Masih merasa takut, dan merasa terselamatkan, Ashley pun menangis saat EL tengah mendekapnya. EL juga mengatakan jika semua sudah berakhir, hingga akhirnya ia pun menggendong tubuh Ashley menuju mobilnya, dan ia memangkunya seraya mendekapnya.
Tidak lama kemudian, David pun kembali, dan EL memintanya untuk pergi menuju villa miliknya. Melihat gadis itu terlelap, dan melihat beberapa luka memar di wajahnya, membuat EL ikut merasakan luka tersebut.
Setibanya mereka di villa, David pun segera pergi meninggalkan mereka, dan EL segera membawa gadis itu untuk masuk. Masih tak sadarkan diri, ia membawanya masuk ke kamar miliknya, kemudian mengambil kotak obat untuk mengobati lukanya.
Setelah selesai mengobatinya, ia segera menyematkan selimut ke tubuh gadis tersebut. Hari yang sudah semakin larut pun membuat EL untuk segera beristirahat.
•••
Ketika matahari telah menunjukkan sinarnya, Ashley membuka matanya secara perlahan. Ketika menoleh, ia terkejut saat melihat EL tengah tertidur di salah satu sofa yang berada di ruangan tersebut, dan sudah di pastikan jika tempat tersebut adalah milik pria itu.
Tidak ingin membangunkannya, ia pun segera beranjak dari ranjang, dan keluar dari kamar. Langkah kakinya membawanya menuju dapur, ia mencari bahan-bahan makanan di dalam lemari pendingin, dan hendak membuatkan sarapan untuk pria tersebut, setidaknya untuk ucapan terima kasih.
“Ternyata nyonya Caster sudah menganggap villa ini sebagai rumahnya sendiri.” Suara itu membuat Ashley begitu terkejut.
“Maafkan aku karena sudah lancang, aku hanya ingin membuatkan sarapan untukmu.”
“Keluarlah dari dapur, biar aku yang membuatkannya untukmu. Aku tidak ingin sarapanku terkontaminasi bakteri karena kondisimu sekarang.”
“Kenapa kau selalu menyebalkan? Aku ‘kan hanya ingin berterima kasih saja padamu.”
“Ketika aku mengatakan suatu hal padamu, bisakah kau diam, dan mengikuti yang ku ucapkan? Aku tidak ingin setiap pertemuan kita selalu berakhir dengan pertengkaran.”
“Baiklah, maaf.” Ashley pun segera keluar dari dapur, dan duduk di salah satu kursi yang ada di meja makan. Dari sana ia memandangi EL menyiapkan semuanya, dan melihatnya ketika tengah memasak, tiba-tiba saja membuatnya begitu terpesona.
Ketika sudah menyelesaikan semuanya, EL pun menata makanan itu di meja makan. Ia juga menyiapkan minuman disana. Tanpa menunggu lagi, EL langsung menyantap makanannya, namun tidak dengan Ashley.
“Makanlah! Aku tidak memasukkan racun di dalamnya.” Sahut EL yang masih menikmati hidangannya.
“Terima kasih. Tapi, mengenai tawaranmu dulu...” Tertarik dengan topik yang dibicarakan oleh Ashley, membuat Elden menghentikan aktifitasnya, dan segera memandang gadis yang tengah menundukkan kepalanya. “... apa masih berlaku?” Imbuhnya lagi.
“Tawaran? Memang aku pernah memberikan tawaran apa padamu?” Kini EL mengambil air minumnya, namun tak melepaskan pandangannya.
“Bekerja di tempatmu sebagai pelayan.”
“Kita bahas setelah sarapan selesai.” Tuturnya, kemudian mereka pun kembali memakannya.
EL sudah menghabiskan makanannya lebih dulu, kemudian ia memilih untuk meninggalkan ruang makan, dan mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang. Tidak lama setelah itu seseorang datang, dan memberikan sesuatu yang di minta olehnya.
Tidak ada hal lain lagi, orang itu pun segera meninggalkan tempat tersebut. Setelah mendapatkan berkas yang di inginkannya, EL segera memasuki ruang bacanya, dan mengecek ulang semua berkas-bekas yang berada di dalam genggamannya.
“Nona Francia? Tuan Caster menunggu anda di ruang bacanya. Mari ku antar.”
“Aku lupa jika villa ini begitu besar, tidak mungkin jika ia tidak memiliki satu pelayan pun. Namun, sepertinya hanya ada bibi ini saja. Apa dia tidak kelelahan mengerjakan semua pekerjaannya sendiri?” Ashley terus membatin.
Ketika sudah tiba di depan ruang bacanya. Ashley segera mengetuk pintunya, setelah mendapat izin masuk, ia pun langsung masuk, dan di minta untuk duduk di sofa, karena EL tidak mengizinkannya untuk mendekati meja kerjanya.
EL menghampirinya, dan memberikan satu dokumen dengan beberapa lembar kertas di dalamnya. Ia ingin gadis itu menandatangani berkas-berkas tersebut jika memang bersedia untuk bekerja bersama dengannya.
Tidak memintanya untuk terburu-buru, pria itu juga mengizinkannya untuk membaca semua poin yang ada dalam berkas tersebut. Merasa mempercayainya, Ashley pun langsung menandatanganinya tanpa ragu, dan melihat itu membuat EL menarik berkas tersebut seraya tersenyum.
“Mulai besok, kau sudah boleh mulai bekerja, dan kau akan tinggal disini bersamaku. Kau akan mendapat bayaran sebesar 750 dollar.”
“750 dollar?” Ashley begitu tercengang ketika mendengar nominal yang akan ia dapatkan. “Itu artinya, aku bisa dengan cepat melunasi hutangku padamu.” Senyuman itu terukir di bibirnya.
"Sesuai perjanjian, setiap kali kau keluar, mau bertemu siapa pun itu, kau harus meminta izin dariku terlebih dulu. Jika kau melanggar, maka aku akan memotong gajimu.”
“Aku mengerti. Jika begitu, aku harus memberitahu kakakku, dan aku akan datang besok pagi. Terima kasih.” Imbuh Ashley dengan senyumannya seraya menjabat tangan EL. Kemudian, ia pun segera berlari meninggalkan villa tersebut.
Melihat reaksi tersebut, sungguh membuat EL terkejut seraya menggelengkan kepalanya. Ternyata gadis itu memiliki sisi lain yang menyenangkan, begitu lah fikirnya. Menyadari jika dirinya tersenyum pun membuat ia sendiri tak menyangka.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments