Chapter 5

"Tu-tuan mau apa?" tanya Vada mendadak gagu saat melihat sorot mata tajam suaminya.

"Kau mau tidur mengenakan gaun berat itu?" ucap Elvan.

Vada menunduk, menatap gaun yang ia kenakan. Bagaimana mau melepasnya, sementara para perias yang seharusnya membantu melepaskannya saja entah dimana rimbanya.

"Tidak apa-apa tuan, saya nyaman tidur memakai gaun ini," ucap Vada sekenanya. Sebenarnya ia sangat tidak nyaman memakai gaun itu, tubuhnya terlalu lelah menopang berat gaun yang mencapai dua puluh lima kilogram tersebut. Tapi, Vada tidak membawa satupun pakaian. Ia tidak mungkin telan jang di depan suaminya.

Elvan mengerutkan Keningnya, "Terserah!" ucapnya tak peduli. Ia memutar badan lalu berjalan menuju ke sofa yang ada di kamar tersebut. Kembali sibuk dengan ponselnya. Mengabaikan Vada yang duduk di atas tempat tidur.

"Tuan..." panggil Vada lirih hampir tak terdengar.

Elvan menatapnya tanpa ekspresi, "Kenapa?" tanyanya.

"Emmm... Sebenarnya sekarang kita ada di mana? Bukankah kita masih di Jakarta?" Vada memberanikan diri untuk bertanya.

"Kenapa? Apa kau ingin kabur dari sini? Coba saja kalau bisa," kata Elvan remeh.

"Tidak, bukan begitu... Aku..."

"Lihat bendera itu, dan kau bisa menebaknya dimana," ucap Elvan dingin.

Vada melihat ke arah dinding yang di maksud oleh Elvan.

"Jika kau cukup cerdas tentunya," sambung Elvan sebelum Vada sempat berpikir bendera negara mana yang di maksud.

Vada langsung mendelik, ia terbilang memiliki otak yang cerdas, hingga langsung tahu berada dimana, "Ya ampun, Vada... Berapa lama kamu pingsan, sampai tidak sadar sudah terbang sejauh ini, ke Swiss?" ucap Vada dalam hati. Vada langsung merinding di sekujur tubuhnya saat melihat Elvan yang tampak acuh. Kenapa semua terasa mudah bagi suaminya tersebut. Lagi-lagi Vada tak bisa berkata-kata.

"Apa begini caramu menyambut suami di malam pertama pernikahan?" suara Elvan terdengar sangat mengintimidasi, meskipun ia mengatakannya dengan acuh.

Glek!

Vada langsung menelan salivanya kasar, suaminya ingin dia menyambutnya seperti apa? Apa harus seperti pasangan pengantin baru normal lainnya? Tapi kan... Pernikahan mereka jauh dari kata normal, meskipun sah secara hukum dan agama.

"Maksud Tuan?" Vada langsung kembali menyilangkan tangannya di dada.

Elvan yang memiringkan matanya demi melihat ekspresi sang istri semakin menunjukkan wajah dinginnya.

Elvan menjentikkan jari manisnya, meminta Vada untuk mendekat, namun Vada bergeming.

" Mau ke sini sendiri, atau aku yang kesana?" ucap Elvan datar.

"Simalakama," gumam Vada tanpa sadar.

"Aku paling tidak suka di bantah!" bentak Elvan.

Vada pun langsung turun dari tempat tidur yang bunga diatasnya sudah berantakan tak berbentuk hati lagi karena tanpa sengaja tertimpa tubuhnya yang ketiduran tadi. Dengan susah payah karena gaun yang ia kenakan, Vada berjalan mendekati Elvan.

"Maaf tuan, tapi jujur kalau malam ini saya belum siap melakukannya," kata Vada to the poin.

"Kau pikir, aku tertarik untuk menyentuh tubuh jelekmu itu? Jangan GR kamu, satu-satunya yang menarik darimu hanya matamu, itupun karena ada kornea Zoya di sana," ucap Elvan kesal.

Vada mencebik, "Kalau begitu kenapa tidak kau nikahi saja mataku, kenapa harus seluruh tubuhku kau jadikan istri," umpatnya dalam hati.

"Kenapa menatap ku seperti itu?" tanya Elvan mengintimidasi.

"Tidak apa-apa, Tuan. Em... Lalu saya harus berbuat apa? Kenapa Tuan meminta saya mendekat?" tanya Vada.

"Apa aku menyuruhmu bertanya? Dengar, jika aku tidak menyuruhmu bicara atau bertanya, sebaiknya kau diam!" kata Elvan.

Vada langsung mengatup kan bibirnya setengah terpaksa.

"Kenapa malah berdiri di sini?"

Vada tak menyahut, ia hanya diam berdiri di depan Elvan seperti patung.

"Kenapa Diam saja?"

Ya ampun! Vada benar-benar ingin nimpuk pria di depannya tersebut dengan batu.

"Sabar Vada, sabar..." Vada menyemangati dirinya sendiri dalam hati. Baru beberapa jam menjadi istrinya saja, rasanya Vada sudah mau kehilangan akal.

"Apa telingamu bermasalah?" tanya Elvan lagi.

Vada berdecak pelan, "Saya dengar tuan, tapi saya bingung harus bagaimana, tadi tuan menyuruh saya ke sini. Sudah kesini Tuan malah bertanya kenapa saya di sini. Lalu saya harus bagaimana?" ucap Vada.

"Jadi salah saya?" tanya Elvan dingin.

"Tidak, saya yang salah," ucap Vada sambil memutar bola matanya malas dengan bibir mencibir. Mumpung suaminya itu tidak melihat kearahnya.

"Buat aku kopi!" perintah Elvan.

"Heh?" Vada tergagap karena bibirnya masih mencibir.

Elvan diam, tak berniat mengulangi perkataannya lagi. Karena Vada masih berdiri di depannya, Elvan menatapnya tajam.

"Itu, anu Tuan... Saya tidak tahu membuat kopi ya dimana," jawab Vada.

"Gunakan mulutmu untuk bertanya!" tukas Elvan.

Lagi-lagi Vada menghela napasnya, entah manusia macam apa yang menjadi suaminya tersebut. Yang jelas, ia harus mewanti-wanti jantungnya untuk tetap bakoh (kuat). Ia khawatir tekanan darahnya akan segera naik.

"Saya harus membuat kopinya dimana Tuan?" tanya Vada.

"Keluar dan tanya pada orang di luar!" jawab Elvan.

Vada bergeming, Elvan memiringkan matanya, "Apa aku perlu mengulangi kata-kataku? Otakmu pentium berapa?" tanya Elvan.

"Eh iya, Tuan. Saya akan mencari pantrynya sekarang!" ucap Vada.

"Tiga menit!" ujar Elvan.

"Hah...?" Yang benar saja, membawa gaun yang berat itu saja membuatnya kesusahan untuk berjalan apalgi berlari. Belum lagi untuk bertanya dimana ia bisa membuat kopi. Benar-benar nggak punya jiwa sosial apalagi perikemanusiaan nih orang, Vada berdecak heran dalam hati.

"Kau sudah melewatkan satu menit untuk bengong!" ucap Elvan.

Astaga! Vada benar-benar ingin sekali mengembalikan mata itu jika tahu pada akhirnya begini.

"Ah iya iya, saya akan segera keluar..." Vada langsung mengambil langkah cepat, namun naas gaunnya yang berat itu membuatnya kehilangan keseimbangan dan ia hampir jatuh jika Elvan tidak segera menahan tubuhnya.

Merasa tubuhnya melayang dalam pelukan seseorang, Vada yang memejamkan matanya karen ia mengira akan terjatuh ke lantai langsung membuka kedua matanya.

"Astaga! Tu-tuan mau apa? Aarrrhgghhh! Tadi tuan sendiri yang bilang tidak tertarik dengan saya, tapi sekarang malah peluk-peluk saya. Jangan ambil kesempatan dalam kesempitan!"

Bugh bugh bugh!

Tanpa sadar, Vada malam membabi buta memukul-mukulin dada Elvan. Membuat Elvan menggerakkan rahangnya yang kokoh.

Menyadari situasi, Vada langsung menghentikan aksinya meninju dada suaminya tersebut, mulutnya langsung mengatup dan tubuhnya kaku. Ia memejamkan matanya tak berani menatap sang suami, "Aduh Vada, bodohnya! Yang kamu tinju itu dada suamiku, si es balok. Mam pus!" ucap Vada dalam hati.

Vada merasa tubuhnya melayang diudara. Saat membuka matanya, bersamaan dengan Elvan yang melempar tubuhnya ke atas tempat tidur.

"Bodoh! Kau menantangku rupanya!" Elvan langsung mencium paksa bibir Vada. Gadis itu berusaha menghindari ciuman Elvan.

"Maafkan saya tuan, saya benar-benar tidak sengaja tadi," ucap Vada.

"Dengar, meskipun aku tidak tertarik dengan tubuhmu, sekalipun kamu telan jang. Tapi, aku berhak melakukannya," Elvan kembali mencium bibir Vada dengan kasar.

Penolakan Vada terhadapnya membuat Elvan marah. Baru kali ini ada gadis yang menolak ia sentuh. Biasanya para gadis yang mendekati dan berharap bisa berakhir di ranjang dengannya. Gadis ini benar-benar menghinanya.

Ciuman yang kasar itu semakin lama semakin lembut, membuat Vada terlena dan hanyut dalam perangkap suaminya.

Malam itu juga, Elvan melakukannya. Dengan begitu, ia benar-benar mengikat kebebasan Vada yang ia pikir tak cukup hanya dengan menikahinya saja. Namun, juga hal terpenting dalam diri Vada, kini ia dapatkan. Yang akan membuat Bda tak bisa lari darinya.

Vada hanya bisa pasrah tanpa bisa menolak. Ia mencoba meyakinkan diri jika itu bukanlah sebuah aib maupun dosa. Yang mengambil mahkotanya adalah suaminya sendiri. Namun, tetap saja, hatinya terasa seperti di cabik-cabik. Apa yang selama ini ia jaga, yang ingin ia berikan hanya untuk laki-laki yang ia cintai, kini tak utuh lagi. Di ambil paksa oleh laki-laki asing yang kini menjadi suaminya.

Air mata Vada menetes begitu saja ketika kegiatan panas itu selesai. Ia merutuki dirinya sendiri sebagai wanita murahan yang diam-diam juga menikmatinya permainan panas tersebut.

"Kau menangis?" tanya Elvan yang kini sedang duduk di tepi ranjang setelah memakai kemeja dan celananya kembali.

Vada menggeleng, "Tidak, saya tidak menangis," ucap Vada menahan isak.

"Bagus, karena aku tidak suka kau menangis dengan mata Zoya," ucapnya datar sambil menautkan kancing kemejanya.

"Kau bisa memakai baju-bajubyang ada di walk in closet sebelah sana. Dan juga, aku akan menyuruh pelayan untuk memberimu kontrasepsi," ucap Elvan, ia melirik Vada yang hanya diam saja dan meringkuk di bawah selimut tebal, memunggungi dirinya. Elvan tahu sebenarnya isteinya tersebut menangis.

Tanpa bicara lagi, Elvan pergi meninggalkan Vada yang masih bergeming. Air mata Vada semakin deras, betapa miris nasibnya. Setelah mereka melakukannya, suaminya pergi begitu saja meninggalkannya.

Sungguh sangat jauh dari ekspektasinya saat menonton drama maupun membaca novel online, dimana suaminya akan menggendong tubuhnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Vada merasa harga dirinya benar-benar terluka. Ia di tinggalkan begitu saja setelah apa yang terjadi. Bahkan, rasa nyeri di area sensitifnya masih sangat terasa, sesakit rasa di dadanya.

🖤🖤🖤

Terpopuler

Comments

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

sukanya mata ya dicium mata aja bro🤣

2024-03-17

0

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2023-09-22

0

Nurhayati

Nurhayati

SaBaR Y Vada....akan indah PD waktu na & Vada biZa BaLaz ke ELVan Ko nanTi💪💪😁😁

2023-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Bab 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142 (end)
143 Pengumuman
144 Novel Love Me, Again
145 Novel Sebatas Ibu pengganti
146 One night mistake with calon ipar
147 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Bab 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142 (end)
143
Pengumuman
144
Novel Love Me, Again
145
Novel Sebatas Ibu pengganti
146
One night mistake with calon ipar
147
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!