Chapter 3

Vada memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing akibat obat bius. Entah berapa lama ia tertidur tak sadarkan diri hingga ia kini berada di sebuah kamar asing yang benar-benar luas dan mewah.

Mengerjapkan kedua matanya dengan tangan yang terus memegangi kepala karena pusing, Vada mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, "Astaga, apa aku benar-benar udah di surga?" gumamnya terheran-heran melihat kemewahan desain kamar yang luasnya beberaa kali lipat kost-kosannya tersebut.

Vada menunduk, meraba dada hingga perutnya, "Apa mereka benar-benar mengambil jantung, hati, atau ginjalku?" gumamnya.

Vada ingat, terkahir kali ia sadar, waktu melihat laki-laki yang datang membeli bunga di tempatnya bekerja waktu itu. Apa laki-laki itu sengaja datang karena sudah menjadikannya sebagai target penculikan?

Dalam kebingungannya, Vada mendengar pintu terbuka. Ia langsung meringkuk di bawah selimut, pura-pura masih tak sadarkan diri.

Terdengar suara langkah kaki mendekati ranjang, "Bangun, saya tahu kamu cuma pura-pura tidur!" suara seora pria dengan nada tak bersahabat terdengar jelas di telinga Vada.

"Mau bangun sendiri, atau saya paksa? Saya tidk suka main-main" ucap pria itu lagi yang tak lain adalah Elvan.

Mendengar suaranya saja, entah mengapa Vada merasa sekujur tubuhnya merinding. Ia memilih memilih membuka selimut lalu bangun.

Sesaat, Vada terpaku menatap laki-laki tampan yang kini berdiri tepat di depannya. Tampan sekali, apakah dia malaikat, pikirnya.

"Anda siapa? Ke-kenapa anda menculik saya?" tanya Vada memberanikan diri.

Dengan wajah datarnya, Elvan semakin mendekat, membuat Vada beringsut ke belakang.

"Kau harus bertanggung jawab atas kematian tunanganku!" kata Elvan dengan sorot mata penuh kebencian.

"Kenapa harus aku?" tanya Vada terbata.

"Karena demi menghindari dirimu, dia meninggal," sahut Elvan.

Vada memaksa otaknya untuk mengingat dan mencerna apa dan siapa yang di maksud oleh pria tampan namun menyerahkan di depannya.

Kecelakaan yang terjadi pada sebuah mobil enam bulan yang lalu pun terlintas di kepalanya.

"I-tu bukan salahku!" sangkal Vada cepat.

"Saya tidak peduli! Dan kau tahu, mata ini..." Elvan mengusap lembut mata Vada yang otomatis mengedip tersebut.

"Adalah mata tunanganku. Apapun yang tersisa darinya, adalah milikku!" imbuhnya dengan nada yang sangat dingin, bahkan Vada sampai merinding mendengar kalimatnya.

Bagi Elvan, ia akan mencintai apapun yang ditinggalkan oleh mendiang tunangannya. Tanpa terkecuali. Dan itu harus menjadi miliknya.

"Lalu? Saya harus apa? Apa saya harus mengembalikan mata ini kepada Anda? Bukankah percuma? Tunangan Anda tidak akan bisa melihat Anda lagi," meski dengan nada bergetar, Vada membalas ucapan Elvan.

Elvan melangkahkan kakinya semakin mendekat, hingga Vada terpojok di dinding. Jarak mereka yang terlalu dekat, bahkan kini Vada bisa merasakan embusan napas dari Elvan. Susah payah Vada menelan salivanya sendiri.

"Pakailah gaun itu, satu jam lagi kita menikah!" ujar Elvan tanpa bisa di bantah. Ia melangkah pergi setelah mengatakan yang ia rasa perlu di katakan.

Mata Vada langsung tertuju ke gaun mewah yang melekat di sebuah patung dalam kamar tersebut.

"Tapi.... Saya tidak mau! Ini pemaksaan namanya!" Vada menolak keras. Tentu saja, ia tidak mau menikah dengan sembarang orang. Apalagi orang asing yang sam sekali tidk ia kenal sebelumnya.

"Sa-saya sudah punya kekasih!" imbuhnya.

Elvan menoleh dan menatapnya tajam, membuat nyali Vada langsung menciut.

"Bahkan jika kmau ingin kekasihku itu tetap hidup dengan baik!" kata Elvan datar.

Lagi-lagi Vada kesusahan menelan salivanya. Nada laki-laki itu biasa saja, tapi ia sadar jika itu sebuah ancaman.

"Saya tidak sedang membuat sebuah penawaran. Saya tidak butuh jawaban apapu darimu!" tegas Elvan, ia kembali melangkahkan kakinya menuju pintu keluar tanpa menoleh lagi.

Brak!

Vada berjengit saat pintu itu tertutup dengan kasar.

Sepeninggalnya Elvan, tubuh Vada langsung merosot lemas di ranjang. Pandangannya menerawang, berusaha mencerna yang baru saja terjadi.

"Sudah bangun cah ayu?" Seorang wanita berusia Senja masuk diikuti beberapa perias.

Vada hanya diam, melihat salah satu dari perias itu meletakkan alat rias mereka.

Wanita berusia Senja tersebut duduk di samping Vada lalu tersenyum hangat, "Mereka yang akan meriasmu, cah ayu," ucapnya lembut.

"Tapi, nyonya..."

"Panggil saja mbok, sama seperti tuan muda," kata mbok Darmi cepat.

"Tapi, mbok... Saya tidak bisa, saya tidak mau...," Vada mencoba bicara dengan mbok Darmi, sepertinya wanita itu cukup dekat dengan lelaki yang di panggil tuan muda tersebut.

"Ikuti saja kemauan tuan muda, cah ayu. Maka semuanya akan baik-baik saja. Jika tidak...."

"Jika tidak, kenapa mbok? Apa tuan itu akan membunuhku? Apa dia psikopat, mbok?" Vada tampak ketar ketir akan nasibnya.

Mbok Darmi tersenyum," Namanya tuan Adhitama Elvan Syahreza, pernah mendengarnya?" tanyanya yang di balas gelengan kepala oleh Vada. Siapa orang itu sampai dia harus tahu namanya. Bagi Vada, lebih penting mencari uang supaya bisa menabung dari ada mengetahui nama orang.

Lagi-lagi mbok Darmi tersenyum, sepertinya wanita itu sangat suka tersenyum, pikir Vada.

"Mbok tinggal dulu ya, biar mereka membantu u bersiap-siap," kata mbok Darmi, meninggalkan sejuta pertanyaan di benak Vada.

Tak bicara lagi, mbok Darmi menoleh ke para para perias, "Lakukan tugas kalian! Waktu kalian hanya satu jam. Tuan muda paling tidak suka menunggu," ucapnya tegas sebelum akhirnya melangkah keluar.

Vada tertegun, dia akan benar-benar menikah satu jam lagi. Dengan pria asing yang sama sekali tak ia kenal sebelumnya. Ingin sekali rasanya ia menangis saat ini juga.

" Nona, sebaiknya kita bersiap sekarang. Kaki tidak ingin Tuan muda marah. Kaki masih ingin bernapas dengan lega setelah ini," kata-kata perias tersebut membuat Vada semakin penasaran, apa pengaruh tuan muda mereka itu begitu besarnya, hingga semua orang seakan takluk kepadanya.

💕💕💕

Vada mengerjapkan matanya, masih tak percaya saat melihat antulan dirinya dalam cermin yang ada di depannya. Cantik, sangat cantik! Bahkan dirinya kini memuji dirinya sendiri yang terlihat sangat berbeda dengan balutan gaun berwarna putih bercorak keemasan. Sebuah mahkota si pel namun sangat elegan bertengger di kepalanya, menambah kesan sempurna ada kecantikannya.

"Sempurna!" terlihat perias itu puas menatap Vada. Mereka yakin jika Elvan akan senang dengan hasil kerja mereka.

Tanpa terasa, Vada menitikkan air matanya. Seharusnya ini menjadi hari bahagia jika saja ia akan menikah dengan kekasih yang ia cintai. Soal kekasih, bagaimana dengan Mirza? Vada bahkan tidak tahu kekasihnya itu sekarang berada di luar kota bagian mana. Ponselnya juga entah kemana, ia tak bis menghububgi siapapun. Vada benar-benar akan terperangkap dalam pernikahan dengan laki-laki asing itu. Kebebasannya benar-benar harus ia pertaruhkan.

Vada menghela napasnya dalam. Inilah harga yang harus ia bayar demi kedua matanya yang kembali bisa melihat lagi?

"Sudah waktunya...." suara mbok Darmi kembali terdengar. Vada menoleh, mbok Darmi tersenyum, "Cantik sekali! Sngat cocok dengan tuan muda," pujinya.

Vada hanya tersenyum tipis penuh arti. Ia tak ingin cocok dengan pria itu. Percuma saja cantik jika pengantin laki-lakinya bukan kekasihnya, pikir Vada.

"Kalian tunggu di luar!" perintah mbok Darmi keada perias.

"Beruntung sekali wanita itu bisa menjadi istri dari pemimpin Adhitama group!" bisik-bisik erias itu terdengar jelas di telinga Vada maupun mbok Darmi.

"Kalau beruntung, kalian saja yang menikah dengannya!" gerutu Vada dalam hati.

Mbok Darmi paham apa yang kini ada dalam pikiran gadis cantik tersebut, "Sudah siap kan?" tanyanya dan Vada menggeleng, "Apa harus banget mbok?"

"Cah ayu, Tuan muda tidak pernah main-main dengan ucapannya. Sebaiknya cah ayu menurut saja," ucapnya lembut. Mbok Darmi tahu betul sikap pria yang sudah diasuhnya sejak bayi tersebut. Jika menginginkan sesuatu, harus ia dapatkan.

"Kalau tidak?" Vada masih berusaha.

"Mbok nggak bisa jamin apa-apa. Demi kabaikan semuanya, terutama orang-orang terdekat cah ayu. Mbok tidak bisa memastikan mereka semua akan sama seperti sebelumnya. Kamu paham kan maksud mbok?"

Vada mengangguk. Mengelak pun sepertinya percuma. Ia bahkan tidak tahu sekarang ini berada dimana.

" Bukan itu saja, nasib semua orang yang ada di kapal ini ada di tanganmu. Jadi lakukanlah yang terbaik, cah ayu, " sambung mbok Darmi.

"Kapal? Ki-kita berada di kapal mbok? Di tengah laut?" Vada menautkan kedua alisnya.

Mbok Darmi mengangguk dan lagi-lagi tersenyum "Tepatnya kapal pesiar," ujarnya. Membuat Vada melongo tak percaya, dia akan menikah di atas kapal pesiar.

Tanpa memberi kesempatan kepada Vada untuk bertanya lagi, mbok Darmi mengajak Vada keluar, "Jangan biarkan tuan muda menunggu lebih lama," ucapnya.

💕💕💕

💠💠Jangan lupa like, komen dan hadiahnya. Serta, masukkan dalam list favorit kalian, supaya tidak ketinggalan jika up. Terima kasih 🙏🏼

Salam hangat author 🤗❤️❤️💠💠

Terpopuler

Comments

Emiliana

Emiliana

👍

2023-10-18

1

Alivaaaa

Alivaaaa

kereen Thor 🥰

2023-09-30

0

Jaga Rasa Jaga Rasa

Jaga Rasa Jaga Rasa

matap juga cerita nya

2023-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Bab 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142 (end)
143 Pengumuman
144 Novel Love Me, Again
145 Novel Sebatas Ibu pengganti
146 One night mistake with calon ipar
147 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Bab 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142 (end)
143
Pengumuman
144
Novel Love Me, Again
145
Novel Sebatas Ibu pengganti
146
One night mistake with calon ipar
147
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!