Elvan menatap lekat sebuh makam dengan nisan bertuliskan nama tunangannya, Zoya Nika Alodie. Putaran memory saat ia melamar tunangannya tersebut muncul kembali. Betapa bahagianya kekasihnya tersebut saat ia melamar dan memintanya untuk menjadi ibu dari anak-anaknya kelak.
Tapi, Tuhan berkata lain. Tunangannya tersebut terlebih dahulu meninggalkannya sebelum pernikahan itu terjadi.
Elvan hanya bisa terdiam sambil terus menatap makam tersebut. Kenangan indah bersama Zoya membuatnya enggan untuk menginjakkan kakinya di tanah air. Dan sekarang ia kembali demi membalas kematian tunangannya karena kecelakaan bersama dengan sahabatnya yang ia tahu di sebabkan oleh seorang gadis buta yang menyebrang jalan sembarangan saat mobil yang di tumpangi Zoya melintas.
Elvan semakin meradang ketika ia tahu jika gadis buta yang menyebabkan Zoya meninggal justru mendapat donor mata dari kekasihnya tersebut. Tanpa sepengetahuannya, ternyata Zoya sudah mendaftarkan diri sebagai pendonor mata di bank mata Indonesia.
Elvan bersumpah akan membalas kematian Zoya. Apapun peninggalan Zoya harus menjadi miliknya, termasuk kedua mata yang kini sudah melekat di mata indah Vada. Karena kornea itulah, peninggalan satu-satunya dari perempuan yang paling ia cintai.
Cukup lama Elvan berada di makam Zoya. Asisten Rio yang sejak tadi menunggu dari kejauhan mendekat, "Tuan muda..." panggilnya.
Elvan yang memakai kaca mata hitam demi menutupi matanya yang memerah menoleh ke ada asisten Rio, "Bagaimana?" tanyanya singkat.
"Saya sudah mendapatkan informasi tentang gadis itu, Tuan. Namanya Vada, ia bekerja sebagai...."
"Kau sudah tahu apa yang harus kau lakukan!" potong Elvan cepat. Tak penting baginya tahu tentang gadis penyebab kecelakaan dan juga penerima donor mata tunangannya tersebut.
"Baik, Tuan... Saya permisi!" ucap asisten Rio mengangguk lalu undur diri, meninggalkan atasaanya yang sepertinya masih enggan beranjak dari sana.
🌼 🌼 🌼
Sore hari menjelang malam....
Setelah bekerja di florist, Vada kini bersiap untuk ke tempat kerja selanjutnya, yaitu sebuah cafe. Vada bekerja sebagai penyanyi di cafe tersebut. Pekerjaan yang sudah ia lakukan sejak kedua matanya tidak dapat melihat. Saat kondisinya matanya buta, hanya itu pekerjaan yang bisa ia lakukan. Bermodalkan suaranya yang indah dan dapat menghipnotos setiap telinga yang mendengarnya.
Namun, setelah ia bisa melihat kembali, apa saja ia kerjakan, mulai dari loper koran, menjadi pelayan toko bunga milik ibu kostnya, dan malam hari ia akan bernyanyi di cafe. Apa saja ia lakukan demi bisa menabung, ia ingin sekali bisa kuliah. Terlebih, ia juga harus membantu ibu panti asuhan dimana dulu ia tinggal. Panti asuhan yang berdiri di atas tanah milik tuan tanah itu akan di robohkn secara paksa jika tidak bisa membayar tanah milik mereka dalam waktu dekat.
Jika toko bunga libur atau tidak ada jadwal menyanyi di cafe, menjadi SPG event, pelayan atau tukang cuci dadakan ia pernah lakukan. Apapun itu yang menghasilkan uang, selama badannya masih kuat ia akan melakukannya.
"Baru datang Va?" tanya Roni, pemilik cafe.
"Iya bang, toko ramai jadi mepet banget tutupnya," jawab Vada.
"Ya udah gih, siap-siap. Para fans kamu udah nunggu dari tadi," seloroh Roni.
"Abang bisa aja, aku ke dalam dulu ya, bang,"
"Eh Va,..."
Vada menoleh, "Ada apa bang?" tanyanya.
"Tadi pacar kamu datang, dia nanyain kamu,"
Vada terdiam sejenak, karena kesibukannya, ia bahkan kadang hampir lupa jika memiliki kekasih, "Iya bang, nanti aku telepon dia," ucapnya kemudian.
"Dia juga udah pesenin makan malam buat kamu, bisa kamu makan dulu sebelum manggung," ucap Roni lagi.
Vada mengangguk tersenyum. Meski kekasihnya sering protes karena menurutnya Vada terlalu sibuk bekerja sehingga jarang memiliki waktu untuknya. Jangankan bertemu, kadang mengirim kabar melalui wa saja, Vada lupa. Tapi, kekasihnya itu selalu berusaha mengerti kondisinya saat ini. Jangankan sekarang saat kondisi Vada sudah bisa melihat, saat gadis itu butapun laki-laki itu tetap setia terhadapnya.
Vada mengambil ponselnya, dan benar saja sudah ada deretan pesan dari kekasihnya tersebut, "Sayang, jangan lupa makan ya. Maaf aku nggak bisa nunggu kamu, aku harus berangkat ke luar kota malam ini. Love you," Vada tersenyum membaca pesan singkat dari kekasihnya.
Malam itu Vada bertugas membawakan tiga buah lagu untuk menghibur para pelanggan cafe yang juga para pengagumnya. Kecantikan gadis itu tentu saja akan menghipnotis siapa saja yang melihatnya. Banyak laki-laki yang berharap bisa menjadi kekasih gadis bermata indah tersebut.
Namun, di hatinya hanya ada satu nama, yaitu Mirza, kekasihnya. Seorang pengusaha furniture. Mirza sering kali meminta Vada untuk tidak terlalu lelah bekerja, laki-laki itu bahkan siap untuk menanggung beban hidup Vada. Tapi, Vada tak mau merepotkannya, sekalipun Mirza adalah kekasihnya. Vada merasa ia sudah terlalu sering merepotkan kekasihnya tersebut, termasuk biaya operasi matanya yang tentu saja tidak sedikit jumlahnya.
Vada diam-diam juga mengumpulkan uang untuk membayar uang yang ia gunakan untuk operasi matanya tersebut. Meski Mirza tak pernah meminta untuk di kembalikan, namun bagi Vada itu adalah hutang, selama mereka masih belum sah menjadi suami istri. Apalagi, hubungan mereka sangat di tentang oleh keluarga Mirza yang memandang rendah Vada, seorang gadis yatim piatau yang berasal dari panti asuhan.
Hal itulah yang membuat Vada belum siap untuk menikah dengan Mirza, bahkan ia mulai meragukan hubungan mereka apakah akan bisa sampai ke pelaminan atau tidak. Status sosial keduanya terlalu jauh berbeda, bagaikan bumi dn langit. Wajar jika keluarga kekasihnya tersebut tak menyukainya, pikir Vada.
"Baiklah, ini lagu terkahir untuk malam ini, spesial buat kalian," ucap Vada. Ia mulai menyanyikan lagu D'cinamons yang berjudul selamanya cinta.
Selesai menyanyi, Vada langsung turun dari panggung, "Makin keren aja suara kamu Va, daebak!" ucap Cindy, adik pemilik cafe sekaligus teman Vada.
"Bisa aja kamu Cin, aku langsung balik ya. Capek!" ujar Vada tersenyum.
"Yaelah, aku baru datang udah mau balik aja. Kamu makanya kawin aja sih, biar suami yang cari nafkah," seloroh Cindy.
"Terus, adik-adik aku di panti gimana? Masa suami juga yang nafkahin," tukas Vada dengan senyum manisnya.
"Ya enggak apa-apa kalau suami kamu sanggup kan. Tapi, jangan sama Mirza deh saran aku nikahnya,"
"Kenapa?" Vada menautkan kedua alisnya.
"Kaya oke, ganteng oke, baik nggak di ragukan lagi. Tapi, keluarganya kan nggak suka sama kamu, serem ih. Nanti malah jadi neraka dunia buat kamu. Nggak kebayang,"
Vada hanya tersenyum penuh arti seraya menggeleng, sebenarnya apa yang dikatakan Cindy ada benarnya, tapi untuk memutuskan hubungan dengan Mirza, dia tidak bisa. Dia tidak ingin menyakiti laki-laki yang sangat baik dan ia cintai itu. Ia selalu berharap ada keajaiban tiba-tiba keluarga Mirza bisa menerima dia apa adanya dan mereka bisa menikah dengan restu orang tua.
"Vada tunggu!" sergah Cindy.
"Apa lagi Cindy sayang?" tanya Vada.
"Hati-hati. Pas aku masuk kayak ada orang yang ngawasin ke sini, takutnya kamu di culik lagi," ucap Cindy.
Vada terkekeh mendengarnya, "Ya ampun, ada-ada saja kamu, siapa coba yang mau nyulik gadis miskin kayak aku? Uang buat nebus nggak ada, makan juga banyak, bakalan kerepotan penculiknya,"
"Dih, siapa tahu kan calon ibu mertuamu atau mungkin fans yang terobsesi sama kamu. Yang penting hati-hati saja, udah sana balik! Tidur, istirahat yang banyak. Tubuh juga butuh me time buat istirahat, jangan diajak kerja rodi teroooosss!"
Vada pun meninggalkan cafe sambil menggeleng-gelengan kepalanya. Ada-ada saja pikiran Cindy, pikirnya. Ia berjalan beberapa meter dari cafe untuk mencari angkot ataupun taksi.
Vada melihat ada angkot lewat, ia melambai-lambai kan tangannya untuk menghentikan angkot tersebut. Namun, sebelum angkot tersebut mendekatinya, dua laki-laki berbadan tegap dan mengenakan seragam serba hitam terlebih dahulu mendekatinya.
"Nona, sebaiknya Anda ikut kami sekarang!" ucap salah satu dari mereka, masih dengan nada wajar.
Eh ada apa ini, kenapa harus ikut mereka? Memang mereka siapa? Vada begitu terkejut, ia merasa tidak memiliki masalah dengan siapapun. Lalu siap mereka, kenapa terlihat menyerahkan sekali.
"Si-siapa kalian? Dan kenapa saya harus ikut? Saya tidak ada urusan dengan kalian, sebaiknya kalian pergi dari sini atau saya akan berteriak...." Saat tengah bersiap untuk berteriak, salah satu dari mereka menutup mulut Vada, mereka menyeret paksa gadis itu memasuki sebuah mobil yang tak jauh dari tempatnya berdiri tadi.
Vada terus memberontak, namun tenaga dua pria itu sangat kuat di banding dengannya.
"Tuan, ini orangnya!" ucap salah satu dari mereka setelah memaksa Vada masuk ke dalam mobil.
Vada membelalakkan kedua matanya ketika melihat laki-laki yang ada di dalam mobil, "Tuan, kenapa Anda menyuruh mereka menculik saya? Saya hanya seorang gadis miskin yang tak punya apa-apa. Tidak akan ada yang menebusku kalau kalian menculikku. Tidak ada gunanya. Lebih baik kalian melepaskan saya sekarang," Vada langsung nyeroscos tanpa henti.
Laki-laki itu hanya diam dan menautkan kedua alisnya. Vada berpikir, jangan-jangan dia di culik karena mau di ambil organ-organ penting dalam tubuhnya untuk kemudian di jual. Ia langsung menggedik ngeri.
" Tuan, saya mohon. Jantung, ginjal, hati bahkan usus saya tidak akan cocok untuk di pasang di tubuh orang lain. Jantung saya sering deg-degan, Ginjal saya juga sepertinya bermasalah karena saya sering buang air kecil. Hati saya juga, pokoknya semua kayaknya bermasalah, jadi tuan percuma saja kalau mau mengambil mereka," Vada terus saja bicara mengada-ada. Berharap laki-laki yang tak asing di depannya itu mau melepaskannya.
Karena tidak tahan dengan ocehan Vada, bahkan gadis itu tengah bersiap untuk berteriak meminta pertolongan. Laki-laki itu mengisyaratkan kepada bawahannya untuk membius Vada. Seketika, Vada langsung jatuh pingsan.
"Maaf. Saya terpaksa melakukannya!" batin pria itu ketika Vada terkulai lemah bersandar di pundaknya tak sadarkan diri.
"Jalan!" perintah laki-laki tersebut.
🌼 🌼 🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
✨️ɛ.
masih eyke pantau kekasihnya Vada ini..
janjangan sejenis ama si joyah..
2024-12-30
0
✨️ɛ.
nah, ane demen nih kalo visualnya bukan korea²an.. 🙏🏻
2024-12-30
0
Mesri Sihaloho
kenapa menyalahkan gadis buta yg menyebrang?tidak tau aja tunangnya selingkuh
2024-09-21
0