Chapter 14

Setelah mobil Mirza hilang dari pandangannya, sebuah mobil mewah mendekatinya.

"Nona, sebaiknya Anda pulang sekarang. Tuan muda sudah menunggu," ucap asisten Rio setelah turun dari mobil dengan wajah datar.

Vada sedikit terkejut dengan kedatangan asisten Rio yang tiba-tiba. Dasar jaelangkung!

"Elvan sudah pulang?" tanya Vada.

Asisten Rio mengangguk, "jadi sebaiknya kita segera kembali ke mansion. Atau tuan muda akan semakin murka," sahut asisten Rio.

Vada menurut, ia tak berniat untuk bertanya bagaimana bisa asisten suaminya itu tiba-tiba muncul di sana. Yang ia khawatirkan, bagaimana jika asisten Rio melihat Mirza mencium keningnya.

"Meskipun dia kekasih Anda, sebaiknya nona menjaga sikap apalagi di tempat umum. Jika tuan muda tahu, nona sendiri yang akan menanggung akibatnya," kata asisten Rio tiba-tiba.

Vada diam tak menyahut "Apa salahnya, Mirza kekasihku. Yang salah itu kamu sama bos kamu. Sadar atau tidak, bos kamulah orang ketiga dalam hubungan aku sama mas Mirza," batin Vada jengkel. Mengingat betapa liciknya suaminya itu.

Sampai di mansion, asisten Rio langsung pamit, "Apapun yang tuan muda katakan atau lakukan, sebaiknya nona diam dan jangan membantah. Demi kebaikan nona," pesan asisten Rio tanpa turun dari mobil.

"Apa lo? Harusnya aku yang marah atas apa yang sudah terjadi, dasar menyebalkan!"

"Nona mengatakan sesuatu?" tanya asisten Rio, ia menghentikan langkahnya.

"Nggak, aku ngomong sama angin!"

Brak! Vada menutup pintu mobil dengan keras. Membuat asisten Rio berjengit.

"Pergi sana! Jauh-jauh! Kalau perlu bawa sekalian bosmu itu!" Vada menentang udara sebagai luapan kekesalannya saat mobil asisten Rio sudah melaju beberapa meter.

"Duh, caha ayu. Kenapa baru pulang jam segini. Tuan muda sudah pulang dari tadi. Pasti dia marah besar," kata mbok Darmi tergopoh-gopoh menghampiri Vada. Sejak tadi wanita berusia Senja tersebut terua mondar mandir tidak tenang karena Vada tak kunjung pulang.

"Maaf mbok, tadi band yang harusnya ngisi setelah Vada nyanyi nggak datang, jadi Vada full nyanyinya. Habis itu... Vada ketemu mas Mirza sebentar," jawab Vada jujur.

Mbok menghela napas, meski ia tak tahu dan tak mengenal nama yang di sebut Vada, tapi ia paham jika ada hubungan tak biasa antara Vada dengan laki-laki bernama Mirza tersebut.

" Kamu harus ingat cah ayu, kalau kamu itu sekarang istri tuan muda. Jadi, mbok harap kamu lebih hati-hati sendiri, tentu kamu sudah tahu seperti apa suami kamu kan?"

Vada mengangguk paham, ia sadar ia memang sudah melakukan kesalahan, "Terus Vada harus gimana mbok sekarang?"

"Cepat ganti bajumu dan segera ke kamar tuan muda, sebelumnya buatkan teh herbal dulu untuknya. Seperti yang sudah simbok katakan, lawan api dengan air, jangan dengan api apalagi dengan gas, paham kan maksud mbok?" ucap mbok Darmi

Vada segera berlari ke kamarnya dan mengganti pakaiannya. Ia tidak bisa membayangkan seperti apa mukanya sang suami saat ini.

Saat sedang membuat teh herbal untuk Elvan, Zora datang menghampirinya.

"Vada, aku mau minta maaf ya. Soalnya aku udah nhira kalau kamu itu pembantu di sini. Aku nggak tahu kalau kamu itu istrinya kak Elvan. Maaf ya, aku benar-benar nggak tahu kalau kakak nggak bilang tadi pagi," ucap Zora sengaja mengukur waktu Vada.

"Iya nggak apa-apa kok. Aku nggak masalah. Udah dulu ya Zora. Aku harus segera antar teh ini buat Tu.. Eh suamiku maksudnya. Ngobrolnya di lanjut besok aja, ya!" kata Vada.

"Hem, cepetan sana. Kakak udah marah banget tadi. Apalagi tadi agi kamu juga nggak pamit kan berangkatnya, sekarang malah telat pulangnya. Kalau aku nggak nenangin kak Elvan tadi, sudah ngamuk dia," ujar Zora.

"Hem, aku permisi dulu ya," Vada hanya tersenyum tipis lalu meninggalkan Zora di dapur sendiri.

Dengan langkah panjang, Vada segera naik ke lantai atas dimana kamar utama berada.

Setelah menghela napas Berkali-kali di depan pintu, akhirnya tangan Vada menyentuh gagang pintu dan membukanya.

Vada memberanikan diri masuk, "Tuan, aku membawakan tehbherbal untuk tuan," ucapnya seraya melangkahkan kakinya ke dalam. Laki-laki itu tak menyahut, rupanya ia larut dalam kepulan asap rokok yang habis di desesapnya. Elvan sedang berdiri di balkon kembarnya dengan pandangan kosong.

"Tuan... " suara Vada kali ini berhasil membuatkan lamunannya. Elvan menoleh, wajahnya seketika berubah.

"Berani pulang, kamu?" kata Elvan dingin.

Vada mendekat dan meletakkan teh herbak buatan ya di meja yang ada di balkon tersebut. Sebenarnyabia sudah terlalu lelah untuk hari ini jika harus di tambah menerima amarah dari Elvan. Tapi, bagaiman pun ia harus terima dan tetap legowo.

"Maaf tuan..." padahal dari tadi ganti baju, ia sudah merancang kata-kata sedemikian manisnya untuk meminta maaf kepada Elvan, tapi kini yang keluar dari bibirnya hanya dua kata itu. Lidahnya keburu kelu dan otaknya tiba-tiba ngeblank saat melihat air muka Elvan yang bahkan lebih menakutkan dari seekor singa yang sedang kelaparan.

"Sadar kesalahan apa yang kamu lakukan hari ini?" tanya Elvan, masih tetap dingin.

"Iya, tadi pagi aku nggak pamit berangkat ya. Tapi bukan apa-apa, aku lihat tuan masih tidur, jadi takut ganggu. Tapi, aku udah melakukan tugas sebagai istri. Nyiapin sarapan dan juga keperluan tuan lainnya," ucap Vada membela diri.

Elvan semakin menajamkan tatapannya. Vada langsung mengerjap karena sepertinya ia salah bicara.

"Lalu?"

"Lalu..." Lagi-lagi Vada mendadak kepalanya blank, ia harus sedikit berpikir untuk bicara lagi.

"Lalu... Malam ini aku pulang terlambat. Maaf, aku kira tuan malam ini tidak pulang, jadi..."

"Jadi kamu bisa ketemuan dengan pacar kamu dan pulang seenaknya, begitu!" Elvan semakin gusar dengan marah ketika ingat soal Photo itu.

Deg! Mam pus ketahuan beneran kan, pikir Vada.

"Asisten luknut itu pasti yang laporan, dasar lambe turah!" batin Vada kesal sendiri, padahal sejak awal asisten Rio tidak pernah mengusinya, tapi entah kenapa Vada selalu melupakan kekesalannya pada laki-laki itu.

"Jawab!" gertak Elvan sampai Vada menarik napas secara otomatis karen sanhking terkejutnya.

"Itu tidak sengaja, tuan. Kami tidak sengaja bertemu tadi sebelum aku pulang,"

"Ck, tidak sengaja tapi berpelukan! Kamu pikir aku bodoh? Sepasang kekasih bertemu tanpa sengaja? Kamu sadar sekarang dengan statusmu, Vada?"

"Maaf, saya tidak sedang mabuk, jadi saya sadar tuan," Astaga Vada, masih aja nggak di saing omongannya, Vada ingin sekali menabok bibirnya sendiri.

"VADA!"

"Maksudku, aku sadar kalau sekarang aku sudah bersuami, tuan, dan apa yang aku lakukan tadi itu salah,"

"Siapa suamimu? Laki-laki yang kamu peluk itu?" Elvan tertawa sinis.

"Tentu saja bukan tuan, Anda suami saya,"

"Kalau begitu, putuskan pacarmu!" titah Elvan tegas.

"Ya?" Vada bagai tersamabar petir.

"Atau aku yang akan melakukanny? Kau tinggal pilih! Putuskan sendiri atau dengan caraku, Nevada!"

Ingin sekali Vada protes dengan panggilan itu, tapi momen ya tidak tepat, ini sedang dalam level serius, sangat serius.

Vada bergeming, sejujurnya ia tak ingin kehilangan Mirza, tapi kini semua kendali ada pada suaminya.

"Tidak tuan, biar saya sendiri yang melakukannya. Beri saya waktu,"

"Sampai kapan? Kau tahu, aku bisa saja membuat nasib kekasihmu itu berubah menyedihkan hanya dalam hitungan detik?"

Vada menelan ludahnya kasar, "Tuan, tidak bisakah untuk tidak mengaitkan urusan bisnis dengan urusan pernikahan kita. Maksudku, tidak bisakah tuan bekerja sama dengan mas Mirza tanpa melihat siapa dia? Maksudku melihat mas Mirza sebagai orang yang memiliki hubungan denganku. Tidak bisakah kerja sam kalian murni karena urusan bisnis semata? Mas Mirza tidak salah, dia tidak ada kaitannya dengan kita," Vada memberanikan diri menatap manik mata suaminya.

Elvan mendengus," Untuk kesalahan yang tadi saja aku belum memaafkanmu, sekarang kamu berani mengaturku? Kau benar-benar senang memancing amarahku, Vada. Kau ingin melihatmu murka?"

"Tidak, tuan. Mana saya berani melakukannya. Saya hanya..." Vada ingat kata-kata asisten Rio juga mbok Darmi. Duanorang itu sudah membekalinya cara untuk tidak menyulut api amarah Elvan semakin membara. Jika ia terus bicara soal Mirza, pasti laki-laki ini akan semakin ngamuk.

" Hanya apa? Kau hanya ingin melihat pria itu hancur karenamu? Dengan senang hati aku kabulkan!" ucap Elvan, sebenarnya ia juga tidak suka mencampurkan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi. Ia paling menjunjung tinggi profesionalisme kerja. Tapi, entah kenapa ia merasa perlu melakukan ini semua untuk membuat Vada tetap berada di sampingnya. Perasaan macam apa ini?

"Tidak tuan, aku minta maaf, aku yang salah,"

"Minta Maaf lah yang benar, neVada!"

Vada menghela napas, bagaimana cara minta maaf yang benar, apa dengan menyembah kakinya? Atau mencuci kaki pria menggunakan tujuh sumber mata air? Yang benar saja!.

"Tuan, maaf aku. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Maaf," Tentu saja hanya itu yang bisa ia lakukan, bilang maaf. Apalagi.

"Begini cara seorang istri meminta maaf kepada suaminya?"

"Lalu, aku harus bagaimana, Tuan?" Vada benar-benar tidak mengerti. Ia hampir kehabisan akal sehatnya. Apa ada kata lain selain kata maaf.

"Lakukan tugasmu sebagai istri yang baik, sebagai permintaan maafmu karena sudah membangkang," Elvan justru frustrasi sendiri karena istrinya ternyata tidak peka apa maunya.

Elvan meninggalkan Vada yang masih terdiam, mencerna setiap kalimat yang baru saja keluar dari mulut suaminya.

"Aku harus apa. Bagaimana cara seorang istri meminta maaf yang benar. Mana aku tahu, sedangkan aku baru sekali menjadi seorang istri, itupun di paksa," desah Vada dalam hati sambil terus memutar otak mencari cara. Ia ingin drama minta maaf ini segera berakhir, jiwa dan raganya sudah terlalu lelah untuk malam ini.

" Astaga!" pekiknya hingga ia sendiri terperanjat karena kaget dengan pekikannya sendiri.

"Haruskah aku merayunya di kasur?"

🖤🖤🖤

💠💠LIKE, komen dan votenya yok yang kenceng, biar nanti bisa up lagi... Gift me spirit! 😊😊💠💠

Terpopuler

Comments

✨️ɛ.

✨️ɛ.

lagi diskon akhir tahun tuh bang di emol..

2024-12-30

0

✨️ɛ.

✨️ɛ.

jangan ngebatin mulu ah, neng..
ungkapin..

2024-12-30

0

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

awas nanti ada yg cemburu kamu panggil orang lain mas

2024-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Bab 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142 (end)
143 Pengumuman
144 Novel Love Me, Again
145 Novel Sebatas Ibu pengganti
146 One night mistake with calon ipar
147 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Bab 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142 (end)
143
Pengumuman
144
Novel Love Me, Again
145
Novel Sebatas Ibu pengganti
146
One night mistake with calon ipar
147
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!