa-apa. Mungkin masih di bilang baru pemanasan belum sampai ke intinya.

Setelah kurang lebih satu jam, Barulah Elvan menyudahi permainannya.

Vada segera memakai kembali pakaiannya setelah selesai. Ia akan keluar dari kamar itu segera untuk membersihkan diri.

"Jangan pernah lupa untuk minum kontrasepsi nya," pesan Elvan dan Vada mengangguk mengerti. Setidaknya sampai saatnya nanti ia bisa pergi dari rumah itu tanpa beban jika tidak hamil atau memiliki anak, pikir Vada.

"Tunggu!"

Vada menoleh.

"Bawa sampah-sampah ini juga, sangat mengganggu kegiatan barusan," Elvan menunjuk boneka-boneka milik Vada yang sudah berantakan di atas ranjang, padahal tadi masih tertata rapi.

Vada mengambil seluruh bonekanya, lalu pergi dengan memeluk boneka-boneka itu tanpa bersuara. Elvan hanya memandangi punggung istrinya dengan tatapan kosong, dengan tubuh yang masih polos. Ia segera memanggil pelayan melalui intercom untuk membersihkan pecahan cangkir di lantai kamarnya sebelum akhirnya ia ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya kembali.

🖤🖤🖤

Setelah keluar dari kamar utama, Vada berlari sampai di kamar yang akan menjadi kamarnya setelah ini, Vada lngsung berlari ke kamar mandi. Ia menghidupkan shower dan tubuhnya langsung melorot ke lantai. Dalam guyuran shower ia menumpahkan kesedihannya. Ia menangis, mengeluarkan air mata yang tak terbendung lagi.

Tangannya menutup mulutnya supaya tangisannya tak mengeluarkan suara. Ia paling tidak suka menangis, apalagi menangis di depan orang lain. Ia lebih memilih menutup luka maupun kesedihannya dengan senyuman maupun dengan wajah datarnya. Vada terus berteriak tanpa suara dan memakai dirinya sendiri.

Teganya Elvan menjadikannya objek sebagai Zoya. Vada benar-benar merasa harga dirinya terluka, benar-benar terluka.

"Bodoh bodoh bodoh! Sudah tahu kau hanya di jadikan pelampiasan, tapi kenapa kau menikmatinya Vada, aaaarrgghh!" rutuknya dalam hati. Ia memukul-mukul dadanya sendiri. Untuk seorang gadis polos yang sama sekali belum mengenal masalah ranjang sebelumnya seperti dirinya, tentu saja apa yang di lakukan suaminya itu mampu membius kejernihan otaknya.

"Mas Mirza, maafkan aku... " ucapnya pilu. Hatinya benar-benar seperti tersayat belati. Seketika ia ingat akan kekasihnya. Rasa bersalahnya menyelimuti hatinya saat ini. Apa yang harus ia lakukan untuk kekasihnya itu. Bagaimana jika Mirza tahu kalau dia sudah menikah? Vada belum siap kehilangan laki-laki itu.

🖤🖤🖤

💠💠LIKE dan komennya jangan lupa ya kesayangan-kesayanganku 😊😊 tengkyu🙏🏼🤗❤️💠

Terpopuler

Comments

Fajar Ayu Kurniawati

Fajar Ayu Kurniawati

.

2023-10-14

0

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

menarik tangan Vada thor, zoya mah udah metong

2023-10-08

2

Alivaaaa

Alivaaaa

kasihan Vada 🤧

2023-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Bab 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142 (end)
143 Pengumuman
144 Novel Love Me, Again
145 Novel Sebatas Ibu pengganti
146 One night mistake with calon ipar
147 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Bab 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142 (end)
143
Pengumuman
144
Novel Love Me, Again
145
Novel Sebatas Ibu pengganti
146
One night mistake with calon ipar
147
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!