Chapter 16

"Baiklah, kamu yang datang sendiri kepadaku malam ini, Vada. Jangan salahkan aku kalau besok pagi kamu tidak bisa berjalan. Ini pilihan untuk minta maaf diantara pilihan yang lain. So, lakukan dengan baik acara minta maafmu malam ini, buat aku terkesan," Ucap Elvan.

Vada melongo, pilihan lain? Hello! Memangnya ada? Hih, dasar! Pintar sekali pria ini bersilat lidah.

Elvan berjalan santai menuju balkon dan Vada mengikutinya.

" Tuan? Kenapa malah ke sini? Bagaimana kita akan melakukannya kalau di sini?"

Elvan menoleh, "Memangnya ada larangan melakukannya di sini?" ucapnya.

"Tapi, kalau ada yang lihat bagaimana?"

"Aku tidak peduli, cepat lakukan apa yang ingin kamu lakukan kepadaku!"

Vada mencebik, kenapa jadi seperti dia yang ngebet buat bercinta. Sial memang suaminya yang satu ini, pikirnya.

"Tapi, tuan harus janji. Setelah ini, tuan tidak akan mengganggu mas Mirza lagi. Aku akan melakukan apapun yang tuan minta, asal tuan tidak mengusir mas Mirza, aku mohon," ucap Vada. Ia hanya ingin semua baik-baik saja. Dia akan mulai menerima pernikahannya setelah ini, walau sulit dan harus tertatih menghadapi sikap suaminya.

Elvan menggeram, rupanya demi laki-laki itu Vada melakukan semua ini.

"S*it!" umpatnya dalam hati. Namun, gejolak dalam dirinya yanh sudah tak tertahankan lagi, membuatnya tak peduli dengan persyaratan yang di minta oleh Vada. Masa bodo mau wanita itu melakukan demi siapa, yang jelas, hasratnya yang sudah sampai ke ubun-ubun harus tuntas.

Vada kembali mencium bibir Elvan, ia tetap berusaha. Dan kali ini, laki-laki itu tidak tahan untuk tidak membalas ciuman Vada. Manisnya bibir sang istri membuatnya semakin tak sabar. Pun dengan Vada, karena sudah diniatkan untuk ibadah dalam rumah tangganya, Vada mulai menikmati pertemuan dua bibir yang saling memagut tersebut.

Elvan menggiring tubuh Vada masuk ke dalam kamar tanpa melapas pagutannya. Tak sabar, ia membopong tubuh sang istri lalu merebahkanya pelan ke ranjang. Vada hanya te lentang pasrah menerima setiap sentuhan suaminya. Sesekali ia meng erang karena ulah tangan dan bibir suaminya.

Tiba-tiba, Elvan menautkan kedua alisnya, ia ingat satu hal,"Bukankah seharusnya kau yang melakukannya?" ucapnya datar.

Vada yang sudah meremang karena ulah tangan Elvan, mencebik sebal. Memang apa bedanya siapa yang memulai, toh ujung-ujungnya juga penyatuan. Harus banget gitu merusak suasana hatinya yang sudah mulai melayang.

Dengan terpaksa Vada bangun lalu mendorong tubuh Elvan hingga terlentang. Vada lalu berpikir, bagaimana ia akan memulainya. Apakah harus menciumnya lagi? Masa tidak ada gaya lainnya, kelihatan banget amatiran. Tapi untuk melakukan yang aneh-aneh kepada tubuh suaminya, ia masih sangat malu.

Elvan mendengus, seolah mengerti apa yang menjadi kegundahan Vada.

"Buka!"

"Eh?" Vada tak mengerti, apa yang harus ia buka.

"Bajuku! Celanaku dan mulai!" titah Elvan mulai kehabisan kesabaran. Antara senang melihat kepolosan sang istri dan juga kesal karena kepolosan itu membuatnya semakin pusing menahan rasa.

"Lakukan! Bukankah kau yang memintanya tadi?" sentak Elvan.

"Tuan, aku malu. Bisakah tuan saja yang melakukannya? Saya harus belajar dulu dari tuan," pinta Vada dengan nada manja yng di buat-buat.

Elvan benar-benar sudah kehilangan kesabarannya, "Kau benar-benar menguji kesabaranku, Vada Laras sabrina!" dalam sekali gerakan, Elvan berhasil merubah posisi, kini ia berada di atas, mengukung sang istri. .

"Terima hukumanmu, aku pastikan besok pagi kau tidak bisa berjalan!" Elvan langsung melakukan serangan malam terhadap Vada. Ia mulai permainan dengan mencium kening, mata, pipi, bibir dan berakhir di leher Vada. Ia melakukannya dengan sangt lembut. Elvan meninggalkan tanda kepemilikannya di leher putih tersebut beberapa, hingga terlihat seperti jejak kerokan.

Setelah puas membuat segel kepemilikan di leher, Elvan kembali meraup bibir sang istri yang semakin menyulut gairahnya tersebut.

Elvan melepas piyama tidurnya sendiri sementara Vada bertanya menggunakan kode, apakah ia juga harus melakukan hal yang sama. Namun, Elvan menggeleng, ia ingin Vada tetap memakai lingeri tersebut di awal permainan mereka.

Bibir mereka kembali bertaut satu sama lain. Saling mengecup dan menyesal. Tangan Elvan sudah berkelana ke seluruh bagian tubuh Vada tanpa terlewati dan berhenti di bawah Vada. Membuat Vada benar-benar melayang.

Elvan sudah tak bisa menahan lebih lama lagi, ia segera melakukan penyatuan.

"Pelan-pelan saja, tuan," pinta Vada dengan suara parau karena gelora.

"Ash you wish!" sahut Elvan yang mulai bergerak.

Vada yang awalnya hanya pasrah, kini mulai mengimbangi irama gerakan Elvan. Dan itu membuat Elvan senang, istrinya itu sungguh belajar dengan baik, bahkan ia benar-benar di buat candu olehnya. Suhu

kamar tersebut menjadi panas. Deru napas memenuhi seluruh ruangan tersebut.

Entah berapa kali mereka melakukannya, Elvan benar-benar membuktikan ucapannya. Ia bahkan tak memberi kesempatan Vada untuk beristirahat. Hingga perempuan itu langsung tertidur pulas setelah Elvan menyudahi permainan mereka.

Elvan menatap lekat wajah Vada yang terlihat sangat kelelahan, bagaimana bisa tubuh istrinya tersebut kini seperti menjadi candu baginya, gila! Benar-benar gila!. Ia bahkan tak bisa mengontrol diri dalam permainan tadi.

Mengingat cerita asisten Rio soal pekerjaan Vada, Elvan tak habis pikir, Kenapa tubuh perempuan ini terlalu tangguh hingga mampu bekerja dari pagi buta hingga malam hari.

"Dasar bodoh! Kau pikir tubuhmu ini robot yang tak perlu istirahat," gumamnya dalam hati.

Elvan yang juga lelah akhirnya ikut memejamkan mata di samping Vada.

🖤🖤🖤

Keesokan harinya, Elvan terlebih dahulu membuka mata. Saat melihat ke samping, betapa terkejutnya dia melihat ada noda merah di seprei dan selimut berwarna putih yang membungkus tubuh istrinya.

"Darah?" Elvan mengernyit, tidak mungkin itu darah karena jebol perawan, karena sudah terjadi waktu di kapal pesiar. Dan tentu saja tak sebanyak itu.

Tiba-tiba, Elvan menjadi panik sendiri. Apakah ia terlalu kasar semalam hingga melukai milik Vada. Elvan mengusap wajahnya kasar. Ia mendekatkan tangannya di depan hidung Vada, "Masih hidup," batinnya lega.

Lalu apa dia harus menelepon dokter? Pasti sakit sekali sampai mengeluarkan darah begitu, pikir Elvan. Rasa bersalah tiba-tiba menjalar di hatinya. Seandainya ia bisa mengontrol diri semalam.

Vada melenguh seraya mengerjapkan kedua matanya, "Badanku remuk semua," gumam Vada sambil menguap. Ia lalu duduk sambil menaikkan selimut untuk menutupi dadanya.

Vada langsung menelan ludahnya kasar saat menyadari Elvan berdiri di depannya.

"Tuan, maaf aku ketiduran di sini semalam, tidak sempat kembali ke kamar," ucap Vada.

Elvan hanya diam mematung, menatapnya dengan raut wajah yang susah di artikan. Ia masih kepikiran soal noda merah yang belum di sadari oleh Vada.

"Aku akan segera pergi, dan akan buatkan tuan sarapan, setelah membersihkan diri," ucap Vada lagi. Ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya karena semalam lingeri yang ia kenakan di robek oleh Elvan di tengah olah raga mereka.

Vada berjalan dengan cepat sambil menahan nyeri di antara pahanya.

"Vada tunggu!" sergah Elvan.

"Ya?" Vada menoleh.

"Apa kau baik-baik saja?"

" Maksud tuan? "

" Apa merasa sakit di bagian itu?" tanya Elvan. Tentu saja, jangan di tanya lagi. Vada bahkan berjalan dengan terseok.

"Tidak apa-apa tuan, masih bisa berjalan," jawab Vada. Ia memegang handle pintu.

"Tetap di sini, aku akan panggilan dokter untukmu!"

"Tidak perlu tuan, aku baik-baik saja, permisi!"

"Kau sakit!" Elvan sudah berada di depan Vada, menutup kembali pintu yang baru saja Vada buka.

"Ini orang ngomong apa sih, emang nyeri karena begiyuan harus di periksa kan ke dokter. Malulah!" kesuh Vada dalam hati.

"Tidak tuan, hanya sedikit nyeri," ucap Vada.

"Ngeyel, apa kau sudah mati rasa? Sampai berdarah begitu apa tidak sakit?" kata Elvan frustrasi sendiri karena istrinya bersikukuh baik-baik saja sedang ia khawatir kalau surga dunianya itu robek dan terluka.

"Ya?" Vada benar-benar tidak mengerti apa yang di katakan suaminya. Aneh, pikirnya.

"Kau beneran mati rasa?"

Apa sih ini orang, enggak jelas banget.

"Selimut, sprei. Merah. Darah!" Elvan juga jadi bingung sendiri.

Vada langsung mengecek selimut yang membungkusnya tubuhnya. Saat menoleh ke belakang, matanya membulat sempurna.

"Astaga!" seru Vada terkejut.

"Baiklah, akan aku hubungi dokter. Kau tenang jangan panik," kata Elvan. Padahal dia yang panik sebenarnya. Ia segera menghubungi dokter keluarga.

"Hubungi dokter buat apa? Aku cuma datang bulan!" seru Vada heran.

Elvan langsung melongo seketika, untung bulannya datang setelah mereka bercinta. Coba kalau sebelumnya, auto uring-uringan tujuh hari tujuh malam pasti.

🖤🖤🖤

Terpopuler

Comments

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

astgaa, Nevadamu masih hidup cuma gak bisa jalan

2024-03-17

0

Ayuna Kamelia

Ayuna Kamelia

Bisa² hancur dunia ini klo tamunya dateng sblm gulat🤣
kirain si elvan mo balas dendam pake kekerasan
taunya bertempur di atas ranjang masih awal dah bucen dapet perawan

2024-01-24

1

Alivaaaa

Alivaaaa

astoge 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-09-30

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Bab 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142 (end)
143 Pengumuman
144 Novel Love Me, Again
145 Novel Sebatas Ibu pengganti
146 One night mistake with calon ipar
147 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Bab 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142 (end)
143
Pengumuman
144
Novel Love Me, Again
145
Novel Sebatas Ibu pengganti
146
One night mistake with calon ipar
147
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!