Chapter 18

"Yang sabar cah ayu..." ujar mbok Darmi menenangkan.

"Tapi beneran aku nggak melakukannya, mbok. Elvan kelihatan marah banget sama aku, bahkan aku mau bantu Zora ke kamar aja enggak boleh, kayak aku memang berniat jahat gitu sama Zora. Padahal aku sama Zora enggak ada masalah apa-apa jadi enggak ada alasan buat aku mencelakai nya," jelas Vada.

"Iya, mbok percaya sama kamu. Tuan muda juga pasti bisa melihat siapa yang benar dan salah. Jangan terlalu dipikirkan, cah ayu,"

"Bagaimana bisa melihat mana yang benar dan salah, mbok. Kalau hatinya saja di butakan oleh cintanya untuk Zoya," kata Vada lesu.

Simbok tersenyum, "Tuan muda hanya butuh waktu, dalam hidupnya hanya non Zoya perempuan yang selalu menemaninya dalam keadaan apapun, mereka sudah bersama-sama dalam suka duka sejak remaja. Wajar bila tuan muda masih susah melupakannya. Tapi, bukan berarti kamu tidak bisa membuat hati itu kembali melihat, bukan? Melihat jika ada wanita lain yang pantas ia perhitungkan. Wanita yang pantas mendapatkan cintanya. Seperti yang sudah simbok katakan, saat tuan muda dingin bagai es, saat itu jadilah api yang menghangatkan. Saat tuan muda terbakar api amarah, jadilah air yang menyejukkan hatinya," pesan mbok Darmi.

Vada mengangguk," Mbok kenal yang namanya Zoya?" tanyanya penasaran.

"Sangat kenal, hanya non Zoya wanita yang di bawa tuan muda ke rumah. Jadi simbok sangat mengenalnya,"

"Cantik pasti ya mbok," Vada penasaran sosok perempuan yang bisa meluluhkan gunungan es itu, pasti ia seorang yang sangat spesial.

"Cantik," sahut mbok Darmi pendek.

"Tapi kamu juga cantik, kalian sama-sama cantik dan memiliki kelebihan dan keistimewaan masing-masing. Mbok percaya, tuan muda juga akan melihat kecantikan kamu. Bukan hanya kecantikan wajah kamu, tapi juga hati kamu, cah ayu,"

Vada termenung sejenak, lalu bangkit dari duduknya," Aku mau lihat kondisi Zora dulu, mbok, sekalian bawain bubur ini buat dia," pamitnya yang di balas anggukan oleh mbok Darmi.

🖤🖤🖤

Elvan tengah duduk di tepi ranjang menunggu Zora yang kini tertidur pulas.

" Maafkan aku Zoy, aku tidak bisa menjaga adikmu dengan benar," sesalnya dalam hati, ia merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Zora.

"Tuan, bagaimana keadaan Zora?" tanya Vada lirih, karena ia melihat Zora sedang tertidur.

Elvan, menoleh dan melihat Vada membawa semangkuk bubur yang baru saja ia buat untuk Zora.

" Apa yang kamu bawa?" tanya Elvan sinis.

"Bubur, Tuan," karena Zora tidur, Vada meletakkan buburnya di atas nakas dengan pelan.

Menyadari tatapan curiga dari suaminya, Vada hanya bisa menghela napas, "Tuan jangan khawatir, tidak ada racunnya," ucapnya datar.

"Ikut denganku!" tiba-tiba Elvan memegang tangan Vada dan menariknya keluar dari kamar Zora.

Vada hanya diam dan mengikuti langkah suaminya tanpa protes.

Elvan menarik tangannya hingga ke kamar utama. Sesampainya di kamar, laki-laki melepaskan cengkeraman tangannya.

Hening, tak ada yang bicara untuk beberapa saat. Vada melirik suaminya yang duduk di sofa, melipat kedua tangannya di dada dengan kaki kiri bertumpu ada kaki kanannya, menatapnya datar dan dingin. sementara ia duduk di tepi ranjang.

"Ada yang ingin kau katakan?" tanya Elvan kemudian.

"Ya?" Vada tergagap.

"Tidak ada," jawabnya kemudian.

"Setelah apa yang kamu lakukan, tidakkah merasa perlu menjelaskan sesuatu?" kata Elvan dingin.

Vada bergeming. Rasanya menjelaskan apapun tak akan di dengar oleh suaminya.

"Minta maaflah kepada Zora!," ucap Elvan.

Vada menegakkan kepalanya, "Aku tidak mau!" tolaknya tegas.

"Vada, jangan membuatku semakin marah,"

"Mau marah ya marah saja, bukankah itu kebiasaan anda. Marah-marah," ucap Vada lirih dan santai, namun tetap terdengar oleh Ervan. Yang mana laki-laki itu semakin mengeraskan rahangnya.

"Aku tidak mau minta maaf, atas sesuatu yang tidak aku lakukan. Aku tidak akan membela diri dengan mengatakan apapun, karena bagi tuan bukankah sama saja. Tuan tidak akan mempercayaiku, bukan? Tuan lebih percaya adik dari wanita yang tuan cintai, bukan istri Anda. Jika ingin menghukumku, hukum saja! aku terima. Tuan bisa menghukum ku sesuka hati, tapi untuk meminta maaf aku tidak bisa," Vada menatap suaminya lekat.

"Kau..." Bentak Elvan tertahan. Aneh! benar-benar aneh. Elvan benar-benar tak mengerti dengan dirinya sendiri. Di satu sisi, perkataan dokter yang membenarkan Zora sakit perut karena alergi, Seharusnya ia marah dan memberi hukuman untuk memberi pelajaran istrinya tersebut. Namun, disisi lain entah kenapa ia percaya dengan istrinya itu.

"Jika tuan percaya dengan mulutku, maka aku mengatakan tidak melakukannya. Aku sangat ingat tadi Zora mengatakan kalau dia alergi lada hitam, makannya aku tidak memakainya sama sekli. Kecuali... Dia sendiri yang melakukannya,"

"Kau! Berani sekali menuduh Zora, tidak mungkin dia mencelakai dirinya sendiri,"

"Kenapa tidak? Orang akan melakukan apapun untuk menjatuhkan orang yang di bencinya, termasuk menyakiti dirinya sendiri demi mendapat simpati dari orang lain,"

"Cukup! Aku tidak menghukummu karena hal ini, bukan berari kau boleh menuduhnya," Elvan bangkit dari duduknya.

Vada cukup terkejut, "Hanya segitu marahnya? Tumben! Kirain mau di lempar ke kasur lagi," batin Vada sambil mengikuti langkah Elvan.

Elvan keluar dan langsung menutup pintunya.

Dugh! "Aduh!" Vada menubruk pintu itu, Elvan langsung menoleh dan melihat Vada muncul dari balik pintu sambil meringis, mengusap keningnya.

"Tuan kenapa langsung tutup pintunya? Aku jadi kejedug,"

"Kalau jalan pakai mata!" sentak Elvan. Tangannya terulur maju, Vada langsung mundur satu langkah lalu memejamkan matanya, ia pikir Elvan akan menamparnya. Tapi, tak di sangka, Elvan justru menyentuh dan mengusap kening Vada pelan menggunakan ibu jarinya.

"Eh dia kenapa?" Vada membuka matanya demi melihat ekspresi wajah suaminya.

Dag dig dug! Jantung Vada tiba-tiba berdetak kencang. "Aaaaargh kenapa ini dengan jantung. Baru juga di sentuh pakai jempol aja udah meleyot, jangan norak Vada!" batin Vada.

"A-aku tidak apa-apa tuan," suara Vada sukses membuat Elvan menarik tangannya.

"Ehem!" Elvan kembali memasang wajah dinginnya.

"Lain kali hati-hayi. Lihat-lihat kalau jalan," ucap Elvan, ia kembali berjalan menuju halaman.

"Kau rawat Zora sampai sembuh, anggap sebagai hukumanmu karena sudah membuatnya sakit. Aku berangkat," ucap Elvan. .

Vada mengembuskan napasnya kasar, baru juga kemarin mulai bekerja, kini ia harus bolos lagi.

"Padahal di rumah ini banyak pelayan yang bisa menjaga Zora, kenapa harus aku sih, dia nggak nyimak omonganku tadi, aku tidak melakukannya! Kenapa tetap di hukum. Benar! Kau tidak percaya denganku! Lagian kayak anak TK mesti banget di jagain," batin Vada kesal sekaligus sedih.

Dugh! Kali ini bukan pintu, tapi punggung suaminya yang Vada tubruk.

Elvan mendengus, lalu memutar badan, "Apa?"

"Tidak apa-apa, tuan. Aku akan merawat dan menjaganya dengan baik, seperti anak saya sendiri. Tuan jangan khawatir," ucap Vada penuh tekanan.

Elvan menautkan kedua alisnya mendengar ucapan istrinya sambil menahan senyum. Menggemaskan sekali, pikirnya.

"Tuan muda," sapa asisten Rio.

"Berangkat sekarang yo," ucap Elvan, ia langsung masuk ke dalam mobil.

Asisten Rio menganggukkan kepalanya menyapa Vada, yang di balas dengusan oleh istri bosnya tersebut.

"Dia masih dendam aja sama aku," batin asisten Rio meringis.

"Asisten Rio, tunggu!" sergah Vada ketika laki-laki itu hendak membuka pintu mobil.

Vada melambaikan tangannya, menyuruh asisten Rio untuk mendekat mendekat.

"Ada apa, nona?" tanya asisten Rio.

"Berikan nomor ponselmu!" ucap Vada setengah memerintah.

Rio mengernyitkan keningnya.

"Jangan GR! Aku minta nomormu supaya tahu kapan dan jam berapa tuan muda mu itu pulang, biar aku bisa pulang lebih awal," ucap Vada ngegas.

"Kenapa tidak meminta nomor tuan muda langsung? Nona bisa bertanya langsung kapan beliau pulang" tanya Rio menoleh ke mobil dimana tuan mudanya berada, laki-laki itu sedang melihatnya tajam dari balik kaca mobil.

"Apa yang mereka lakukan?" gumam Elvan geram.

"Lebih aman kalau aku tanya sama kamu, cepat kasih!" Vada ikut melihat ke arah Elvan seraya menyodorkan ponselnya kepada AsistenRio.

Asisten Rio mendial nomor ke ponsel Vada, "Ini nona," ucapnya.

"Benar kan ini nomormu?" tanya Vada memastikan.

Asisten Rio hanya sedikit mengangkat sudut bibirnya "Kalau kirim pesan, tolong hati-hati dengan kata-kata anda, saya permisi nona," asisten Rio mengangguk dan langsung masuk ke dalam mobil.

"Ini benar punyamu kan, asisten Rio?" teriak Vada. Asisten Rio tak menyahut, ia mulai melajukan mobilnya.

"Apa yang kalian bahas?" tanya Elvan ketus. Ada rasa tidak suka ketika Vada bicara berdua dengan pria lain, sekalipun itu asistennya sendiri.

Belum di jawab oleh asisten Rio, ponsel Elvan bergetar, "Asisten Rio, ini nomorku, di save ya. Beritahu aku setiap kali suami 🐻 🏂ku otewe pulang. Awas kalau enggak bilang😠," Elvan membaca pesan yang baru saja masuk dengan serius, Keningnya mengkerut demi mencermati setiap kata yang ia baca.

"Apa ini?" batinnya tak mengerti.

🖤🖤🖤

💠💠Maaf ya kemarin tidak up 🙏🏼... Kalau kalian suka dengn cerita ini, yuk like dan komennya jangan lupa...

Salam hangat author 🤗❤️❤️💠

Terpopuler

Comments

nobita

nobita

ya ampun iseng juga nihh assisten Rio... mengerjai majikannya... dasar

2024-11-10

1

Mesri Sihaloho

Mesri Sihaloho

kan orang kaya pasti ada scctv

2024-09-21

0

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

suami beruang kutub, ciyeee

2024-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Bab 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142 (end)
143 Pengumuman
144 Novel Love Me, Again
145 Novel Sebatas Ibu pengganti
146 One night mistake with calon ipar
147 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Bab 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142 (end)
143
Pengumuman
144
Novel Love Me, Again
145
Novel Sebatas Ibu pengganti
146
One night mistake with calon ipar
147
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!