Saat menyentuh handle pintu, Elvan berhenti lalu menoleh kearah Vada sebentar. Terbesit rasa bersalah dalam dirinya karena ternyata istrinya tersebut masih perawan. Elvan kembali melanjutkan langkahnya tanpa berniat untuk meminta maaf. Menurut pemikirannya yang introvert, apa yang dilakukannya tidak salah. Suami istri sah melakukannya. Dan... Apa yang di rasakan Vada tak sebanding dengan rasa sakitnya saat kehilangan cahaya hidupnya, Zoya.
Di luar, asisten Rio rupanya sudah menunggu beberapa saat.
"Suruh pelayan memberinya kontrasepsi. Aku tidak ingin hamil..." ucap Elvan. Ia tak ingin memiliki anak karena trauma akan masa kecilnya. Kedua orang tuanya yang sangat sibuk membuatnya kerap kali merasa kesepian. Apalagi hubungannya dengan sang ayah yang tak pernah baik semenjak ia kecil. Hal itu benar-benar membuatnya harus berpikir dua kali untuk memiliki seorang anak. Siapa yang tahu, di balik wajahnya yang garang dan dingin, dia sebenarnya menyimpan luka dan kecewa terhadap sang ayah.
Mendengar ucapan Elvan, asisten Rio langsung membeliakkan matanya tak percaya. Ia tak menyangka jika bosnya itu benar-benar sudah unboxing istrinya. Tiba-tiba ia menjadi khawatir dengan keadaan Vada di dalam saat ini. Apakah gadis itu baik-baik saja setelah digarap oleh atasannya, mengingat senjata milik Elvan adalah produk impor unggulan.
Eh tunggu, dari ucapannya apa itu artinya tuan mudanya itu akan kembali melakukannya? Asisten Rio benar-benar ingin mengacung Vada dengan empat jempol yang ia punya jika mampu membuat tuannya candu.
Asisten Rio menoleh ke arah pintu, yang terhalang oleh tubuh kekar Elvan. Bahkan ia sampai harus sedikit berjinjit, meski tidak juga bisa melihat ke dalam.
"Kalau kau mengkhawatirkannya, lihat saja ke dalam," ucap Elvan datar.
"Tidak Tuan," jawab Asisten Rio.
"Dia baik-baik saja," ucap Elvan datar.
"Tidak sampai pingsan," sambungnya cepat.
Asisten Rio langsung mengatup kan kedua bibirnya menahan senyuman. Atasaannya itu rupanya tahu apa yang ia khawatirkan.
🖤🖤🖤
Menjelang dini hari, Vada tidak bisa tidur. Badannya yang lelah dan masih terasa remuk redam tak juga mampu membuatnya terpejam. Ia memutuskan untuk keluar dan mencari udara dingin.
Asisten Rio yang juga tak bisa tidur jalan-jalan di sekitar kapal. Kemudian ia duduk sambil menikmati secangkir teh. Langit sangat cerah dengan bertabur bintang. Baru kali ini ia tidak mengikuti Elvan pergi. Biasanya Kemana pun bosnya itu pergi, pasti ia tak ketinggalan. Namun, kali ini ia memiliki tanggung jawab lain, yaitu menjaga istri sang bos selama dia pergi.
"Hah..." desah asisten Rio. Melepas Elvan sendiri, rasanya seerti melepas anaknya yang labil ke luar negeri.
Saat asisten Rio mendongakkan kepala demi menikmati keindahan langit tersebut, netranya menangkap siluet manusia yang sedang menaiki pagar pelindung pada deck atasnya.
Asisten Rio menautkan kedua alisnya. Saat melihat bayangan itu merentangkan kedua tangannya, dengan sigap asisten Rio berlari dan menaiki tangga. Ia segera menarik tangan orang tersebut yang ia pikir ingin bunuh diri dengan terjun ke laut.
Brugh!
Tubuh orang itu yang ternyata seorang wanita jatuh menimpa dada asisten Rio.
"Heh kau gila ya!" maki orang itu sambil bangun.
"Nona Vada?" ujar asisten Rio mengernyit. Fix, pasti istri bosnya itu ingin bunuh diri setelah apa yang terjadi. Untung dia datang tepat waktu, pikirnya.
"Kau? Dasar asisten tengik, asisten sialan, kurang ajar! Semua ini gara-gara kamu, dasar nggak ada akhlak!.... " Vada terus mengomel, mengeluarkan segala kekesalannya kepada asisten Rio. Karena tidak mungkin ia mengumpati suaminya sendiri. Tadi saja, ia kelepasan mengumpat dan memukul dada pria itu, ia langsung di lempar ke kasur dan berakhir di perawanin. Kalau kali ini yang ia maki adalah suaminya, pasti Vada sudah di kemar ke laut dan berakhir di makan hiu mungkin, pikirnya.
Asisten Rio hanya diam saja, menerima segala amukan Vada kepadanya. Meski hatinya terluka, tapi gadis di depannya itu tak menangis sama sekali. Sungguh, gadis yang tegar dan tangguh, pikir asisten Rio.
"Hah, kenapa kau hanya diam saja sejak tadi. Ngomong dong! Ah nggak asyik!" Vada yang merasa sudah lelah mengumpat, semakin kesal karena laki-laki yang ia maki hanya menunjukkan ekspresi datar saja.
"Bisakah nona tetap tenang dan tidak gegabah, jangan mengambil keputusan di saat kesal, apalagi keputusan untuk bunuh diri seperti tadi," setelah Vada diam dan terengah-enggah mengatur napas setelah mengomel, Asisten Rio yang bicara.
Sungguh, Vada ingin tertawa mendengarnya, bagaimana bisa orang sejenis asisten Rio memiliki pikiran seperti itu. Vada yang sudah berjalan dua langkah di belakang asisten Rio, berhenti lalu melangkah mundur demi melihat ekspresi menyebalkan asisten suaminya tersebut.
"Siapa yang mau bunuh diri? Kamu? Sini aku bantuin dorong ke laut! Hah Dasar!" umpat Vada yang langsung berlalu dari tempat tersebut. Meninggalkan asisten Rio yang mematung dengan bibir mengatup.
Detik berikutnya, asisten Rio sudah berjalan mengekori Vada. Yang mana membuat gadis itu merasa jengah," Jangan mengikutiku! Kau seperti tidak ada pekerjaan saja, sana! Minggir! Jauh-jauh!" ucapnya kesal.
"Tenang saja, aku tidak akan bunuh diri, Nyawaku terlalu berharga untuk mati konyol di sini! Jadi, menyingkirlah dari hadapanku!" bentak Vada.
"Sebaiknya Anda tidur, nona. Hari sudah mau pagi," ucap asisten Rio yang tak menanggapi omelan Vada.
"Tuan muda tidak akan kembali ke kamar, malam ini," imbuh asisten Rio demi menenangkan hati Vada.
"Aku tidak peduli!" ucap Vada sewot lalu bergegas pergi.
"Iya, kembalikan ponsel yang kmau sita!" ucap Vada.
"Ponsel?" asisten Rio mengernyit.
"Pasti kamu kan yang mengambil ponsel pintarku waktu kamu dan kawan-kawanmu menculikku? Kembalikan!"
"Maaf... Apa benda seperti itu bisa di bilang ponsel pintar? Saya kira itu buat nimpuk anjing gila,"
"Ku yang gila!" sungut Vada kembali melanjutkan langkahnya.
Asisten Rio menatap punggung Vada lalu mengembuskan napasnya kasar. Jika di depannya, wanita itu sangat garang, tapi jika di depan suaminya, mati kutu.
"Apa aku kurang menakutkan?" gumam asisten Rio.
🖤🖤🖤
Jika pagi tadi Vada memilih sarapan di kamar, siang ini ia memilih makan siang di deck kapal dengan pandangan laut lepas.
Sejak membuka kedua matanya di pagi hari tadi hingga siang ini, Vada tak melihat batang hidung Elvan. Apakah laki-laki itu menyesal atas apayabg sudah ia lakukan semalam hingga tak berani muncul di depannya? Hahaha, mana mungkin suaminya itu menyesal bahkan malu untuk menemuinya, mustahil!
"Setelah ini nona bisa menikmati fasilitas yang ada di kapal pesiar ini, sebelum kita kembali ke Jakarta. Anggap saja nona sedang liburan. Tuan muda akan langsung kembali ke Jakarta, mungkin empat hari atau seminggu lagi paling lama. Kita akan kembali ke Jakarta sebelum Tuan muda kembali," jelas asisten Rio.
"Memangnya tuanmu itu kemana?" tanya Vada acuh.
"Em... Siang ini Tuan muda akan makan sing dengan klien di Paris, kemungkinan sebelum. Kembali ke Jakarta, lalu makan malamnya di Swedia. Kemungkinan sebelum kembali ke Jakarta, tuan muda akan mampir ke Sydney terlebih dahulu.
Vada hampir tersedak salmon yang baru sampai kerongkongannya ketika mendengar jika Elvan makan siang di Paris dan makan malamnya di Swedia. Namun, ia tak ingin asisten Rio menyadari keterkejutannya tersebut. Gengsi, pikirnya.
"Nona tidak usah khawatir, tuan muda pasti akan makan dengan baik, dan segera kembali" sahut Asisten Rio.
Vada memutar bola matanya malas, "Bodo amat, mau dia makan atau enggak. Nggak balik-balik juga nggak apa-apa, syukur-syukur makan nggak teratur, terus sakit, terus wassalam!," batinnya sambil memasukkan potongan salmon ke mulutnya.
"Eh tapi, aku belum mau menjadi janda, gimana dong" batinnya lagi dengan mulut mengatup.
Ya, setidaknya beberapa hari ini ia akan terbebas dari suaminya yang sedingin es balok itu, Vada tersenyum senang. Tanpa sadar, asisten Rio juga ikut tersenyum. Ada kelegaan tersendiri dalam dirinya ketika melihat gadis di depannya kini bisa tersenyum.
🖤🖤🖤
💠💠Jangan lupa like, komen dan hadiahnya, terima kasih 🙏🏼 🙏🏼 💠💠
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
✨️ɛ.
ah, si Rio ini..
orang mau ala² Rose di pelem Titanic kok, bukan bundir..
2024-12-30
0
✨️ɛ.
bukan introvert itumah, tapi sikopet.. /Speechless/
2024-12-30
0
Anisatul Azizah
astaga Vada kau sampe bikin Rio jd meresa rendah diri😭
2024-03-17
0