Chapter 17

Setelah mengetahui ada noda darah di selimut ya, Vada langsung mengecek sprei.

"Mam pus! Bakal kena amuk ini mah. Aduh Vada, bagaimana bisa kamu mengotori sprei suami kulkasmu ini," Vada hanya bisa meringis kepada suaminya yang tetap menatapnya datar.

"Maaf tuan, biar aku cuci sprei dan selimutnya. Tapi, saya mau membersihkan diri dulu," ucap Vada.

"Biar pelayan yang melakukannya," kata Elvan.

"Hah? Jangan, tidak perlu biar aku saja, tuan," ucap Vada cepat. Apa yang akan para pelayan gosipkan jika mereka mencuci sprei dan selimut itu.

"Kau bersihkan dirimu di kamar mandi. Pelayan akan datang dua menit lagi untuk menggantinya," kata Elvan tak bisa di bantah.

"Tapi..."

Elvan langsung menatapnya tajam.

"Baiklah kalau begitu, em... Tapi... Aku butuh pembalut tuan," ucap Vada lirih.

"Apa?"

"Pembalut," jawab Vada malu-malu.

Dengan santai, Elvan berjalan menuju ke kotak P3K.

"Sana mandi!" Elvan menyodorkan gulungan kecil pembalut luka kepada Vada.

Vada mendelik, "Di kira luka apa, malah di kasih perban. Astaga, ini suami es balok ternyata ada sisi bodohnya juga. Kalau punyaku di balut, situ punya aset kagak bisa masuk, tuan! Eh kenapa jadi mikirnya ke situ sih," Vada merutuki pikirannya yang mulai ngaco.

"Ehem! Mau berdiri terus, atau lekas mandi. Pelayan sudah datang," kata Elvan.

"Tapi..."

Elvan heran, perempuan di depannya ini kebanyakan tapinya.

"Apa?" tanya Elvan dari sorot matanya.

"Bukan itu pembalut yang aku maksud. Tapi pembalut untuk datang bulan,"

Elvan menautkan alisnya menatap kain kasa yang ada di tangannya, "Lalu?" tanyanya.

"Aku tidak bisa memakai itu,"

"Masuklah ke kamar mandi, aku yang urus,"

Vada melongo setengah tak percaya, suaminya mau mencarikannya pembalut? Masa sih.

"Cepat!"

"Iya iya! Galak amat, sekalian cd-nya!" Vada langsung berjalan cepat menuju kamar mandi di kamar itu.

"Menyusahkan!" gerutu Elvan.

Elvan menyuruh mbok Darmi yang sudah menunggu di depan pintu dengan dua pelayan.

Tanpa bertanya apapun keada Elvan, Mbok Darmi langsung mengis untuk mengganti sprei.

"Kalian harus buta dan bisu, mengerti maksud simbok?" tanya mbok Darmi. Ia tak ingin ada yang bergosip soal apapun setelah ini. Ia meminta pelayan itu untuk menganggap tidak melihat apa-apa dan tidak bisa bercerita soal apapun tentang drama pagi ini. Ia tak ingin Vada malu.

"Mengerti, kami permisi dulu," dua pelayan itu melangkah pergi meninggalkan mbok Darmi dan Elvan.

"Simbok juga permisi, tuan," pamit mbok Darmi.

"Tunggu, mbok!" sergah Elvan.

Mbok Darmi mengurungkan langkahnya.

"Apa mbok punya pembalut yang untuk menghentikan darah datang bulan?" tanya Elvan ragu.

Mbok Darmi mengerti sekarang, ternyata itu darah datang bulannya Vada. Ia pikir itu adalah darah perawan Vada, ia cukup terkejut saat melihat noda darah tadi. Diapakan gadis itu sama tuanya hingga darahnya terlalu banyak untuk ukuran pecah perawan, pikir mbok Darmi sesaat tadi. Pasti dua pelayan tadi juga berpikir demikian, makanya mbok Darmi mewanti-wanti mereka.

"Dia bilang bukan ini,"

"Simbok tidak punya, tuan. Simbok sudah tidak kedatangan tamu bulanan lagi. Biar simbok carikan sebentar,"

Mbok Darmi segera pergi, ia meminta pembalut kepad salah seorang pelayan di mansion tersebut lalu memberikannya kepada Elvan.

Elvan menerimanya, lalu ia menuju ke walk in closet untuk mencari apa yang tadi Vada katakan.

"Merepotkan sekali!" gerutunya sambil memandangi kain berbentuk segitiga berwarna merah jambu di tangannya. Ini aneh, benar-benar aneh, ia bahkan rela mencarikan gadis itu cd.

🖤🖤🖤

Zora mendekati Vada yang sedang memasak untuk sarapan di dapur. Ia mengepalkan tangannya saat melihat tanda merah di leher Vada.

"Vada, apa ada yang bisa ku bantu?" tanya Zora ramah.

"Eh, tidak usah Zora. Ini hampir selesai. Kamu tunggu di meja makan saja," sahut Vada tersenyum.

"Aku tunggu di sini saja, kau tahu dulu kak Zora tidak pernah memasak untuk kak Elvan. Kak Elvan melarangnya berada di dapur, katanya tidak mau kuku kuku cantik kakakmu jadi jelek. Tapi sama kamu beda ya, dia malah nyuruh kamu masak di dapur,"

Vada hanya tersenyum tipis mendengarnya.

" Kenapa kamu mau sih di suruh masak. Masak itu kan merepotkan, belum lagi kalau kena pisau atau kena cipratan minyak panas. Kak Elvan kok tega nyuruh kamu susah-susah buat masak, nanti aku bilangin dia deh, biar adil sama kamu, kayak memperlakukan kak Zoya dulu. Dulu aja kak Elvan manjain kak Zoya banget, sama kamu kok tega begini,"

Lagi-lagi Vada tersenyum, Entah kenapa ia merasa gadis di sebelahnya ini seperti memiliki niat yang tidak baik. Setiap kali mereka bertemu, Zora pasti selalu membicarakan soal masa lalu Elvan dengan Zoya. Jika memang dia berniat baik, Vada bersyukur. Tapi, bukankah seorang wanita yng baik akan berusaha menjaga perasaan wanita lainnya. Namun, yang Vada rasakan dari Zora berbeda, ia merasa Zora malah sengaja memanasinya dan entah apa tujuannya.

"Tidak perlu kamu menasihati suamiku, Zora. Bukan dia yang menyuruhku untuk masak, tapi aku sendiri yang mau. Bukankah memang seharusnya seorang istri mengurus suaminya," kata Vada.

"Tapi kan ada pelayan Vada, tugas mereka ya mengurus dan melayani tuannya," sanggah Zora.

"Kau salah Zora, biarkan ada pelayan, tapi aku mau mengurus suamiku sendiri dengan tanganku. Tidak hanya urusan di ranjang saja, tapi urusan perut juga perlu dimanjakan. Dan sejauh ini Elvan sangat menyukai masakanku," sahut Vada yang merasa geli dengan ucapannya sendiri. Ia tidk tahu, sebenarnya Zora benar-benar baik, atau hanya pura-pura.

"Ya sudah kalau begitu. Ini mau masak apa lagi?" tanya Zora.

"Oh, ini mau buat tumis cumi jagung lada hitam," jawab Vada.

"Wah, kayaknya enak tuh, em... Bisa nggak jangan pakai lada hitam? Aku alergi lada hitam soalnya, pakai saus tiram biasa aja," ponya Zora.

"Baiklah," sahut Vada pendek.

Selesai memasukkn semua bahan dan tinggal menunggu matang, tiba-tiba Vada kebelet ingin buang air kecil.

"Em, Zora," Vada memanggil Zora yang tengah sibuk dengan ponselnya.

"Ya?" Zora menoleh.

"Bisa tolong tungguin ini sebentar nggak? Aku kebelet, cuma. Sebentar kok, ini juga udah mau matang," kata Vada..

"Tentu saja mau, Vada," Zora tersenyum.

🖤🖤🖤

Elvan turun dari lantai dua dan langsung menuju meja makan saat Vada selesai menyiapkan sarapan untuknya.

"Tuan, mau sarapan apa?" tanya Vada.

"Ambilkan saja apapun," sahut Elvan.

"Pfft! Vada kau memanggil suami sendiri tuan? Kau lucu sekali, pantas saja kemarin aku mengira kamu pembantu di rumah ini," Zora terkekeh.

"Itu, maksud aku tuan suami. Tapi kadang aku hanya manggil depannya saja, biar lebih singkat, iya kan tuan suami?" kilah Vada.

Elvan tak menyahut, ia hanya mengedipkan kedua matanya mengiyakan ucapan Vada.

"Oh begitu, kirain..." kata Zora.

"Aku mau dong, cumi tu isinya tadi. Pengin nyobain, kayaknya enak," Zora mengambil nasi dan cumi tumis jagung yang Vada sosodrkan kepadanya.

"Oya kak, aku punya kabar bagus. Aku mau memperpanjang masa liburan aku di Jakarta. Kalau cuma seminggu tellu sebentar, aku masih merindukan suasana di sini. Jadi aku putuskan tambah seminggu lagi di sini. Nggak apa-apa kan?" ucap Zora kepada Elvan.

"Lakukan apapun yang buat kamu senang, rumah ini selalu terbuka untukmu," sahut Elvan.

"Aaaahh, makasih... Kakak emang terbaik. Sayang ya, kakak dan kak Zoya nggak jadi menikah. Aku jadi ggal jadi adik ipar kakak,"

"Kau akan tetap jadi adikku, Zora," ucap Elvan. Ia melirik Vada, perempuan itu seerti tidak menghiraukan pembicaraan mereka. Walaupun sebenarnya dalam hati Vada merasa sebal, karen selalu Zoya yang di bahas.

"Iya, aku tahu. Kakak akan tetap sayang sama aku, kayak dulu kan. Tahu nggak sih, masa dulu kak Zoya pernah bilang kalu misal kak Zoya dan kak Elvan nggak bisa bersama, dia minta ku gantiin posisi dia coba. Haha aneh banget kan permintaannya," kata Zora.

" Eh, Vada sorry ya, nggak bermaksud apa-apa. Kecepolosan aku, maaf banget ya. Jangan tersinggung,"

Vada tersenyum," Nggak apa-apa, santai saja Zora. Itu kan sudh masa lalu. Yang penting kan sekarang. Tapi maaf juga ya, karena ternyata yang gantiin Zoya bukan kamu, tapi aku. Aku yang jadi jodohnya Elvan. Kamu enggak apa-apa kan?" serang balik Vada.

"Ya enggak apa-apa dong, aku malah senang tahu, karena kak Elvan menikahinya sama perempuan baik kayak kamu, yang penting kakak bahagia buat aku mah," sahut Zora tersenyum.

"Bis kita mulai sarapannya?" ucap Elvan yang sadar situasi.

"Jadi ngobrol kan malahan. Ayuk makan, Vada!" ajak Zora dn Vada mengangguk.

"Tuan suami mau tambah apa?" ucap Vada lembut, membuat Elvan tersedak.

"Hati-hati akalu makan, ini minum dulu," Vada menyodorkan air putih untuk suaminya. Elvan meliriknya, "Dasar mulut manis," batinnya.

Di tengah-tengah sarapan mereka, tiba-tiba Zora merasa nyeri ada perutnya.

"Aduh!" Zora mengaduh.

"Zora, kenapa?" tanya Elvan.

"Nggk2 tahu kak, perutku nyeri. Biasanya kalau nyeri begini kalau makan lada hitam. Aku alergi lada hitam kak," Zora meringis kesakitan.

"Padahal Aku tadi udah bilang sama Vada kalau aku alergi lada hitam. Tapi mungkin Vada lupa,"

Vada menggeleng, "Aku nggak pakai lada hitam, Zora,"

"Iya, nggak apa-apa, Vada. Mungkin kamu lupa. Atau karena kamu kesal sama aku gara-gara kemarin aku ngatain kamu pembantu, jadi kmu sengaja memasukkan lada hitam. Aduh, aku minta maaf ya, Vada. Aku benar-benar menyesal karena hal itu, maafin aku,"

"Nggak Zora, aku nggak kesal, aku nggak marah sama sekali. Dan aku juga nggak masukin lada hitam," Vada menoleh, rahang Elvan sudah mengeras, wajah dinginnya menatap tajam kepada Vada.

"Aduh kak, sakit!" pekik Zora.

Vada bangkit dari duduknya, "Ayo aku bantu ke kamar, tuan tolong panggilkan dokter untuk Zora," ucap Vada.

"Lepaskan!" sentak Elvan. Ia bangun dan mengambil alih memapah Zora. Vada langsung mundur tiga langkah mengambil jarak.

"Tuan," Vada merasa perlu untuk menjelaskan. Ia tak mau di salahkan untuk sesuatu yang tidak ia lakukan.

Elvan menghentikan langkahnya sekejap,"Kau berhutang penjelasan kepadaku, Vada," ucap Elvan dingin

"Aku tidak melakukannya," ucap Vada jujur.

Elvan hanya menghela napasnya lalu kembali memapah Zora menuju kamar gadis itu.

"Tidak apa-apa Vada, aku tidak menyalahkanmu, kakak jangan salahkan Vada, jangan marah dia, dia pasti tidak sengaja," Ucap Zora. Elvan hanya diam dan terus memapahnya.

Vada terpekur menatap punggung suaminya yang perlahan menghilang dari pandangannya, "Siapa yang akan tuan percaya? Tentu saja dia bukan? Karena dia adiknya Zoya, wanita yang tuan cintai," gumam Vada dalam hati.

🖤🖤🖤

💠💠LIKE dan komennya jangan lupa...klik like enggak berat kok, yang berat itu nahan rindu😄😄💠💠

Terpopuler

Comments

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

kamu siapanya Non??? adik ipar gagal aja sok2an

2024-03-17

0

Lily Miu

Lily Miu

bagus pinter emang

2023-09-16

1

Lily Miu

Lily Miu

org gila

2023-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Bab 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142 (end)
143 Pengumuman
144 Novel Love Me, Again
145 Novel Sebatas Ibu pengganti
146 One night mistake with calon ipar
147 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Bab 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142 (end)
143
Pengumuman
144
Novel Love Me, Again
145
Novel Sebatas Ibu pengganti
146
One night mistake with calon ipar
147
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!