Chapter 10

Sampai di tempat tujuan, Elvan mengambil payung lalu keluar dari dalam mobil.

"Zora..." panggilnya.

Gadis yang ia panggil itu keluar dari taksi yang ia tumpangi.

"Kakak..." Zora langsung memeluk Elvan. Laki-laki itu tak membalas pelukan Zora, namun juga tidak menolak. Baginya, Zora sudah Elvan anggap seperti adiknya sendiri karena dia adalah adik dari wanita yang ia cintai, Zoya.

"Aku ke Jakarta karena kuliahku lagi libur dan aku merindukan kak Zoya, aku ingin ke makamnya," ucap Zoya tanpa Elvan bertanya.

"Baiklah, ayo kita ke mansion!" ajak Elvan.

Di dalam. Mobil, Zora terus mengajak Elvan bicara. Hanya sesekali pria itu menimpali dengan kalimat pendek.

"Kak Elvan kelihatan beda ya dari terakhir kita ketemu di Kanada, sekarang kakak terlihat lebih segar dan lebih tampan, tidak kusut lagi.. Hihi...apa kakak sudah move on dari kak Zoya?" tanya Zora.

"Berapa hari kau di Jakarta?" tanya Elvan mengalihkan pembicaraan.

"Emm mungkin seminggu. Dan selam itu kakak harus menemaniku jalan-jalan," sahut.

"Zora, kau tahu aku sibuk," sahut Elvan pendek.

"Ck, masih sama ternyata. Dari kak Zoya masih hidup sampai sekarang masih saja sibuk dengan pekerjaan. Makanya dulu kak Zoya selalu ngeluh kesepian," ujar Zoya.

Elvan diam tak menanggapi, namun dari wajahnya jelas terlihat ia memikirkan ucapan Zora.

Mobil terus melaju membelah hujan malam itu

Sementara di mansion, Vada berkali-kali menyibak tirai kamarnya, melihat ke arah luar apakah mobil suaminya sudah kembali atau belum. Hujan yang sangat deras membuatnya sedikit... Khawatir. Bagaimana pun ia sudah menjadi istri pria itu, suka tidak suka ia tetap ada rasa peduli.

Vada menutup tirai kamarnya ketika melihat mobil mewah suaminya memasuki halaman. Ia segera keluar kamar untuk melakukan tugasnya yaitu menyambut kedatangan suaminya.

"Selamat datang!" sambut Vada ramah.

"Siapa dia kak? Apa pembantu baru ya? Lama aku nggak kesini udah ada pembantu baru rupanya," kata Zora.

"Hai, aku Zora. Sepertinya kita seumuran ya? Baru kali ini kakak memperkerjakan gadis muda seperti kamu, mana cantik lagi," ucap Zora tersenyum.

Vada hanya membalasnya dengan tersenyum.

Elvan tak mengklarifikasi status Vada di mansion tersebut. Ia melepas jaket dan memberikannya kepada Vada, "Bawa ke kamarku!" titahnya.

"Baik," sahut Vada.

"Permisi!" Vada tersenyum kepada Zora. Sekilas ia melirik suaminya.

"Apa aku benar-benar seperti seorang pelayan buatmu?" batinnya bertanya.

"Selamat datang nona," sapa mbok Darmi yang berjalan tergopoh-gopoh mendekat.

"Mbok, Zora kangen!" Zora langsung memeluk mbok Darmi. Mbok Darmi tersenyum.

"Mbok, tolong antar Zora ke kamar yang sudah di siapkan!" titah Elvan.

"Baik tuan muda. Ayo non, simbok antar ke kamar, biar non Zora bis langsung istirahat," kata mbok Darmi.

"Kakak nggak mau ngobrol-ngobrol dulu sama aku?"

"Istirahatlah!" sahut Elvan pendek. Zora pun mengalah, ia mengikuti langkah mbok Darmi. Sementara Elvan melihat ke lantai atas dan segera menyusul Vada.

"Tuan, jaketnya sudah aku taruh di tempat biasa, aku permisi!" ucap Vada ketika mereka berpapasan di depan pintu.

Elvan menarik tangan Vada untuk masuk. Ia mendorong pintu menggunakan kakinya.

"Zora adiknya Zoya. Ku harap kau bersikap baik kepadanya," ucap Elvan.

"Tentu saja aku harus bersikap baik, bukankah pembantu memang harus patuh dan ramah keada tamu majikannya?" sahut Vada tersenyum. Meski senyum itu terlihat manis, namun Elvan tahu istrinya itu sedang menyindirnya.

"Dia belum tahu soal pernikahan kita, aku harap kau mengerti dan memaklumi ucapannya," kata Elvan. Entah mengapa ia merasa perlu menjelaskan hal ini kepada Vada supaya istrinya itu tidak salah paham. Dan.. Elvan langsung mengumpat dalam hati, kenapa dia peduli dengan perasaan gadis ini.

"Tentu saja, tuan. Aku sangat maklum. Toh posisiku juga tak ada bedanya dengan pembantu. Kalau begitu selamat malam. Dan mimpi Indah!" Lagi-lagi Vada tersenyum, ia tak menunjukkan marah sama sekali dan itu malah membuat Elvan tak nyaman.

Di belakang suaminya, Vada berhenti lalu menoleh, menatap sebal ke kepala laki-laki itu" Zoya, Zora siapalah mereka, aku nggak peduli!. Kenapa kau bisa bersikap baik dan peduli kepada mereka. Tapi tidak denganku? Bahkan kau tak menampik saat aku di katakan pembantu, haha Dasar suami durhakim! Aku sumpahi kamu wahai suami es balok, nanti kebucinanmu terhadap Zoya akan berpindah kepadaku, bahkan lebih parah. Dan saat itu aku bakal ngetawain kamu sampai puas, sampai aku terkencing-kencing di celana!" omel Vada tanpa suara, ia terus mencebik kan bibirnya, memaki suaminya sendiri.

" Apa?" tanya Elvan ketus. Vada langsung mengatup, ia tak menyadari jika suaminya itu memutar badannya dan sekarang menatapnya tajam, seperti harimau sipa menerkam mangsanya.

"Kau berani merutuki suami sendiri?" ucap Elvan.

"Eh darimana dia tahu, apa di cenayang?" batin Vada terkejut.

"Ah tidak tuan, mana aku berani. Selamat malam!" Vada segera memegang handle pintu, tapi tangannya yang gemetar sangat susah memutarnya.

"Aduh ini tangan, pakai grogi segala. Cepat kabur Vada, sebelum di terkam!" Saat berhasil membuka pintunya, saat itu juga Elvan menarik tangannya sehingga tubuhnya berputar. Elvan langsung mendorong tubuh Vada mentok ke pintu yang kembali tertutup.

Elvan kembali mencium bibir Vada. Gadis itu tergagap, ia yang memang tidak mahir dalam berciuman sangat kesulitan mengatur napasnya. Bahkan dadanya terasa sesak karena kehabisan oksigen.

Elvan menautkan alisnya ketika ia melepas ciumannya dan melihat Vada megap-megap seperti ikan kekurangan air.

"Itu hukuman karena kau berani mengumpat suamimu sendiri, Nevada!" kata Elvan, menekan kata terakhirnya.

"Namaku bukan Nevada, tuan. Vada Laras Sabrina, saat akad tuan dengan lancar menyebutnya, kenapa sekarang lupa," protes Vada.

"Kau protes?" Elvan mendekatkan wajahnya hingga deru napas Vada yang masih ngap-ngapan sisa ciuman tadi terasa menyapu wajahnya yang dingin menjadi semakin dingin.

"Ti-tidak. Silahkan Tuan panggil sesukanya! Permisi!" Vada langsung membuka pintu lalu kabur dari kamar tersebut.

🖤🖤🖤

Pagi harinya....

Elvan yang sudah rapi dengan setelan jas yang sudah Vada siapkan untuknya saat matanya masih terpejam pagi ini, berjalan menuju meja makan dimana Zora sudah duduk manis di sana.

"Pagi kak...." Sapa Zora.

"Hem..." Elvan mengangguk, ia melepas kancing jasanya lalu ambil posisi duduk.

"Gimana tidurmu?" tanya Elvan.

"Nyenyak sekali!" sahut Zora tersenyum.

"Wah ini menunya sarapan kita kak? Kakak benar-benar berubah ya? Sampai selera makan saja ganti. Sepertinya enak nih. Nggak sabar nih pengin makan. Seenak apa sih sampai kakak mau makan makanan rumahan seperti ini. Kakak mau aku ambilin nasinya?" tawar Zora.

" Tidak perlu!" Tolak Elvan. Ia celingak celinguk mencari keberadaan Vada.

"Kakak nyari siapa sih?" tanya Zora Namun Elvan tak menyahut.

"Vada mana?" Elvan bertanya kepada mbok Darmi yang kebetulan lewat.

"Ya tuan?" mbok Darmi mendekat.

"Vada mana?" tanya Elvan sekali lagi.

"Itu, cah ayu sudah berangkat bekerja subuh-subuh tadi, tuan muda. Katanya tuan muda sudah mengijinkan dia untuk bekerja kembali, tadi waktu berangkat, tuan masih tidur," jawab mbok Darmi.

"Hem..." Elvan mengangguk, mbok Darmi langsung pergi.

Elvan mengepalkan tangannya, raut wajahnya langsung berubah, "Beraninya dia..." geram Elvan dalam hati. Selera makannya mendadak hilang karena Vada yang pagi-pagi sudah menghilang dari peredaran terutama dari pandangannya. Seharusnya istrinya itu melayani dan menemaninya sarapan.

Ya, Vada memang sengaja masak dan menyiapkan segala keperluan Elvan lebih awal supaya ia bisa berangkat kerja lebih awal, ia tak ingin terjebak dalam drama pembantu pagi ini. Dari pada harus sakit hati karena harus mendalami karakter pembantu di depan Zora, ia memilih angkat kaki dari mansion pagi-pagi sekali.

"Wah, Vada hebat ya. Udah bekerja di mansion ini sebagai pelayan, masih bekerja di luar juga. Keren sekali semangatnya. Memang sih, kalau hidup kekurangan itu harus banyak bekerja keras, apalagi jika punya mimpi tinggi. Keren keren, pembantu kakak yang satu ini," kata Zora.

" Ya ampun. Ini makanannya juga enak sekali. Apa pembantu kakak bernama Vada itu juga yang memasak? Pantas kakak menerima dia bekerja di sini, ini enak kak, sumpah!" celoteh Zora saat lidahnya sudah merasakan masakan Zora.

Entah kenapa, Elvan seperti tidak nyaman mendengar Zora terus menyebut istrinya pembantu. Ia tidak suka orang lain menghina Vada. Hanya dia yang boleh melakukannya.

"Zora, ada hal penting yang kamu harus tahu," ucap Elvan serius.

"Apa kak? Kenapa mendadak jadi serius ya? Merinding jadinya,"

Vada bukan pelayan di rumah ini, tapi dia istriku," ucap Elvan dengan sangat jelas. Jika semalam dia diam saja karena Zora baru saja tiba. Gadis itu perlu istirahat terlebih dahulu sebelum mendengar berita yang mungkin akan membuatnya shock. Cepat atau lambat, Zora harus tahu kebenarannya. Bukan demi Vada, melainkan demi Zoya. Elvan ingin Zora lebih menghargai Vada karena ada mata Zoya ada tubuh gadis itu.

"Ya?" Zora hampir tersedak mendengar ucapan Elvan.

💠💠Jangan lupa like dan komennya kesayangan aku... Dan udah hari senin nih, yuk ah votenya buat bang Elvan, biar kutukan VADA segera menjadi kenyataan 😄😄💠💠

Terpopuler

Comments

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

balas dendam macam apa ini Elvan😄

2024-03-17

0

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

Nevada, ada Fladeo, Connexion, Yongki😭

2024-03-17

0

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

aku tungguin terkencing2nya yaa😭🤣

2024-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Bab 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142 (end)
143 Pengumuman
144 Novel Love Me, Again
145 Novel Sebatas Ibu pengganti
146 One night mistake with calon ipar
147 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Bab 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142 (end)
143
Pengumuman
144
Novel Love Me, Again
145
Novel Sebatas Ibu pengganti
146
One night mistake with calon ipar
147
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!